Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“INFLASI DI YUNANI”

Dosen :

Ramlah Puji Astuti, SE.,M.Si.

Mata Kuliah :

Pengantar Ekonomi Makro

Disusun oleh :

Krisna Aditya (118020499)

Rizky Tarigan (118020501)

Maulia Nurhasanah (118020502)

Muhamad Choirul Anam (118020505)

Vava Cholies Surya (118020518)

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN

2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan dan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Pengantar Ekonomi
Makro dengan judul “INFLASI DI YUNANI”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Cirebon, Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1

2.2

2.3

BAB III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Yunani Kuno adalah peradaban dalam sejarah Yunani yang dimulai dari periode Yunani


Arkais pada abad ke-8 sampai ke-6 SM, hingga berahirnya Zaman Kuno dan
dimulainya Abad Pertengahan Awal. Peradaban ini mencapai puncaknya pada
periode Yunani Klasik, yang mulai berkembang pada abad ke-5 sampai ke-4 SM. Pada
periode klasik ini Yunani dipimpin oleh negara kota Athena dan berhasil menghalau
serangan Kekaisaran Persia. Masa keemasan Athena berakhir dengan takluknya Athena
kepada Sparta dalam Perang Peloponnesos pada tahun 404 SM. Seiring penaklukan oleh
Aleksander Agung, kebudayaan Yunani, yang dikenal sebagai peradaban Hellenistik,
berkembang mulai dari Asia Tengah sampai ujung barat Laut Tengah.

Istilah "Yunani Kuno" diterapkan pada wilayah yang menggunakan bahasa Yunani pada


Zaman Kuno. Wilayahnya tidak hanya terbatas pada semenanjung Yunani modern, tapi juga
termasuk wilayah lain yang didiami orang-orang Yunani, di antaranya Siprus dan Kepulauan
Aigea, pesisir Anatolia (saat itu disebut Ionia), Sisilia dan bagian selatan Italia (dikenal
sebagai Yunani Besar), serta pemukiman Yunani lain yang tersebar sepanjang
pantai Kolkhis, Illyria, Thrakia, Mesir, Kyrenaika, Galia selatan, Semenanjung Iberia timur
dan timur laut, Iberia, dan Taurika.

Oleh sebagian besar sejarawan, peradaban ini dianggap merupakan peletak dasar


bagi Peradaban Barat. Budaya Yunani memberi pengaruh kuat bagi Kekaisaran Romawi,
yang selanjutnya meneruskan versinya ke bagian lain Eropa. Peradaban Yunani Kuno juga
sangat berpengaruh pada bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu, dan seni,
mendorong Renaisans di Eropa Barat, dan bangkit kembali pada masa kebangkitan Neo-
Klasik pada abad ke-18 dan ke-19 di Eropa dan Amerika.

Tidak ada kesepakatan yang tetap dan universal mengenai waktu awal dan akhir
masa Antikuitas Klasik. Biasanya dimulai sejak abad ke-8 SM sampai abad ke-6 M, atau
sekitar 1300 tahun. Antikuitas Klasik di Yunani didahului oleh Zaman Kegelapan
Yunani (1100 - 750 SM), yang secara arkeologis dicirikan dengan gaya
tembikar protogeometris dan geometris, yang dilanjutkan oleh Periode Oriental, yaitu
pengaruh yang kuat terhadap Yunani dari budaya Suriah-Hittit, Asiria, Punisia dan Mesir.
Secara tradisional, periode Arkais di Yunani kuno dimulai dari kuatnya pengaruh Oriental
pada abad ke-8 SM, yang merupakan salah satu faktor yang menjadikan Yunani
memiliki huruf alfabet sendiri. Dengan alfabet, muncullah karya tulis Yunani kuno, yang
paling terkenal adalah buatan Homeros danHesiodos. Setelah periode Arkais,
dimulailah periode Klasik sekitar 500 SM, yang pada gilirannya dilanjutkan oleh periode
Hellenistik setelah kematian Aleksander Agung pada 323 SM.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Yunani pada Antikuitas Klasik

a.    Periode Arkais (750 - 500 SM) adalah ketika para seniman membuat patung berdiri


dalam pose yang kaku dan keramat dengan 'senyum arkais'. Periode Arkais biasanya disebut
bekahir dengan penggulingan kekuasaan tiran Athena yang terakhir pada 510 SM.

