Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
KELAS R-10
UNIVERSITAS JAMBI
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................5
I. Responsibility Accounting.........................................................................................5
2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban..............................................................5
2.2 Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban................................................5
2.3 Pusat Pertanggungjawaban.......................................................................................7
2.4 Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban.....................................................................8
II. Quality Control........................................................................................................... 10
2.1 Pengertian Quality Control.......................................................................................10
2.2 Tujuan Metode Quality Control................................................................................11
2.3 Fungsi Quality Control dalam Perusahaan...............................................................11
2.4 Tugas Quality Control..............................................................................................12
2.5 Total Quality Control................................................................................................13
2.6 Keahlian yang dibutuhkan Quality Control...............................................................13
2.7 Tanggung Jawab dari Quality Control......................................................................13
III. Environmental Cost Management............................................................................14
2.1 Manajemen Biaya Lingkungan.................................................................................14
2.2 Manfaat Ekoefisiensi................................................................................................14
2.3 Model Biaya Kualitas Lingkungan............................................................................15
2.4 Membebankan Biaya Lingkungan............................................................................16
2.5 Penilaian Biaya Siklus Hidup...................................................................................18
2.6 Akuntansi Pertanggungjawaban Lingkungan Berbasis Strategi...............................19
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 20
3.2 Saran........................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 22
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
karunia-Nya sehingga makalah Akuntansi Manajemen Lanjutan ini bisa selesai tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari Penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui hal-hal
yang berhubungan dengan ‘’Responsibility Accounting, Quality Control And Environmental
Cost Management’’.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada Dosen Pengampu yang telah
membimbing dan memberi arahan kepada kami.
Kami sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh
karena itu kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.
Kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Quality control (pengendali mutu) banyak diperlukan atau dibutuhkan di
berbagai sektor industri, dari manufaktur mobil sampai produksi pangan.
Tergantung dari sektor industri dimana quality control tersebut bekerja, tugas
umum mereka memeriksa secara visual, bantuan teknologi modern atau
menguji produk secara manual sebelum, selama atau setelah proses produksi.
Quality control juga bertanggung jawab dalam menjalankan dan memantau
peralatan inspeksi, serta merekam dan menganalisis data kualitas suatu
produksi.
2
3. Apa yang dimaksud dengan Pusat Pertanggungjawaban?
3
10. Untuk mengetahui keahlian yang dibutuhkan quality control.
4
BAB II
PEMBAHASAN
I. Responsibility Accounting
5
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang
disusun berdasarkan struktur organisasi yang secara tegas memisahkan tugas,
wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing tingkat manajemen.
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran (role
setting) dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Dalam proses penyusunan anggaran
ditetapkan siapa yang akan berperan dalam melaksanakan sebagaian aktivitas pencapaian
sasaran perusahaan dan ditetapkan pula sumber daya yang disediakan bagi pemegang
peran tersebut untuk memungkinkannya melaksanakan perannya. Sumber daya yang
disediakan untuk memungkinkan manajer berperan dalam usaha pencapaian sasaran
perusahaan tersebut diukur dengan satuan moneter standar yang berupa informasi
akuntansi.
6
memberikan peran bagi setiap manajer untuk merencanakan pendapatan dan/atau biaya
yang menjadi tanggungjawabnya, dan kemudian menyajikan informasi realisasi
pendapatan dan/atau biaya tersebut menurut manajer yang bertanggungjawab
mencerminkan skor (score) yang dibuat oleh setiap manajer dalam menggunakan
berbagai sumber daya untuk melaksankan peran manajer tersebut dalam mencapai sasaran
perusahaan.
Motivasi adalah proses prakarsa dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan
bertujuan. Permotivasi adalah sesuatu yang digunakan untuk mendorong timbulnya
prakarsa seseorang untuk melaksanakan tindakan secara sadar dan bertujuan. Dalam
sistem penghargaan perusahaan,informasi akuntansi merupakan bagian yang penting,
maka informasi akuntansi ini akan berdampak terhadap motivasi manajer melalui dua
jalur berikut ini:
7
dengan pertanggungjawabkan pelaksanaan wewenang disebut dengan
informasi akuntansi pertanggungjawaban.
