Anda di halaman 1dari 7

MENGIDENTIFIKASI DAMPAK YANG TERJADI AKIBAT

PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA LANSIA


Tugas mata kuliyah keperawatan gerontik II

Oleh : MUKAHAR
202002030140

MAHASISWA ALIH JENJANG UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN 2021
PENGERTIAN

Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.


Menua merupakan proses alami yang terjadi di sepanjang kehidupan manusia
yaitu dengan melalui tiga tahap kehidupan, mulai dari anak, dewasa, dan tua
(Nugroho, 2008).
Usia Lanjut Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan
fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Umur yang
dijadikan patokan sebagai lanjut usia berbeda-beda, umumnya berkisar antara 60-
65 tahun. Adapun menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) mencatat ada 4
tahapan mengenai batasan umur yaitu, usia pertengahan (middle age) usia antara
45-59 tahun, lanjut usia (elderly) usia antara 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) usia
antara 75-90 tahun, sedangkan usia sangat tua (very old) usia diatas 90 tahun.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa di sebut lanjut usia adalah seseorang yang
telah berumur 65 tahun keatas (Mubarak, 2006).
Batasan umur lanjut usia di Indonesia adalah 60 tahun keatas, hal ini di
pertegas dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahterahan
lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 (Nugroho, 2008). 2.
Proses Menua Menurut Constantindes dalam Nugroho, (2008) mengatakan
bahwa proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaikinya kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan
proses yang terus-menerus secara alamiah dimulai sejak lahir dan setiap individu
tidak sama cepatnya. Menua bukan status penyakit tetapi merupakan proses
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
maupun dari luar tubuh.
Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan
terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan
stuktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif seperti, hipertensi,
aterosklerosis, diabetes militus dan kanker yang akan menyebabkan kita
menghadapi akhir hidup dengan episode terminal yang dramatik seperti strok,
infark miokard, koma asidosis, metastasis kanker dan sebagainya (Martono &
Darmojo, 2004).

Data pembangunan nasional 2012 menunjukkan bahwa jumlah lanjut usia


di Indonesia pada tahun 2010 adalah 23.992 jiwa dan diperkirakan pada tahun
2020 jumlah lanjut usia akan mengalami peningkatan sekitar 28.882 jiwa. DI
Yogyakarta tahun 2012 tercatat sebanyak 44.425 orang atau sekitar 9,7 persen dari
total penduduk. Jumlah tersebut diprediksi akan terus meningkat setiap tahun
karena tingkat harapan hidup di DI Yogyakarta
tergolong tinggi.
Menurut Stanley dan Patricia (2002) beberapa teori tentang penuaan
dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu:
a. Teori Biologis, yaitu teori yang mencoba untuk menjelaskan proses fisik
penuaan, termasuk perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang
usia dan kematian.perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan
molekular dan seluler dalam sistem organ utama dan kemampuan untuk
berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit.
1). Teori Genetika Teori sebab akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama
dipengaruhi oleh pembentukan gen dan dampak lingkungan pada
pembentukan kode etik. Penuaan adalah suatu proses yang secara tidak
sadar di wariskan yang berjalan dari waktu mengubah sel atau struktur
jaringan. Dengan kata lain, perubahan rentang hidup dan panjang usia
telah ditentukan sebelumnya.
2). Teori dipakai dan rusak Teori ini terjadi karena kelebihan usaha dan stress
yang menyebabkan selsel tubuh menjadi lelah (pemakaian). Pada teori ini
juga dapat terjadinya peningkatan jumlah kolagen dalam tubuh lansia,
tidak adanya perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan gizi
(Maryam, 2008). Sedangkan menurut Leuckenotte (2000), menjelaskan
bahwa teori ini pada dasarnya mencerminkan keyakinan bahwa organ-
organ dan jaringan memiliki jumlah energi yang tersedia dan pada
akhirnya energi itu diberikan untuk di keluarkan.
3). Riwayat Lingkungan Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkungan
(misalnya, karsinogen dari industri cahaya matahari, trauma dan infeksi)
dapat membawa perubahan dalam proses penuaan. Walaupun faktor-faktor
ini diketahui dapat mempercepat penuaan, dampak dari lingkungan lebih
merupakan dampak sekunder dan bukan merupakan faktor utama dalam
penuaan.
4). Teori Imunitas Teori ini menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem
imun yang berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bartamdah
tua,pertahanan mereka lebih rentan untuk menderita berbagai penyakit
seperti kanker dan infeksi. Seiring dengan berkurangnya fungsi imun,
terjadilah peningkatan dalam respon autoimun tubuh.
5). Teori Neuroendokrin Teori-teori biologi penuaan, berhubungan dengan
hal-hal seperti yang telah terjadi pad struktur dan sel.
b. Teori psikologis, teori ini memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan
prilaku yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi biologi
pada kerusakan anatomis. Perubahan sosiolgis dikombinasikan dengan
perubahan psikologis.
1). Teori Kepribadian Kepribadian manusia adalah suatu wilayah pertumbuhan
yang subur dalam tahun-tahun akhir kehidupannya dan telah merangsang
penelitian yang pantas di pertimbangkan. Teori kepribadian menyebutkan
aspekaspek pertumbuhan psikologis tanpa menggambarkan harapan atau
tugas spesifik lansia.
2). Teori Tugas perkembangan Erickson menguraikan tugas utama lansia
adalah mampu melihat kehidupan seseorang sebagai kehidupan yang di
jalani dengan integritas. Dengan kondisi tidak adanya pencapaian pada
perasaan bahwa ia telah menikmati kehidupan yang baik, maka lansia
tersebut beresiko untuk disibukkan denagn rasa penyesalan atau putus asa.
3). Teori Disengagement (Teori Pembebasan) Yaitu suatu proses yang
menggambarkan penarikan diri oleh lansia dari peran bermasyarakat dan
tanggung jawabnya. Seperti kemiskinan yang diderita oleh lansia dan
menurunnya derajat kesehatan yang mengakibatkan seorang lansia secara
perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan di sekitarnya.
4). Teori Aktifitas Lawan langsung dari teori pembebasan adalah teori aktifitas
penuaan, yang berpandapat bahwa jalan menuju panuaan yang sukses
adalah dengan cara tetap aktif.
5). Teori Kontinuitas Teori ini juga dikenal dengan teori perkembangan. Teori
ini menekankan pada kemampuan koping individu sebelumnya dan
kepribadian sebagai dasar untuk memprediksi bagaimana seseorang akan
dapat menyesuaikan diri terhadap penuaan.
3. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
Persepsi kesehatan dapat menentukan kualitas hidup. Pemahaman persepsi
lansia tentang status kesehatan esensial untuk pengkajian yang akurat dan
untuk pengembangan intervensi yang relevan secara klinis. Konsep lansia
tentang kesehatan umumnya bergantung pada persepsi pribadi terhadap
kemampuan fungsional. Karna itu, lansia yang terlibat dalam aktifitas
kehidupan sehari-hari biasanya menganggap dirinya sehat, sedangkan mereka
yang aktifitasnya terbatas karena kerusakan fisik, emosional atau sosial
mungkin merasa dirinya sakit (Potter, 2005).
Perubahan fisiologis bervariasi pada setiap lansia, perubahan fisiologis
umum yang diantisipasi pada lansia. Perubahan fisiologis ini bukan proses
patologi. Perubahan ini terjadi pada semua orang tetapi pada kecepatan yang
berbeda dan bergantung keadaan dalam kehidupan.
Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia yang dipengaruhi oleh
faktor kejiwaan sosial, ekonomi dan medik. Perubahan tersebut akan terlihat
dalam jaringan dan organ tubuh seperti kulit menjadi kering dan keriput,
rambut beruban dan rontok, penglihatan menurun sebagian atau menyeluruh,
pendengaran berkurang, indra perasa menurun, daya penciuman berkurang,
tinggi badan menyusut karena proses osteoporosis yang berakibat pada
perubahan badan menjadi bungkuk, tulang menjadi keropos, masa dan
kekuatannya berkurang dan mudah patah, elastisitas paru berkurang, nafas
menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ didalam perut, dinding
pembuluh darah menebal dan menjadi tekanan darah tinggi otot jantung
bekerja tidak efisien, adanya penurunan organ reproduksi, terutama pada
wanita, otak menyusut dan reaksi menjadi lambat terutama pada pria, serta
seksualitas tidak terlalu menurun.

