Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TEORI AKUNTANSI RESUME 6

PARTI UTAMI (186216718)

ASET TETAP

Aktiva atau biasa disebut aset adalah harta yang menjadi sumber ekonomi perusahaan yang
digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, dalam
kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (2002, hal 13, paragraf 49), aktiva memiliki
pengertian sebagai sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
serta dari mana manfaat ekonomi di masa mendatang yang diharapkan akan diperoleh perusahaan.
Aktiva sendiri secara umum terbagi menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap

Menurut PSAK (2004) pengertian aktiva tetap adalah aktiva yang berwujud yang diperoleh
dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Sementara tu, Sedangkan pengertian
aktiva tetap menurut Ikatan Akuntansi Indonesia adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk
siap pakai dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun.

Menurut S. Munawir (2007) jenis-jenis aktiva tetap adalah sebagai berikut:

1. Tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi, misalnya sebagai lapangan,
halaman, tempat parker dan lain sebagainya.
2. Bangunan, merupakan fasilitas yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, baik
bangunan kantor, toko maupun bangunan untuk pabrik.
3. Mesin.
4. Inventaris, atau barang-barang yang menunjang produksi.
5. Kendaran merupakan fasilitas yang digunakan untuk transportasi perusahaan.
6. Perlengkapan atau alat-alat lainnya, mencakup aset yang digunakan dalam kegiatan operasional
seperti furniture kantor, mesin pabrik, dan lain sebagainya.
Aktiva tetap dapat digolongkan menjadi:

1. Aktiva Tetap Berwujud. Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang memiliki bentuk fisik dan bersifat
relatif permanen. aktiva tetap berwujud juga dapat mengalami penyusutan nilai. contoh-contohnya:
Gedung dan bangunan, Tanah, Peralatan, Kendaraan, Mesin
2. Aktiva Tetap Tak Berwujud. Aktiva tetap tak berwujud biasanya berbentuk hak-hak usaha yang
dimiliki perusahaan antara lain: Lisensi, Hak Cipta, Merek Dagang, Sistem Keamanan, Franchise

Karakteristik Aktiva Tetap:

1. Memiliki bentuk fisik (bentuk dan ukuran yang jelas)


2. Digunakan dalam kegiatan operasional
3. Tidak untuk dijual ke konsumen

Sedangkan menurut Soemarso S.R (2005), karakteristik aktiva tetap adalah sebagai berikut:

1. Masa manfaatnya lebih dari satu tahun


2. Digunakan dalam kegiatan perusahaan
3. Dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan
4. Nilainya cukup besar

Perolehan Aktiva Tetap dan Cara Pencatatannya:

1. Pembelian Tunai.
Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam pembukuan dengan jumlah sebesar
uang yang dikeluarkan. Jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk
harga yang tercantum di faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap
dipakai. Apabila dalam pembelian aktiva tetap ada potongan tunai, maka potongan tunai tersebut
merupakan pengurangan terhadap harga faktur, tidak memandang apakah potongan itu didapat
atau tidak. Dan apabila dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari satu macam aktiva tetap maka
harga perolehan harus dialokasikan pada masing-masing aktiva tetap. Misalnya dalam pembelian
gedung beserta tanahnya maka harga perolehan dialokasikan untuk gedung dan tanah. Dasar
alokasi yang digunakan sedapat mungkin dilakukan dengan harga pasar relatif masing-masing
aktiva, yaitu dalam hal pembelian tanah dan gedung, maka dicari harga pasar tanah dan harga
pasar gedung, masing-masing harga pasar ini dibandingkan dan menjadi dasar alokasi harga
perolehan.
2. Pembelian Angsuran.
Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap
tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan atau tidak
dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.
Cara pencatatannya adalah pembayaran setiap tahun dibuat jurnal yang mengurangi utang sebesar
pokok pinjaman yang dilunasi dan mendebit biaya bunga untuk tahun yang bersangkutan dan
kreditnya kas sebesar angsuran.
3. Ditukar dengan Surat-surat Berharga

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat
dalam buku besar sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar.
Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, maka harga perolehan aktiva tetap
ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. Jika harga pasar surat berharga dan aktiva tetap
yang ditukar tidak diketahui, maka dalam keadaan seperti ini nilai pertukaran ditentukan oleh
keputusan pimpinan perusahaan. Nilai pertukaran ini dipakai sebagai dasar pencatatan harga
perolehan aktiva tetap dan nilai-nilai surat berharga yang dikeluarkan.

Pertukaran aktiva tetap dengan saham atau obligasi perusahaan akan dicatat dalam rekening Modal
Saham atau Utang Obligasi sebesar nilai nominalnya, selisih nilai pertukaran dengan nilai nominal
dicatat dalam rekening Agio/Disagio.