Pusat biaya merupakan segmen atau subdivisi dari suatu organisasi dimana
manajernya hanya bertanggungjawab terhadap segala pengeluaran pada segmen tersebut.
Pusat biaya merupakan pusat pertanggungjawaban yang mengolah masukan (input) yang
diukur dalam nilai uang namun output tidak diukur dengan cara yang sama. Berdasarkan
8
hubungan masukan dan keluaran, pusat biaya dapat dibagi atas pusat biaya tekhnik
(engineered cost center) dan pusat biaya kebijakan (discreationary cost center).
Pusat biaya tekhnik adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya dapat ditentukan
dengan pasti karena biaya tersebut berhubungan erat dengan volume kegiatan pusat biaya
tersebut.Salah satu contoh pusat biaya tekhnik adalah departemen produksi dan
departemen pengiriman. Jika keluaran dinaikkan jumlahnya akan menyebabkan
bertambahnya jumlah masukan (biaya produksi) departemen tersebut. Prestasi manajer
pusat biaya tekhnik diukur berdasarkan kemampuan mempertahankan efisiensi kerja.
Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak
mempunyai hubungan yang erat dengan volume kegiatan pusat biaya tersebut.Jumlah
biaya yang “tepat” untuk kegiatan pusat biaya kebijakan ditentukan berdasarkan
kebijakan manajemen.Salah satu contoh dari pusat biaya ini adalah departemen akuntansi,
personalia, dan bagian penelitian pengembangan. Tujuan dari pusat biaya kebijakan
bukanlah untuk meminimumkan jumlah pengeluaran,tetapi untuk mengusahakan
bagaimana menggunakan dana yang dianggarakandengan cara yang seefektif mungkin.
Itulah sebabnya pusat biaya ini tidak dapat diukur prestasi manajernya dari sudut
efisiensi.
Pusat laba adalah suatu pusat pertanggungajawaban dalam suatu organisasi yang
kinerja manajemennya dinilai atas dasar selisih pendapatan dengan biaya dalam pusat
pertanggungjawaban tersebut. Adapun yang menjadi perhatian dalam pusat
pertanggungjawaban ini adalah besar laba yang diperoleh, yaitu dengan membandingkan
biaya sebagai input dengan pendapatan sebagai output.
Contoh: Unit bisnis sebagai pusat laba biasanya ditetapkan pada perusahaan yang
menghasilkan lebih dari satu macam produk atau jasa. Dalam hal ini manajer divisi
9
bertanggung jawab untuk mengendalikan atas pengembangan produk, proses produksi,
dan strategi pemasaran.Para manajer tersebut berperan untuk mempengaruhi pendapatan
dan beban sedemikian rupa sehingga dapat dianggap bertanggung jawab atas “laba
bersih”.
Total Asset
Estimasi biaya membantu manajemen untuk memprediksi berapa besarnya biaya pada
level aktivitas yang direncanakan termasuk menyusun perencanaan kegiatan dan
menyusun anggaran.
10
dijual ke pasar eksternal. Seseorang yang bertugas untuk mengawasi
(inspektur) akan diberikan daftar dan deskripsi kecacatan-kecacatan dari
produk cacat yang tidak dapat diterima (tidak dapat dirilis), contohnya seperti
keretak atau kecacatan permukaan. Kualitas dari output akan beresiko
mengalami kecacatan jika salah satu dari tiga aspek tersebut tidak tercukupi.
Tujuan quality control adalah agar tidak terjadi barang yang tidak sesuai
dengan standar mutu yang diinginkan (second quality) terus-menerus dan bisa
mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga konsumen merasa
puas dan perusahaan tidak rugi.
