Anda di halaman 1dari 15

BAB 4

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

Oleh Kelompok 7 :

Ni Kadek Septya Wulan Dhari 1833121181

Ketut Rara Prananingrum 1833121182

Ni Luh Putu Melly Anawati 1833121184

Ayu Oktavina Rosita 1833121185

Ni Kadek Desmiari 1833121269

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

2019/2020
1. Biaya Per Unit
Perhitungan biaya berdasarkan fungsi dan aktivitas membebankan biaya pada
objek biaya, seperti produk, pelanggan, pemasok, bahan baku, dan jalur pemasaran.
Ketika biaya dibebankan pada objek biaya, biaya perunit dihitung dengan membagi
jumlah biaya yang dibebankan dengan jumlah unit dari objek biaya tertentu. Karena
hal ini penting, perhitungan biaya produk per unit akan dibahas pertama. Secara
konseptual perhitungan biaya produk per unit adalah sederhana.
Biaya per unit (uni cost) adalah jumlah biaya yang berkaitan dengan unit yang
diproduksi dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Pengukur biaya (cost
measurement) meliputi penentuan jumlah dolar dari bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead yang digunakan produksi. Nilai biayanya dapat berupa
biaya aktual yang dibebankan pada input produksi atau dapat pula berupa angka
perkiraan. Nilai perkiraan sering digunakan untuk memastikan ketepatan waktu
informasi biaya untuk pengendalian biaya. Setelah diukur proses penghubungan biaya
dengan unit yang diproduksi disebut pembebanan biaya (cost assignment).
Pendekatan antara fungsi dan aktivitas berdasarkan dua cara yang penggunaannya
bersaing untuk proses pembebanan biaya pada produk.
a. Pentingnya Biaya Produk per Unit
Sistem akuntansi biaya mengukur dan membebankan biaya agar biaya per unit
dari suatu produk atau jasa dapat ditentukan. Biaya per unit adalah bagian bagian
penting dari informasi bagi suatu perusahaan manufaktur. Sebagai contoh,
penawaran adalah persyaratan umum dipasar untuk produk dan jasa khusus
(pertimbangkan penawaran untuk peralatan khusus, audit, tes medis, dan
prosedur). Menyerahkan penawaran yang berarti tanpa mengetahui biaya perunit
dari produk atau jasa yang akan dihasilkan merupakan hal yang tidak mungkin.
Contoh lain dapat disebutkan keputusan mengenai desain serta pengenalan
produk dan jasa baru dipengaruhi oleh perkiraan biaya perunit.
b. Cara Mendapatkan Informasi Biaya per Unit
Beberapa cara berbeda yang digunakan untuk mengukur dan membebankan
biaya. Dua kemungkinan sistem pengukur tersebut adalah perhitungan biaya
aktual dan perhitungan biaya normal. Perhitungan biaya aktual membebankan
biaya aktual bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pada
produk. Pada praktiknya sistem perhitungan biaya aktual murni jarang digunakan
karena tidak dapat menyediakan informasi biaya perunit yang akurat secara tepat
waktu. Perhitungan biaya normal membebankan biaya aktual bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung pada produk. Akan tetapi biaya overhead
dibebankan pada produk dengan menggunakan tarif perkiraan. Tarif perkiraan
overhead adalah suatu tarif yang didasarkan pada data yang diperkirakan dan
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Biaya yang dianggarkan

Tarif perkiraan overhead =

Penggunaan aktivitas yang diperkirakan

Cara tarif yang overhead digunakan untuk membebankan biaya pada produk akan
menjadi jelas dalam pembahasan mengenai perhitungan biaya berdasarkan fungsi
dan aktivitas. Karena perhitungan biaya berdasarkan fungsi dapat dipandang
sebagai kasus khusus dari perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.
2. Perhitungan Harga Pokok Produk Berdasarkan Fungsi

Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Fungsi membebankan biaya


dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung pada produk dengan
menggunakan penelusuran langsung. Di lain pihak, biaya overhead dibebankan
dengan menggunakan penelusuran penggerak dan alokasi. Penggunaan penggerak
berdasarkan unit semata-mata untuk membebankan biaya overhead pada produk
memiliki asumsi bahwa overhead yang digunakan produk berkorelasi tinggi dengan
jumlah unit yang diproduksi.