1. Dampak yang terjadi akibat perubahan fisiologis pada lansia


a) beradaptasi terhadap masa pensiun dan penurunan pendapatan dan
beradaptasi terhadap kehilangan pasangan hidup
Rasionalnya :
- Berduka
- Menarik diri
- Perubahan status sosial dan fisik
b) berkurangnya kemampuan adaptasi atau penyesuaian diri terhadap diri
sendiri, orang lain, masyarakat serta lingkungan.
Rasionalnya :
- mengikuti kegiatan sosial
- Beribadah
c) Menurunnya fungsi panca indera
Penglihatan
Perubahan penglihatan mempengaruhi pemenuhan aktivitas sehari-hari.
Perubahan penglihatan dan fungsi mata yang dianggap normal; dalam
proses penuaan termasuk penurunan kemampuan untuk melakukan
akomodasi, kontriksi pupil akibat penuaan dan perubahan warna serta
kekeruhan lensa mata (katarak).
Rasional : Menurunkan resiko jatuh atau cedera ketika langkah
sempoyongan atau tidak mempunyai keterampilan koping
untuk kerusakan penglihatan.
Pendengaran
Penurunan pendengaran berupa perubahan dalam persepsi pendengaran
adanya suara berdenging ditelinga (tinnitus), nyeri pada satu atau kedua
telinga, perubahan kemampuan untuk mendengar suara frekuensi tinggi,
menarik diri, ansietas, respons tidak sesuai dalam percakapan dan bukti-
bukti klinis tentang pendengaran.
Perabaan
Menurunnya fungsi peraba menyebabkan lanjut usia tidak sensitive
terhadap sentuhan.
Pengecapan
Penurunan fungsi pengecap pada lidah menyebabkan kepekaan terhadap
rasa menurun dengan akibat berkurangnya nafsu makan dan
bertambahnya kecenderungan lanjut usia untuk menambah bumbu seperti
garam, gula, dan lain-lain pada makananya.
Penciuman
Penurunan fungsi penciuman mengurangi pula nafsu dan selera makan
para lanjut usia

Anda mungkin juga menyukai