Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA AGREGAT REMAJA DALAM KOMUNITAS

OLEH

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT, pencipta alam semesta, tidak lupa
sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw. karena atas rahmat
dan karunia Allah tugas ini dapat kami selesaikan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada teman–teman semua yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Demikianlah makalah ini kami susun.Dengan harapan dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, semua krtik dan saran senantiasa kami harapkan untuk kesempurnaan makalah
ini agar menjadi lebih baik.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa di mana individu yang sedang mencari identitas
dirinya. Namun, jika remaja tidak dapat menyelesaikan tugas perkembangannya dengan
baik maka akan membuat remaja merasa kebingungan akan perannya. Saat masa inilah
remaja sangat rentan mengalami masalah-masalah yang berhubungan dengan
kehidupan sosial dan kesehatan. Terdapat berbagai masalah kesehatan di usia remaja
yang saat ini marak terjadi di komunitas masyarakat (Wong, 2008), yaitu merokok,
kehamilan remaja, penularan penyakit menular seksual, dan penyalahgunaan zat. Hal-
hal tersebut bisa diatasi dengan melakukan berbagai macam pencegahan. Perawat
berperan dalam menanggulangi permasalahan-permasalahn tersebut sesuai tingkatan
pencegahan baik pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
Prevalensi merokok di Indonesia sangat tinggi di berbagai lapisan masyarakat,
terutama pada laki-laki mulai dari anak-anak, remaja, dewasa.Kecenderungan merokok
terus meningkat dari tahun ke tahun baik pada laki-laki dan perempuan, hal ini
mengkhawatirkan kita semua.Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan
Riskesdas menunjukkan bahwa prevalensi merokok untuk semua kelompok umur
mengalami kelonjakan. Berdasarkan data Susenas tahun 1995, 2001, 2004 dan data
Riskesdas tahun 2007 dan 2010 prevalensi perokok 16 kali lebih tinggi pada laki-laki
(65,85%) dibandingkan perempuan (4,2%). Hampir 80% perokok mulai merokok pada
usianya belum mencapai 19 tahun.Umumnya orang mulai merokok sejak muda dan
tidak tahu resiko mengenai bahaya adiktif rokok.
Trend usia merokok meningkat pada usia remaja, yaitu pada sekelompok umur
10-14 tahun dan 15-19 tahun. Hasil Riskesdas pada tahun 2007,2010 dan 2013
menunjukkan bahwa usia merokok pertama kali paling tinggi adalah pada kelompok
umur 15-19 tahun.
Global Youth Tobacco Survey (GYTS) menyatakan Indonesia sebagai negara
dengan angka perokok remaja tertinggi di dunia. Selain itu, usia pertama kali mencoba
merokok berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin berdasarkan GYTS 2014,
dimana sebagian besar laki-laki pertama kali merokok pada umur 12-13 tahun, dan
sebagian besar perempuan pertama kali mencoba merokok pada umur ≤ 7 tahun dan
14-15 tahun.
Berdasarkan data survey dari GYTS tahun 2014 dari total remaja yang di survey
ditemukan 19,4% remaja pengisap tembakau selama 30 hari terakhir. Pada remaja yang
disurvei tersebut didapatkan 35,3% remaja laki-laki dan 3,4% remaja perempuan.
Sementara itu dari total remaja yang disurvei didapatkan 18,3% remaja peghisap rokok
selama 30 hari terakhir, sebanyak 33,9% pada ramaja lakilaki dan 2,5% pada remaja
perempuan. Sedangkan dari total remaja yang di survey ditemukan 2,1% remaja
penghisap rokok elektrik selama 30 hari terakhir, dan hal ini terjadi pada 3% remaja laki-
laki dan 1,1% remaja perempuan. Kemudian didapatkan total remaja yang disurvei
sebanyak 32,1% pernah merokok walaupun 1-2 isapan, dan pada remaja tersebut
ditemukan 54,1% remaja lakilaki dan 9,1% remaja perempuan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi remaja

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.

Batasan usia remaja menurut WHO(2007) adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika pada

usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa dan bukan lagi

remaja. Sebaliknya jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada

orang tua (tidak mandiri), maka tetap dimasukkan ke dalam kelompok remaja.

Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada diantara fase anak dan
dewasa yag ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif dan emosi. Untuk
mendeskripsikan remaja dari waktu ke waktu memang berubah sesuai perkembangan
zaman. Ditinjau dari segi pubertas, 100 tahun terakhir usia remaja putri mendapatkan
haid pertama semakin berkurang dari 17,5 tahun menjadi 12 tahun, demikina pula
remaja pria. Kebanyakan orang menggolongkan remaja dari usia 12 tahun – 24 tahun
dan beberapa literature yang menyebutkan 15 -24 tahun. Hal yang terpenting adalah
seseorang mengalami perubahan pesat dalam hidupnya di berbagai aspek [CITATION
Eff09 \l 1033 ]

B. Perubahan yang terjadi pada masa remaja

Menurut[ CITATION Tim10 \l 1033 ], Perubahan dan perkembangan yang terjadi pada
masa remaja antara lain:
1. Perubahan Fisik
Perubahan fisik dan psikologis remaja oleh adanya perubahan
hormonal.Hormone yang dihasilkan oleh kelnjar endokrin yang dikontrol oleh
sususnan saraf pusat, khususnya hipotalamus. Beberapa jenis hormone yang
berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan adalah hormon pertumbuhan
(Growth hormone), hormone gonadotropik, esterogen , progesterone serta
testosterone.

a. Percepatan berat badan dan tinggi badan


Selama 1 tahun pertumbuhan tinggi badan laki-laki dan perempuan rata-rata
meningkat 3,5- 4,1 inchi. Berat badan juga meningkat karena ada perubahan
otot pada laki-laki dan penambahan lemak pada perempuan.