Contoh-contoh penggerak tingkat unit yang umumnya digunakan untuk


membebankan overhead , meliputi :

1. Unit yang diproduksi


2. Jam tenaga kerja langsung
3. Biaya tenaga kerja langsung
4. Jam mesin
5. Biaya bahan baku langsung
Setelah memilih penggerak tingkat unit, langkah selanjutnya adalah menentukan
kapasitas aktivitas yang diukur penggerak tersebut. Meskipun tingkat kapasitas
apapun yang wajar dipilih, empat kandidat yang umum adalah kapasitas yang
diharapkan, kapsitas normal, kapasitas teoritis, dan kapasitas praktis.

Tarif Kesseluruhan Pabrik

Pertama, biaya overhead yang dianggarkan akan diakumulasi menjadi satu


kelompok untuk keseluruhan pabrik (pembebanan biaya tahap pertama). Biaya
overhead dibebankan secara langsung pada kelompok biaya tersebut dengan
menambahkan seluruh biaya overhead yang diperkirakan muncuk satu tahun. Setelah
biaya diakumulasi dalam kelompok biaya ini, tarif keseluruhan pabrik dihitung
dengan menggunakan tingkat unit (biasanya jam tenaga kerja langsung). Terakhir,
biaya overhead dibebankan pada produk dengan mengalihkan tarif tersebut dengan
jumlah jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan oleh tiap-tiap produk.

BIAYA OVERHEAD

PEMBEBANAN BIAYA Penelusuran langsung

KELOMPOK BIAYA Tahap satu pembentukan kelompok


KESELURUHAN PABRIK biaya

PEMBEBANAN BIAYA Penggerak tingkat unit

Tahap dua : biaya yang dibebankan


PRODUK

Perhitungan Tarif Keseluruhan Pabrik

Perhitungan tarif keseluruhan pabrik baik diilustrasikan dengan pendekatan


perhitungan biaya yang digunakan BelRing sebelum Henderson Associates mengubah
sistem perhitungan biayanya. Berikut ini data perkiraan dan aktual dari perusahaan
tersebut :

Overhead yang dianggarkan $360.000

Aktivitas yang diharapkan (dalam jam tenaga kerja langsung) 100.000

Aktivitas aktual (dalam jam tenaga kerja langsung) 100.000

Overhead aktual $380.000

Jadi tarif berdasarkan jam tenaga kerja langsung untuk tahun 2008 diharapkan
dapat dihitung sebagai berikut :

Tarif perkiraan = Overhead yang dianggarkan

Aktivitas yang diharapkan

= $360.000/100.000 jam tenaga kerja langsung

= $3,60 per jam tenaga kerja langsung

Overhead yang dibebankan = Tarif overhead x output aktivitas actual

Biaya Per Unit

Biaya per unit suatu produk dihitung dengan menjumlahkan biaya utama
produk dengan biaya overhead yang dibebankan, kemudian membagi jumlah biaya
biaya ini dengan unit yang diproduksi.

Tarif Departemen

Tampilan 4-4 mengilustrasikan kerangka kerja konseptual dua tahap untuk


tarif overhead departemen. Pada tahap pertama, biaya overhead keseluruhan pabrik
dibagi dan dibebankan pada setiap departemen.produk yang diproses oleh berbagai
departemen diasumsikan menggunakan sumber daya overhead sesuai proporsi
penggerak berdasarkan unit departemen (seperti jam mesin atau jam tenaga kerja
langsung yang digunakan). Selanjutnya, pada tahap dua, overhead dibebankan pada
produk dengan mengalihkan tarif departemen dengan jumlah penggerak yang
digunakan departemen terkait. Dasar pemikiran tarif departemen adalah sederhana.
Beberapa departemen produksi mungkin lebih banyak menggunakan overhead dari
pada departemen produksi mungkin lebih banyak menggunakan overhead dari pada
departemen lainnya.

Perhitungan Tarif Departemen

Beberapa saat sebelum kunjungan Henderson Associates, pabril BelRing di


Springdate berpindah dari penggunaan tarif keseluruhan pabrik menjadi tarif
departemen. Pabrik di Springdate memiliki dua departemen produksi : pabrikasi dan
perikatan. Pada departemen pabrikasi, komponen elektronik utama dibuat. Bagian lain
dibeli dari pemasok dan divisi lain.

