Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PKN DALAM KEHIDUPAN

BERSOSIALISASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI


PEUNAGA CUT UJONG

Nurjannah 1
Nina Muslia 2

STKIP Bina Bangsa Meulaboh. Jl Nasional Meulaboh -Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat
23615. E-mail : ibnunurjannah7@gmail.com

STKIP Bina Bangsa Meulaboh. Jl Nasional Meulaboh -Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat
23615. E-mail : muslianina@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi pembelajaran PKn dalam kehidupan
bersosialisasi pada siswa kelas IV SD Negeri Peunaga Cut Ujong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif. Sampel yang di amati adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Peunaga Cut Ujong
yang berjumlah 18 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, tes tulis, angket dan
dokumentasi. Parameter yang digunakan adalah aktifitas perilaku siswa, yang meliputi cerminan, nilai-nilai
pembelajaran PKn yang diperoleh dan diimplementasikan dalam kehidupan bersosialisasi pada siswa kelas IV
SD Negeri Peunaga Cut Ujong baik didalam kelas maupun di luar kelas sudah terlaksana dengan baik,
dikarenakan pembelajaran yang mampu memberi nilai-nilai PKn secara langsung dalam lingkungan siswa itu
sendiri sehingga siswa tersebut dapat berinteraksi satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil
angket terhadap butir-butir pertanyaan dalam angket yang menunjukkan persentase siswa yang menjawab setuju
dan sangat setuju. Hasil pengamatan terhadap guru dalam proses belajar mengajar pada SD Negeri Peunaga Cut
Ujong, diketahui bahwa rata-rata hasil pengamatan sebanyak 2,8%. Karena hampir semua aspek guru yang
diamati mendapat skor sangat baik dan baik dan dapat dinyatakan bahwa dalam proses belajar mengajar, guru
sudah melaksanakannya dengan baik dan maksimal. Dan dalam pembelajaran PKn tersebut membuat siswa
mendapatkan predikat dan penilaian yang baik dimana terdapat 16 siswa yang tuntas dari 18 siswa atau 88,88%,
sedangkan siswa yang tidak tuntas hanya 2 orang atau 11,11% .

Kata Kunci : Implementasi, Pembelajaran, PKn, Kehidupan Bersosialisasi.

PENDAHULUAN
Pendidikan Kewarganegaraan adalah negara kesatuan Republik Indonesia (Fatma,
suatu mata pelajaran yang memfokuskan pada 2014: 13).
pembentukan warganegara yang memahami Tercapainya tujuan pembelajaran tidak
dan mampu melaksanakan hak-hak dan lepas dari peran utama seorang guru. Seorang
kewajibannya untuk menjadi warga negara guru tidak hanya dituntut sekedar
indonesia yang cerdas, terampil dan menyampaikan ilmu, tetapi juga harus dapat
berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila menciptakan suasana pembelajaran yang
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik kondusif sehingga proses pembelajaran dapat
Indonesia Tahun 1945. Pendidikan belangsung secara aktif. Berdasarkan
kewarganegaraan di Indonesia diharapkan pertimbangan tersebut, maka diperlukan
mampu mempersiapkan peserta didik menjadi pendekatan pembelajaran yang mampu
warga negara yang memiliki komitmen yang melibatkan peran serta siswa secara
kuat dan konsisten untuk mempertahankan menyeluruh sehingga kekuatan belajar

