Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
3198
Abstrak: Laporan keuangan komersial dan fiscal menuntut adanya penyesuaian karena adanya
perbedaan. Perbedaan yang ada antara lain perbedaan pengakuan biaya dan penyusutan aktiva tetap.
Berdasarkan perbedaan tersebut penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran perbedaan
antara akuntansi komersial dana kuntansi perpajakan, menjelaskan, serta menghitung perbedaan
tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan peraturan perpajakan. Koreksi
fiskal digunakan sebagai alat dalam perhitungan pajak penghasilan terutang. Metode yang digunakan
penulis dalam penelitian ini adalah dalam perhitungan penyusutan mengunakan garis lurus dan saldo
menurun ganda. Perhitungan pajak penghasilan dihitung berdasarkan regulasi undang-undang pajak
penghasilan pasal 31E. Hasil penelitian koreksi fiscal atas laporan keuangan komersial laba rugi
adalah laporan keuangan menunjukan bahwa perhitungan dan pelaporan pajak penghasilan belum
sesuai dengan undang- undang. Koreksi fiscal menunjukan ada beberapa biaya yang dikoreksi antara
lain biaya penyusutan bangunan dikoreksi negatif sebesar Rp2.874.500,00. Biaya penyusutan
peralatan dikoreksi positif sebesar Rp7.243.275,00. Biaya penyusutan kendaraan dikoreksi positif
sebesar Rp1.734.808,64. Biaya gaji direktur dikoreksi positif sebesar Rp54.000.000,00. Biaya
cadangan kerugian piutang dikoreksi positif sebesar Rp30.000.000,00. Biaya pajak dikoreksi positif
sebesar Rp69.590.000,00. Biaya promosi dikoreksi positif sebesar Rp9.400.000,00. Jumlah koreksi
positif sebesar Rp171.968.083,64 dan koreksi negatif sebesar Rp2.874.500,00. Akibat dari koreksi
tersebut mengakibatkan kenaikan dalam penghasilan kena pajak dari Rp2.241.427.939,36 menjadi
Rp2.518.021.523,00, dan pajak penghasilan yang harus dibayar sebesar Rp299.510.257,62 dikurangi
dengan beban pajak Rp69.590.000,00 sehingga jumlah pajak terutang kurang bayarsebesar
Rp229.920.257,62 dengan demikian perhitungan pajak penghasilan termasuk dalam PPh pasal 29
tentang pajak kurang bayar.
Commercial financial report and fiscal demanded the adjustment because the exsistence of the
differences as outcome and the decrease of the constant activa. Based on those differences, this
research was aimed to give the representation of the difference between the commercial accounting
and the taxation accounting, explain those differences and calculate those differences so that the
writer could arrange the financial report that was agree with the taxation’s rule. The fiscal correction
was used as a tool on calculating the unpaid income tax. In this research, the writer applied the
straight line method and the declining balance double on calculating the decrease of the constant
activa. The calculation of the income tax was calculated based on the regulation of the income tax
law, section 31E.
The resullt of the fiscal correction research on commercial financial report of the profit and loss
showed that its calculation and report had not been agreed with the income tax law yet. It showed that
there were some costs corrected, they were the cost of the building decrease that was corrected as
negative about 2.874.500,00 IDR. The cost of the equipments’ decrease that was corrected as positive
about 7.243.275,00 IDR. The cost of the vehicle’s decrease that was corrected as positive about
1.734.808,64 IDR. The cost of the director’s salary that was corrected as positive about
54.000.000,00 IDR. The back up cost for the loss of the credit that was corrected as positive about
30.000.000,00 IDR. The cost of the tax was corrected as positive about 69.590.000,00 IDR. The cost
of the promotion that was corrected as positive about 9.400.000,00 IDR. Total of the positive
corrections were about 171.968.083,64 IDR and the negative correction was about 2.874.500,00 IDR.
Because of those corrections, taxable income increased from 2.241.427.939,36 IDR to
2.518.021.523,00 IDR and the income tax that should be paid about 299.510.257,62 IDR minus the
tax expense about 69.590.000,00 IDR, so the tax underpayment about 229.920.257,62 IDR. So that,
the calculation of the income tax incuded into PPh section 29 about the tax underpayment.