Tarif pabrikasi = overhead yang dianggarkan

Jam mesin yang diharapkan

= $252.000/40.000

= $6,30 per jam mesin

Tarif perakitan = overhead yang dianggarkan

jam tenaga kerja langsung yang diharpkan

= $108.000/80.000

= $ 1,35 per jam tenaga kerja langsung

Overhead yang Dibebankan

Jumlah overhead yang dibebankan untuk setahun adalah jumlah yang


dibebankan pada setiap departemen.

Pabrikasi Perakitan
Overhead yang dianggarkan : $252.000 $108.000
penggunaan aktual dan yang diharapkan (jam tenaga kerja
langsung) :
Nirkabel 7.000 3.000
Reguler 13.000 77.000
20.000 80.000
Penggunaan aktual dan yang diharapkan (jam mesin) :
Nirkabel 4.000 1.000
Reguler 36.000 9.000
40.000 10.000
Tampilan 4-5

Overhead yang dibebankan :

= ($6,30 x jam mesin aktual + ($1,35 x jam tenaga kerja langsung aktual )

= ($6,30 x 40.000 + ($1,35 x 80.000)

= $252.000 + $108.000

= $360.000

3. Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya Berdasarkan Fungsi


Tarif keseluruhan pabrik dan tariff departemen telah digunakan selama
beberapa decade dan dilanjutkan terus oleh banyak organisasi. Akan tetapi dalam
beberapa, situasi, tariff-tarif tersebut tidak berfungsi dengan baik dan dapat
menimbulkan distorsi biaya produk yang besar. Distorsi biaya produksi bagi beberapa
perusahaan dapat merugikan perusahaan, terutama bagi perusahaan yang
dikarakterisasikan oleh peningkatan atau ketatnya tekanan persaingan (kerap terjadi
pada tingkat global), perbaikan berkelanjutan, TQM, kepuasan pelanggan, dan
teknologi canggih. Ketika perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang
kompetitif ini mengadaptasi strategi baru untuk mencapai kemampuan dalam
bersaing, sistem akuntansi biaya mereka kerap harus berubah agar dapat sejalan.
Secara khusus, kebutuhan biaya produk yang lebih akurat telah memaksa banyak
perusahaan untuk menaruh perhatian serius pada prosedur perhitungan biaya mereka.
Sistem akuntansi biaya yang dahulu berfungsi dengan cukup baik, mungkin kini
sudah tidak dapat digunakan lagi. Perusahaan sering mengalami gejala tertentu yang
menunjukkan sistem akuntansi biaya mereka ketinggalan zaman. Salah satu gejala
dari sistem biaya yang telah ketinggalan zaman adalah ketidakmampuan dalam
menjelaskan hasil penawaran penawaran. Sebaliknya, jika harga-harga pesaing
kelitahan sangat tidak realistis, maka para manajer harus mempertanyakan ketetapan
sistem biaya mereka. Sama halnya, jika sistem biaya perusahaan secara sistematik
menetapkan biaya produk terlalu rendah untuk produk bervolme rendah – khususnya
pada produk yang memerlukan proses dan penanganan khusus – maka peusahaan
mungkin merasa produk tersebut merupakan ceruk (niche) pasar yang
menguntungkan perusahaan. Organisasi yang pernah mengalami beberapa atau semua
gejala ini menemukan tariff keseluruhan pabrik atau departemen tidak lagi
membebankan biaya overhead secara tepat pada setiap produk. Ada 2 faktor
penyebab ketidak mampuan tarif keseluruhan pabrik dan departemen berdasarkan
unit untuk membebankan biaya overhead secara tepat, yaitu:
1) Proporsi biaya overhead yang tidak berkaitan dengan unit terhadap jumlah
biaya overhead adalah besar.
2) Tingkat keanekaragaman produknya besar.