12
mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa- memukul, mengejek, berkelahi, tidak mau
siswa tertentu saja. mengikuti kerja bakti disekolah, dan lain-lain
Mata pelajaran PKn di sekolah dasar sebagainya.
merupakan mata pelajaran yang penuh dengan Usaha yang peneliti lakukan untuk
muatan afektif. Untuk dapat mengembangkan mengatasi permasalahn di atas adalah dengan
sikap afektif siswa secara maksimal, maka cara mengajari pola kebudayaan yang
proses pembelajaran yang berlangsung fundamental seperti berbahasa, cara berjalan,
hendaknya tidak hanya bersumber dari buku. duduk, makan, berkelakuan sopan,
Pembelajaran yang berlangsung sebisa mengembangkan sikap yang dianut dalam
mungkin mampu memberikan pengalaman masyarakat seperti sikap terhadap agama, seks,
belajar nyata yang langsung diperoleh siswa. orang yang lebih tua, dan segala sesuatu yang
Salah satu sumber yang dapat dimanfaatkan perlu bagi warga masyarakat yang baik.
dalam pembelajaran PKn di sekolah dasar Sedangkan dalam interaksinya, anak dengan
adalah lingkungan. Lingkungan yang dapat lingkungan ia lambat laun mendapatkan
digunakan untuk pembelajaran PKn di sekolah kesadaran akan dirinyan sebagai pribadi. Ia
dasar adalah alam, lingkungan sosial,dan belajar untuk memandang dirinya sebagai
lingkungan budaya. objek seperti orang lain memandang dirinya.
Proses belajar mengajar ada variasi bila Dengan memandang dirinya sebagai pribadi ia
guru dapat menunjukkan adanya perubahan dapat mencari keberadaanya dalam struktur
dalam gaya mengajar, media yang digunakan sosial, dan dapat mengharapkan konsekuensi
berganti-ganti, dan adanya pola perubahan positif bila prilaku sesuai norma-norma atau
dalam pola interaksi antara guru-siswa, siswa- prilaku negatif atas kelakuannya melanggar
guru, dan siswa-siswa. aturan dalam norma tersebut.
Berdasarkan hasil observasi peneliti Dari pemikiran di atas maka yang
pada tanggal 28 Maret 2018 di SD Negeri menjadi judul dalam penelitian ini adalah
Peunaga Cut Ujong, peneliti melihat bahwa “Implementasi pembelajaran PKn dalam
sosialisasi siswa disana cukup Kehidupan Bersosialisasi Pada siswa kelas IV
memprihatinkan, dimana kalau didalam kelas SD Negeri Peunaga Cut Ujong”.
siswa tersebut tidak menghargai gurunya LANDASAN TEORITIS
ketika guru tersebut sedang memberikan Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
materi pembelajaran, membuat keributan (PKn)
ketika proses belajar mengajar sedang Pendidikan Kewarganegaraan di
berlangsung, tidak mau bekerjasama dalam Indonesia, dan di negara-negara Asia maupun
kelompok, tidak menghargai pendapat teman umumnya, lebih ditekankan pada aspek moral
lain, dan juga kalau diluar kelas dapat dilihat (karakter individu), identitas nasional, dan
pada saat jam istirahat berlangsung, yaitu perspektif internasional. Sehubungan dengan
siswa mengganggu siswa yang lainnya seperti itu, UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

