Anda di halaman 1dari 30

organisme tumbuh bukan pula mesin yang bagian-bagiannya gagal berfungsi atau

makhluk pasif, bukan pula perantara, (host) yang tak bertenaga, di mana mikro. orang telah haus.
Namun, pasien adalah makhluk yang aktif, dengan siapa dan untuk okter bekerja mengatasi penyakit.
"Yang terjalin erat dengan disfungsi adalah reaksi-reaksi emosional si pasien terhadap penyakit atau
lukanya, yang dilandasi oleh berbagal bentuk norma-norma sosial, nilai-nilai, dan harapan-haranan,
Pengobatan- suatu penyakit. .adalah suatu proses interdksi sosial'"

(King 1962 : 207. Penekanan oleh Foster dan Anderson). Wawancara-wawancara pengobatan telah
banyak diobservasi pada masyarakat yang berbeda-beda dan pola-pola yang ditemukan menunjukkan
persamaan yang menonjol, yaitu, bentuk-bentuk interaksi yang nampaknya inheren dalam hubungan itu
sendiri, dan bukan eksklusif tertanam dalam matriks budaya. Sebagaimana dalam semua interaksi sosial
yang dibentuk oleh kebudayaan, baik pasien maupun dokter mempunyai ide yang jelas tentang
bagaimana mereka harus bertingkahlaku dalam lingkungan tersebut, dan mereka juga mempunyai ide
yang jelas tentang bagaimana orang lain seharusnya bertingkahlaku. Bila harapan akan peranan-peranan
itu secara esensial cocok, seperti yang terdapat di antara pasien golongan menengah atas Amerika dan
para dokter mereka, maka

wawancara dokter-pasien akan lebih mendatangkan hasil bagi kedua belah pihak dan pengobatannya
pun akan lebih berhasil daripada apabila harapan-

harapan kedua pihak itu berlainan. Apabila peranan yang diharapkan kurang serasi, misalnya jika pasien
berbeda dengan dokter mereka dalam segi tingkatan

sOsial, afiliasi etnis atau identifikasi budaya, maka hubungan dokter-pasien ternyata kurang memuaskan
dan kurang berhasil. Masalahnya dapat diteliti dengan menanyakan, "Apakah yang merupakan

natapan-harapan bersama dari dokter dan pasien di Amerika Serikat? Di masyarakat-masyarakat non-
Barat? Apa yang terjadi jika kedua harapan yang berbeda

tu dipertemukan dalam lingkungan pengobatan yang melibatkan seorang dokter yang berpendidikan
ilmiah dengan seorang pasien yang sederhana (pendidikan

umiahnya)? *Dengan risiko akan terlalu menyederhanakan, dapatlah kami kata bahwa dokter Amerika,
dalam menangani pasien-pasien dari ujung spektrum sosial-ekonomi, mengharapkan kelanjutan
hubungan di mana ia yakin bahwa menjadiKan mengikuti instruksi-instruksinya dengan cermat. la juga
berharap memeriksa pasien sejauh yang diperlukan, dan mengirimnya untuk tes-tes buyar tanpa
keluhan, dan mungkin menerima ucapan terima kasih pada batas kontras pekerjaannya. Dokter
menginginkan untuk dapat mencatat secara Keadaan pasiennya, untuk menanyakan sejumlah besar
pertanyaan,

laboratorium dan pasien dan penyinaran denga sinar X seperti yang diindikasikan. Harapan Juga serupa;
ia menganggap semua tindakan itu wajar Sebut tentunya sangat disederhanakan; dan model ini hampir
dan untuk ahli penyakit dalam (merupakan analogi kontemporer dengàn dokter keluarga
di, atau esialis lain yang atau di masa lalu) daripada untuk seorang ahli bedah, dokter ortopedi

spesialis lain yang menjadi rujukan dari dokter ahli penyakit dalamnya.

Pada masyarakat-masyarakat non-Barat, Juga tiap model dan harapan pasien kiranya terlampau
disederhanakan. Namun ada kontras dan dokter-dokter

dibandingkan dengan praktek Barat. Harapan-harapan para shas Pokok jika dibandingkan dengan
praktek barat. harapan harapan para shaman dan dukun

sihir (berbeda dengan para ahli ramuan), seperti yang kami lihat. tidak jauh berbeda dengan harapan
harapan para dokter ilmiah dalam banyak hal.

beda dengan harapan-harapan para dokter ilmiah dalam banyak namun perbedaan itu kritis, sejauh
mereka gagal mempersiapkan pasien .Namun

yang berturutan kepada seorang dokter Barat. Shaman mengharankan iuk terapi kepastian pasien,
ketaatan pada instruksi-instruksinya, dan pembayaran bagi jasa-jasanya. Ia juga dapat berasumsi secara
wajar, setidaknya dalam banyak erbedaan m s2. yang masyarakat, bahwa pasien akan kembali
kepadanya dari waktu ke waktu, Perhaarakat, kritis justru terdapat dalam bidang diagnosis daripada
dalam hubun yang

intrinsik: baik shaman maupun dukun sihir Jarang Sekali menanyakan Dengan untuk memperoleh
penjelasan yang mendetal tentang gejala mereka la

penyakit itu telah diderita, atau informasi lainnya yang mungkin tepat untuk menentukan sebab dan
sifat penyakit itu. Melalui ramalan, misalnya mbuang

undian, atau melalui komunikasi dengan supranatural ketika berada alam keadaan tak sadar, shaman
diharapkan untuk menemukan sendiri apa masalh

nya atau yang lebih tepat, siapa dan apa yang telah menyebabkan penyakit karena terapi akan lebih
diarahkan kepada penyebab daripada kepada geiala.

gejala. Memang itulah keahliannya, dan untuk hal tersebutlah ia dibayar, Maka, bila ada seorang pasien
yang harapan-harapannya seperti yang diurai

kan di atas, berkonsultasi dengan seorang dokter yang harapannya berlainan sama sekali, maka yang
akan terjadi paling sedikit adalah kebingungan atau paling

banyak, amat kurangnya ke percayaan. Jansen secara grafīs mendeskripsikan masalah-masalah dalam
praktek medis di kalangan penduduk Bomvana Xhosa

sehubungan dengan wawancara pengobatan. Mengikuti pola asli, orang yang sakit dan temannya
berjalan berurutan ke rumah peramal dengan membawa tongkat panjang serta sebuah bungkusan
pakaian di kepala mereka, sehingga menune
jukkan tujuan mereka. "Ketika peramal mulai dengan konsultasinya, ia mulai dengan menerka. Ia tidak
boleh memperoleh 'sejarah medisnya' melalui wawan

.cara dengan pasien dan/atau keluarganya. Sebaliknya, dialah yang harus memberikan jawaban
terhadap semua pertanyaan tentang si pasien dan Seoa

peyakitnya" (Jansen 1973: 43). "Para anggota masyarakat rumpun tidak dibiasakan oleh para praktisi
mereka sendiri untuk memberikán keterangau /ang

lengkap mengenai keluhan mereka. Sebaliknya, para peramal dan deskripsikan keluhan-keluhan pasien
yang tersembunyi kepada pasien yang diberikanyang bersangkutan dalam proses uku-vumisa
[peramalanl, kemudian langsungdiagnosis dan interpretasinya" (Tbid., 84). ng memberikan

Bagi para pasien yang mempunyai harapan-harapan me peranan mengherankan dan terasa
mengganggu. "Wawancara adalah sesuatu awanc yang tidak

penyembuh seperti tersebut di atas, pertanyaan-pertanyaan ua ang tidak

adalah dikenal dalam sistem pengobatan masyarakat rumpun, Kataoh pengampun," kata Jansen
wancara

seperti yang dialami oleh masyarakat mengenai masalah-maa pengadilan,

registrasi ternak sapi, pajak, dan topik-topik lain, dalam kedudukan politis merupakan refleksi dari
struktur pemikiran kita yang historis. Penyakit, setidak rekan sebagai bawahan, ditanggapi dengan
kecurigaan. Menurut Jansen, dalam jabatan Barat, sejarah adalah konsep fundamental dalam pemikiran
kitanya tanpa sadar, dipan dang Sebagai peristiwa "sejarah" yang sebagian membutuhkan pengobatan
historis. Sebaliknya, "pendekatan mitologis para peramal

er rlawanan dengan konsep waktu Barat yang linear, dan tidak mengenal penyambutan (Xhosa)
menganggap hidup ini se bagai bagian dari pengalaman siklus waktu yang

kita sebagai peristiwa historis dalam kehidupan manusia" (Tbid., 73). Berdasarkan atas alasan-alasan
tersebut, dokter yang harus menanyakan

demikian banyak pertanyaan sebelum ia dapat memberikan pengobatan, dipandang dengan kecurigaan.
Bahkan pertanyaan yang sederhana seperti "Siapakah namamu?" sering mengakibatkan kekecewaan;
karena hal itu merupakan Suatu pertanyaan yang tidak biasa" dalam kehidupan sehari-hari penduduk
rumpun, dan beberapa pasien tua bahkan menyembunyikan keterangan menge

nai dirinya. Jansen menemukan bahwa bila ia mengawali konsultasi dengan pertanyaan "Apa yang
terjadi pada diri anda?", lebih sering ia mendapat jawaban, Bukankah dokter yang harus menjawab
pertanyaan ini, bukan saya?" (Ibid.,81). Jansen juga menunjukkan masalah yang inheren dalam
perbedaan antara pandangan dokter-pasien mengenai masalah, berapa lama penyembuh menyediakan
waktunya bagi si pasien. Karena kurangnya pemahaman tentang waktu menurut ukuran Barat, pasien
Bomvana mengharapkan suatu konsultasi yang santai; efisiensi bukanlah merupakan unsur dalam
proses pengobatan. Sebaliknya, dokter-dokter terlatih untuk menggunakan waktu secara efisien, dan
harapan itu diperkuat sebagai dasar dari kebutuhan akibat adanya antrian pasien yang panjang di kamar
tunggu. "Mungkin kami sering berbuat kesalahan waktu berhicara. dengan para pasien Bomvana, karena
kami mengarahkan komunikasi Kami dengan mereka dengan menggunakan persneling yang terlalu
tinggi

Namun, tambahnya, dan orang sependapat dengannya, "Hari-hari klinik yang bukanlah waktu yang ideal
untuk membuat irama kerja Barat lebih sesuai dengan gaya hidup santai orang Bomvana. Sayangnya,
buru-buru' seringkali dapat dihindari, jika sekitar seratus orang pasien telah menunggu giliran untuk
diperiksa sang dokter di sebuah pusat kesehatan'" (Ibid., 17).