Biaya Overhead yang Tidak Berkaitan dengan Jumlah Unit

Penggunaan tariff keseluruhan pabrik atau departemen mengasumsikan


pemakaian sumber daya overhead berkaitan erat dengan unit yang di produksi. Pada
aktivitas – aktivitasnya yang dilakukan setiap kali suatu unit diproduksi, asumsi ini
masuk akal. Biaya rekayasa teknik bergantung pada jumlah pesanan pekerjaan
rekayasa teknik yang berbeda, bukan pada unit yang di produksi dari setiap produk
tertentu. Penggerak biaya aktivitas tingkat non unit, sperti perintah penyetelan dan
rekayasa teknik, diperlukan untuk pembebanan biaya yang akurat dari aktivitas
nonunit. Penggerak aktivitas tingkat nonunit (non-unit-level-activity driver) adalah
faktor-faktor yang mengukur pemakaian aktivitas nonunit produk dan objek biaya
lainnya. Jadi, penggerak aktivitas (activity driver) adalah faktor-faktor yang
mengukur pemakaian aktivitas produk dan objek biaya lainnya. Dengan hanya
memakai penggerak biaya aktivitas berdasarkan unit untuk membebankan biaya
overhead yang tidak berkaitan dengan unit, distorsi biaya produk akan tercipta.
Tingkat keparahan distorsi ini bergantung pada sberapa besar biaya overhead dalam
memengaruhi biaya produk. Suatu penelitian menunjukkan biaya overhead minimal
harus 15 persen dari jumlah biaya produksi agar ABC memperoleh keuntungan
keputusan yang signifikan.

Keanekaragaman Produk

Keberadaan biaya nonunit yang signifikan adalah suatu kondisi yang memeng
harus ada, tetapi bukan kondisi penentu atas timbulnya kesalahan tarif keseluruhan
pabrik dan departemen. Keanekaragaman produk (product diversity) berarti produk
menggunakan aktivitas overhead dalam proporsi yang secara signifikan berbeda.
Terdapat beberapa alasan mengapa produk dapat menggunakan overhead dalam
proporsi yang berbeda.apapun bentuk keanekaragam produknya, biaya produk aka
terdistorsi apabila jumlah overhead berdasarkan unit yang digunakan produk, tidak
berubah dalam proporsi langsung dengan jumlah yang digunakan produksi nonunit.
Proporsi setiap aktivitas yang digunakan suatu produk didefinisikan sebagai rasio
kosumsi (comsumption ratio).

Contoh Ilustarsi Kesalahan Tarif Overhead Berdasarkan Unit


Untuk mengilustrasikan bagaimana tariff overhead berdasarkan unit dapat
menyebabkan distorsi biaya produk. Data yang lengkap dapat dilihat pada tabel
berikut:
Ukuran Penggunaan Aktivitas
  Nirkabel Reguler Jumlah
Unit yang di produksi pertahun 10.000 100.000 110.000
Biaya Utama 78.000 738.000 816.000
Jam Tenaga Kerja Langsung 10.000 90.000 100.000
Jam Mesin 5.000 45.000 50.000
Proses Produksi 2 1 3
0 0 0
Jumlah Perpindahan 6 3 9
0 0 0
Data Biaya Aktivitas ( Aktivitas Overhead)
Aktivitas……………………………………………………………….. Biaya aktivitas
Penyetelan …………………………………………………………..… 120.000

Penanganan Bahan Baku …………………………………………… 60.000

Daya …………………………………………………………………… 100.000


Pengujian ……………………………………………………………… 80.000
Jumlah …………………………………………………………… $360.000

Karena kuantitas telepon nirkabel, telepon regular adalah produk bervolume


tinggi dan telepon nirkabel adalah produk bervoulme rendah. Telepon-telepon
tersebut diproduksi dalam batch.
Masalah Keakuratan Perhitungan Biaya

Masalah utama dengan setiap prosedur ini adalah asumsi bahwa jam mesin
atau jam tenaga kerja langsung yang menggerakkan atau menyebabkan biaya
overhead.

Perbandingan Biaya Produk Berdasarkan Fungsi dan Aktivitas

Biaya unit yang diproduksi dari perhitungan biaya berdasarkan aktvitas


dibandingkan dengan biaya unit yang diproduksi dari perhitungan biaya berdasarkan
fungsi dengan menggunakan tarif pabrik atau tariff departemen. Perbandingan ini
menggambarkan pengaruh penggunaan pengerak aktivitas secara jelas hanya
berdasarkan unit untuk membebankan biaya overhead. Pembebanan biaya
berdasarkan aktivitas merefleksi pola konsumsi overhead secara lebih baik sehingga
biaya lebih akurat dari ketiga biaya.