21
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 3 Edisi 1 Mei 2018 p-ISSN : 2528-6145 dan e-ISSN : 254-
3198
22
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 3 Edisi 1 Mei 2018 p-ISSN : 2528-6145 dan e-ISSN : 254-
3198
b. Buku – buku dan media internet yang yang digunakan sebagai dasar dari
ada kaitannya dengan topik yang penelitian antara lain:
diteliti a. Laporan keuangan komersial
Data dalam penelitian ini menurut sifatnya b. Standar Akuntansi Keuangan yang
dikelompokan menjadi: digunakan
1. Data Kuantitatif 4. Studi Pustaka
Data kuantitatif yang digunakan dalam Pengumpulan data yang dilakukan penulis
penelitian adalah laporan keuangan yang melalui studi pustaka adalah dengan
digunakan dalam perhitungan pajak membaca buku-buku yang berkaitan yang
penghasilan terutang terdiri dari: dapat dipertanggungjawabkan, antara lain:
a. Neraca a. Buku perpajakan terkait analisis
b. Laporan laba rugi koreksi fiskal
c. Laporan perubahan ekuitas b. Buku akuntansi
d. Laporan arus kas c. Standar akuntansi keuangan
e. Catatan atas laporan keuangan d. Peraturan perpajakan
2. Data Kualitatif e. Jurnal Penelitian
f. Literature tentang penulisan Tugas
Teknik Pengumpulan Data Akhir
Teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mengumpulkan data, mengimpun, Teknik Analisis Data
mengambil, atau menjaring data penelitian Teknik analisis data berikut merupakan
untuk memperoleh data yang diperlukan dalam langkah dan prosedur analisis data yang
penelitian ini adalah sebagai berikut: dilakukan dalam melakukan penelitian yang
1. Wawancara digunakan untuk meningkatkan pemahaman
Wawancara dilaksanakan dengan mengenai materi terkait koreksi fiskal atas
melakukan tanya jawab langsung terhadap laporan keuangan komersial, yaitu:
pihak-pihak yang bersangkutan seperti 1. Tahap pengumpulan data dilakukan
pemilik dan pegawai guna mendapatkan melalui tahapan wawancara, dokumentasi,
data dan keterangan mengenai sejarah observasi, dan studi pustaka. Data-data
perusahaan, penerapan akuntansi dan yang digunakan dalam penyusunan
penerapan atas perhitungan pajak atas laporan keuangan komersialnya
laporan keuangan komersial. Daftar berdasarkan standar akuntansi keuangan
pertanyaan wawancara adalah sebagai pada terdiri dari neraca, laporan laba rugi,
berikut: laporan perubahan ekuitas, laporan arus
1. Apakah memiliki laporan keuangan yang kas, dan catatan atas laporan keuangan.
sesuai dengan Standar Akuntansi 2. Tahap perumusan masalah dalam hal ini
Keuangan? peneliti mengangkat rumusan masalah
2. Bagaimana perhitungan pajak penghasilan yang didasarkan pada latar belakang yang
atas laporan keuangan komersialnya? telah diuraikan sebelumnya sesuai dengan
2. Dokumentasi permasalahan yang dihadapi.
Dokumentasi dalam hal ini merupakan 3. Tahap pengolahan data yaitu menentukan
pengambilan data mengenai hal-hal atau akun yang termasuk beda tetap (perbedaan
variabel. Penulis memperoleh data melalui yang tidak dapat diakui dalam laporan
data-data yang telah dibukukan dan keuangan fiskal) dan beda waktu
diarsipkan berupa: (perbedaan yang bersifat sementara).
a. Data keuangan 4. Tahap selanjutnya yaitu melakukan
b. Catatan keuangan koreksi fiskal atas akun yang telah diolah
c. Kebijakan antara beda tetap dan beda waktu kedalam
d. Profil perusahaan koreksi fiskal positif (laba kena pajak
3. Observasi bertambah) atau koreksi fiskal negatif
Observasi ini dilakukan penelitian (laba kena pajak berkurang) ke dalam
langsung di perusahaan bersangkutan. format koreksi fiskal.