KOMUNIKASI

Dari berbagai kesulitan yang ditemukan dalam wawancara pengobatan, baik lintas buangan Barat
maupun non-Barat, dan dalam praktek pengobatan

lintas-budaya, budaya, masalah-masalah yang berhubungan dengan komunikasi dokterkan dalam


kerangka yang sederhana, hampir merupakan lelucon kalau hal diletlngkin merupakan yang paling
umum. Inti permasalahannya dapat itu bukan yang sangat serius. Seorang dokter kesehatan masyarakat
Inggris di

California menasehati seorang ibu Meksiko dengan kata-kat yang bahk akan membuat bingung para
pasien yang paling terpelajar pun, menambahkan caranya menyapih bayi. "Pakailah ikat dada dan
kurangi minumo bapai bagaimana 1959a 220). Walaupun wanita tersebut mengerti sedikit bahao.an"
(C.Clark

kata tersebut sulit dipahami, sedangkan harga diri dan rasa Inggris, katlanginya untuk minta penjelasan.
dan rasa maluny menghalnginya Bukti-bukti dari Amerika Serikat dan dari luar Amerika menunjukkan
bahwa para dokter (1) seringkali mengasumsikKan bahwa pasien mereka sebenarnya sudah lebih paham
dari yang diberitahukan pada mereka menpe benar implikasi

implikasi pengobatan dan perawatan lanjutan, (2) kadang-kadang.pandangan stereotip tentang


tingkahlaku pribadi mereka sendir unyaj

diri, yang sangat keliru. Sebagai ilustrasi dari butir pertama adalah suatu studi mena

pasien klinik medis dan dokter-dokter mereka; studi tersebut menem.a bahwa 214 para dokter yakin
bahwa 82% dari keterangan yang tertulis dalam kuesioner

medis untuk pasien akan dapat dipahami oleh para pasien tersebut, Nuansa nyatanya, pasien hanya
mengerti 55% saja, bahkan lulusan SLA pun hanya memaahami dua pertiga dari keterangan-keterangan
tersebut (Pratt et al. 1958 :225) Penemuan-penemuan perbandingan diperoleh dari suatu studi di India,
di mana 50 orang pasien wanita diminta untuk menunjukkan 25 kata umum yang biasa dipakai oleh para
dokter. Kurang dari tiga perlima jawaban dapat

dipakai sebagai indikasi tentang pemahaman pasien terhadap makna kata-kata tersebut. Suntikan, gatal,
haid, dan pembengkakan adalah kata-kata umum

yang dimengerti, sedangkan darah, kelenjar, dan operasi adalah kata-kata yang paling tidak dipahami.
Daftar terdiri dari dua kelompok kata-kata, yang satu

berasal dari perbendaharaan kata pasien yang dicatat oleh dokter, daftar lainnya terdiri dari kata-kata
teknis yangg umum digunakan oleh para dokter dan diserap

oleh pasien. "Kata-kata dalam kelompok pertama nampaknya memberikan pengertian yang maksimum"
(Anand dan Rao 1963: 153). Para penulis menyimpulkan bahwa dokter-dokter harus dibuat peka
terhadap pentingnya mempelajari kata-kata pasien dan artinya, dan sedapat mungkin, memakai kata-
kata

tersebut dalam pengobatan. Dalam situasi-situasi lain, pasien mungkin mengerti benar-benar tentaug

kata-kata itu, namun konotasinya dapat mempengaruhi tingkahlakunya. kecil dari pasangan migran dari
daerah selatan ke Detroit dibawa Kedaruratqn sebuah rumah sakit besar untuk mendapat iahitan pada
luka a

nya. Ayahnya, yang diberitahu bahwa ia harus kembai semingg lag untuk kuku.membuka jahitan itu,
telah aengerjakannya sendiri dengan inting nertolons kuku.

Sebagai salah satu sebab, si a: .h memberontak atas biaya $ 22 unus olongan darurat, Mungkin yang
leuh penting lagi adalah kenyataai

pergi ke "kamar bedah" untuk membuka jahitan itu. Hal terseoitan itu. Hal tersebut sungguh meru

pakan sesuatu yang mengerikan. "Sejak lama orang-orans ota-kota di.Appalachia Selatan menyebut
bahwa salah satu kecurigaa onya' ata

kecurigaan mereka yang tero rbesar

terhadap dokter ialah anggapan bahwa dokter akan 'memo ?tau mela

kukan pembedahan (Stekert 1970 130).

Intungnya komunikasi verbal yang lancar tidak senantiasa penting bagi

suksesnya suatu pengobatan. Hal ini dibuktikan dalam kasus seorang anak

Amerika, yang dalam berespons terhadap permintaan dokternya, seorang

Denmark ang pandai berbahasa Inggris, agar ia "bernafas dalam-dalam," memperoleh isyarat melalui
tetoskop, lalu ia menarik nafas dalam pada setiap
pengulangan perintah dokter yang tidak ia pahami itu. Sementara pengetahuan pasien mengenai apa
yang dinginkan dokter dari mereka dalam ruang praktek

dokter, tak diragukan, memperlancar banyak situasi yang hampir sama, namun kadang-kadang timbul
juga perasaan ingin tahu, seperti dalam kasus seorang anak

laki-Jaki Bomvana Xhosa yang berusia 4 tahun, yang pergi ke dokter misionaris dengan ibunya. Karena
tak dapat menahan lagi perasaan ingin tahunya, ia ber-

tanya: "Kapan dokter akan mulai menari?" (Jansen 1973 142 143). Orang tidak perlu pergi ke. Afrika
untük menemukan perbedaan interpretasi yang

dramatis atas tindakan-tindakan medis. Waktu seorang dokter Texas menyalakan api spirtus dan
memanaskan lapisan kaca yang telah diolesi dahak di atasnya

dengan cara maju mundur yang lazim dilakukan di laboratorium, sang pasien, seorang nenek Indian
Kickapoo, mulai menyanyi dan menari dalam posisi badan setengah membungkuk (dikomunikasikan
oleh Rafael Toledo M.D.).

Suatu studi belum lama ini, yang dilakukan di klinik pediatri rumah sakit anak di Los Angeles
memberikan gambaran, betapa kadang-kadang dokter keliru

dalam asumsi mereka tentang bagaimana pandangan para pasien terhadap mereka. Dalam studi itu
diketahui bahwa hal yang sangat tidak disukai oleh para

ibu mengenai perawatan yang diberikan kepada anak-anak mereka adalah tingkahlaku para dokter yang
efisien, tidak akrab dan kelihatan tidak acuh.

Namun dalam suatu sampel atas 800 wawancara, ditemukan bahwa sementara para dokter umumnya
percaya bahwa mereka bersikap ramah, kurang dari

separuh pasien" (maksudnya ibu-ibu mereka) mempunyai kesan seperti yang disebutkan di atas (Korsch
dan Negrete 1972: 72). Para dokter yang terlibat,Setelah mendengarkan rekaman wawancara mereka,
tercengang setelah mengeahui bahwa mereka lebih banyak berbicara daripada para ibu pasien, dan hal
Inl merupakan suatu penemuan penting mengenai kenyataan bahwa "Pertemuan antara dokter dan
'pasien' (sang ibu) cenderung memberikan hasil yang lebih SES JIka si ibu terlibat dalam pembicaraan
yang aktif dengan dokter, daripada

d Sang ibu bersikap pasif dan hanya sedikit saja bertanya" (Ibia., 73)."cuk puas dengan pekerjaan dokter,
dan hanya 24% saja yang tidak puas,

alaupun cukup menenteramkan bahwa 76% dari para ibu "sangat atau separuh dari para ibu itu
meninggalkan ruang praktek dokter dengan pertanyaan tentang apa sebenarnya yang menyebabkan
sakitnya
ternyata, edikit sekali hubungannya dengan kepuasan pasien. "Dari sebanyak (lbid, 69). Salah satu
penemuan yang menarik adalah bahwa 800 kunjungan yang diamati, yang lamanya bervariasi antara
dua menit hingga dengan pandangan umum. yang berlaku, lamanya suatu konsultasi ternyata sedikit
sekali hubungannya dengan kepuasan pasien.