Tujuan Pengusaha menjalankan QC adalah untuk menperoleh keuntungan
dengan cara yang fleksibel dan untuk menjamin agar pelanggan merasa puas,
investasi bisa kembali, serta perusahaan mendapat keuntungan untuk jangka
panjang. Bagian pemasaran dan bagian produksi tidak perlu melaksanakan,
tetapi perlu kelancaran dengan memanfaatkan data, penelitian dan testing
dengan analisa statistik dari bagian QC yang disampaikan kepada pihak
produksi untuk mengetahui bagaimana hasil kerjanya sebagai langkah untuk
perbaikan. Saat pelaksanaan pengujian QC dan testing bila ditemukan
beberapa masalah khusus, perlu dibuat suatu study agar dapat digunakan
untuk mengatasi masalah di bagian produksi tersebut.
11
Di samping tersebut di atas tugas bagian QC yaitu jika terjadi komplain,
mengadakan cek ulang dan menyatakan kebenaran untuk bisa diterima secara
terpisah lalu dilaporkan kepada departemen terkait untuk perbaikan proses
selanjutnya. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengendalian biaya (Cost Control). Tujuannya adalah agar produk yang dihasilkan
memberikan harga yang bersaing (Competitive price).
12
suatu aplikasi yang strategis dalam menjamin konsistensi kesepakatan dengan
pelanggan.
TQC (Total Quality Control) adalah sistem manajemen yang dinamis yang
mengikuti sertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan
teknik pengendalian kualitas untuk tercapainya kepuasan pelanggan dan yang
13
mengerjakannya. Dasar Total Quality Control adalahmentalitas, kecakapan
dan manajemen partisipatif dengan sikap mental yang mengutamakan kualitas
kerja. Mentalitas adalah kesediaan bekerja sungguh-sungguh, jujur dan
bertanggung jawab melaksanakan pekerjaannya.
2. Bertanggung jawab untuk memperoleh kualitas dalam produk dan jasa perusahaannya.
3. Tugas utama Quality Control tetap sama di semua industri Namun, metode untuk
menentukan kualitas suatu produk bervariasi setiap perusahaan.
5. Dalam industri mekanik QC menjamin kualitas setiap bagian secara individual. Demikian
juga, untuk setiap industri metode ini bervariasi setiap produk.
9. Bertanggung jawab untuk dokumentasi inspeksi dan tes yang dilakukan pada produk dari
sebuah perusahaan.
10. QC harus memastikan produk dari standar perusahaan memenuhi mutu ISO seperti 9001,
ISO 9002 dll.
14
11. Menjaga checklist proses inspeksi dan protokol yang digunakan dalam suatu perusahaan.
12. Bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalah dan isu-isu mengenai kualitas produk
dan juga harus membuat rekomendasi kepada otoritas yang lebih tinggi.
13. Membuat analisis catatan sejarah perangkat dan dokumentasi produk sebelumnya untuk
referensi di masa mendatang.
4. Keuntungan sosial yang signifikan sehingga citra perusahaan menjadi lebih baik.
15
Biaya lingkungan dapat merupakan persentase yang signifikan dari biaya
operasional total. Melalui manajemen yang efektif, banyak dari biaya-biaya
ini yang dapat dikurangi atau dihapuskan. Untuk melakukannya, diperlukan
informasi biaya lingkungan yang menuntut manajemen untuk mendefinisikan,
mengukur, mengklasifikasikan, dan membebankan biaya lingkungan kepada
proses, produk danobjek biaya lainnya. Biaya lingkungan dilaporkan sebagai
sebuah kelompok terpisah agar manajer dapat melihat pengaruhnya terhadap
profotabilitas perusahaan.
16
pemeliharaan peralatan, daur ulang sisa bahan, dll.
1. Biaya kegagalan eksternal yang direalisasi (realized external failure cost), yaitu
biaya yang dialami dan dibayar oleh perusahaan. Contoh: biaya membersihkan
danau/tanah yang tercemar atau minyak yang tumpah, penyelesaian klaim
kecelakaan pribadi, hilangnya penjualan karena reputasi lingkungan yang buruk,
dll.