13
Pendidikan Nasional telah mengamanatkan indonesia, cerdas, terampil dan bertanggung
pentingnya Pendidikan Bahasa Indonesia, jawab sehingga dapat berperan aktif dalam
Pendidikan Agama, dan Pendidikan masyarakat sesuai dengan ketentuan Pancasila
Kewarganegaraan pada setiap jenis, jalur dan dan UUDNRI Tahun 1945.
jenjang pendidikan di Indonesia. Ditingkat Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan
pendidikan dasar dan menengah, substansi (PKn)
pendidikan kewarganegaraan digabung dengan Pendidikan kewarganegaraan secara
pendidikan pancasila sehingga menjadi historis erat kaitannya dengan istilah “civic”
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dari bahasa Yunani yang merupakan penduduk
(PKn). sipil yang mempraktekan demokrasi langsung
Pengertian Pendidikan dalam negara kota atau polis. Civic merupakan
Kewarganegaraan menurut peraturan Menteri cabang dari ilmu politik yang membahas dan
pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 berisi mengenai hak dan kewajiban warga
tentang standar isi untuk satuan pendidikan negara. Pelajaran civic mulai diperkenalkan di
dasar dan menengah adalah mata pelajaran amerika serikat pada tahun 1790 dalam rangka
yang memfokuskan pada pembentukan “mengamerikakan” bangsa amerika atau
warganegara yang memahami dan mampu terkenal dengan istilah Theory of
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya Amerikacanization.
untuk menjadi warga negara indonesia yang Pada awalnya definisi civics hanya
cerdas, terampil dan berkarakter yang menyebutkan tentang government, hak dan
diamanatkan oleh pancasila dan Undang- kewajiban dari sebuah negara. Tetapi dalam
Undang Dasar Negara Republik Indonesia perkembangan selanjutnya arti civics bukan
Tahun 1945. hanya meliputi segi “government” saja,
Menurut Branson (2011: 32) civic melainkan meliputi segi-segi : comunity
education dalam demokrasi adalah pendidikan civics, ekonomi civics serta vocational civic.
untuk mengembangkan dan memperkuat Di indonesia dikenal berbagai macam
dalam pemerintahan otonom (self governman). istilah yang pernah ada yang timbul
Pemerintahan otonom demokratis berarti di kurikulum sekolah yaitu : pada tahun 1957
bahwa negara aktif terlibat dalam dikenal dengan istilah kewarganegaraan yang
pemerintahannya sendiri mereka tidak hanya hanya membahas tentang cara memperoleh
menerima dikte orang lain dengan dan kehilangan kewarganegaraan. Pada tahun
pengembangan PKn. 1961 dikenal dengan istilah civics yang
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, membahas tentang sejarah nasional, sejarah
maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan proklamasi, UUDNRI Tahun 1945, Pancasila,
Kewarganegaraan adalah suatu mata pelajaran Pidato-pidato kenegaraan presiden, pembinaan
yang mengarahkan peserta didik menjadi persatuan dan kesatuan bangsa. Pada tahun
warga negara yang berkarakter bangsa 1968 dikenal dengan istilah pendidikan

14
kewarganegaraan. Pada tahun 1975 dikenal yang tepat ketika peserta didik belum dapat
dengan istilah Pendidikan Moral Pancasila. membentuk kompetensi dasar, apakah
Pada tahun 1994 dikenal dengan istilah PKn. kegiatan pembelajaran dihentikan, diubah
Tahun 2004 berganti lagi dengan istilah metodenya, atau mengulang dulu
pendidikan kewarganegaraan yang isinya pembelajaran yang lalu. Guru harus menguasai
meliputi pancasila, persatuan dan kesatuan. prinsi-prinsip pembelajaran, pemilihan dan
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan penggunaan metode belajar.
(PKn) Pembelajaran adalah usaha membantu
Tujuan pendidikan kewarganegaraan siswa atau anak-anak didik mencapai
dalam Perendiknas Nomor 22 Tahun 2006 perubahan struktur kognitif melalui
tentang standar isi untuk satuan pendidikan pemahaman. Psikologi humanistik,
dasar dan menengah. Tujuannya adalah agar pembelajaran adalah usah guru untuk
peserta didik memiliki kemampuan sebagai menciptakan suasana yang menyenangkan
berikut : untuk belajar (enjoy learning), yang membuat
1. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif siswa dipanggil untuk belajar (Darsono, 2000 :
dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 24-25). Sedangkan konsep belajar menurut
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung teori sibernetik adalah pengolahan informasi
jawab, dan bertindak secara cerdas dalam seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan
kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan dengan teori kognitif yaitu mementingkan
bernegara, serta anti-korupsi. proses belajar dari pada hasil belajar
3. Berkembang secara positif dan demokratis (Budiningsih, 2005 : 80-81). Proses belajar
untuk membentuk diri berdasarkan memang penting dalam teori sibernetik namun
karakter-karakter masyarakat indonesia yang lebih penting lagi adalah sistem
agar dapat hidup bersama dengan bangsa informasi yang diproses yang akan dipelajari
lain. siswa. Informasi inilah yang akan menentuka
Implementasi Pembelajaran PKN di proses bagaimana proses belajar akan
Sekolah Dasar berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem
Pembelajaran PKn pada hakikatnya imformasi yang dipelajari.
adalah proses interaksi antara peserta didik Sosialisasi
dengan lingkungannya, sehingga terjadi Secara umum sosialisasi adalah suatu
perubahan perilaku kearah lebih baik. proses belajar yang dilakukan oleh seorang
Pembelajaran PKn merupakan aktualisasi individu untuk bertingkah laku berdasarkan
kurikulum yang menuntut keaktifan guru batasan-batasan yang telah ada dan diakui di
dalam menciptakan dan menumbuhkan dalam masyarakat. Atau definisi sosialisasi
kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yaitu suatu proses dalam hidup seorang
yang telah diprogramkan. Guru harus dapat individu untuk mempelajari berbagai macam
mengambil keputusan atas dasar penilaian kebiasaan seperti cara hidup, nilai-nilai dan