Metode observasi ini digunakan penulis 5. Tahap perhitungan seperti menghitung
untuk mengamati dokumen dan catatan laba kena pajak yang akan digunakan
dalam perhitungan pajak terutang badan
23
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 3 Edisi 1 Mei 2018 p-ISSN : 2528-6145 dan e-ISSN : 254-
3198
pada tahun tersebut yang didasarkan pada perpajakan memiliki beberapa perbedaan
format koreksi fiskal yang telah dilakukan untuk itu perlu dilakukan penyesuaian fiskal
pada tahap sebelumnya. Setelah diketahui berdasarkan peraturan perpajakan yang
maka langkah selanjutnya adalah berlaku. Penelitian akan dilakukan pada
menggolongkan tarif pajak yang sesuai laporan laba rugi komersial berdasarkan
dengan penghasilan kena pajak sesuai standar akuntansi. Fokus dalam penelitian ini
dengan peraturan pajak dan peraturan adalah untuk analisis koreksi fiskal dalam
pemerintah. Dasar pengenaan tarif dalam rangka perhitungan pajak penghasilan badan
perhitungan pajak penghasilan sesuai adalah laporan laba rugi komersial tahun 2016.
dengan penghasilan kena pajak dan Data-data pendukung terkait laporan laba-rugi
regulasi yang terkait adalahsebagai untuk tahun 2016 juga dapat diperoleh dan
berikut: dilampirkan, sehingga dapat dilihat rincian
a. Penghasilan Kena Pajakdibawah 4,8 penyesuaian fiskal dan dilakukan perhitungan
Milyar Tarif1% (Pajak Final). pajak penghasilan badan, untuk mengetahui
RegulasiPeraturan Pemerintah Nomor apakah perusahaan telah melakukan koreksi
46 Tahun 2013. fiskal sesuai peraturan pajak yang berlaku
b. Penghasilan Kena Pajakantara 4,8 dalam rangka perhitungan pajak penghasilan
Milyar - 50 Milyar Tarif Proporsional badan atau tidak. Laporan laba-rugi sebagai
Proporsi Subsidi50% × 25% acuan penulis untuk melakukan analisis
Proporsi Non Subsidi25%. koreksi fiskal laporan laba
RegulasiUndang-undang Pajak rugi.Berdasarkanhasilpenelitian,Laporanlabaru
Penghasilan Pasal 31E gitelahdibuatberdasarkanstandarakuntansikeua
c. Penghasilan Kena Pajak diatas 50 ngan (SAK)dengan perolehan pendapatan atau
Milyar Tarif25%. Regulasi Undang- omset sebesar Rp6.959.000.000,00.
undang Pajak Penghasilan Pasal 17 Seluruhpengeluaran yang
6. Penghasilan kena pajak terlebih dahulu terkaitdengankegiatanoperasionalperusahaanse
dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah pertihargapokokpenjualan yang
penuh, selanjutnya menghitung besarnya didalamnyaterdapatperhitunganhargapokokpro
pajak terutang perusahaan dengan rumus: duksidanseluruhbiayaoperasi yang
PPh badan Terutang = Tarif Pajak x didalamnyaterdapatbiayaadministrasidanumu
Penghasilan Kena Pajak msertabiayapemasarantelahdiakumulasidalamp
Penghasilan kena pajak yang dimaksud erhitunganlabarugisehingga diperoleh laba
dalam Peraturan Pemerintah nomor 46 bersih usaha sebelum pajak sebesar
tahun 2013 adalah omset yang diperoleh, Rp2.241.427.939,36.
sedangkan untuk Undang-Undang nomor
36 tahun 2008 pasal 31E dan pasal 17 Hasil Analisis Koreksi Fiskal Terhadap
tentang pajak penghasilan dalam Laporan Laba Rugi
menghitung pajak penghasilan terutangnya Perbedaan pertimbangan dalam penyusunan
dengan mengalikan tarif dengan laba laporan keuangan komersial dengan aturan
sebelum pajak. perpajakan menghasilkan laba yang menjadi
7. Tahap terakhir yaitu menyimpulkan hasil dasar perhitungan pajak berbeda (laba
koreksi fiskal atas laporan keuangan komersial dan laba fiskal). Perbedaan tersebut
komersial dan jumlah pajak penghasilan terjadi karena perbedaan dalam pengakuan
terutang yang harus dibayar sesuai dengan penghasilan dan beban serta perbedaan dalam
peraturan pajak dan peraturan pemerintah penggunaan metode akuntansi sehingga
yang berlaku. menghasilkan biaya atau penghasilan menjadi
lebih kecil menurut fiscal atau sebaliknya.