17
2.4 Membebankan Biaya Lingkungan
- Biaya lingkungan penuh (full environmental costing) adalah pembebanan semua biaya
lingkungan, baik yang bersifat privat maupun sosial, ke produk. Biaya penuh
memerlukan pengumpulan data dari pihak di luar perusahaan.
- Biaya privat penuh (full private costing) adalah pembebanan biaya privat ke produk
individual. Biaya lingkungan yang disebabkan oleh proses internal perusahaan
dibebankan ke produk. Biaya privat menggunakan data yang dihasilkan di dalam
perusahaan.
18
- Penghitungan berbasis aktivitas membebankan biaya ke aktivitas lingkungan dan
kemudian menghitung tingkat/tarif aktivitas. Tingkat ini digunakan untuk
membebankan biaya lingkungan ke produk berdasarkan penggunaan aktivitas. Untuk
perusahaan yang menghasilkan beragam produk, pendekatan berbasis aktivitas lebih
tepat digunakan.
Siklus hidup suatu produk meliputi: (1) ekstraksi sumber daya, (2)
pembuatan produk, (3) penggunaan produk, serta (4) daur ulang dan
pembuangan. Pengemasan produk merupakan bagiansiklus hidup produk yang
sering tidak disebutkan. Sudut pandang siklus hidup semacam ini
menggabungkan sudut pandang pemasok, produsen dan pelanggan. Penilaian
biaya siklus hidup merupakan bagian mendasar dari penilaian siklus hidup.
Penilaian biaya siklus hidup membebankan biaya ke dampak lingkungan dari
beberapa desain produk. Biaya ini adalah fungsi dari penggunaan bahan baku,
energi yang dikonsumsi, dan pelepasan ke lingkungan yang berasal dari
manufaktur produk.
2. Analisis dampak (impact analysis): menilai pengaruh lingkungan dari beberapa desain
dan memberikan peringkat relatif/penilaian biaya dari pengaruh-pengaruh tersebut.
20
keputusan ekoefisien yang dibuat, maka total biaya lingkungan harus terhapus
bersamaan dengan perbaikan kinerja lingkungan. Hal ini bisa diukur dengan
menggunakan tren biaya lingkungan tak bernilai tambah dan tren total biaya
lingkungan, yaitu dengan: (1) mempersiapkan laporan biaya lingkungan yang
tak bernilai tambah dari periode berjalan dan membandingkannya dengan
periode sebelumnya, atau (2) menghitung biya lingkungan total sebagai
persentase penjualan dan menelusuri nilai ini selama beberapa periode.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
21
Untuk tujuan ini, mereka mempekerjakan staf quality control dalam organisasi
tersebut. Tugas seorang quality control adalah meneliti produk dan proses
produksi perusahaan untuk memperoleh standar kualitas yang diperlukan.
Tugas quality control mencakup monitoring, uji-tes dan memeriksa semua
proses produksi yang terlibat dalam produksi suatu produk. Dia harus
memastikan standar kualitas dipenuhi oleh setiap komponen dari produk atau
layanan yang disediakan oleh perusahaan.
3.2 Saran
Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama dan kami juga
membuat makalah ini dari berbagai sumber dan referensi. Jadi, apabila
pembaca menemukan kesalahan terhadap makalah ini, maka kami sarankan
untuk mencari referensi makalah yang lebih baik dan meninggalkan saran
untuk kami agar untuk kedepannya kami bisa membuat makalah lebih baik
lagi.
22
DAFTAR PUSTAKA
Garisson, Ray H, Eric W Noreen dan Peter C Brewer. 2006. Managerial Accounting. Jakarta:
Salemba Empat.
http://kanaripermata.blogspot.com/2016/11/makalah-akuntansi-pertanggungjawaban.html?
m=1 (diakses tanggal 07 November 2020).
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310001/pendidikan/Modul+Akuntansi+Manajemen+200
7.pdf (diakses tanggal 07 November 2020).
23
24