146 Duma NOA tara lamanya pembi,

45 menit, tidak dapat ditemukan korelast yang penting antara caraan dengan (1) kepuasan pasien atau
(2) kejelasan diagnoo akit si anak

(bid., 71). Dokter-dokter yang raman, yang menggunakan jstilkit waktu sia yarng

stilah-i istilah yang dimengerti oleh para ibu, menjalankan konsultasi yang efektif. stilah

singkat. "Keluhan yang paling berat dan paling umum dari para ibu puas adalah bahwa para dokter
hanya sedikit saja rmenunjukkan yang tidak matian mereka terhadap kekhawatiran yang sangat besar
pada para ibu atas ibu atas keadaan mereka. Harapan yang tinggi dari para ibu yang datang ke klinik ad
nak mere anak-anak klinik adalah bahwa

para dokter akan bersikap ramah dan bersimpati, tidak hanya kepada bahwa namun juga pada orang
tuanya yang cemas. Namun rekaman-rekama Mero.

jukkan bahwa hanya kurang dari 5% saja dari pembicaraan dokter bersifat akrab atau ramah" (Tbid., 72).
dokter itu ya

KESIMPULAN

Dalam melukiskan suatu gambaran perbandingan lintas-budaya tentana Wa

wancara pengobatan, kita berpijak di atas kenyataan yang utuh. Data memanu

baik tentang interaksi dokter-pasien di Amerika Serikat, dan kita mempunvai

banyak catatan tentang masalah-masalah yang timbul ketika dokter-dokter

Barat atau dokter-dokter yang terlatih dalam kedokteran ilmiah merawat pasien

pasien dari masyarakat tradisional, para pasien yang harapannya atas tingkah

laku peranan dokter sangat berbeda dari yang ia pikirkan. Catatan etnograi

cukup baik sejauh yang meliputi ritual shamanistik dan hubungan-hubungan

lainnya tentang dokter-pasien di dalam suatu masyarakat yang tradisional.

Namun apabila kita beralih, khususnya kepada masalah komunikasi - SeD


ra

rapa jauh pasien mengerti tentang apa yang ingin dikomunikasikan oleh pat

dokter? maka catatan mengenai hal itu kurang baik. Penggunaan kuesioner

yang meminta agar istilah-istilah medis khusus, didefinisikan atau sekedar membatas

menanyakan, apakah pasien mengerti tentang instruksi dokter, sebagian besar pada kalangan
masyarakat Barat, atau berkenaan dengan konteks pengodean lmiah di negara-negara non-Barat,
seperti contoh-contoh oleh Anvaraa dan

Namun kita tidak mempunyai data yang bisa dipertandingkan"nsh menyadari masyarakat

masyarakat tradisional. Tak seorang ahli antropologi

kan secara sistematis kepada para pasien, apakah anda mengeru maksu shaman?

Apakah sang ahli ramuan berusaha supaya ia lebih dimengerti ADakah Apakuh/yang tak terjawab?
pakah yang anda pulang dengan pertanyaan-pertanyaan yar a ila yang anda sukai dari kunjungan
pertama ke penyembuh aat ang tidak and

sukai'? Dari seringnya terjadi kesalahpahaman yang meyenyembuh dan apa pun menjadi ciri-ciri wawal

pengobatan, bila hal itu melibatkan seorang dokter dan pasien dari pasien yang sana dayaan atau strata
sosial yang lain, kitą memperkiraxa dalam m rakatay

akan lebih mengerti shaman, dukun sihir dan anu memastikan. Halin sendiri, daripada memahami
dokter. Namun kita tak sihir dan ahli ramuan dala

ng memerluk lebih banyak penelitian etnom

merupakan suatu topik yang memerlukan lebih bany*

Namun kita tak dapat

bab 7

Sistem-sistem Medis

Non- Barat: Berbagai

Kekuatan dan Kelemahan


MASALAH

Dalam tiga bab terdahulu telah diuraikan ciri-ciri pokok dari sistem-sistem medis

non-Barat. Telah' dibicarakan mengenai etiologi-etiologi, pengobatan serta para

penyembuhnya yang dihubungkan dengan berbagai tipe-tipe masyarakat, serta

penyakit yang berbeda-beda dalam suatu masyarakat tertentu. Telah ditemukan

bawa dikotomi Barat yang sering terjadi antara penyakit-penyakit organis dan

penyakit-penyakit jiwa, masing-masing dengan dokter-dokternya, pendekatan

pengobatannya, bahkan rumah-rumah sakit yang berbeda, pada umumnya

jarang terdapat dalam masyarakat-masyarakat non-Barat, suatu fakta yang

nampak jelas dari penggabungan keahlian yang dianggap penting untuk meng:.

atasi setiap masalah, yang ada pada diri seorang shaman atau dukun sihir.

Dalam bab ini kita kembali kepada suatu pertanyaan yang sering menggelitik

para ahli antropologi, psikiater dan dokter-dokter medis serta awam lainnya:

Seberapa jauh suatu dasar bagi terapi yang efektif diberikan oleh teori-teori

penyebab penyakit non-Barat, dan seberapa baik pengobatan-pengobatan terse

Dut berhasil dalam meringankan rasa sakit, mengurangi tingkahlaku abnormal,

antu seorang pasien selama ia sakit, dan mengembalikan kesehatan fisik

mentalnya? Pendapat-pendapat berbeda besar; tergantung dari penulisnya,

gKauan dari evaluasi-evaluasi yang meliputi keseluruhan dari penipuan hingga

5O0atan-pengobatan yang amat efektif, proto-ilmiah, rasional dan berdasar.

kan pengobatan uji coba.

an dapat ditimbulkan untuk menunjang kedua pandangan. Bagi

dengan cara menyedot batu kristal berdarah yang dianggap sebagai objek

da yang skeptis, tipuan sulapan yang dilakukan oleh shaman dan tipuan

mortalitas dan morbiditas yang tinggi pada masyarakat tempat shaman berasal,
yakit- dari tubuh pasien. iuga angka usia tua yang rendah serta angka-angka

pakan bukti vang cukun dari ketidakm anmpuan pengobatan non-barat

Bagi golongan pendukung, sumbangan-sumbangan dari ramn umbuh-tumbuh.dan dari obat-obatan


primitif terhadap tarmakopea Barat dan dukungan psiko.

sosial atas upacara-upacara pengobatan yang sering diberikan dan para warga dalam masyarakatnya
yang merawatnya, merupakan pada ada pasien

akan bukti yang cukup bahwa pengobatan non-Barat dapat menyumbang banval pada dunia

Barat, dan harus terus memainkan peranannya yang besar dari kebutuhan perawatan kesehatan orang-
orang yang mempercayai memenuhi pengobatan

tersebut.

Berbagai argumentasi tentang efektivitas pengobatan non-Barah jauh

akademis; kini, dalam organisasi World Health Organization dan dalam Agency dari ency

For International Development timbul gagasan-gagasar yang serius untuk mer

inkorporasikan penyembuh-penyembuh non-Barat dan bagian-bagian nenos oatan non-Barat ke dalam


rencana-rencana kesehatan nasional. Apabila para Dendung pandangan skeptis itu benar, tindakan yang
demikian akan memenuhi dana dan jiwa manusia. Sebaliknya, jika golongan pendukung benar, hal itu

merupakan langkah yang logis untuk mengembangkan perawatan kesehat

a.pertama ke wilayah-wilayah di mana biaya akan menghambat pembangunan

pelayanan kesehatan yang benar-benar memadai untuk beberapa dasawarsa

Masalah ini akan dibicarakan secara lebih lengkap pada

Bab 14. Pada bab ini

kami lebih memperhatikan sistem-sistem pengobatán non-Barat dalam rangka

menentukan, apabila mungkin, kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan

mereka, praktek-praktek yang berbahaya, dan aspek-aspek positifnya.

KESULITAN DALAM TOLOK-UKUR

Kegunaan suatu sistem medis tidaklah mudah dievaluasi; tidak ada satuan-satuan

universal yang. disepakati yang harus diukur, dan prasangka-prasangka sertd


harapan-harapan pribadi dari mereka yang mengevaluasi dapat sangat berbeda.