4. Perhitungan Biaya Produk Berdasarkan Aktivitas

Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based coasting/ABC),


pertama, menelusuri biaya pada aktivitas, kemudian pada produk. Asumsi yang
mendasari adalah aktivitas menggunakan sumber daya dan produk yang pada
gilirannya menggunakan aktivitas. Oleh sebab itu, ABC juga merupakan proses dua
tahap. Akan tetapi, sistem ABC menekan penelusuran langsung dan penelusran
penggerak. Identifikasi aktivitas harus menjadi tahap awal dalam perancangan sistem
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.

Identifikasi Aktivitas dan Atributnya

Pengidentifikasian aktivitas biasanya dilakukan dengan wawancara para


manajer atau para wakil dari area kerja fungsional (dapartemen). Serangkaian
pertanyaan utama diajukan dan jawabannya akan menyediakan banyak data yang
diperlukan untuk sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas. Data yang
dihasilkan dari wawancara digunakan untuk menyiapkan kamus aktivitas. Kamus
aktivitas mendaftar aktivitas-aktivitas dalam sebuah organisasi bersama dengan
atribut aktivitas yang penting. Atribut aktivitas adalah informasi keuangan dan non
keuangan yang mendeskripsikan aktivitaas individual. Atribut yang digunakan
bergantung pada tujuannya. Kamus aktivitas dapat diklasifikan menjadi 2 yaitu
aktivitas primer dan aktivitas sekunder. Aktivitas primer adalah aktivitas yang
digunakan oleh produk/pelanggan. Aktivitas sekunder adalah aktivitas yang
digunakan oleh aktivitas primer lainnya atau aktivitas sekunder.

Pembebanan Biaya Pada Aktvitas

Setelah aktivitas diidentifikasikan dan dideskripsikan, tugas berikutnya adalah


menentukan berapa banyak biaya untuk melakukan setiap aktivitas. Haal ini
membutuhkan identifikasi sumber daya yang digunakan setiap aktivitas. Seperti
tenaga kerja, bahan, energi, dan modal. Biaya sumber daya pada aktivitas perlu
dibebankan dengan menggunakan penelusuran langsung dan bergerak. Untuk sumber
daya tenaga kerja matriks distribusi kerja sering digunakan. Matriks distribusi kerja
secara sederhana mengidentifikasikan jumlah tenaga kerja yang digunakan setiap
aktivitasdan diperoleh dari proses wawancara. Contohnya yaitu dengan menanyakan
berapa banyak wakktu yang dihabiskan pekerja untuk setiap aktivitas dan peralatan?
(nantinya informasi yang dibutuhkan untuk membebankan biaya tenaga kerja dan
peralatan pada aktivitas). Waktu yang dihabiskan pada setiap aktivitas merupakan
dasar untuk pembebanan biaya tenaga kerja pada aktivitas. Jika waktunya 100%,
maka tenaga kerja adalah sepenuhnya pada aktivitas dan metode pembebanan adalah
penelusuran langsung. Tenaga kerja bukanlaah satu-satunya sumber daya yang
digunakan oleh aktivitas. Aktivitas juga menggunakan bahan baku, modal, dann
energi.

 Pembebanan Biaya Aktivitas pada Aktivitas Lain

Pembebanan biaya pada aktivitas melengkapi tahap awal perhitungan biaya


berdasarkan aktivitas. Pada tahap pertama ini aktivitas diidentifikasikan sebagai
primer dan sekunder. Jika terdapat aktivitas sekunder, maka tahap berikutnya muncul.
Pada tahap selanjutnya, biaya aktivitas biaya aktivitas sekunder dibebankan pada
aktivitas-aktivitas yang menggunakan outputnya. Sebagai contoh, mengawasi
karyawan adalah aktivitas sekunder. Berdasarkan matriks distribusi kerja yang telah
disiapkan, dapat diketahui bahwa 3 aktivitas dapartemen (aktivitas primer)
menggunakan tenaga kerja staff administrasi dalam proporsi, 40 persen, 30 persen, 30
persen. Oleh sebab itu biaya aktivitas pengawasan akan dibebankan pada setiap
aktivitas primer dengan menggunakan rasio.

Pembebanan Biaya Produk

Setelah biaya dan aktivitas primer ditentukan, biaya tersebut dapat dibebankan
pada produk dalam suatu proporsi sesuai dengan aktivitas penggunanya, seperti yang
diukur oleh penggerak aktivitas. Pembebanan ini diselesaikan dengan penghitungan
suatu tarif aktivitas yang ditentukan terlebih dahulu dan menglikan tarif ini dengan
penggunaan aktual aktivitas. Untuk membebankan biaya, jumlah dari setiap aktivitas
yang digunakan setiap produk juga perlu diketahui. Dalam memenuhi tujuan ini, akan
diasumsikan bahwa kapasitas praktis aktivitas sebanding dengan jumlah penggunaan
akivitas oleh semua produk.
Perincian Klasifikasi Aktivitas

Untuk tujuan perhitungan biaya produk, aktivitas dapat diklasifikasikan dalam


empat kategori umum, yaitu tingkat unit, tingkat bacth, tingkat produk, dan tingkat
fasilitas. Pengklasifikasian aktivitas menjadi kategori umum ini akan memudahkan
perhitungan biaya produk karena biaya aktivitas yang berkaitan dengan tingkat yang
berbeda akan merespon jenis penggerakan biaya yang berbeda. Aktivitas tingkat
unit adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali sebuah unit produksi. Sebagai contoh,
permesinan dan perakitan adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali unit diproduksi.
Biaya aktivitas tingkat unit bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi. Aktivitas
tingkat batch adalah aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch diproduksi. Biaya
produksi tingkat bervariasi dengan jumlah batch, tetapi tetap terhadap jumlah unit
pada setiap batch. Aktivitas tingkat produk adalah aktivitas yang dilakukan bila
diperlukan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi perusahaan. Aktivitas
ini menggunakan input yang mengembangkan produk atau memungkinkan produk
diproduksi atau dijual. Aktivitas ini dan biayanya cendrung meningkat sejalan dengan
peningkatan jenis produk yang berbeda. Aktivitas tingkat fasilitas adalah aktivitas
yang menopang proses umum produksi suatu pabrik. Aktivitas tersebut bermanfaat
bagi organisasi pada beberapa tingkat, tetapi tidak bermanfaat bagi setiap produk
secara spesifik. Contohnya meliputi manajemen pabrik, tata letak dan lain-lain.

Dari keempat tingkat umum tersebut, tiga yang pertama mengandung aktivitas
yang berkaitan dengan produk. Dalam ketiga tingkat ini, permintaan atas aktivitas
dapat diukur oleh setiap produk. Aktivitas dalam tiga tingkat ini dapat dibagi lebih
lanjut berdasarkan rasio konsumsi. Aktivitas dengan rasio konsumsi yang sama dapat
menggunakan penggerak aktivitas yang sama untuk membebankan biaya.

Kategori umum keempat, yaitu aktivitas tingkat fasilitas memiliki suatu


masalah dengan filosofi ABC, yaitu mengenai penelusuran biaya pada produk.
Penelusuran biaya aktivitas pada setiap produk bergantung pada kemampuan untuk
mengidentifikasi jumlah setiap aktivitas yang digunakan suatu produk. Jadi, sistem
ABC murni tidak akan membebankan biaya tersebut pada produk. Biaya-biaya ini
akan diperlakukan sebagai biaya periode. Dengan demikian, biaya-biaya tersebut
menjadi biaya tetap, biaya yang tidak digerakkan oleh salah satu penggerak biaya
yang ditemukan pada ketiga kategori pertama. Pada praktiknya, perusahaan yang
mengadopsi sistem ABC biasanya menerapkan pendekatan perhitungan biaya penuh
dan mengalokasikan biaya tingkat fasilitas pada setiap produk. Penggerak biaya
tingkat unit, tingkat batch, atau tingkat produk sering digunakan untuk alokasi.
Pembebanan biaya tingkat fasilitas berdasarkan penggerak ruangan dapat memotivasi
manajer mengurangi ruangan yang diperlukan untuk produksi sehingga makin
mengurangi biaya tingkat fasilitas.