15
norma-norma sosial yang terdapat dalam diperlakukan khusus oleh orang tuanya di
masyarakat dengan maksud supaya dapat rumah. Melainkan hanya seorang diantara
diterima oleh masyarakat (Winarno, 2011: 23). puluhan murid lainnya di dalam kelas. Dengan
Dengan proses ini seorang individu akan demikian rasa egosentrisme berkurang dan
mengadopsi kebiasaan, sikap maupun ide digantikan oleh kelakuan yang bercorak sosial.
orang lain sehingga dapat dipercaya dan Di sekolah anak belajar menyesuaikan diri
diakui. dengan lingkungan sosialnya.
Sedangkan sosialisasi dalam arti sempit Sekolah merupakan lembaga tempat
yaitu proses pembelajaran yang dilakukan anak diberikan pendidikan intelektual, yakni
seseorang untuk mengenal lingkungan mempersiapakan anak untuk sekolah yang
sekitarnya baik itu lingkungan fisik maupun lebih lanjut. Selain ditujukan pada aspek
sosial. Pengenalan lingkungan dilakukan intelektual, aspek moral, agama, sosial juga
seorang individu untuk menyesuaikan dirinya memerluka perhatian khusus.
dengan lingkungan, yang nantinya akan Tujuan Sosialisasi
membekali dirinya di dalam pergaulan yang Adapun beberapa tujuan sosialisasi
luas. Dan sosialisasi dalam arti luas yaitu suatu dalam masyarakat, diantaranya (Winarto,
proses interaksi dan juga pembelajaran 2010: 12):
seorang individu yang dimulai saat dia lahir 1. Untuk mengetahui nilai-nilai maupun
sampai meninggal dalam suatu kebudayaan norma-norma yang ada dalam masyarakat,
masyarakat. Jadi seorang bayi yang baru lahir- sehingga nantinya dapat digunakan sebagai
pun akan melakukan proses sosialisasi. Seperti pengetahuan yang diperlukan untuk
dimulai dengan mengenal lingkungannya kelangsungan hidup bahwa di dalam
terdekatnya, lingkungan yang paling dekat masyarakat dirinya sebagai anggota dari
dengan dirinya yaitu keluarga. Dan seiring masyarakat.
berjalannya waktu proses sosialisasinya-pun 2. Untuk membantu mengendalikan berbagai
akan semakin meluas seperti mengenal fungsi organik, yang dipelajari dari latihan
lingkungan masyarakat dan sebagainya. mawas diri yang baik dan tepat.
Sosialisasi di Sekolah 3. Untuk mengetahui lingkungan sosial dan
Sekolah memegang peranan penting budaya baik itu tempat seorang individu
dalam proses sosialisasi anak, walaupun tinggal maupun lingkungan sosial yang
sekolah merupakan hanya salah satu lembaga baru supaya dirinya terbiasa dengan nilai
yang bertanggung jawab atas pendidikan anak maupun norma yang berlaku di dalam
(Sugeng, 2012: 16). masyarakat.
Anak mengalami perubahan dalam 4. Untuk melatih kemampuan berkomunikasi
kelakuan sosial setelah ia masuk ke sekolah. secara baik dan mengembangkan
Di sekolah ia mengalami situasi yang
berlainan.ia bukan lagi anak yang