b.    Periode Klasik (500 - 323 SM) dicirikan dengan gaya yang oleh para pengamat
berikutnya disebut sebagai contoh, atau klasik, misalnya Parthenon. Dalam politik, periode
Klasik didominasi oleh Athenadan Liga Delos pada abad ke-5 SM, yang digantikan
oleh Hegemoni Sparta pada awal abad ke-4 SM, sebelum kekuasaan beralih
pada Thebes dan Liga Boiotia dan akhirnya pada Liga Korinthos yang dipimpin
oleh Makedonia.

c.    Periode Hellenistik (323-146 SM) adalah ketika budaya dan kekuasaan Yunani menyebar
sampai keTimur Dekat dan Timur Tengah. Periode ini dimulai setelah kematian Aleksander
Agung dan berakhir dengan penaklukan Yunani oleh Romawi.

d.    Yunani Romawi adalah periode yang berlangsung


sejak Romawi menaklukan Korinthos dalam Pertempuran Korinthos pada 146 SM sampai
didirikannya Bizantium oleh kaisar Konstantinus sebagai ibukota Kekaisaran Romawi pada
330 SM.

e.    Fase akhir Antikuitas adalah periode Kristenisasi dari akhir abad ke-4 M sampai abad ke


-6 M, biasanya disebut berakhir setelah ditutupnya Akademi Neoplatonik oleh
kaisar Yustinianus I pada 529 M.

Periode bersejarah di Yunani kuno adalah unik dalam sejarah dunia karena
merupakan periode pertama yang dibuktikan dengan adanya historiografi yang layak,
sedangkan protosejarah dan sejarahkuno yang lebih awal lebih banyak diketahui melalui
bukti situasional, misalnya annal, atau daftar raja, dan epigrafu pragmatis.

Herodotos dikenal secara luas sebagai "bapak sejarah", judul karyanya, Historia,


menjadi asal kata untuk history. Karya Herodotos ditulis antara 450 SM sampai 420 SM dan
cakupannya mencapai satu abad ke belakang, membahas tokoh-tokoh bersejarah dari abad
ke-6 seperti Darius I dari Persia,Kambises II dan Psamtik III, serta menyinggung beberapa
tokoh dari abad ke-8 semisal Kandaules.
Herodotos dilanjutkan oleh para penulis
semacam Thukydides, Xenophon, Demosthenes, Platodan Aristoteles. Sebagian besar dari
para penulis ini adalah orang Athena atau pro-Athena, sehingga sejarah dan politik kota
Athena lebih banyak diketahui daripada kota-kota lainnya. Cakupan mereka terbatas pada
sejarah diplomasi, militer, dan politik, dan mengabaikan sejarah ekonomi dan sosial.

Periode Arkais dimulai pada abad ke-8 SM, ketika Yunani mulai bangkit dari Zaman
Kegelapan yang ditandai dengan keruntuhan peradaban Mykenai. Peradaban baca-tulis telah
musnah dan aksara Mykenai telah dilupakan, akan tetapi bangsa Yunani mengadopsi alfabet
Punisia, memodifikasinya dan menciptakan alfabet Yunani. Sekitar abad ke-9 SM catatan
tertulis mulai muncul. Yunani saat itu terbagi-bagi menjadi banyak komunitas kecil yang
berdaulat, terbentuk sesuai pola geografis Yunani, dimana setiap pulau, lembah, dan dataran
terpisah satu sama lain oleh laut atau pengunungan.

Perang Lelantin (710–650 SM) adalah konflik yang berlangsung pada masa ini dan
merupakan perang tertua yang berhasil terdokumentasikan dari masa Yunani kuno. Konflik
ini adalah pertikaian antara Polis (negara kota) Khalkis dan Eretria dalam memperebutkan
tanah Lelantina yang subur di Euboia. Kedua kota itu menderita kemunduran akibat lamanya
perang, meskipun Khalkis menjadi pemenangnya. Kaum saudagar berkembang pada paruh
pertama abad ke-7 SM, ditunjukkan dengan diperkenalkannya mata uang koin sekitar 680
SM. Hal ini nampaknya menimbulkan ketegangan pada banyak negara kota. Rezim kaum
aristokrat yang secara umum memerintah polis kini terancam oleh para saudagar kaya, yang
pada gilirannya menginginkan juga kekuasaan politik. Sejak tahun 650 SM, para aristokrat
harus berusaha supaya tidak digulingkan dan digantikan oleh tiran populis. Kata ini berasal
dari kata Yunani non-peyoratif, τύραννος "("tyrannos"), bermakna 'penguasa tidak sah',
meskipun gelar ini berlaku baik untuk pemimpin yang bagus maupun yang buruk.