Bahkan tidak terdapat kesepakatan tentang apa yang harus dinilai. Di Ameriki

Serikat kita melihat sistem medis kita sebagai hal yang relatif terpisah dari n

dari agama, dan dari masyarakat. Evaluasi-evaluasi kita mengenai kebDerna

dari sistem medis kita sedikit sekali berhubungan dengan pranata-prad terse

Dut, Kita menaruh perhatian kepada hal-hal seperti teknik-teknik diag

yang akurat, kemampuan pengobatan, imunisasi, keterampilan bedah, ua

nanggulangan penyakit-penyakit kronis. Lebih luas lagi, kita menaruh pe

pada landasan ilmiah dari praktek medis dan apa yang diajarkauy kepada

tentang diet yang benar, latihan olahraga, serta bahaya-bahaya as dan me

rOKOK. Dengan kata lain, kita cenderung untuk menilai sistem kita dalam

angka-angka pasien yang selamat dari kanker dan bedah dalam Serik meng

Ker angka patologi yang cukup sempit: kita menyebut tental Umur panjang

yang diidamkan, angka-angka mortalitas dan morbiditas S peningk

ukur kemajuan. Dinilai dari kriteria tersebut, maka sistem i erika Serikat

mengesankan. maka sistem kita (

Ceranan 149

holikannya, apabila dinilai dari kriteria utama, yang merupakan Namun tersebut di atas- kepuasan
konsumen sistem kita ternyata tujuan dari Dokter-dokter medis tidak lagi merupakan penasihat

mengesankan. Dokter dicintai, seperti yang mereka bayangkan paling sedikit pada satu kurang

harga yang dicintai,

ice) semakin menjamur, dan semo ktek kedo Paling sedikit enasihat

psikososis yang lebih luas, jelas bahwa kita masih harus banyak belajar.

kelu ulu. Gugatan terhadap praktek kedokteran yang keliru (malpraktik

generasi terot menjamur, dan semakin banyak jumlah orang yang berpindah kepada alternatif seperti
pengobatar keyakinan (faith healing), makanan
dan cara melahirkan secara alamiah. Dalam konteks kehidupan makanan organik dalam banyak
masyarakat non-Barat, garis pembatas antara

Sebaliknya, dalam terjali secara rumit dalam konteks pranata yang sama. Maka kemampuan

Seo atan di satu pihak dengan religi, hukum dan masyarakat di lain pihak,

kepercaya aan-kepercayaan tentang etiologi dan pengawasan sosial, dapat

pengoo dalah kurang jelas. Dalam masyarakat yang demikian, religi dan pengobatan, ada atau mereka
untuk memainkan peranan-peranan yang terletak jauh dari penyembuhan dan sistem medis dalam
masyarakat tersebut harus diukur dari kemampuan

sitem-sistem medis umum dalam tulisannya, "Apa pun yang ditunjukkan oleh label kesehatan, hal

huhan penyakit dan usaha menjaga kesehatan, Maretzki mengemukakan prinsip

itu adalah kondisi komuniti dan sistem sosial seperti juga kondisi in dividual

vang merupakan bagian daripadanya" (Maretzki 1973 135). Maka, dapatlah

ikatakan bahwa bagi orang Navaho, kepercayaan bahwa seorang pasien telah

dikembalikan kepada keseimbangan dengan alam dan masyarakatnya merupakan

suatu "bukti" yang lebih meyakinkan tentang keberhasilanny a, daripada usaha

untuk mengurangi suatu gejala klinis. Serupa halnya, di kalangan orang Ojibwa,

seperti yang dideskripsikan oleh Hallowell, keberhasilan pemecahan konflik

dan pemeliharaan hubungan sosial yang akrab antara para anggota dari masyara

kat yang demikian luas tersebar haruslah merupakan suatu ukuran terhadap nilai

tentang kepercayaan-kepercayaan etiologi mereka. Perbedaan-perbedaan terse

DUt, mengenai apa yang harus dievaluasikan dalam sistem medis Barat dan non-

ara1, lebih jauh ditekankan oleh perbedaan peranan dari penyembuh. Seperti

Dikatakan oleh Alland, "Spesialis-spesialis medis non-Barat umumnya ber

yang adalah untuk memulihkan hubungan antar manusia, atau antara

dalam konteks sosial yang membuat tuntutan-tuntutan nonmedis

402 mereka. Mereka adalah para hakim sosial dan fungsionaris keagamaan

sebab sosial daripada penyakit" (Alland 1970: 128).


Sebab sosial dengan supran ranatural. Dengan demikian mereka lebih menangani sebab

ita melihat dari perbedaan antara peranan sistem medis Barat dengan non

pat Barat bahwa ukuran dari keberhasilan tentunya merupakan kemampuan untuk

dapat memu an-harapan penduduk yang dilayani. Namun, karena

sama halnya seperti masalah bagaimana menambahkan apel dengan

enginan-keinginan yang elektivitas sist yang ada amat berbeda, maka perhitungan komparatit dari

ampir Istem-sistem yang berbeda tersebut tidak dapat dicapai secara mutlak. Hampir

eruk.

Tugas dari para ahli antropologi dalam usaha mereka

nereka untuk membuat

evaluasi yang dangkal tentang sistem-sistem medis non-Barat telah . ngan dengan

non-Barat telah m ijadi lebih

sulit oleh data yang walaupun banyak, namun tak selalu berhuh adi banyak lehi

pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab. Kami, misalnya,catatan tentang bagaimana etiologi-etiologi


penyakit dan peranar hanya shaman menjadi cara-cara untuk pengawasan sosial. Namun, itu adalah
model Van uatu men. tingang dibentuk oleh para ahli antropologi, dan kami tidak yakin, sejauh mana,
pada.

katan sadar atau tak sadar, model tersebut dimiliki oleh penduduk vau tesiskan tingkah lakunya ingin
mereka jelaskan. Dengan kata-kata lain, kami menohi nBkah.

fungsi-fungsi tersebut bagi sistem-sistem medis non-Barat, dan kamukan dan kami perca

bahwa hal itu benar, namun kami tidak memiliki bukti-bukti klinis Caya sinis bahwa hal itu memang
sahih. Komplikasi kedua dalam mengevaluasi sistem non-Barat adalah lalah bahwa

sejauh yang menyangkut efektivitas dari pengobatan-pengobatan khusus

juga hanya memiliki data yang amat kurang. Kebanyakan penilaian kami berdasarkan atas satu atau
beberapa observasi; kami kekurangan landasan statistik eksperimen-.eksperimen double-blind, catatan-
catatan kumulatif tentang keber

hasilan atau kegagalan, yang dalam pengobatan ilmiah dinilai penting sekali untuk membuktikan
efektivitasnya. Anekdot-anekdot sering digunakan untuk mengganti data sebenarnya.

Dalam suatu peristiwa, (Foster) menderita flu dada yang berat di Tzintzuntzan,
Meksiko. Para anggota keluarga di mana ia menginap di desa mendiagnosis keada

annya sebagai akibat "peningkatan panas," dan menilainya sebagai akibat dari

kebiasaannya yang ceroboh untuk berjalan dengan kaki telanjang di lantai kamar

tidurnya yang dingin. Mereka menyarankan agar daun tepusa untuk pengobatan

dengan minyak dibarutkan pada telapak kakinya untuk mengeluarkan dingn

yang telah mendorong panas. tubuhnya ke dadanya. la pergi tidur (Seteau minum minuman keras yang
panas dan sesudah pengobatan tersebut dlaku

kan kepadanya), ia nyatanya dapat tidur dengan nyenyak dan keesokan naL inya

merasa pulih kembali.

Banyak dari "bukti-bukti"" tentang kemanjuran pengobatan populer

kinkan dapat diberikan, kami membutuhkan data yang lebih ie alam meya* an

termasuk dalam tingkat kesahihan yang seperti ini. Sebelum jawaba an terutama, contoh-contoh kasus
yang baik, di mana tingkat kecanggihan yang lebih lengkap, dan terlam anaisa dan penarikan kesimpulan
jauh lebih unggul daripada yangmi mermut di atas.

mungkinkan kami untuk berbicara tentang norma-norma cebagainy yang me

Bagi banyak topik besar dalam berbagai kebudayaan non-Data." yans

data yang baik sekali yang memadai untuk disebut sebaga ami memiliki kebudayaan non-Barat,

disebut sebagai "fakta,

perkawinan, organ politik; kerapatan yang fiktif, produktivitas pertanian aa tentang Pse

n dan sebagainya denga

ketepatan ilmiah yang besar. Namun apa yang kami Ko

adalah dari apa yang disampaikan oleh para informan a observasi

apa yang kami ketahui tentang

para informan kami atau dari

Yang sambil lalu seperti contoh yang baru saja diberiKa

yang nyata yang kami adapi, kami tetap akan ber

Memahami masalah yang nyata yang Kan


Tugas dari para ahli antropologi dalam usaha mereka

nereka untuk membuat

evaluasi yang dangkal tentang sistem-sistem medis non-Barat telah . ngan dengan

non-Barat telah m ijadi lebih

sulit oleh data yang walaupun banyak, namun tak selalu berhuh adi banyak lehi

pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab. Kami, misalnya,catatan tentang bagaimana etiologi-etiologi


penyakit dan peranar hanya shaman menjadi cara-cara untuk pengawasan sosial. Namun, itu adalah
model Van uatu men. tingang dibentuk oleh para ahli antropologi, dan kami tidak yakin, sejauh mana,
pada.

katan sadar atau tak sadar, model tersebut dimiliki oleh penduduk vau tesiskan tingkah lakunya ingin
mereka jelaskan. Dengan kata-kata lain, kami menohi nBkah.

fungsi-fungsi tersebut bagi sistem-sistem medis non-Barat, dan kamukan dan kami perca

bahwa hal itu benar, namun kami tidak memiliki bukti-bukti klinis Caya sinis bahwa hal itu memang
sahih. Komplikasi kedua dalam mengevaluasi sistem non-Barat adalah lalah bahwa

sejauh yang menyangkut efektivitas dari pengobatan-pengobatan khusus

juga hanya memiliki data yang amat kurang. Kebanyakan penilaian kami berdasarkan atas satu atau
beberapa observasi; kami kekurangan landasan statistik eksperimen-.eksperimen double-blind, catatan-
catatan kumulatif tentang keber

hasilan atau kegagalan, yang dalam pengobatan ilmiah dinilai penting sekali untuk membuktikan
efektivitasnya. Anekdot-anekdot sering digunakan untuk mengganti data sebenarnya.

Dalam suatu peristiwa, (Foster) menderita flu dada yang berat di Tzintzuntzan,

Meksiko. Para anggota keluarga di mana ia menginap di desa mendiagnosis keada

annya sebagai akibat "peningkatan panas," dan menilainya sebagai akibat dari

kebiasaannya yang ceroboh untuk berjalan dengan kaki telanjang di lantai kamar

tidurnya yang dingin. Mereka menyarankan agar daun tepusa untuk pengobatan

dengan minyak dibarutkan pada telapak kakinya untuk mengeluarkan dingn

yang telah mendorong panas. tubuhnya ke dadanya. la pergi tidur (Seteau minum minuman keras yang
panas dan sesudah pengobatan tersebut dlaku

kan kepadanya), ia nyatanya dapat tidur dengan nyenyak dan keesokan naL inya
merasa pulih kembali.

Banyak dari "bukti-bukti"" tentang kemanjuran pengobatan populer

kinkan dapat diberikan, kami membutuhkan data yang lebih ie alam meya* an

termasuk dalam tingkat kesahihan yang seperti ini. Sebelum jawaba an terutama, contoh-contoh kasus
yang baik, di mana tingkat kecanggihan yang lebih lengkap, dan terlam anaisa dan penarikan kesimpulan
jauh lebih unggul daripada yangmi mermut di atas.

mungkinkan kami untuk berbicara tentang norma-norma cebagainy yang me

Bagi banyak topik besar dalam berbagai kebudayaan non-Data." yans

data yang baik sekali yang memadai untuk disebut sebaga ami memiliki kebudayaan non-Barat,

disebut sebagai "fakta,

perkawinan, organ politik; kerapatan yang fiktif, produktivitas pertanian aa tentang Pasien dan
sebagainya denga ketepatan ilmiah yang besar. Namun apa yang kami Ketahui tentang pengobatan
adalah dari apa yang disampaikan oleh para informan kami atau dari observasi

Yang sambil lalu seperti contoh yang baru saja diberikan yang nyata yang kami hadapi, kami tetap akan
berikan,,?

Memahami masalah yang nyata yang kami hadapi kami akan tetap berusaha untuk mengevaluasi
sistem-sistem medis non-Barat, baik dari segi positif usaha untuk mengevaluasi usaha dari segi
negatifnya.

maupun dari segi negatifnya .

DOSITIF DARI BERBAGAI PENGOBATAN NON-BARAT

ASP PEK POS

kekuatan-kekuatan dari sistem medis non-Barat dapat secara tepat dimasukkan Kekuatan tindakan
pengobatan klinis, terutama farmakopea pribumi. Para ahli antro sikiater yang semakin bertambah
jumlahnya, yang telah bekerja di kalangan penduduk non-Barat, umumnya merasakan bahwa
pengobatan non-Barat terbukti efektif pada kategori yang disebut pertama, dan bukan pada kategori
disebutkan terakhir. Hal ini mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa

nada iangkauan yang lebih luas daripada yang terdapat di Barat, seperti yang te lah kita lihat, penyakit
dalam masyarakat-masyarakat tradisio nal-tradisional, paling sedikit, penyakit yang gawat, menunjukkan
disfungsi tidak hanya dalam tubuh si pasien namun juga yang berhubungan dengan masyarakatnya, dan
mung

kin pula, disfungsi yang terdapat dalam masyarakat itu sendiri.

Tidak ada gambaran yang lebih jelas daripada yang terlihat pada orang Navaho. "Konsep Navaho
mengenai sehat sangat berbeda dengan konsep kita.

Bagi orang Navaho, sehat adalah simtomatik dari suatu hubungan yang benar antara manusia dengan
lingkungan: lingkungan' supranaturalnya, alam sekeli-

lingnya, dan dengan manusia di sekelilingnya. Sehat diasosiasikan dengan baik, berkah, dan keindahan
semua yang sangat berharga dalam hidup. Sebaliknya,

penyakit merupakan bukti bahwa seseorang telah keluar dari keseimbangannya

yang rawan" (Adair et al, 1969: 94).

Kerangka pemahaman hubungan manusia-lingkungan inilah, yang menjadi dasar bagi begitu banyak
masyarakat non-Barat untuk memandang penyakit,

menjelaskan, mengapa peranan penyembuh yang kuat (shaman atau dukun) diterima secara jauh lebih
luas-dari peranan dokter dari Barat. Penyembuh

yUkan seka dar orang yang menyembuhkan, yang terampil dalam cara untuk menangani gejala-gejala;
terbukti ia benar-benar bekerja untuk mem

nankar keharmonisan antara manusia, masyarakatnya dan lingkungannya

kontat nat, misalnya, bagaimana shaman Tukano di Columbia, melalui Derusaha 4Supranatural yang
merupakan "penguasa" binatang buruan,

menahan penyakit dengan mengawasi dan membatasi tempat berusaha untuk Klan mpat menohi dan
waktu- tu-waktu di mana manusia boleh berburu sehingga dengan demikian ketegangan yang tak
seharusnya dalam suatu sistem ekolog yang rawan nangannya. Kita telah melihat pula, bagaimana di
kalangan australia, penyembuh pribumi merupakan pelerai sosial dan hukum yang dengan mer

ketidakselarasa mengingatkan sesamanya mengenai risiko sakit akibat dapat menjembatani dan
melakukan kompromi atas ketidakseleraan sosial, yang jikalau tidak ia lakukan, akan menghasilkan
ketegangan-ketegangan sosial yang jikalau tidak dilakukan menghasilkan

keretakan yang besar dalam masyarakat.

Perbedaan fundamental antara pandangan-pandangan

penyakit dalam masyarakat Barat dan non-Barat


dapat membantu menjelaskan frekuensi dari kepentingan upacara-upa cara penyembuhan

ada di kalangan masyarakat tradisional, sejauh yang menvano. Kadang-kadang peranan publik hanyalah
tertarik atau merasa gembira dalam menikmati pertunjukan penononton Mungkin lebih sering para
kerabat dan handai- tolan memainkan peran aktif

dalam upacara-upacara. Misalnya, di kalangan orang Navaho Suatu keluarga yang membawa "seorang
tukang mantra untuk melakukan upacara

pengobatan bagi salah seorang anggota kelompok yang sakit, semuanya tetap

tinggal tidak beranjak dalam seluruh upacara, yang bisa berlangecitno ing tetap

hilan hari., "Kerabat dan handai- tolan datang Ke upacära untuk mengambil bagian dalam doa-doa dan
nyanyian mantra yang dipimpin oleh penve

para pembantunya. Dengan turut Derpartisipasi, mereka juga mendapat keuntungan yang positif dari
penyembuhan, dan sebaliknya, kehadiran keluarea dan

handai-tolan memberikan ketenangan bagi paslen yang męrasa bahwa merek semua bekerja untuk
memulihkan kesehatannya" (Adair et al., 1969:95.9

Jangkauan dari ketetapan komunitas untuk ikut dalam terapi ditunjukkan oleh alm. C. Kuckhohn pada
tahun 1938, yang memberikan perkiraannya bahwa

Para pria Navaho memberikan seperempat sampai sepertiga dari waktu mereka untuk upacara-upacara
seperti itu, sedangkan para wanitanya sedikit lebih kurang" (Ibid., 94).

Kadangkala, seperti dalam kasus upacara andacwander pada masyarakat

Indian Huron, suatu upacara di mana pria dan wanita melakukan hubungan seks, partisipasi masyarakat
malahan lebih jauh lagi. Perlunya upacara itu diadakan

diwahyukan dalam bentuk mimpi oleh seorang janda resah yang menginjak menopause dan dipertegas
oleh shaman yang arif mengenai makna-a

impian. Dalam suatu masyarakat di mana penuniukan perhatian terhadap nya didepan dang sebagai
sesuatu yang melanggar susila dan ditolak, andacwae

bukan merupakan hal yang tak lazim, dan nyatanya penduduk dari berbagai status boleh melanggar
norma-norma ketat dari masyarakat dapat

pun konteksnya membolehkan, namun hal itu tidak bersilat Nalau menyalurkan empati masyarakat
dengan cara-cara yang hal itu tidak bersifat orgi, ritu itu dapat

individu tidaklah sendirian dalam frustrasinya dan


yang menunjukkar bahwa memalukan bagi seorang pria atau wanita tertentu dalam frustrasinya dan
bahwa ekspresinya tida& khususnya tentang penyakit mental, teori-teori

wa "penyemnya tentano wanita tertentu (Triggor 1969: 114.1 bahwa "penyembuhan spiritual . . . dapat
didasakan" dua segi penyakit yang keliru, namun

penyembuhan itu mempunyai aud segi keuntungan

dapat didasari oleh

yang menyolok terhadap ketergantungan paaa

kan sebagai bersifat ilmiah : isik yang d

diinginkan dari banyak obat psikotroy tidak

gan pada perawatan

spiritual memerlukan partisipasi orang-orang dari efek-efek yang dijauhkan

obat psikotropik yang terbaru; dan edua, pengobatan

spiritual memerlukan partisipasi orang Orang lain selain si pasie sehingga

membantu mengintegrasikan kembali pasien yang sakit jiwa dengan warga komunitas yang lain, di mana
ia telah menjadi asing selama ini" (Carstairs 1969:409)

Teknik pengobatan lain sejauh mana tindakan-tindakan seorang pasien dianggap membahayakan bukan
saja bagi dirinya Scndiri namun juga bagi masyarakat.

disamping merupakan pembersihan rmosional dan penanggungan rasa bersalah

aping engakuan sering mendorong suatu ingatan kembali pada suatu ingetan kembali

Secara bersama, pengakuan seri

Di sani menyakitkan, dan hal itu sendiri (Torrey19, 64 66).3

pengalamman yang menakjubkan. Adair et al, menulis mengenai nyanyian Navaho bahwa "tidak

diyakini 30 oleh orang Navaho, mempunyai efek psikoterapi terhadap pasien.