5. Mengurangi Ukuran dan Kerumitan dari Sistem Perhitungan Biaya


Berdasarkan Aktivitas
Pada tahap pertma perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, aktivitas
diidentifikasi, biaya dihubungkan dengan aktivitas individual, dan aktivitas
diklasifikasikan sebagai aktivitas primer atau sekunder. Dalam tahap lanjutan, biaya
dari aktivitas sekunder dibebankan ulang pada aktivitas primer. Dalam tahap akhir,
biaya dari aktivitas primer dibebankan pada produk atau pelanggan. Pembebanan
biaya pada aktivitas lain (tahap lanjutan) atau pembebanan biaya pada produk dan
pelanggan (tahap akhir) membutuhkan penggunaan tarif aktivitas. Pada prinsipnya,
terdapat satu tarif aktivitas yang dihitung untuk setiap aktivitas. Suatu oragnisasi
dapat memiliki ratusan aktivitas berbeda sehingga terdapat ratusan tarif aktivitas.
Walaupun teknologi informasi pasti mampu menangani berbagai jumlah tarif tersebut,
ada baiknya apabila memungkinkan jumlah tarif tersebut dikurangi. Tarif yang lebih
sedikit bisa juga mengurangi kerumitan dari sistem perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas sehingga meningkatkan kemungkinan penerimaan oleh manajemen. Salah
satu alas an yang sering diberikan untuk menolak implementasi sistem ABC adalah
asumsi kerumitan dari sistem tersebut.
Mengurangi Jumlah Tarif dengan Menggunakan Rasio Konsumsi
Salah satu cara yang sangat langsung untuk mengurangi jumlah tarif adalah
mengumpulkan semua aktivitas yang memiliki rasio konsumsi yang sama dalam satu
kelompok biaya (cost pool).

Mengurangi Jumlah Tarif melalui Aproksimasi ABC

Sistem yang relevan dan mirip (aproksimasi) ABC bisa digunakan di beberapa
organisasi dari pada sistem ABC murni yang sulit diterapkan. Salah satu cara
mengurangi jumlah tarif adalah dengan hanya menggunakan aktivitas yang paling
mahal dan menggunakan penggeraknya untuk membebankan biaya pada produk.
Biaya dari aktivitas yang tidak terlalu mahal dialokasikan dalam kelompok biaya dari
aktivitas yang mahal. Dengan cara ini, sebagian besar biaya akan dibebankan pada
berbagai produk secara akurat. Biaya-biaya dari kebanyakan aktivitas yang biayanya
tinggi dibebankan dengan menggunakan berbagai penggerak sebab dan akibat,
sedangkan berbagai biaya aktivitas yang tidak mahal dibebankan secara lebih arbitrer.
Pendekatan ini sederhana, mudah dipahami dan sering mengarah pada perkiraan
pembebanan (aproaksimasi) ABC yang cukup bagus.

Perbandingan dengan Perhitungan Biaya Berdasarkan Fungsi


Pada sistem berdasarkan fungsi, pemakaian overhead oleh produk
diasumsikan untuk dijelaskan hanya dengan penggerak aktivitas berdasarkan unit.
Untuk tarif keseluruhan pabrik, hanya satu penggerak yang digunakan untuk
membebankan biaya. Pada sistem berdasarkan fungsicyang lebih canggih, biaya
overhead diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau variable dengan penggerak
berdasarkan unit. Sistem perhitungan biaya berdasarkan unit mengalokasikan
overhead tetap pada setiap produk dengan menggunakan tarif overhead tetap, dan
membebankan overhead variable dengan menggunakan tarif overhead variable. Pada
kenyataannya, niaya yang dibebankan dalam kategori overhead tetap yang tradisional
biasanya merupakan biaya tingkat batch, tingkat produk, dan tingkat fasilitas yang
berubah sejalan dengan penggerak selain penggerak tingkat unit.
Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas memperbaiki keakuratan
perhitungan harga pokok produk dengan mengakui bahwa biaya overhead banyak
yang tetap, ternyata bervariasi secara proposional dengan perubahan selain volume
produksi. Dengan memahami penyebab meningkat atau menurunnya biaya tersebut,
biaya tersebut dapat ditelusuri di setiap produk. Hubungan sebab-akibat ini
memungkinkan manajer untuk memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok
produk yang dapat memperbaiki pengambilan keputusan secara signifikan. Selain itu,
kelompok biaya overhead tetap yang besar tersebut tidak lagi misterius. Pengetahuan
tentang perilaku yang mendasari biaya-biaya tersebut akan memungkinkan manajer
untuk menggunakan lebih banyak pengendalian atas berbagai aktivitas yang
menimbulkan biaya-biaya tersebut. Akan tetapi, peningkatan keakuratan ini bisa juga
meningkatkan kerumitan. Jadi, mengembangkan sistem yang lebih sederhana
mungkin lebih diperlukan daripada sisetm ABC murni. Namun, keakuratan sistem
tersebut harus mendekati keakuratan ABC.

Anda mungkin juga menyukai