Populasi yang bertambah dan kurangnya lahan nampaknya telah memicu perselisihan
internal antara kaum kaya dan kaum miskin di banyak negara kota. Di Sparta, Perang
Messenia terjadi dan akibatnya Messenia ditaklukan dan penduduknya dijadikan budak.
Perang ini dimulai pada paruh kedua abad ke-8 SM, dan merupakan suatu tindakan tanpa
pendahulu di Yunani kuno. Praktik ini memungkinkan terjadinya revolusi sosial. [Penduduk
yang diperbudak, yang kemudian disebut helot, dipaksa untuk bertani dan bekerja untuk
rakyat Sparta, sementara semua lelaki Sparta menjadi prajurit dan masuk ke dalam Pasukan
Sparta. Ini telah menjadikan Sparta sebagai negara yang termiliterisasi secara permanen.
Bahkan orang kaya juga harus hidup dan berlatih sebagai prajurit seperti halnya kaum miskin.
Penyetaraan ini bertujuan mengurangi potensi terjadinya konflik sosial antara kaum kaya dan
kaum miskin. Reformasi ini disebut-sebut dilakukan oleh Lykurgos dari Sparta dan
kemungkinan selesai pada 650 SM. Athena menderita krisis tanah dan pertanian pada akhir
abad ke-7 SM dan lagi-lagi mengalami perang saudara. arkhon (hakim
kepala) Drako membuat beberapa perubahan terhadap kode hukum pada 621 SM, tapi
tindakan ini gagal meredakan konflik. Pada akhirnya reformasi terjadi berkat Solon (594
SM), yang memperbanyak tanah untuk orang miskin tapi menempatkan kaum aristokrat
sebagai pemegang kekuasaan. Reformasi ini cukup membuat Athena stabil.

Pada abad ke-6 SM beberapa negara kota telah tumbuh menjadi kekuatan dominan Yunani,
antara lain Athena, Sparta, Korinthos, dan Thebes. Masing-masing menaklukkan wilayah
pedesaan dan kota kecil sekitarnya. Sementara Athena dan Korinthos juga menjadi kekuatan
maritim dan perdagangan terkemuka. Pertumbuhan penduduk yang pesat pada abad ke-8 dan
ke-7 SM telah mengakibatkan perpindahan penduduk Yunani ke koloni-koloninya di Yunani
Besar (Italia selatan dan Sisilia), Asia Minor dan wilayah lainnya. Emigrasi ini berakhir pada
abad ke-6 yang pada saat itu dunia Yunani, secara budaya dan bahasa, mencakup kawasan
yang jauh lebih luas dari negara Yunani sekarang. Koloni Yunani ini tidak diperintah oleh
kota pembangunnya, meskipun mereka tetap menjalin hubungan keagamaan dan
perdagangan.

Pada periode ini, perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi terjadi di Yunani
dan juga di daerah-daerah koloninya, yang menikmati kemajuan dalam perdagangan dan
manufaktur. Periode ini juga ditandai dengan meningkatnya standar hidup di Yunani dan
koloninya. Beberapa studi memperkirakan bahwa rata-rata ukuran rumah tangga Yunani,
pada periode 800 SM sampai 300 SM, meningkat sampai lima kali lipat, yang
mengindikasikan adanya peningkatan tajam dalam hal pendapatan para penduduknya.

Pada paruh kedua abad ke-6 SM, Athena jatuh dalam cengkeraman
tirani Peisistratos dan putranya; Hippias dan Hipparkhos. Akan tetapi pada tahun 510 SM
pada pelantikan aristokrat AthenaKeisthenes, raja Sparta Kleomenes I membantu rakyat
Athena menggulingkan sang tiran. Setelah itu Sparta dan Athena berulang kali saling serang,
pada suatu saat Kleomenes I mengangkat Isagoras yang pro-Sparta menjadi arkhon Athena.
Untuk mencegah Athena menjadi negara boneka Sparta, Kleisthenes meminta warga Athena
untuk melakukan suatu revolusi politik: bahwa semua warga Athena memiliki hak dan
kewajiban politik yang sama tanpa memandang status: dengan demikian Athena menjadi
"demokrasi". Gagasan ini disambut oleh warga Athena dengan bersemangat sehingga setelah
berhasil menggulingkan Isagoras dan menerapkan reformasi Kleisthenes, Athena dengan
mudah berhasil menangkal tiga kali serangan Sparta yang berusaha mengembalikan
kekuasaan Isagoras. Bangkitnya demokrasi memulihkan kekuatan Athena dan memicu
dimulainya 'masa keemasan' Athena.