16
kemampuan lainnya seperti kemampuan a. Keluarga
bercerita, membaca, menulis dll. Keluarga adalah media awal dari suatu
Fungsi Sosialisasi proses sosialisasi. Begitu seorang bayi
Proses sosialisasi dalam masyarakat dilahirkan, ia sudah berhubungan dengan
memiliki 2 fungsi utama (Sayuti, 2014: 34), kedua orang tuanya, kakak-kakaknya, dan
diantaranya: mungkin dengan saudara-saudaranya. Sebagai
a. Dari segi kepentingan individu anggota keluarga yang baru dilahirkan, ia
Sosialisasi bertujuan supaya seorang sangat tergantung kepada perlindungan dan
individu dapat mengenal, mengakui dan bantuan anggota keluarganya. Proses
menyesuaikan dirinya dengan nilai, norma dan sosialisasi awal ini dimulai dengan proses
struktur sosial yang terdapat dalam belajar menyesuaikan diri dan mengikuti
masyarakat. setiap apa yang diajarkan oleh orang-orang
b. Dari segi kepentingan masyarakat sekitar lingkungan keluarganya, seperti cara
Sosialisasi bertujuan sebagai alat untuk makan, berbicara, berjalan, hingga belajar
pelestarian, penyebarluasan dan bertindak dan berperilaku. Melalui lingkungan
mewariskan nilai, norma serta kepercayaan keluarga itulah anak mengenal dunia
yang terdapat di dalam masyarakat. Sehingga sekitarnya dan pola pergaulan hidup sehari-
nilai-nilai, norma-norma dan kepercayaan hari. Hubungan individu di masyarakat sangat
tersebut dapat terpelihara oleh semua anggota dipengaruhi keluarga, karena keluarga
masyarakat. memiliki peranan sebagai berikut:
Adapun tujuan bersosialisasi secara 1. Keluarga merupakan lingkungan
umum, diantaranya: pendidikan yang utama dan utama
1. Untuk membentuk pola perilaku dan dibandingkan dengan lembaga pendidikan
kepribadian seorang individu berdasarkan manapun.
nilai-nilai dan norma-norma dalam 2. Keluarga merupakan kelompok pergaulan
masyarakat. hidup manusia dengan volume terkecil dan
2. Untuk menjaga kerukunan dan keteraturan kadar tertinggi.
hidup dalam bermasyarakat yang 3. Keluarga merupakan mata rantai untuk
berdasarkan keragaman pola tingkah-laku, hubungan jasmani dan rohani manusia yang
nilai dan norma yang diajarkan. berlawanan jenis.
3. Dan untuk menjaga integrasi kelompok di
4. Keluarga merupakan mata rantai dalan
dalam masyarakat.
regenerasi dan pewarisan budaya.
Media-Media Sosialisasi
b. Teman
Ada beberapa media yang menjadi
Teman bermain menjadi media
perantara utama dalam proses sosialisasi
sosialisasi berikutnya, karena teman bermain
manusia, (Sayuti, 2014: 37), diantaranya:
menjadi media sosialisasi setelah keluarga.