Ssebenaukungan psikososial, efektivitas pengobatan non-Barat seringkali

dari menakju keragu-raguan lagi bahwa upacara-upacara penyembuhan ini, yang amat

C rdapat bukti yang baik bahwa praktek mandi keringat yang menenangka yang dilakukan dalam
beberapa upacara dapat bertindak sebagai
dan pijat tubuh fisioterapi yang menguntungkan (Adair et al, 1969: 96). mengenai penduduk Amhara
dari Ethiopia, Young menegaskan Dari sudut pandangan praktis maupun nstrumental, orang-orang
berpendapat

bahwa hal itu [kepercayaan-kepercayaan dan praktek-praktek medis-tradisional],

berguna, karena mereka melakukan apa yang harus mereka lakukan. Dari pandangan sosial, hal ini perlu
dan secara moral penting, karena merupakan cara-cara

yang disetujui masyarakat untuk menangani peristiwa luar biasa yang menggang B4, yang tidak dapat
dibiarkan terus berlangsung. Darí sudut pandangan kognitif, hal-hal itu mempunyai arti karena
mengkomunikasikan ide-ide penting menge

mi dunia nyata, dan melalui praris medis, mereka memberikan sarana untuk menegaskan dan
memelihara arti kenyataan tersebut" (Young 1974-1975 : 88).

Bahwa nilai dari terapi yang berorientasi pada komuniti jauh melewati psiko Seleksi alamiah telah:
memainkan peranan besar dalam mengembangkan resistensi

g murni, dinyatakan oleh Horton, yang meletakkan terapi di Afrika dalam CVlusi-ekologi. "Suatu populasi
tertentu, dengan serangkaian penyakit O tuisnya, "telah hidup berdampingan semenjak beberapa
8enerasl.

diri manusia terhadap penyakit-penyakit seperti malaria, thypus, cacar disentri, dan seba

el ebagainya." Lagipula, tndividu-individu yang telah bisa bertanan melewati masa

anpa obat-obatan Barat pasti berarti kematian. "Dalam keadaan demikan dalam

alam mena K-Kanak, kemungkinan telah memperoleh resistensi tambah penyakit-penyakit tersebut,
sehingga mereka mempunyul

anpa ohat als untuk bertahan dalam suatu situasi, yang bagi seorang Aan, usaha-usaha t

nkan dan berusaha yembuh tradisional untuk mengatasi situasi dengan mene.

4 sosial engobati gangguan-gangguan yang diakibatkan oleh stres nampaknva SOS1al pasien barangkali
sangat relevan. Usaha-usaha seperti itu

Aakter rumah sakit yang Sakit ya yang dianggap kurang penting dan menggelikan bagi seorang

pasien Eropa yang menderita malaria, yang berobat jalan. Namu n cara-car mungkin menjadi penting
apabila tidak ada botol niva

l nivaquine dan res ituiah yang kurang cukup terhadap malaria' (Horton 1967 S6-571 stensi alam

Karena begitu banyak penyakit dalam masyarakat-masyarakat tradisional.


dan terutama di mana etiologi personalistik menonjol- sama-sama dOnal yang

- sama-sama diak ui, baik oleh pasien maupun penyembuh, di dalam konteks religius dan nsitt

dan psikososial lebih luas, di mana untuk menentukan ba tas antara gejala fisik dan oei yang

ara gejala fisik dan gejala mental seringkali susah dilakukan, maka tidaklah mengherankan bahwa
terapsikiatri pribumí seringkali nampak berhasil. Sebagai ilustrasi dari praktek yang demikian adalah
kasus seorang penyembuh Hehe dari Tanzania berna

ma Abedi. Seperti kebanyakan penyembuh non-Barat, kekuatan Ahed bagian berasal dari halusinasi
("mendengar suara-suara yang tak sava

dilanjutkan dengan keadaan "samasekali hilang pikiran" selama 2 mingon sebe

lum disembuhkan ( Edgerton l1971 : 261 ). Abedi menangani seluruh kontelis sosial pasien maupun
penyakitnya. Walaupun 1a sangat menekankan pengohatan dengan ramuan-ramuan, ia cukup bijak
untuk menyadari adanya tekanan-tekan

an sosial, dalam kasus-kasus yang ekstrim, ia menyarankan pasien untuk pindah

dari tempat tinggal mereka dan tinggal untuk waktu yang panjang pada kerabat.

nya. Edgerton merasa bahwa teknik-teknik pengobatan Abedi "sering, atau biasanya berhasil dengan
semakin berkurangnya gejala-gejala penyakitnya

(Tbid., 269). Crapanzano juga terkesan atas keberhasilan para penyembuh Hamadsha,

yakni para anggota suatu organisasi persaudaraan yang bersifat religius di Maroko,

yang menaruh perhatian pada penyembuhan penderita yang menjadi korban kesurupan oleh setan..
"Masyarakat Hamadsha bukan sekedar penyembuh namun mereka adalah para penyembuh yang
berhasil menurut rangka standar yang berlaku di mašyarakatnya, dan dalam berapa hal, menurut
standar pengobatan modern" (Crapanzano 1973: 4). Pengobatan tersebut seringkali secara dramatis

mempengaruhi berkurangnya gejala-gejala dari reaksi kecemasan yang umuu misalnya kelumpuhan,
bisu, kebutaan yang tiba-tiba, dan depresi. yang neo

Orang-orang Hamadsha, dengan cara-cara mereka, adalah para ahli diagnostik yang pandai," yang
secara bijaksana menghindar dari pengobatan penyak

penyakit yang menurut kedokteran Barat dianggap berasal dari penyakit ganik,

Salah satu dari praktek pengobatan non-Barat yang tidak lazim dan nampak seperti halnya epilepsi
(Tbid., 5). nya berhasil telah dideskripsikan oleh Messing mengenai hara di Ethiopia. Di sana para pasien
yang kesurupan oleh ron-ro ei

(sebagaimana sadar, mandul, dan mudah mengalami kecelakaan) dirawat oleh pa ra penyemb4
yang ditunjukkan melalui keadaan yang sangat apaus ara penye religius Zar yang dulunya juga
merupakan pasien, tetapi lai kini roh-1o telah berda damai

ng-kejang, tanpa dapat menyembuhkan orang lain. Para korban roh-ron Zar terutama adalah pard

dengan roh-roh.yang memasuki diri mereka, sehing melalui terutama oh-roh itu mereka

wanita.yang telah kawin dari lapisan sosial bawah dan

sosial bawah dan pedesaa.

kaum pria, didiskriminasi, oleh gercja Coptie, dan mar

ubungan kekeraba Setelah mcenjalani p6r aWata

Namun keanggotaan elompok, enurut Messing, menguraá dan menaha kambuhnya penyakit (Messing
1958). Kelompok keaypnaan hangainya lhub.

hub hidupnya dalam organisasi Zar, dí mana ia me

"rerdatiar 1an dari sesama penderita. Roh-roh Zar biasanya 1dun t ikenal di Mesir, di mana mereka
memainkan suatu peranan penyenbuh pati dan bantuan sehingga tetap tinggal dal

tofaD- tinggal dalam diri pasien yang bersangkutan sama seperti di. Ethiopia (Nelson 1971).

mada yang serupa, Torrey percaya bahwa lepas dari pembuktían Lng kemampuan penyembuh dalam,
masyarakat-masyarakaț non-Barat yang

agak menggelikan, "Hampir disepakati untuk menyatakan bahwa para

Dalkm ghir mendapatkan, hasil pengobatan yang sama dengan para psikiater akun sihir tendapatkan

Sehagai imbanganaya, apabila dinilai tidak hanya dalam hal akhir pengobatan,

Taney 1972: 102). zi iga dari fungsi-fungsi religius, hukum, sosial dan psikologis yang diharap

a dpat dipenuhi oleh sistem-sistem non-Barat, maka dalam perkiraan keba- ian ahi antropologi, sistern-
sistem medis non-Barat adalah cukup baik sebagi pazata budaya yang adaptif yang mendorong
kesejahteraan masyarakat

Isyarakat yang bersangkutan.

pail kita enoleh khususnya pada aspek-aspek klinis pengobatan non-Barat

A pendapat yang luas di kalangan para ahli antropologi (dan ahli-ahli lain-

SPEK NEGATIF DARI PENGOBATAN NON-BARAT


aakan-tindakan mengobati dan obat-obatan), kita akan menemukan serang

pek klinisnya, dikemukakan oleh dokterahi etnologi Ackerkmectst, tentang efektivitas. Suatu pendapat
yang tegas dari mereka yang pe rCaya

apek Pengobatan linit non-Barat jugaa merupakan pengobatan yang efcktuf daam dan 3Kafakaran yang
digunakan oleh penduduk príbumí

ayy mengenai "suatu persentasí yag menakjubkan darí daun-daune, AL ersenitass yang yauh

atya yang jauh felanpaui probabilitas matematik dari sasmpel acak yang objektif ahkan katanya,

ts tETTutang pada masyrakat ederana" (Acketkecht

,tphantine ang serveikaya dengan Pavdengai masyarakat,

pakan suatu hypotensve dan suatu jenis obat penenang (Huard 10 batan primi. 969 216).