b. Perkembangan karakteristik seks sekunder


Karakteristik sekunder pada perempuan meliputi pertumbuhan bulu rambut
pada pubis, pertumbuhan rambut di ketiak, serta menarche atau menstruasi
pertama.
Sedangkan pada laki-laki terjadi pertumbuhan penis, pembesaran skrotum,
perubahan suara, pertumbuhan kumis dan jenggot, meningkatnya timbunan
lemak, dan meningkatnya aktivitas kelenjar sehingga menimbulkan jerawat.

c. Perubahan bentuk tubuh


Pada laki-laki terjadi perubahan bentuk tubuh seperti bentuk dada yang
membesar dan membidang, serta jakun lebih menonjol. Sedangkan pada
perempuan, pinggul dan payudara membesar, serta keadaan putting susu yang
lebih menonjol.

d. Perkembangan otak
Pada masa remaja awal sampai akhir, otak nelum sepenuhnya berkembang
secara sempurna, sehingga pada masa ini kemampuan pengendalian emosi dan
mental masih belum stabil.

2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang
ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam
tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini,
idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha
memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir
para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat
membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat
atau hasilnya.Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang
sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan.

3. Perkembang Psikososial
Masa remaja merupakan masa transisi emosional, yang ditandai dengan
perubahan dalam cara melihat diriny sendiri. Sebagai remaja dewasa, intelektual
dan kognitif juga mengalami perubahan, yaitu dengan merasa alebih dari yang lain,
cenderung bekerja secara lebih kompleks dan abstrak, serta lebih tertarik untuk
memahami kepribadian mereka sendiri dan berprilaku menurut cara mereka.
Transisional social yang dialami oleh remaja ditunjukkan dengan adanya
perubahan hubungan social.Salah satu hal yang pernting dalan perubahan social
pada remaja adalah meningkatnya waktu untuk berhubungan dengan rekan-rekan
mereka, serta lebih intens dan akrab dengan lawan jenis.

C. Penyimpangan Perilakupada Remaja


1. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah perilaku yang melampaui batas toleransi orang lain
dan lingkungannya. Tindakan ini dapat merupakan perbuatan yang melanggar hak
azasi manusia sampai melanggar hukum.[ CITATION Tim10 \l 1033 ]

Berdasarkan bentuknya,Sartono (1985)membagi kenakalan remaja ke dalam


tingkatan sebagai berikut:

a. Kenakalan biasa, seperti berkelahi, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa
pamit dan berkelahi dengan teman.
b. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan, seperti:
mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin, mencuri
dan kebut-kebutan.
c. Kenakalan khusus, seperti penyalahgunaan obat, hubungan seks di luar nikah,
pemerkosaan, kasus pembunuhan dan menggugurkan kandungan.

2. Penyimpangan PerilakuSeksual
Menurut Depkes (2010), mengartikan perilaku seksual sebagai tingkah laku

yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun dengan

sesama jenis.Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari

perasaan tertarik, berkencan, bercumbu dan bersenggama.Objek seksualnya dapat

berupa orang( baik sejenis maupun lawan jenis), orang dalam khayalan atau diri

sendiri.

Istilah penyimpangan seksual (sexual deviation) sering disebut juga dengan


abnormalitas seksual (sexual abnormality), ketidak wajaran seksual (sexual
perversion), dan kejahatan seksual (sexual harassment).Penyimpangan seksual
(deviasi seksual) bisa didefinisikan sebagai dorongan dan kepuasan seksual yang
ditunjukan kepada obyek seksual secara tidak wajar. 
MenurutJunaedi (2010), penyimpangan seksual kadang disertai dengan
ketidakwajaran seksual, yaitu perilaku atau fantasi seksual yang diarahkan pada
pencapaian orgasme lewat relasi diluar hubungan kelamin heteroseksual, dengan
jenis kelamin yang sama, atau dengan partner yang belum dewasa, dan
bertentangan dengan norma-norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang
bisa diterima secara umum.
Kalau menurut Abdullah (2008),Penyimpangan seksual adalah aktivitas
seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan
tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah
menggunakan obyek seks yang tidak wajar.
Sedangkan menurut Farhan (2002) yang dimaksud penyimpangan seksual
adalah pemenuhan nafsu biologis dengan cara dan bentuk yang menyimpang dari
syariat, fitrah dan akal sehat.

Ketidakwajaran seksual mencakup perilaku-perilaku seksual atau fantasi-


fantasi seksual yang diarahkan pada pencapaian orgasme lewat relasi di luar
hubungan kelamin heteroseksual, dengan jenis kelamin yang sama, atau dengan
partner yang belum dewasa, dan bertentangan dengan norma-norma tingkah laku
seksual dalam masyarakat yang bisa diterima secara umum.
Faktor-faktor penyebab penyimpangan seksual ini antara lain:

a. Meningkatnya libido seksualitas


Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual
(libido seksualitas) remaja.Peningkatan hasyrat seksual ini membutuhkan
penyaluran dalam bentuk tingkah laku seksual tertentu.
b. Penundaan usia perkawinan
Penyaluran itu tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan
usia perkawinan, baik secara hukum oleh karena adanya undang-undang
tentang perkawinan yang menetapkan batas usia menikah (sedikitnya 16 tahun
untuk wanita dan 19 tahun untuk pria), maupun karena norma sosial yang
makin lama makin menuntut persyaratan yang makin tinggi untuk perkawinan
(pendidikan, pekerjaan, persiapan mental, dan lain-lain).
c. Tabu-larangan
Tabu-tabu ini jadinya mempersulit komunikasi. Sulitnya komunikasi,
khususnya dengan orang tua, pada akhirnya akan menyebabkan perilaku
seksual yang tidak diharapkan.
d. Kurangnya informasi tentang seks
Pada umumnya mereka ini memasuki usia remaja tanpa pengetahuan
yang memadai tentang seks dan selama hubungan pacaran berlangsung
pengetahuan itu bukan saja tidak bertambah, akan tetapi malah bertambah
dengan informasi-informasi yang salah. Hal yang terakhir ini disebabkan orang
tua tabu membicarakan seks dengan anaknya dan hubungan orang tua-anak
sudah terlanjur jauh sehingga anak berpaling ke sumber-sumber lain yang
tidak akurat, khususnya teman.
e. Pergaulan yang makin bebas
Kebebasan pergaulan antar jenis kelamin pada remaja, kiranya dengan
mudah bisa disaksikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di kota-kota
besar. Di pihak lain, tidak dapat diingkari adanya kecenderungan pergaulan
yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat sebagai akhibat
berkembangnya peran dan pendidikan wanita sehingga kedudukan wanita
makin sejajar dengan pria [ CITATION Sar02 \l 1033 ].

Adapun macam-macam penyimpangan seksual, diantaranya:


a. Gangguan-gangguan pada tingkah laku seksual yang berlaku umum (tidak
khusus remaja), menurut Sarwono (2002)terdiri dari 4 kelompok besar yang
masing-masing terdiri dari beberapa subkelompok yaitu sebagai berikut:
1) Gangguan identitas jenis
Gambaran utama dari gangguan ini adalah ketidaksesuaian antara
alat kelamin dengan identitas jenis yang terdapat pada diri seseorang.Jadi
seorang yang beralat kelamin laki-laki merasa dirinya wanita, ataupun
sebaliknya. Identitas jenis yang menyimpang ini dinyatakan dalam
perbuatan (cara berpakaian, mainan kegemarannya), ucapan maupun
objek seksualnya:
a) Transeksualisme
Pada orang dewasa, gangguan identitas jenis ini dinamakan
transeksualisme.Minat seksual kaum transeksual ini biasanya adalah
yang sejenis kelamin (homoseksual, walaupun mereka tidak mau
disebut sebagai homoseks), tetapi juga yang melaporkan pernah
mengalami hubungan heteroseksual dan beberapa di antara mereka
dilaporkan aseksual (tidak berminat pada seks).

b) Gangguan identitas jenis masa kanak-kanak


Walaupun transeksualisme biasanya mulai timbul sejak masa
kanak-kanak, akan tetapi ada gangguan jenis yang hanya terjadi pada
masa kanak-kanak saja.

c) Gangguan identitas jenis tidak khas


Yaitu tidak sepenuhnya menunjukkan tanda-tanda
transeksualisme, akan tetapi ada perasaan-perasaan tertentu yang
menolak struktur anatomi dirinya seperti merasa tidak mempunyai
vagina atau vagina yang akan tumbuh menjadi penis (pada wanita),
atau merasa tidak punya penis atau jijik pada penisnya sendiri (pada
pria).
2) Parafilia
Adalah gangguan seksual karena pada penderita seringkali
menghayalkan perbuatan seksual yang tidak lazim, sehingga khayalan
tersebut menjadi kekuatan yang mendorong penderita untuk mencoba dan
melakukan aktivitas yang dikhayalkannya.

Dapat dilihat dari tiga kategori :


a) Dari cara penyaluran dorongan seksualnya:
 Masochisme : Mendapatkan kegairahan seksual melalui cara
dihina, dipukul atau penderitaan lainnya
 Sadisme : Mencapai kepuasan seksual dengan cara menimbulkan
penderitaan psikologik atau fisik (bisa berakhibat cidera ringan
sampai kematian) pada pasangan seksnya.
 Eksibitionisme : Mendapatkan kepuasan seks dengan
memperlihatkan alat kelaminnya kepada orang lain.
 Scoptophilia : Mendapatkan kepuasan seks dari melihat aktivitas
seksual.
 Voyeurisme : Mendapatkan kepuasan seks dengan melihat orang
telanjang.
 Transvestisme : Mendapatkan kepuasan seks dengan memakai
pakaian dari lawan jenisnya.
 Sodomi : Mendapatkan kepuasan seks dengan melakukan
hubungan seksual melalui anus
 Seksualoralisme : Mendapatkan kepuasan seks dari aplikasi
mulut pada genitilia partnernya

b) Dari orientasi atau sasaran seksual yang menyimpang


 Pedophilia : Seseorang dewasa mendapat kepuasan seks dari
hubungan dengan anak-anak.
 Bestiality : Mendapatkan kepuasan seks dari hubungan dengan
binatang
 Zoophilia : Mendapatkan kepuasan dengan melihat aktivitas
seksual dari binatang
 Necriphilia : Mendapatkan kepuasan seks dengan melihat mayat,
coitus dengan mayat.
 Pornography : Mendapatkan kepuasan seks dengan melihat
gambar porno lebih terpenuhi dibandingkan dengan hubungan
seksual yang normal.
 Fetishisme : Pemenuhan dorongan seksual melalui pakaian
dalam lawan jenis.
 Frottage : Mendapatkan kepuasan seks dengan meraba orang
yang disenangi dan biasanya orang tersebut tidak
mengetahuinya.
 Incest : Hubungan seksual yang dilakukan antara dua orang yang
masih satu darah.
 Mysophilia, coprophilia dan Urophilia : Senang pada kotoran,
faeces dan urine.
 Masturbasi : Mendapatkan kepuasan seks dengan merangsang
genitalnya sendiri.

c) Dilihat dari tingkat penyimpangan, keinginan, dan kekuatan dorongan


seksual :
 Nymphomania : Seorang wanita yang mempunyai keinginan seks
yang luar biasa atau yang harus terpenuhi tanpa melihat
akibatnya.
 Satriasis : Keinginan seksual yang luar biasa dari seorang lelaki.
 Promiscuity dan prostitusi : Mengadakan hubungan seksual
dengan banyak orang.
 Perkosaan : Mendapatkan kepuasan seksual dengan cara paksa.

3) Disfungsi Psikoseksual
a) Gambaran utama dari Disfungsi Psikoseksual adalah terdapat
hambatan pada perubahan psikofisiologik yang biasanya terjadi pada
orang yang sedang bergairah seksual.
 Hambatan selera seksual
Sukar atau tidak bis timbul minat seksual sama sekali
secara menetap dan meresap.
 Hambatan gairah seksual
Pada laki-laki: gagal sebagian atau seluruhnya untuk
mencapai atau mempertahankan ereksi sampai akhir aktivitas
seksual (impotensia).
Pada wanita: gagal sebagai atau seluruhnya untuk
mencapai atau mempertahankan pelumasan dan pembengkakan
vagina (yang merupakan respons gairah seksual wanita) sehingga
akhir dari aktivitas seksual (frigiditas).
 Hambatan orgasme wanita
Berulang-ulang atau menetap tidak terjadi orgasme pada
wanita setelah terjadi gairah seksual yang lazim selama aktivitas
seksual.

 Hambatan orgasme pria


Berulang-ulang atau menetap tidak terjadi ejakulasi atau
terlambat berejakulasi setelah terjadi fase gairah seksual yang
lazim selama aktivitas seksual.

 Ejakulasi prematur
Secara berulang-ulang dan menetap terjadi ejakulasi
sebelum dikehendaki karena tidak adanya pengendalian yang
wajar terhadap ejakulasi selama aktivitas seksual.
 Dispareunia fungsional
Rasa nyeri yang berulang dan menetap pada alat kelamin
sewaktu senggama, baik pada pria maupun wanita.
 Vagina fungsional
Ketegangan otot vagina yang tidak terkendali sehingga
mengalami senggama.

4) Ganguan seksual pada remaja


Seringkali dijumpai gangguan seksual pada masa remaja seperti
ejakulasi dini atau impotensi, bisa juga dijumpai adanya hambatan selera
seksual dan hambatan gairah seksual.Libido seksual yang rendah dan
kecemasan yang berkaitan dengan seks seperti vaginismus. 
Namun sebagian dari gangguan tersebut belum bersifat permanen
melainkan bersifat situasional dan belum bisa dikategorikan sebagai
kelainan.Hal ini disebabkan kecemasan dan perasaan bersalah yang
begitu kuat, sehingga bisa menghambat dorongan seksual karena status
yang belum membolehkan untuk melakukan hubungan seksual.
Adapun akibat dari perilaku seksual menyimpang:
1. Akibat dari meningkatnya aktivitas seksual pada remaja yang tidak diimbangi
dengan alat kontrasepsi diantaranya adalah kehamilan remaja atau pranikah
sehingga banyak remaja yang melakukan tindakan aborsi (pengguguran
kandungan) dengan cara meminum ramuan atau jamu, memijat peranakannya
atau mencoba mengeluarkan janin dengan cara bantuan dukun atau meminum
obat-obatan yang diberikan dokter atau bidan. Cara tersebut bisa
mengakhibatkan perdarahan, infeksi sehingga kematian si calon ibu. Sedangkan
pada janin mengalami kecacatan mental maupun fisikdalam masa
pertumbuhannya (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi
BKKBN, 2001).
2. Salah satu akibat yang ditimbulkan dari aktivitas seksual yang tidak sehat adalah
penyakit menular seksual (PMS). Penyakit ini disebut juga venereal, berasal dari
kata venus, yaitu Dewi Cinta dari Romawi kuno. Penularan penyakit ini biasanya
terjadi karena seringnya seseorang melakukan hubungan seksual dengan
berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan hubungan seksual
dengan seseorang yang sebelumyan telah terjangkit salah satu penyakit ini.
Penyakit seksual ini sangat berbahaya. Pengobatan untuk setiap jenis penyakit
berbeda-beda, beberapa diantaranya tidak dapat disembuhkan [ CITATION
Dia06 \l 1033 ].
3. Sebagai konsekuensi logis dari perilaku seks menyimpang adalah munculnya
berbagai penyakit kelamin (veneral diseases, VD), atau penyakit akibat
hubungan seksual (sexually transmitted diseases, STD). Berbagai penyakit
kelamin yang kini dikenal di dunia kedokteran adalah: sifilis, gonore, herpes
simplex, limprogranuloma akuminata venerium, granuloma inguinale,
trikomonas, kondiloma akuminata, dan AIDS.
4. Dari berbagai penyakit itu yang paling terkenal, paling berbahaya dan paling
banyak diderita oleh pelaku seks bebas (termasuk pelaku seks menyimpang
seperti homoseks, seks anal, dan sebagainya) adalah: sifilis, gonore, herpes
progenitalis dan AIDS [ CITATION Did10 \l 1033 ].
a) Gonorea
Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual. Sebutan lain
penyakit ini adalah kencing nanah. Penyakit ini menyerang organ seks dan
organ kemih. Selain itu, akan menyerang selaput lendir mulut, mata, anus,
dan beberapa organ tubuh lainnya. Bakteri yang membawa penyakit
ini.dinamakan Gonococcus.

b) Sifilis
Sifilis dikenal juga dengan sebutan “Raja Singa”.Penyakit ini sangat
berbahaya.Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual atau
penggunaan barang-barang dari seseorang yang tertular (seperti baju,
handuk, dan jarum suntik).Penyebab timbulnya penyakit ini adalah adanya
kuman Treponema pallidum.

c) Herpes
Herpes termasuk jenis penyakit tua karena sudah ada sejak lama,
ditularkan oleh bangsa yunani, romawi, dan louis XV. Herpes termasuk jenis
penyakit biasa, disebabkan oleh virus harpes simpleks.

d) Klamidia
Klamidia berasal dari kata chlamydia, sejenis organisme mikroskopik
yang dapat menyebabkan infeksi pada leher rahim, rahim, saluran indung
telur, dan saluran kencing. Gejala yang banyak dijumpai pada penderita
penyakit ini adalah keluarnya cairan dari vagina yang berwarna kuning ,
disertai rasa panas seperti terbakar ketika kencing.
e) Candida
Penyakit ini biasa juga disebut sebagai infeksi ragi.Sebenarnya,
dalam vagina terdapat berjuta-juta ragi. Meskipun tidak akan menimbulkan
masalah, karena ragi berkembang terlalu pesat, dalam keadaan tertentu
dapat menyebabkan infeksi.
f) Chancroid
Chancroid adalah sejenis bakteri yang menyerang kulit kelamin dan
menyebabkan luka kecil bernanah. Jika luka ini pecah, bakteri akan menjalar
ke daerah pubik dan kelamin.
g) Granuloma inguinale
Penyakit ini sama dengan chancroid, yaitu disebabkan oleh bakteri.
Bagian yang terserang biasanya permukaan kulit penis, bibir vagina, klitoris,
dan anus, akan berubah membentuk jaringan berisi cairan yang
mengeluarkan bau tidak sedap.
h) Lymphogranuloma venereum
Penyakit ini biasa disingkat LGV, disebabkan oleh virus dan dapat
mempengaruhi seluruh organ tubuh.Penyakit ini sangat berbahaya karena
antibiotik tidak dapat menanggulanginya.

i) AIDS
AIDS adalah sebuah singkatan dari “Acquired Immuno Deficiency”
Syndrome.Artinya, suatu gejala menurunnya sistem kekebalan tubuh
seseorang.

j) HIV
HIV adalah singkatan dari “Human Immunodeficiency Virus”, yaitu
sejenis virus yang menyebabkan AIDS.
k) ARC
ARC merupakan singkatan dari “AIDS Related Complex”,
menyebabkan timbulnya pembekakan pada kalenjar di sekitar pangkal paha
dan daerah lainnya.
l) Scabies
Penyakit ini disebabkan oleh sejenis serangga yang disebut “mite”.Serangga
tersebut dapat masuk melalui daerah kelamin dan dapat berkembangbiak
secara cepat.
m) PID
Merupakan singkatan dari “Pelvis Inflammatory Disease”, yaitu suatu
penyakit infeksi sistem saluran reproduksi perempuan, seperti gonorea atau
clamydia.
n) Trichomonas infection
Penyakit ini merupakan suatu penyakit yang menyerang vagina
perempuan dan menyebabkan terjadinya infeksi dengan mengeluarkan
cairan busa disertai dengan rasa gatal dan panas pada vagina tersebut.
o) Venereal warts

Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyerang alat kelamin


seseorang. Pada laki-laki, virus ni menyerang bagian kepala penis. Pada
perempuan, virus ini biasanya menyerang bibir vagina dan daerah sekitar
anus (perineum) [ CITATION Dia06 \l 1033 ].

3. Remaja dan NAPZA


Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/ bahan
berbahaya. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan [CITATION Rep97 \l 1033
].
Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan NAPZA dalam
jumlah berlebihan, secara berkala atau terus-menerus, berlangsung
cukup lama sehingga dapat merugikan kesehatan jasmani, mental dan
kehidupan sosial [ CITATION Joe041 \l 1033 ].
Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus
menerus, bahkan sampai setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat
menunjukkan kondisi yang parah dan sering dianggap sebagai penyakit.
Adiksi umumnya merujuk pada perilaku psikososial yang berhubungan
dengan ketergantungan zat. Gejala putus zat terjadi karena kebutuhan
biologic terhadap obat. Toleransi adalah peningkatan jumlah zat untuk
memperoleh efek yang diharapkan. Gejala putus zat dan toleransi
merupakan tanda ketergantungan fisik[ CITATION Stu981 \l 1033 ].
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang sering tampak pada para
pengguna NAPZA, dilihat dari :

a. Ciri-ciri Umum
1) Terjadi perubahan perilaku yang signifikan
2) Sulit diajak bicara
3) Mulai sulit untuk diajak terlibat dalam kegiatan keluarga
4) Mulai sering pulang terlambat tanpa alasan
5) Mudah tersinggung
6) Mulai berani membolos dan meninggalkan pekerjaan sehari-hari
b. Perubahan Fisik dan Lingkungan
1) Jalan sempoyongan, bicara pelo, dan tampak terkantuk-kantuk
2) Mata merah dan berair
3) Hidung berair atau seperti pilek
4) Pola tidur berubah, bangun di malam hari dan bangun di siang hari
5) Kamar tidak mau diperiksa atau selalu terkunci
6) Sering menerima telpon atau tamu yang tidak dikenal
7) Ditemukan obat-obatan, kertas timah, jarum suntik, dan korek api di kamar
atau di dalam tas
8) Terdapat tanda-tanda bekas suntikan atau sayatan di bagian tubuh
9) Sering kehilangan uang atau barang di rumah
10) Mengabaikan kebersihan diri
c. Perubahan Perilaku Sosial
1) Menghindari kontak mata langsung ketika berbicara dengan orang lain
2) Berbohong atau memanipulasi keadaan
3) Kurang disiplin
4) Bengong atau linglung
5) Suka membolos sekolah atau dari pekerjaan kantor
6) Mengabaikan kegiatan ibadah
7) Menarik diri dari aktivitas bersama keluarga
8) Sering menyendiri atau bersembunyi di kamar mandi, di gudang atau tempat-
tempat tertutup
d. Perubahan Psikologis
1) Mudah tersinggung
2) Sering terjadi perubahan mood yang mendadak
3) Malas melakukan aktivitas sehari-hari
4) Sulit berkonsentrasi
5) Tidak memiliki tanggung jawab
6) Emosi tidak terkendali
7) Tidak peduli dengan nilai dan norma yang ada
8) Merasa dikucilkan atau menarik diri dari lingkungan
9) Cenderung melakukan tindak pidana kekerasan