Koreksi fiskal dibagi menjadi dua yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN koreksi fiscal positif (jika laba kena pajak
bertambah) dan koreksi fiscal negatif (jika laba
Analisis Koreksi Fiskal Terhadap Laporan kena pajak berkurang). Ketentuan perpajakan
Laba Rugi mempunyai criteria tertentu dalam laporan
Laporan Laba rugi komersial yang dibuat oleh keuangan dimana ukuran-ukuran tersebut
perusahaan berdasarkan standar akuntansi dibuat untuk menentukan besarnya pajak yang
yang berlaku. Standar akuntansi dan peraturan harus dibayar oleh wajib pajak kepada negara.
24
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 3 Edisi 1 Mei 2018 p-ISSN : 2528-6145 dan e-ISSN : 254-
3198
25
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 3 Edisi 1 Mei 2018 p-ISSN : 2528-6145 dan e-ISSN : 254-
3198
26
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 3 Edisi 1 Mei 2018 p-ISSN : 2528-6145 dan e-ISSN : 254-
3198
27
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 3 Edisi 1 Mei 2018 p-ISSN : 2528-6145 dan e-ISSN : 254-
3198
dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta: [16] Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Departemen Keuangan Republik Indonesia. 96/PMK.03/2009 Tentang Jenis-Jenis Harta
[6] Direktorat Jendral Pajak (2008). Undang- Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta
undang No.36 Tahun 2008 tentang Berwujud Bukan Bangunan Untuk
Perubahan keempat atas Undang-undang Keperluan Penyusutan.
No.7 Tahun 1983 tentang Pajak [17] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Penghasilan. Jakarta: Departemen Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak
Keuangan Republik Indonesia. Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha
[7] Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak
Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
Pers. [18] Reeve, Warren. Duchac. Et al. 2013.
[8] Hery. 2016. Mengenal dan Memahami Pengantar Akuntansi-Adaptasi Indonesia.
Dasar-Dasar Laporan Keuangan. Jakarta : Jakarta : Salemba Empat.
PT.Grasindo. [19] Resmi, Siti. 2014. Perpajakan. Jakarta:
[9] Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2014. Salemba Empat.
Standar Akutansi Keuangan. Jakarta : [20] Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi,
Jakarta. Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan
[10] Lubis, Irsan. 2015. Mahir Akuntansi Pajak Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Terapan Berbasis Standar Akuntansi dan [21] Siregar, Syofian. 2015. Metode Penelitian
Ketentuan Pajak Terbaru, Edisi 1. Kuantitatif: dilengkapi Dengan Perhitungan
Yogyakarta: Andi. Manual dan SPSS. Jakarta : Prenadamedia
[11] Mardiasmo. 2011. Perpajakan, Edisi Revisi. Grup.
Andi: Yogyakarta. [22] Sodikin, Slamet Sugiri dan Riyono, Bogat
[12] Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Agus. 2014. Akuntansi Pengantar 1.
Cetakan ke-8. Bogor : Ghalia Indonesia. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan.
[13] Pandiangan, Liberti. 2014. Administrasi [23] Suandy, Erly. 2013. Perencanaan Pajak.
Perpajakan. Jakarta : Erlangga. Jakarta : Salemba Empat.
[14] Peraturan Menteri Keuangan Nomor [24] Sumarsan, Thomas. 2013. Perpajakan
02/PMK.03/2010 Tentang Biaya Promosi Indonesia, Edisi 3. Jakarta : PT.Indeks.
Yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan [25] Syakur. 2015. Intermediate Accounting.
Bruto. Jakarta : AV. Publisher.
[15] Peraturan Menteri Keuangan Nomor [26] Waluyo. 2012. Akuntansi Pajak. Jakarta :
81/MK.03/2009 Tentang Pembentukan Atas Salemba Empat.
Pemupukan Dana Cadangan Yang Boleh
Dikurangkan Sebagai Biaya.
28