Laughlin. sampai pada. kesimpulan yang hampir serupa, "Pengobat

tit," tulisnya, "mengandung pengetahuan empiris yang amat luas bercayaan- Primi

Tertanam dalam corpus tekniknya yang bervariası, proscdur-prosedur dan kenlanam

kepercayaan adalah jalur-jalur yang amat banyak dari pendekatan ulihan matis, tes-tes perbandingan
dan pengobatan yang efektif bagi nem. ang prag

pemeliharaan kesejahteraan organisma manusia. Keberhasilan yanp ma dan menakju

dari spesies kita (manusia) adalah berkat pemecahan masalah-macoluDkan

secara lokal yang tidak sedikit...."(Laughlin 1963 : 116). medis Terhadap evaluasi-evaluasi yang demikian
positit, kami mencatat pandang berhati-hati 'dari ahli epidemiologi Ivan Polunin. "Saya merasa skeptie t
n

ide bahwa harus ada sesuatu yang sahih dalam semua praktek tradisional.yang dapat kita sebut sebagai
teori roti berjamur di atas luka berarti mereka m

peroleh antibiotik' (moldy-bread-on-wounds-means-they-had-antibiotics Va

saya maksud dengan suatu praktek medis yang sahih adalah praktek di ang mana hasil-hasil yang dicapai
diperoleh dari khasiat intrinsiknya, walaupun saya
mengakui tentang keuntungan psikologis dan sosial dari suatu praktek vano saya dapat hidup tak
tergantung dari kesahihan yang demikian itu'" (Polunin 1976ang 120). Loudon sama berhati-
hatinya:".. ..sering timbul kóntras yang menyolok

antara skeptisme dari beberapa pengamat sehubungan dengan kategori-kategori

yang digunakan oleh ilmu pengobatan ilmiah dengan tuntutan mereka terhadap kebijaksanaan pribumi
yang didistilasikan dalam pengobatan ramuan pra-ilmiah

atau terbungkus dalam teknik-teknik pengobatan primitif. Sudah lama lewat

waktunya bagi ocehan yang naif, betapapun baik tujuannya, yang membantu

mencapai pengakuan yang semestinya terhadap kemampuan yang tak diragukan

dari para penyembuh yang beroperasi dalam berbagai kebudayaan yang lain ada

kebudayaan kita" (Loudon 1976: 39).

Hippler dan Stein bahkan lebih tegas lagi. Hippler menulis, "Saya telan n

perhatikan. suatu kebiasaan yang aneh dalam pekerjaan para ahli antropu

kesehatan (dan lainnya) yang membawa konsep relativisme budaya san para ahli antropolo

biasa jauhnya tanpa alasan. Khususnya, suatu asumsi yang implisit duduk non-Barat, atau masyarakat
'primitif, atau masyarakat tidas

luat merupakan 'orang-orang yang baik dan bahwa pranata mealS

berperasaan, tidak lagi merupakan suatu cara yang cukup untuk

arakat "klien' senantiasa kan teori atau bantuan praktis, daripada penggunaan 'model l selalu tidak

tasi pada penyakit' dalam bentuknya yang paling sederhana kadons cukup untuk mengemba

18). Hippler juga mengingatkan kita akan suatu fakta-yang Poi berorien inaan 'model Barat yang

kadang cenderung diabaikan dalam mengevaluasi sistem i terapie suatu fakta-yang1 penting: yang
kadang 8 sederhana" (Hipp ler 1977:

tidak boleh melupakan bahwa pato-organisma dan agen-age enentinga (chemotherapy) atau organik,
adalah nyata. Untuk menola tuk pe

mengevaluasi sistem medis pribunu "Kita

atau menganggap remeh mereka adalah sama sèperti Sua kimiawi takan remaja.... " (Ibid). anti mereka
Stein hanya menyatakan: "Para ahli antropologi sangat bersifat fobi dalam pengobatan Barat. Melalui
cara kita merendahkan peradaban Barat, prasangka dari pasien

manuslaemindahan perhatian kita pada orang primitif yang menjadi favorit kita, dan peminda taku
bahwa masih ada banyak hal yang harus dikerjakan sebelum kita dapat (para nasien, berbagai kelompok
etnis, para penyembuh tradisional), namun kita tidak dapat gidentifikasikan diri kita dengan para
profesional

paknya kita pa is Barat dengan pranata-pranata mereka yang diburuk-burukkan. . .saya berrsikap skeptis
terhadap pengobatan-pengobatan shaman pribumi, atau mem bersikap skeptis pertimbangkan
kemungkinan banwa sistem perawatan kesehatan Barat tidak lain adalah 'pembalasan keadilan medis'
Ivan Ilich" (H. Stein 1977: 16).

Kebanyakan ahli antropologibahkan Hippler dan Stein, kami duga mengakui bahwa banyak, unsur dalam
farmakopea pribumi memiliki nilai terapi

dapat disangsikan. Bersamaan dengannya, bukti menunjukkan kepada kita wang khusus dan bahwa
keterampilan dari banyak penyembuh pribumi tidaklah

bahwa farmakopea non-Barat sebagai sistëm-sistem, relatif tidak efektif bila dibandingkan dengan
antibiotik dan obat-obat lainnya yang mudah didapat

oleh para dokter yang berpendidikan ilmiah, dan bahwa tidak semua teknik pengobatarn pribumi
mempunyai nilai positif. Gonzalez menulis sebagai berikut

mengenai Guatemala. "Kita mengetahui bahwa banyak obat-obatan pribumi memang memiliki efek
meringankan gejala-gejala seperti diare, sembelit, rasa

sakit, demam, dan sebagainya. Namun obat-obatan Barat sebagian besar jauh lebih baik. Ini adalah
kenyataan oleh se tiap orang yang telah mencobanya"

(Gonzalez 1966: 124. Penekanan oleh Foster dan Anderson). Opler yang bertentang pengobatan
tradisional. Apache, lebih tegas lagi. "Adalah jelas

02hwa sejauh yang menyangkut patologi organik, maka sebagian terbesar Dangan shaman adalah
negatif; semakin sedikit yang dilakukannya terhadap

Pasien, semakin baik untuk pasien itu" (Opler 1936: 1374. Penekanan oleh sementara kami cenderung
untuk menyetujui mereka, yang seperti para

Foster dan Anderson).

toKoh tersebut di atas, bersifat skeptis terhadap pernyataan yang kadang-kadang berlet mengenai
farmakopea pribumi, kami mencatat pendapat-pendapat secara kualitatif. Misalnya, dokter-ahli
antropologi epidemiologi Frederick Dunn,
a berbeda dari tokoh-tokoh lain vang mempunyai otoritas untuk, berbicara yang ane mperluas latihan
profesionalnya dan mempunyai pengalaman lapangan

obat yang luas di berbagai wilayah tropis, menyimpulkan bahwa banyak dari tanaman

itu terjadi "Pemanfaatan tradisional dari obat-obatan yang demikian, telah akibat-ab dari berbagai
masyarakat primitif nampaknya banyak memberikan

hipotesisn Ayang menguntungkan. la bahkan melanjutkan dan mengajukan potesisnya teriad mengenai
bagaimana penemuan-penemuan yang menguntungkan obat-obatan akibat-akibat yan

melalui uji-coba yang tak terbilang singkatnya, melalui pengalam- radisionol an manusia. Metode-
metode penelitian herbeda. yang da digunakan oleh para ahli.

tradisional secara kualitatif tian-penelitian terapi kimiawi dalam klinik-klinik modern edaan utama
adalah dalam faktor waktu," para ahli ramuan priimitif membutu erap " pa genera keturu ang suatu obat
sete lyang berabad-abad atau bergenerasi-generasi (Dunn. 1976: 130n ramuan pen mel 1976 136). Kan
penguijan

bahwa ahli ramuan tradisional, atau satu garis Keturunan dari abl: unn ahli m merasa

lui beberapa generasi, "mencapai suatu keputusan tentang suatu obat melampaut pengalaman
berabad-abad dalam mengobati handai-tol setelah

handai-tola nnya, sedang kan kelompok kontrolnya' adalah orang-orang yang bukan ha

yang mengalami gangguan-gangguan yang serupa, yang diobati ndai-tolannya

obatan lain atau samasekali tidak diobati" (Ibid., 136). diobati dengan oha Bagi para praktisi dari apa
yang kita sebut sebagai sistenm-sista. "naturalis

tik," hal ini memungkinkan. Betapapun, patologi humoral klasikdural ulisan, engobatan

dan Ayurveda; paling sedikit, dan pengobatan beberapa penyembuh tradisional Cina dapat mempunyai
membaca dan suatu menulis tre0bat dan mem

buat catatan-catatan. Namun kami merasa bahwa asumsi tersebut tidak sejauh yang menyangkut para
penyembuh personalistik," dan kot berlak ategori in

meliputi pula sejumlah besar catatan etnograiis. Pandangan Dunn mes Dunn merupakan

tingkatan yang berlebihan dari rasionalisme ilmiah terhadap para ahli tradisional tersebut, yang sungguh
tidak cocok dengan pendekatan yang herrif

magis, ritualistik dan personalistik mengena penyakit. Mereka sedikit sekai menyimpan, dan kekurangan
catatan pemahaman tentang kelompok-kelommt