A. Pengkajian :
a. Data inti, terdiri dari :
1) Sejarah singkat kelurahan Bunga
Kelurahan Bunga adalah sebuah kelurahan di wilayah kecamatan Melati
Kota Wangi Sekali. Sebelum tahun 2009 Kelurahan Bunga masih masuk wilayah
kelurahan Gading, karena jumlah penduduk yang semakin banyak, keputusan
Wali Kota Wangi Sekali memisahkan Kelurahan Bunga berdiri menjadi kelurahan
tersendiri, terdiri dari 8 RW. Kelurahan Bunga sebelum pemukiman berupa rawa-
rawa tempat pembuangan mahluk halus (mitos warga setempat).Seiring dengan
bergesernya waktu dan bertambahnya jumlah penduduk mitos itu sudah tidak
dipercaya lagi oleh penduduk setempat.Sebagian warga yang masih percaya
tentang hal tersebut setiap tahun melakukan ritual sedekah bumi (nyadranan).

2) Pengkajian Data Umum


Berdasarkan data pengkajian Keperawatan Komunitas di RT 01 RW
01Kelurahan Bunga Kecamatan Melati Kota Wangi
a) Perumahan, Lingkungan Daerah
Sebagian besar kelompok remaja tinggal di rumah permanen. Bentuk rumah di
wilayah RT 01 RW 01hampir sama antara satu rumah dengan yang lain. Hampir
semua lantainya terbuat dari tegel atau keramik, rata-rata di setiap rumah terdapat
jendela, sebagian besar pencahayaan terang, dan jarak antar rumah saling
berdekatan serta beberapa ada yang menjadi satu.
b) Tingkat Sosial Ekonomi
- Tingkat Sosial :
Masyarakat di RT 01 mempunyai hubungan sosial yang baik antar-tetangga, kegiatan
warga dapat berjalan. Seperti pengajian ibu-ibu, arisan PKK, pengajian yasin tahlil
untuk bapak-bapak setiap 1 minggu sekali. Sebagian remaja mengisi waktu luangnya
dengan mengikuti kegiatan karang taruna, tetapi pada saat pengkajian karang taruna
aktif bila ada kegiatan seperti persiapan kegiatan HUT kemerdekaan RI. Bila tidak
ada kegiatan karang tarunanya pasif.
- Tingkat Ekonomi :
Sebagian besar keluarga dengan anak remaja di RT 01 memiliki tingkat ekonomi
menengah kebawah.Sebagian besar keluarga dengan anak remaja bekerja di
wiraswasta.
c) Kebiasaan
 Usia remaja yang masih sekolah atau bahkan ada yang kuliah menghabiskan
waktu dari jam 06.30 – 15.00 WIB di sekolah atau kampus masing-masing.
 Anakusia remaja di RT 01 RW 01menghabiskan waktu luangnya setelah
sekolah yaitu bermain dengan teman-teman sebayanya, duduk-duduk depan
balai RT sambil bermain gadget / HP.
 Saat sore hari senin – jumat sebagian remaja ada yang mengaji di mushola
namun ada juga sebagian remaja laki-laki seringkali bermain di warnet.
(terdapat warnet di RT 01 RW 01).
 Malam hari anak remaja menghabiskan waktu untuk belajar, menonton TV,
dan bermain dengan teman-temannya.
 Sebagian orang tua mengatakan anaknya merokok
 Sebagian anak usia remaja mempunyai kebiasaan merokok depan gang.
d) Transportasi
 Sebagian besar anak remaja yang masih sekolah atau kuliah menggunakan
transportasi motor, atau becak untuk menuju ke fasilitas pelayanan
kesehatan.
 Kondisi jalan besar di RT 01 RW 01 terbuat dari paving, di beberapa bagian
jalan terdapat polisi tidur, gang-gang sempit berukuran kurang lebih 1 – 2
meter yang hanya bisa dilalui sepeda motor dan kendaraan kecil lain.
e) Fasilitas kesehatan
Terdapat Puskesmas Melati sebagai puskesmas induk dan bidan praktik swasta.
f) Suku
Sebagian besar anak usia remaja merupakan suku Jawa ada sebagian juga ada
yang suku madura.
g) Agama
Mayoritas anak remaja beragama Islam
b. Data Sekunder
Hasil pengkajian dengan Questioner dalam bentuk tabel sebagai berikut
1) Tabel 1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Rt 01 Rw 02

Jenis Kelamin Frekuensi %


Perempuan 16 45.7%
Laki-Laki 19 54.3%
Jumlah 35 100%

Dari data hasil pengkajian di Rt 01 Rw 02 distribusi penduduk berdasarkan jenis


kelamin didapatkan yang paling tertinggi berjenis kelamin laki-laki yaitu 19 orang
(54,3%)

Diagram tabel 1

Jenis Kelamin
Perempuan Laki-Laki

46%
54%

2)
3) Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
Di Rt 01 Rw 02

Agama Frekuensi %
Islam 25 71,4%
Kristen 10 28,5%
Jumlah 35% 100%

Agama

80.00%
70.00%
60.00% Agama
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Islam Kristen
4) Distribusi Penduduk Berdasarkan TPA ( tempat pendidikan alquran) Di
Rt 01 Rw 02