Aktiva tetap , misalnya mesin xxxx

Modal xxxx

Agio Saham xxxx

Bila dalam pertukaran ini perusahaan menambah dengan uang muka harga perolehan mesin adalah
jumlah uang yang dibayarkan ditambah dengan harga pasar surat berharga yang dijadikan penukar.
4. Ditukar dengan Aktiva Tetap yang lain

Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar menukar atau istilah populernya “tukar
tambah”. Aktiva lama digunakan untuk membayar aktiva baru baik seluruhnya atau sebagian di mana
kekurangannya dibayar tunai. Kondisi seperti ini prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu
aktiva baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga aktiva lama ditambah uang yang
dibayarkan (kalau ada) atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima.

5. Diperoleh dari Hadiah atau Donasi

Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari
prinsip harga perolehan. Untuk menerima hadiah seringkali juga dikeluarkan biaya, namun biaya-
biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima. Bila aktiva tetap dicatat sebesar
biaya yang sudah dikeluarkan, maka hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil,
juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil. Untuk mengatasi keadaan ini maka aktiva yang diterima
sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya. Depresiasi atau penyusutan aktiva tetap yang
diterima dari hadiah dihitung dengan cara yang sama dengan aktiva tetap yang lain.

6. Aktiva yang Dibuat Sendiri

Melalui pertimbangan tertentu perusahaan seringkali membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan
seperti gedung, alat-alat, dan perabot. Pembuatan aktiva ini biasanya dengan tujuan untuk mengisi
kapasitas atau karyawan yang masih idle. Semua biaya yang dibebankan untuk pembuatan aktiva
sendiri seperti bahan, upah langsung, dan factory overhead langsung tidak menimbulkan masalah
dalam menentukan harga pokok aktiva tetap yang dibuat. Tapi untuk biaya factory overhead tidak
langsung menimbulkan sebuah pertanyaan tentang berapa besar yang harus dialokasikan untuk
aktiva yang sedang dibuat itu? Ada 2 cara untuk membebankan biaya factory overhead yaitu:
Kenaikan biaya factory overhead yang dibebankan pada aktiva yang dibuat dan biaya factory
overhead dialokasikan dengan tarif untuk pembuatan aktiva dan produksi.

Relevansi Aktiva Tetap pada Laporan Keuangan


Aktiva tetap memiliki implikasi tertentu pada laporan keuangan perusahaan, berikut adalah hubungan
antara aset tetap dengan beberapa jenis laporan keuangan:

a. Neraca keuangan

Aktiva tetap adalah proses kapitalisasi. Ketika perusahaan membeli suatu aktiva tetap, mereka mencatat
biaya sebagai aset pada neraca alih-alih membiayainya ke dalam laporan laba rugi. Karena sifat aktiva
tetap yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan pendapatan, aktiva tetap awalnya
dikapitalisasi pada neraca dan kemudian secara bertahap disusutkan selama masa manfaatnya. Aktiva
tetap ditampilkan sebagai properti, pabrik, dan peralatan (aset tidak lancar) di neraca perusahaan.
Misalnya, perusahaan yang membeli printer seharga Rp1.000.000 akan mencatat aset di neraca sebesar
1.000.000. Selama masa manfaatnya, printer secara bertahap akan mengurangi nilainya sendiri dari
neraca.

b. Laporan laba rugi

Kecuali tanah, aktiva tetap menghadapi depresiasi. Hal ini untuk mencerminkan penyusutan dan
pengurangan nilai dari penggunaan aset tersebut dalam operasi perusahaan. Depresiasi muncul pada
laporan laba rugi dan mengurangi laba bersih perusahaan. Misalnya, perusahaan yang membeli printer
seharga1.000.000 dengan masa manfaat 10 tahun dan nilai residu akan mencatat penyusutan 100.000
pada laporan pendapatannya setiap tahun.

c. Laporan Arus Kas

Ketika perusahaan membeli atau menjual aktiva tetap dengan uang kas, itu tercermin di bagian aktivitas
investasi dalam laporan arus kas. Pembelian aktiva tetap merupakan arus kas keluar dan dikategorikan
sebagai “pengeluaran modal”, sedangkan penjualan aktiva tetap merupakan arus kas masuk dan
dikategorikan sebagai “hasil dari penjualan aset tetap.” Misalnya, perusahaan yang membeli printer
seharga 1.000.000 menggunakan kas, maka perusahaan akan melaporkan pengeluaran modal sebesar
1.000.000 pada laporan arus kasnya.

Anda mungkin juga menyukai