17
Seseorang saat anak-anak akan belajar penelitian ini adalah implementasi
berinteraksi dengan orang-orang yang sebaya pembelajaran PKN dalam kehidupan
dengannya. Saat proses sosialisasi dengan bersosialisasi pada siswa kelas V SD Negeri
temannya, seseorang anak akan mempelajari Paya Peunaga.
norma-norma dan nilai-nilai yang baru. Pada Dalam penelitian ini alat instrument
usia remaja, kelompok sepermainan yang digunakan adalah angket, hasil belajar,
berkembang menjadi kelompok persahabatan dan gambar (dokumentasi).
yang lebih luas. Perkembangan itu antara lain Teknik yang digunakan dalam
disebagbkan karena bertambahnya luasnya pengumpulan data adalah observasi, angket,
ruang lingkup pergaulan remaja, baik di dokumentasi,
sekolah maupun di luar sekolah. Teman dan Analisis data setelah data hasil pengedaran
persahabatan merupakan pengelompokan angket terkumpul, maka secara umum data
sosial yang melibatkan orang-orang yang diolah menggunakan statistik persentase
berhubungan relatif akrab satu sama lain. dengan rumus, (Sudijono, 2008: 43) :
METODE PENELITIAN 𝐹
𝑃 = 𝑁 𝑥 100%
Pendekatan penelitian yang digunakan
Keterangan:
dalam penelitian ini adalah penelitian
P = Nilai Persentase
kualitatif. Jenis penelitian ini bersifat
F = Frekuensi
deskriptif (descriptive research) yaitu suatu
N = Jumlah Responden
penyelidikan yang digunakan untuk
HASIL PENELITIAN DAN
memecahkan masalah yang ada pada masa kini
PEMBAHASAN
yang sesuai dengan keadaan menurut judul
Hasil Pengamatan Implementasi
pembahasan, dan masalah yang dijelaskan
Pembelajaran PKn Pada Aktifitas/Kegiatan
adalah hal-hal yang masih hidup dan
Sosialisasi Siswa di Dalam Kelas
berkembang.
Berdasarkan hasil observasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri
dilapangan di SD Negeri Peunaga Cut Ujong
Peunaga Cut Ujong. Adapun waktu
peneliti melihat bahwa aktifitas/kegiatan
pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan
sosilisasi siswa di dalam kelas dalam
Agustus sampai Oktober 2018.
mengikuti proses belajar mengajar sangat baik.
Subjek adalah keseluruhan siswa yang
Karena, setiap aspek yang dinilai banyak
akan diteliti (Arikunto, 2006: 213). Sedangkan
terdapat kategori sangat baik dan baik dan
objek adalah sebagian (Arikunto, 2006: 135).
guru sudah melaksanakannya proses dengan
Subjek yang diambil dalam penelitian ini
baik dan maksimal.
adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Paya
Hasil Pengamatan Implementasi
Peunaga, dengan jumlah siswa 20 orang.
Pembelajaran PKn Pada Aktifitas/Kegiatan
Dengan perincian jumlah laki-laki 8 orang dan
Sosialisasi Siswa di Luar Kelas
jumlah perempuan 12 orang. Objek dalam

18
Hasil pengamatan penulis di lapangan Hasil Pengamatan Terhadap Guru Dalam
menunjukkan bahwa proses belajar mengajar Proese Belajar Mengajar
PKn sudah berjalan secara efektif dan efisien, Hasil pengamatan terhadap guru dalam
karena telah didukung oleh tenaga pengajar proses belajar mengajar pada SD Negeri
yang profesioanl dan waktu yang tersediakan Peunaga Cut Ujong, diketahui bahwa rata-rata
cukup memadai serta materi yang disajikan hasil pengamatan sebanyak 2,8%. Karena
tentang proses sosialisasi siswa dalam hampir semua aspek guru yang diamati
kehidupan mempunyai banyak contoh di mendapat skor sangat baik dan baik dan dapat
lingkungan siswa, hanya perlu penjelasan yang dinyatakan bahwa dalam proses belajar
sedikit lebih detail dan maksimal dari guru mengajar, guru sudah melaksanakannya
saja agar siswa mampu menerapkan materi dengan baik dan maksimal.
yang telah didapatkan di sekolah dengan Pembahasan
lingkungan kehidupan siswa itu sendiri. Pelaksanan pendidikan PPKn pada SD
Melihat bahwa aktifitas/kegiatan sosilisasi Negeri Peunaga Cut Ujong sudah berjalan
siswa di luar kelas dalam mengikuti proses dengan sebagai mana mestinya. Hal ini
belajar mengajar sangat baik. Karena, setiap terbukti dengan adanya sebagian siswa telah
aspek yang dinilai banyak terdapat kategori mengikuti peraturan yang ditetapkan pada
sangat baik dan baik dan guru sudah sekolah hingga berhasil dalam mencapai
melaksanakannya proses dengan baik dan ketuntasan belajar.
maksimal. Namun demikian, harus diakui bahwa
Hasil Angket Siswa Tentang Implementasi tidak semua guru mampu menyesuaikan
Pembelajarn PKn materi pembelajaran dengan dunia nyata. Hal
Anggapan siswa dalam implementasi ini disebabkan karena perbedaan dari guru
pembelajaran PKn dalam kehidupan tersebut dalam memahami materi yang akan
bersosialisasi pada kelas IV SD Negeri diberikan kepada siswa yang sesuai dengan
Peunaga Cut Ujong, yang mana dalam kenyataan di lapangan serta penggunaan
kegiatan belajar mengajar sehari-hari pada SD metode pembelajaran oleh guru itu sendiri.
Negeri Peunaga Cut Ujong tersebut, siswa Maka oleh sebab itu, proses implementasi
mempunyai tanggapan yang berbeda dan pembelajaran PKn dalam kehidupan
bervariasi, yaitu tegantung dari hasil pemikiran bersosialisasi pada siswa kelas IV SD Negeri
dan juga proses belajar yang diikuti oleh Peunaga Cut Ujong harus sesuai dengan
siswa. hal itu diketahui dari jawaban-jawaban keadaan riil di lingkungan siswa agar siswa
siswa terhadap butir-butir pertanyaan dalam mampu dan siap dalam mengimplementasikan
angket yang menunjukkan persentase siswa materi pembelajaran PKN dalam
yang menjawab setuju dan sangat setuju. kehidupannya.
Hasil pengamatan penulis di lapangan
menunjukkan bahwa proses belajar mengajar

19
PKn sudah berjalan secara efektif dan efisien, mengimplementasikan materi pembelajaran
karena telah didukung oleh tenaga pengajar PKn dalam kehidupan bersosialisasi siswa di
yang profesioanl dan waktu yang tersediakan masyarakat sudah mencapai hasil yang
cukup memadai serta materi yang disajikan maksimal, yang ditunjukkan dari besarnya
tentang proses sosialisasi siswa dalam nilai siswa yang mendapat predikat baik dalam
kehidupan mempunyai banyak contoh di proses belajar mengajar. Namun juga
lingkungan siswa, hanya perlu penjelasan yang dibutuhkan usaha ekstra dari guru terutama
sedikit lebih detail dan maksimal dari guru guru PKn sendiri dalam upaya mendidik dan
saja agar siswa mampu menerapkan materi meningkatkan hasil pembelajaran siswa ke
yang telah didapatkan di sekolah dengan arah yang lebih baik sehingga siswa mampu
lingkungan kehidupan siswa itu sendiri. mendapatkan nilai yang lebih baik lagi dari
Adapun kehidupan bersosialisasi di waktu sebelumnya.
dalam dan luar lingkungan belajar pada siswa Kesimpulan
merupakan salah satu bagian penting dari Implementasi pembelajaran PKn dalam
pembelajaran PKn di lembaga pendidikan kehidupan bersosialisasi pada siswa kelas IV
karena hal tersebut menyangkut dengan SD Negeri Peunaga Cut Ujong, sudah
kehidupan Warga Negara dengan Warga terlaksana dengan baik, hal tersebut terlaksana
Negara ataupun sesama masyarakat karena karena guru PKn dalam memberikan materi
manusia dalam hidupnya adalah saling pembelajaran PKn kepada siswa juga
membutuhkan antara satu sama lain, tanpa dibarengi dengan penggunaan metode
adanya bantuan dari pihak lain maka pembelajaran yang disesuaikan dengan materi
kehidupan seseorang tidak akan maksimal. pembelajaran dan juga guru PKn dalam
Sedangkan proses implementasi memberikan materi pembelajaran langsung
pembelajaran PKn dalam kehidupan mengaitkannya dengan kehidupan yang nyata
bersosialisasi pada siswa kelas IV SD Negeri di lingkungan siswa itu sendiri sehingga dalam
Peunaga Cut Ujong telah dilaksanakan dengan kehidupan sehari-hari, siswa mudah dalam
baik karena jumlah nilai ketuntasan belajar bergaul dan berinteraksi satu sama lainnya dan
siswa lebih banyak jika di banding dengan juga keberhasilan guru dalam
siswa yang mampu menerapkan materi mengimplementasikan pembelajaaran PKn
pembelajaran PKn dalam kehidupan dalam kehidupan bersosialisasi siswa SD
bersosilisasi dalam masyarakat lebih banyak di Negeri Peunaga Cut Ujong adalah banyaknya
bandingkan dengan siswa yang belum mampu siswa yang mendapat predikat penilaian baik
melaksanakannya dalam kehidupan pribadi bahkan sangat baik di dalam maupun di luar
mereka. lingkungan belajar, walaupun masih ada
Hasil pengamatan terhadap siswa kelas sebagian siswa yang masih perlu bimbingan
IV SD Negeri Peunaga Cut Ujong memberikan lebih lanjut agar dapat mudah dalam
gambaran bahwa kemampuan siswa untuk

20
memahami pembelajaran dan mampu bersosialisasi dalam masyarakat sehingga
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. akan mudah dalam bergaul dan
Saran bermasyarakat.
Berdasarkan kesimpulan yang penulis 3. Kepada Kepala Sekolah agar ikut ambil
paparkan di atas, maka sebagai saran yang andil dalam menyukseskan proses belajar
penulis ajukan dalam penulisan dan penelitian mengajar di SD Negeri Peunaga Cut Ujong.
skripsi ini yaitu : 4. Kepada pihak lain yang tertarik untuk
1. Kepada guru agar dapat mengangkat judul penelitian tentang
mengimplementasikan pembelajaran PKn implementasi pembelajaran PKn dalam
dalam kehidupan bersosialisasi pada siswa kehidupan bersosialisasi supaya dapat
kelas IV SD Negeri Peunaga Cut Ujong. meneliti pada populasi yang berbeda agar
2. Kepada siswa supaya mampu memahami penelitian ke depan lebih sempurna dan
materi pembelajaran dengan baik agar maksimal.
dapat diimplementasikan dalam kehidupan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. 2006. pendidikan Praktik. Gage, 2011. Peranan Keluarga Berencana
Prosedur Penelitian Satuan Jakarta: Memandu Anak, Jakarta: Rajawali.
Rineka Cipta. Nana Sudjana. 2004. Metode Statistika,
Anggraini, 2012. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Bandung : Rosdakarya. Suherman, 2003. Belajar dan Pembelajaran,
Budiningsig, 2005. Belajar dan Pembelajarn, Cet. 7, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Jakarta : Rineka Cipta. Suharsismi, 2003. Pendekatan baru Strategi
Bronson, 2010. Belajar dan Pembelajaran, Belajar Mengejar Berdasrkan CBSA,
Semarang : IKIP Semarang Press. bandung: Sunar Bariu Algensndo.
Departemen Pendidikan Nasional, 2001. Suharsimi, 2002. Kurikulum dan
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
Jakarta : Balai Pustaka. Rustanti Ningsih, “Implementasi Pendidikan,
Darsono, 2000. Belajar dan Pembelajaran, Pembelajaran, dan Pengajaran”,
Jakarta : Rineka Cipta. (Online),
Darliana, dkk. 2014. Skripsi Stkip Bina Bangsa http//maematika/rustanti30708.html.Di
Meulaboh Aceh Barat. akses 20 Febuari 2018.
Fatma, 2014. ”Impmentasi pembelajaran PKn Sudijono, 2008. Metode pembelajaran,
dalam bersosialisasi di SD Negeri Jakarta: Rineka Cipta.
Purwo”, Jurnal pendidikan , Vol. 04, Sugiyono, 2012. Pengantar Psikologi Umum
No.03, Hal 13.Teori Pembelajaran, dan Perkembangan, cet. 3,Jakarta:
Semarang : UPT MKK Unnes. CV. Pedoman ILmu Jaya.

21
Sugeng, 2012. Sistem Sosialisasi, Jakarta: Winarno, 2011. ”Impmentasi pembelajaran
Rineka Cipta PKn dalam bersosialisasi dengan
Sayuti, 2014. ”Impmentasi pembelajaran PKn masyarakat”, Jurnal pendidikan, Vol.
dalam bersosialisasi di SD Negeri 01, No. 02, Hal 10. Teori
Banyumas”, Jurnal pendidikan, Pembelajaran, Semarang : UPT MKK
Vol.02, No.02, Hal 12 .Teori Unnes.
Pembelajaran, Semarang : pendidikan Winarto, 2010. Sistem Sosialisasi, Semarang:
guru. Bumi Aksar.
Warsino, 2014. Belajar dan Pembelajaran,
Jakarta : Rineka Cipta.

22

Anda mungkin juga menyukai