TPA Frekuensi %
Ya 14 40%
Tidak 21 60%
Jumlah 35 100%

TPA
Ya Tidak

40%

60%

2) Tabel status gizi

Status Gizi Frekuensi %


Kurus 12 34.3%
Normal 8 22.9%
Gemuk 9 25.7%
Obesitas 6 17.1%
Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel status gizi diatas jumlah yang lebih banyak kurus 34.3%
gemuk 25.7% normal 25.7% dan obesitas 17.1%

Diagram Tabel 2
Status Gizi
Kurus Normal Gemuk Obesitas
17%
34%

26%

23%

3) Tabel 3
Tingkat pengetahuan tentang penyalahgunaan NAPZA
Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
Kurang 15 42.9%
Cukup 9 25.7%
Baik 11 31.4%
Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, Tingkat pengetahuan tentang penyalahgunaan


NAPZA yang lebih banyak yaitu kurang 42.9%

Diagram 3

Tingkat pengetahuan tentang Penyalahgunaan


Napza
Kurang Cukup baik

31%
43%

26%

4) Tabel
Tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja

pengetahuan tentang Frekuensi %


kesehatan reproduksi
Kurang 14 40%
Cukup 9 25.8%
Baik 12 34.2%
Jumlah 35 100%

Berdasarakan tabel di atas Tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi


remaja yang lebih banyak yaitu kurang sebanyak 40%

Diagram 4

Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi


45%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
kurang cukup baik

Analisa Data

Data Subyektif Data Obyektif Masalah Keperawatan


1. Sebagian besar 1. Dari 35 anak usia Perilaku kesehatan
orang tua remaja di wilayah RT cenderung beresiko
mengatakan anaknya 01 RW 01 hanya 40%
mengisi waktu remaja yang mengaji
luangnya dengan di musholla setempat.
bermain gadget dan 2. Pada jam-jam
nongkrong dengan tertentu warnet selalu
teman sebaya. ramai dikunjungi oleh
2. Sebagian orang tua anak usia remaja.
juga mengatakan
anak mereka yang 3. Tampak setiap
suka bermain di malam minggu
warnet bisa banyak anak usia
mengganggu waktu remaja laki laki keluar
belajarnya dengan membawa
3. Sebagian remaja motor.
mengatakan mengisi 4. Terdapat karang
waktu luangnya taruna yang hanya
dengan balapan aktif bila akan
motor di daerah dekat mengadakan suatu
wilayah RW 01 kegiatan misalnya
(Tempat balapan peringatan HUT RI,
liar). dan di wilayah RT 01
4. Sebagian remaja RW 01 belum ada
tidak mengerti kegiatan posyandu
tentang remaja, kegiatan di
penyalahgunaan TPA hanya mengaji
NAPZA dan belum ada kegiatan
kesehatan reproduksi penyuluhan tentang
remaja. penyalahgunaan
5. Beberapa orang tua NAPZA dan
mengatakan tidak kesehatan reproduksi
tahu bagaimana remaja
melihat status gizi Berdasarkan
anak mereka. pengkajian
6. Beberapa orang tua sebelumnya 42,8%
mengatakan belum remaja mempunyai
mengetahui pengetahuan tentang
mendetail tentang penyalahgunaan
pola diit yang sesuai NAPZA kurang.
dengan anjuran Berdasarkan
kesehatan. pengkajian
7. Sebagian orang tua sebelumnya 40%
mengatakan anaknya remaja mempunyai
merokok. pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi
kurang.
5. 17,2% remaja yang
mengalami obesitas
dan 34,2% remaja
status gizinya kurus.
6. Tampak sebagian
remaja yang merokok
depan gang.
1. masyarakat mengatakan 1. tidak ada karang taruna Ketidak efektifan perilaku
banyak remaja yang kedehatan
nongkrong dirawarung
sambil merokok dan tidak
terdapat wadah kegiatan
untuk remaja

.1. Remaja mengaku belum 1. Rata – rata remaja tidak Defisiensi kesehatan
pernah mendapatkan mengetahui bahaya merokok komunitas
penyuluhan atau peniikan
kesehatan terutama masalah
merokok

Penapisan Masalah

Kriteria Jumlah
No Diagnosa Keperawatan
A B C D E F G H I J K L
1 Perilaku kesehatan 3 2 4 4 3 2 3 3 3 2 2 3 34
cenderung beresiko pada
anak usia remaja di RT
01 RW 01Kelurahan
Bunga Kecamatan
MelatiKota Wangi Sekali
berhubungan dengan
akibat perilaku remaja
yang cenderung merokok
dari usia 10.3 tahun
dengan alasan coba-coba

2. Ketidak efektifan 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 29
pemeliharaan kesehatan
anak usia remaja di
RT01 RW 01 kelurahan
bunga kecamatan melati
kota berhubungan
dengan akibat tidak
adanya wabah kegiatan
remaja sehingga tidak
ada kegiatan untuk
perbaiikan perilaku
kesehatan.
3. Defisiensi kesehatan 2 4 2 2 2 2 2 3 3 5 2 2 31
komunitas berhubungan
dengan tidak adanya
program untuk
menghilangkan satu atau
lebih masalah kesehatan
terutama masalah
bahaya merokok.