Krisis hutang di Yunani merupakan akibat dari pola konsumsi masyarakat dan
pemerintah negara Yunani yang tinggi, sehingga menyebabkan hutang yang besar melebihi
GDP di negara tersebut. Untuk menutupi hutang tersebut, pemerintah Yunani menerbitkan
obligasi (Government Bonds), kemudian obligasi tersebut oleh pemerintah Yunani
diperjualbelikan di pasar keuangan Internasional. Saat obligasi tersebut jatuh tempo,
pemerintah Yunani tidak dapat membayar hutang tersebut. Dengan demikian, Yunani
mengalami krisis dan krisis tersebut merambah menjadi krisis Internasional yang dimulai
dari negara-negara di Uni eropa, seperti Italia, Irlandia, Portugal serta negara-negara
lainnya di kawasan Eropa. Setelah mempengaruhi wilayah eropa, krisis keuangan tersebut
berdampak pada negara-negara lainnya di dunia. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh krisis di negara Yunani terhadap perekonomian dunia khususnya di sektor
perbankan dan mengetahui seberapa besar pengaruhnya dengan menggunakan metode
Ordinary Least Square (OLS). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
investasi, GDP, inflasi dan dummy krisis periode 2001-2011. Berdasarkan hasil pengujian
yang telah dilakukan, kemampuan model dalam menjelaskan variabel dependen (Investasi)
sebesar 63% dan variabel independen, yaitu GDP dan Inflasi yang diajukan memiliki
pengaruh yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa krisis Yunani mempunyai pengaruh
terhadap investasi dunia.

Krisis keuangan akut mendera Yunani sejak tahun 2010. Utang negara ini menumpuk sebesar
323 milyar euro—setara dengan 366 milyar USD. Jumlah utang tersebut mencakup 175
persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)-nya.

Utang itu sangat membebani rakyat Yunani. Pertama, Yunani diperhadapkan dengan


kemampuan membayar utang. Dengan PDB yang terus menyusut, yakni 25 persen, maka
peluang Yunani membayar utangnya makin tidak mungkin. Kedua, rakyat Yunani dipaksa
menerima kebijakan ekonomi yang buruk. Sebagai misal, untuk mendorong PDB surplus,
Yunani diharuskan menaikkan pajak dan memangkas belanja publik.

Situasi itu diperparah oleh intervensi Troika—sebutan untuk persekongkolan tiga lembaga,
yakni Uni Eropa, Bank Sentral Eropa, dan Dana Moneter Internasional (IMF)—telah
membuat krisis utang Yunani bertambah buruk. Campur tangan Troika bukan hanya
menambah tumpukan utang Yunani, tetapi juga pemaksaan serangkaian kebijakan neoliberal
yang merontokkan standar hidup dan kesejahteraan rakyat Yunani.

2.2 Inflasi Terburuk di Yunani

Penyebab :

Perang Dunia ke-II membuat Yunani terperosok ke dalam jeratan utang di mana pemerintah
harus menutupi pengeluarannya dengan mencetak banyak uang. Kala itu, pemerintah Yunani
lebih memilih mencetak uang lebih banyak dibandingkan membebankan pajak pada para
penduduknya.

Okupansi Jerman-Italia saat itu benar-benar menghancurkan perekonomian Yunani.


Pencetakan uang besar-besaran juga ditujukan untuk memenuhi kekurangan mata uang di
kalangan masyarakat.

Bank Sentral Yunani lalu mulai meluncurkan koin-koin emas franc yang cukup memangkas
kebutuhan mata uang rakyatnya. Pada 1938, pendapatan Yunani juga berkurang drastis dari
67,4 miliar drachma menjadi hanya 20 miliar drachma.