"kontrol" maupun kesimpulan statistik, yang penting bagi suatu pendekatan empiris semacam itu.
Alland berbicara mengenai apa yang kita artikan sebagai suatu dikotomifundamental dalam pendekatan
non-Barat dan pendekatan ilmiah terhadap pene

litian medis. "Suatu ciri khusus dari kebuday aan Barat adalah teknologi dan imuyang berorientasi
eksternal dan berlandasan empiris. Aspek utama dari keber

hasilannya adalah pembentukan dari suatu rangkaian aturan-aturan metodologjs

yang konsisten, yang dikodifikasikan ke dalam metode ilmiah. Apabila orientas tersebut diterapkan pada
penyakit dan pengobatan, maka orientasi ini, khusi:

nya apabila dikombinasikan dengan suatu teknologi yang bersangkutan, lnu tidak mau akan menjurus
pada perkembangan pengobatan yang rasiona

efektif. Tanpa metodologi yang demikian, pedoman yang tersedia aala eksternal untuk penggambaran
tentang sebab dan penemuan dar png

8 tersedia dalam dunia yang efektif, terhalang oleh tingkatan suara yang tinggi.Tingkatan supenemuan
dari pengobata babkan oleh kesulitan dalam diagnosis, di mana kondisi-kondisi satu perangkat gejala
dengan suatu perang ernal yang kabur, dan di mana sangat sulit untuk suara dinaikkan hingga makin
keras oleh kenyataan baiw Tingkatsembuh, apa pun terapinya rangkat gejala yang lain.nyataan bahwa
pasie menja

dengan dilakukannya eksperimen-eksperimen yang Ce

ya...Tentu saja tingkatanterkontrol, namun justru di sinilah titik di mana kasuss

Barat umumnya berada jauh di bawah nilai yang dibutunkan Suara itu bisa dik

dan orientasi empiris" (Alland 1970: 127 128). terstruktur dan kasus- kasus

3alam sistem-sistem medis naturalistik terdapat bukti yang berbeda Bahkan dala

Bahk esis Dunn bahwa metode-imetode pengujian Barat dan non-Barat dengan hipotesis

dengan alitatif tidak berbeda. Carl Taylor, yang merasa bahwa suatu sintesis secara kual

gObatan modern dengan pengobatan Ayurveda itu dinginkan, menun- antara pengobatan

jukkan masalah da anta asalah dalam konteks dikotomi panas-dingin. "Kepercayaan tentang

mak: nanas dan makanan dingin demikian tersebar di India, sehingga wajar berpikir bahwa ada
beberapa uniformitas dalam pola-pola tersebut .... untuk berpikir

Dala.pola makan nampaknya berhubungan dengan ide-ide tentang berbagai hahaya mengenai makan
makanan panas dalam musim panas atau makan makan. dalam musim dingin, atau dalam hubungannya
dengan demam, diare, atau reumatik." Namun, "Perbe daan-perbedaan ge0grafis yang dramatis menjadi
nyata . Banyak dari makanan yang dianggap panas di bagian utara dianggap sebagai dingin di bagian
selatan. Jelaslah bahwa kenmungkinan mengenai keabsahan empiris yang iendasari konsep tentang
makanan-makanan panas dan dingin tidak

dapat dibenarkan" (C.E. Taylor 1976 293. Penekanan oleh Foster dan Anderson)

Asu:msi bahwa me tode-metode pemeriksaan yang digunakan oleh para ahli

ramuan tradisional tidak berbeda secara kualitatif dari apa yang dipakai dalam penclitian medis masa
kini, kamí rasa tidak memuaskan dalam suatu segi lain

lagi; hal itu. memperkirakan suatu tingkatan kerjasama dan pemanfaatan yang sama tentang
pengetahuan medis. Namun, seperti pada orang Azande, apabila

pengetahuan medis dan mantra-mantra magis dipandang sebagai milik yang di-

alihkan kepada orang lain melalui transaksi-transaksi komersial, "pemilikan bersama" atas akumulasi
pengetahuan secara mudah bukanlah merupakan aturan. Di Inggris hingga abad ke-17, keluarga dokter
Chamberlen sangat dikecam kare-

na kerahasiaan mereka dalam menjaga penjepit obstetri yang telah disempurna-

kan. Akhirnya sejarah menunjukkan bahwa penyembuh yang sibuk yang jarang mempunyai waktu untuk
melakukan penelitian sistematis, dan banyak orang

selama tiga abad belakangan ini, yang kini kita kagumi atas berbagai penemuan Imereka, boleh
dikatakan mencuri waktu přaktek mereka untuk melakukan pene

litian. Bukan hanya sulit mencari waktu untuk melakukan penelitian, namun

para peneliti tersebut juga seringkali mendapat kritik dari orang-orang awam dan

sesama profesi mereka, karena menelantarkan para pasien mereka (Shryock 1969:47). Berdasarkan atas
alasan itu, kami yakin bahwa adalah keliru untuk

membandingkan "penelitian" oleh ahli ramuan yang buta huruf dengan penelitian oleh ilmu kedokteran
kontemporer.

Kami melihat bahwa sejumlah obat-obatan pribumi telah dimasukkan ke dalam farmakopea Barat: tidak
ada perbedaan mengenai hal itu. Namun jumlah

dan ciri-ciri dari obat-obatan tersebut bukanlah pertanyaan yang sebenarnya. Pertanyaan yang tepat
adalah, berapa banyak dari jenis-jenis khusus tersebut

digunakan dalam suatu sistem pengobatan pribumi, dan sejauh mana jenis-jenis itu digunakan dalam
kasus-kasus di mana mereka menjadi khusus? Untuk mengambil contoh-contoh dari obat-obatan yang
secara famakologi dianggap aktif
yang terdapåt pada seluruh umat manusia, Sebagai bukti aka an ektivitasny terhadap sistem-sistem
medis khusus, sama halnya dengan mem

dengan membuat daftar dari seluruh kata dalam berbagai bahasa orang-Orang India

Amerika yang minip dengan kata-kata yang ditemukan dalam bahasa-bahasa Asia sebagai bukti

tentang adanya kontak trans-Pasifik.

PENGOBATAN-PENGOBATAN NON-BARAT BERBAcA

TOH DAN BAHAYA

Beberapa pengamat mengajukan argumentasi bahwa obat-obatan non barat tidak sepenuhnya efektif,
paling sedikit tidak membahayakan, dan , jika memenuhi kebutuhan psikologis, penggunaannya
seharusnya didukuna apabila didukung. Namun terdapat cukup banyak contoh mengenaipraktek-
praktek yang membahayakan yang menunjukkan bahwa filsafat itu tak dapat dipertahankan. Carl
Tayhraylor,

dalam memperingatkan tentang slogan "yang seringkali terdengar di India dan negara-negara lain Asia. ..
bahwa obat-obat bius pribumi itu tidak her.

bahaya" menulis bahwa "Banyak kesalahan dibuat karena penggunaan yang tak tepat dari sebagian obat
bius itu., Misalnya, mercuri dan berbagai metal berat

lainnya yang digunakan secara ekstensif dalam pengo batan Ayurveda dan pengobatan Islam adalah
sangat berbahaya" (C.E. Taylor et al. 1973 308). Dalam

artikel yang sama, Leslie menmberi contoh tentang glaukoma yang, disebabkan oleh sejenis candu
(poppy) yang dimasukkan ke dalam obat tradisional

di India dan Pakistan," setelah diperkenalkan dari Meksiko, karena tanaman itu diidentifikasikan secara
keliru dengan tanaman yang terdaftar dalam buku

Ayurveda (Ibid, 312). Praktek serupa yang berbahaya dilaporkan dari Afrika. Di Ibadan, Nigerña,

Agbo tutu adalah tonik yang terkenal sebagai obat yang terbaik bagi kejang kejang pada anak-anak kecil
dan digunakan pula sebagai suatu obat pencegana
Daun tembakau hijau direndam dalam air seni manusia atau sapi dan ditamoun dengan daun-daunan
yang lain, sementara 'timbul kontroversi mengenai apa

penambahan minuman keras Gordon's Gin kedalamnya merupakan suaurusan ataukah suatu
kemewahan." Hasil akhirnya adalah suatu campuran niko

yang keras, yang dalam jumlah besar menekan aktivitas otak. "Anak-ana

dibawa ke rumah sakit setelah menerima pengobatan ini dalam dosis ya berlebihan, sering tidak
sadarkan diri" (Maclean 1971: 84). nse yang berle

Bentuk pengobatan tradisional lainnya, seperti yang nampakusn bukan merupakan pilihan pertama bagi
pasien vang telah terbiasa dengan gkinan o

contoh dari Peru, tampak kurang membahayakan, namun kemubgkinan dapat membantu

Untuk penyakit kuning, campurkanlah bubuk kentang

yang beku dengan tiga

ekor lintah dan air seni sapi hitam, diminum setiap hari Selasa dan hari jumat valdizan dan Maldonado
1922: Il: 322)

Anda mungkin juga menyukai