Keterangan:
A = Sesuai dengan peran perawat komunitas
B = Sesuai dengan programpemerintah
C = Sesuai dengan Intervensi pendidikan kesehatan
D = Risiko Terjadi
E = Risiko parah
F = Minat masyarakat
G = Kemudahan untuk diatasi
H =Tempat
I =Dana
J =Waktu
K =Fasilitas
L = Petugas PengisianSkor
1 = SangatRendah
2 =Rendah
3 =Cukup
4 =Tinggi
5 = Sangat

A. Diagnosa
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada anak usia remaja di RT 01 RW 01
Kelurahan Bunga Kecamatan Melat iKota Wangi Sekali berhubungan dengan
akibat perilaku remaja yang cenderung merokok dari usia 10.3 tahun dengan
alasan coba-coba
2. Defisiensi kesehatan komunitas berhubungan dengan tidak adanya program untuk
menghilangkan satu atau lebih masalah kesehatan terutama masalah bahaya
merokok
3. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan anak usia remaja di RT01 RW 01
kelurahan bunga kecamatan melati kota berhubungan dengan akibat tidak adanya
wabah kegiatan remaja sehingga tidak ada kegiatan untuk perbaiikan perilaku
kesehatan.

B. Intervensi
NO MASALAH RENCANA KEGIATAN PENANGG WAKTU TEMPAT TTD
UNG KEGIATA KEGIATAN
JAWAB N
1. Perilaku 1. Penyuluhan atau pendid Senin jam Balai
kesehatan
ikan kesehatan tentang  09:00 pertemuan
cenderung
beresiko pada penyalahgunaan Napza
anak usia
2. Pemberian informasi
remaja di RT
01 RW tentang barang-barang
01Kelurahan
atau hal yang dapat
Bunga
Kecamatan membahayakan klien
MelatiKota
3. Penyuluhan atau pendid
Wangi Sekali
berhubungan ikan kesehatan tentang 
dengan akibat
reproduksi
perilaku
remaja yang 4. Identifikasi faktor
cenderung
internal maupun
merokok dari
usia 10.3 eksternal yang dapat
tahun dengan
meningkatkan atau
alasan coba-
coba mengurangi motivasi
untuk berperilaku sehat.
5. Bantu indidividu,
keluarga dan
masyarakat untuk
memperjelas keyakinan
dan nilai-nilai
kesehatan.

2. Defisiensi 1. Idntifikasi masalah Senin Balai


kesehatan
kekuatan dan prioritas 10:00 pertemuaan
komunitas
berhubungan kesehatan dengan
dengan tidak
bekerja sama antara
adanya
program untuk anggota kesehatan
menghilangkan
2. Dampinggi anggota
satu atau lebih
masalah kesehatan dalam
kesehatan
meningkatkan
terutama
masalah kewaspadaan terhadap
bahaya
masalah kesehatan
merokok
3. Gunakan dialog untuk
menetapkan masalah
kesehatan dan rencana
pengembangn aktifitas
4. Jaga komunikasi
terbuka dengan anggota
kesehatan
3. Ketidak 1. Pendidikan kesehatan Senin jam Balai
efektifan
2. Menfasilitasi 13.00 pertemuaan
pemeliharaan
kesehatan pembelajaran
anak usia
3. Pengajaran kelompok
remaja di
RT01 RW 01 pengajaran prosedur
kelurahan
atau tindakan
bunga
kecamatan 4. Manajemen perilaku
melati kota
5. Manajemen kasus
berhubungan
dengan akibat 6. Panduan sistem
tidak adanya
kesehatan
wabah
kegiatan
remaja
sehingga tidak
ada kegiatan
untuk
perbaiikan
perilaku
kesehatan.

C. Implementasi

NO HARI/TANGGAL JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI


1. Senin 3/3/2021 09:00 Perilaku kesehatan 1. Penyuluhan atau pendidikan kes
cenderung beresiko
ehatan tentang penyalahgunaan
pada anak usia remaja
di RT 01 RW Napza Pemberian informasi.
01Kelurahan Bunga
2. Penyuluhan atau pendidikan kes
Kecamatan MelatiKota
Wangi Sekali ehatan tentang reproduksi
berhubungan dengan
3. Identifikasi faktor internal maupun
akibat perilaku remaja
yang cenderung eksternal yang dapat
merokok dari usia 10.3
meningkatkan atau mengurangi
tahun dengan alasan
coba-coba motivasi untuk berperilaku sehat.
4. Bantu indidividu, keluarga dan
masyarakat untuk memperjelas
keyakinan dan nilai-nilai
kesehatan.

2. Senin 3/3/2021 10:00 Defisiensi kesehatan 1. Dampinggi anggota kesehatan


komunitas dalam meningkatkan
berhubungan dengan kewaspadaan terhadap masalah
tidak adanya program kesehatan
untuk menghilangkan 2. Gunakan dialog untuk
satu atau lebih menetapkan masalah
masalah kesehatan kesehatan dan rencana
terutama masalah pengembangn aktifitas
bahaya merokok 3. Jaga komunikasi terbuka
dengan anggota kesehatan
3. Senin 3/3/2021 13:00 Ketidak efektifan 1. Pendidikan kesehatan
pemeliharaan
2. Menfasilitasi pembelajaran
kesehatan anak usia
remaja di RT01 RW 01 3. Pengajaran kelompok
kelurahan bunga
pengajaran prosedur atau
kecamatan melati kota
berhubungan dengan tindakan
akibat tidak adanya
4. Manajemen perilaku
wabah kegiatan remaja
sehingga tidak ada
kegiatan untuk
perbaiikan perilaku
kesehatan.

Evaluasi

No Hari /tanggal Dx keperawatan Evaluasi hasil


1. 2 februari Perilaku kesehatan S: remaja menggatakan bahwa sudah mengetahui
2021 cenderung beresiko perilaku kesehatan dan akibat dari merokok.
pada anak usia remaja di O: remaja dapat menerapkan perilaku kesehatan
RT 01 RW 01Kelurahan dengan berjanji mengurangi pemakaian rokok
Bunga Kecamatan A: masalah sebagian teratasi
MelatiKota Wangi Sekali P: lanjutkan intervensi.
berhubungan dengan
akibat perilaku remaja
yang cenderung
merokok dari usia 10.3
tahun dengan alasan
coba-coba

Anda mungkin juga menyukai