Kondisi tersebut yang lantas membuat pemerintah mengambil kebijakan dengan mencetak
banyak uang, selain juga untuk mengatasi defisitnya.

Era hiperinflasi dimulai (dengan tingkat inflasi 18% mengakibatkan peningkatan


harga dua kali lipat setiap empat hari dalam enam jam)

Pada 1938, pemerintah Yunani biasanya memegang uang baru selama 40 hari sebelum
akhirnya dibelanjakan. Tapi pada November 1944, laju penerbitan mata uang baru bergerak
semakin cepat dari 40 hari menjadi 4 jam saja.

Pada 1942, nominal mata uang tertinggi di Yunani adalah 50 ribu drachma. Tapi pada 1944,
nominal uang tertinggi melejit hingga 100 triliun drachma.

Pada November 1944, pemerintah Yunani melakukan redenominasi mata uang yang
mengkonversi drachma sebelumnya dengan yang baru di mana pecahan 50 miliar drachma
setara dengan satu drachma.

Meskipun saat itu masyarakat masih terus menggunakan pound Inggris sebagai mata uang de
facto hingga pertengahan 1945.

2.3 Masa stabilisasi mata uang

Di masa saat hiperinflasi melanda, rata-rata harga naik hingga 13.800 per bulan. Harga-harga
barang bisa naik hingga dua kali lipat hanya dalam hitungan hari.
Pemerintah Yunani terus menggelontorkan sejumlah upaya stabilisasi di tengah terpaan
hiperinflasi tersebut. Beberapa upayanya terbilang sukses. Pada Januari – Mei 1945, harga-
harga hanya naik 140 persen saja.

Bahkan terjadi deflasi sebesar 36,8 persen pada Juni 1945 saat ekonom handal terlibat dalam
pergulatan ekonomi tersebut. Setelah perang sipil pada Januari 1945-1946, Inggris
menawarkan rencana untuk menstabilkan ekonomi Yunani.

Untuk mengakhiri hiperinflasi tersebut, pemerintah Yunani akhirnya bergabung dengan


sistem Bretton Woods internasional pada 1953 di mana nilai tukarnya terhubung dengan
berbagai mata uang lain terhadap dolar AS.
Kalender GMT Realisasi Sebelum Ini Kesepakatan

2019-03-12 10:00 AM Tingkat Inflasi (Tahunan) 0.6% 0.4% 0.5%

2019-04-10 09:00 AM Tingkat Inflasi (Tahunan) 0.9% 0.6% 0.5%

2019-05-10 09:00 AM Tingkat Inflasi (Tahunan) 1% 0.9%

2019-06-10 09:00 AM Tingkat Inflasi (Tahunan) 0.2% 1%

2019-07-10 09:00 AM Tingkat Inflasi (Tahunan) 0.2%

2019-08-08 09:00 AM Tingkat Inflasi (Tahunan)

2019-09-10 09:00 AM Tingkat Inflasi (Tahunan)


Sebelum Paling
Yunani Harga Terakhir Ini Tertinggi Rendah Satuan

Tingkat Inflasi 0.20 1.00 33.70 -2.90 Persen [+]

Indeks Harga Konsumen Cpi 106.95 108.14 111.34 1.14 Indeks [+]
Poin

Inflasi yang Sudah Disesuaikan 102.93 103.33 104.67 58.92 Indeks [+]
Besarannya Poin

Inflasi Inti 99.60 97.40 105.30 96.90 Indeks [+]


Poin

Tingkat Inflasi Inti 0.30 0.20 3.13 -16.39 Persen [+]

PDB Deflator 96.80 95.00 100.80 58.61 Indeks [+]


Poin

Harga Produsen 107.80 108.50 114.60 76.10 Indeks [+]


Poin

Perubahan Harga Produsen 0.10 3.60 15.57 -11.40 Persen [+]

Harga Impor 105.74 104.41 115.00 1.12 Indeks [+]


Poin

Tingkat Inflasi (Bulanan) -1.10 1.00 5.98 -2.08 Persen [+]

Utilitas Perumahan CPI 118.53 120.81 134.22 63.28 Indeks [+]


Poin

Indeks Harga Konsumen 127.22 128.06 129.60 76.55 Indeks [+]


Sektor Transportasi Poin

Inflasi Pangan 0.50 1.30 12.85 -3.00 Persen [+]


BAB III
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai