LAPORAN PENDAHULUAN
INSOMNIA PADA LANSIA
Disusun Oleh :
Dede Puri Purwandi
(J.0105.20.053)
2. Nonfarmakologi
A. Terapi tingkah laku yang bertujuan untuk mengatur pola tidur yang baru
dan mengajarkan cara untuk menyamankan suasana tidur. Beberapa
bentuk terapi tingkah laku seperti;
1. Edukasi kebiasaan tidur
2. Terapi relaksasi (terapi musik)
B. Sleep Hygiene merupakan tindakan untuk mengatasi insomnia dimana
terapi yang mengidentifikasi dan memodifikasi perilaku dan lingkungan
yang mempengaruhi tidur (Suastari,et.al. 2014).
Sleep Hygiene menekankan jadwal dan rutinitas tidur yang stabil,
lingkungan yang ramah untuk tidur, menghindari zat-zat yang akan
mengganggu tidur, olahraga teratur (tapi tidak segera sebelum mencoba
untuk tidur), menghindari minuman berkafein, pil tidur, alkohol dan
pengurangan stress.
Edukasi tentang sleep hygiene menurut Ebert Michael H. (2008) dengan
menggunakan terapi kontrol stimulus, yaitu :
Terapi kontrol stimulus
a. Menjaga waktu tidur dan terbangun agar konstan, bahkan saat
hari libur.
b. Saat sudah di tempat tidur hentikanlah kegiatan menonton tv,
membaca buku atau bekerja.
c. Hindari tidur siang.
d. Berolahraga secara rutin (3-4 kali per minggu), namun hindari
berolahraga di sore hari bila mengganggu waktu tidur nantinya.
e. Hentikan atau kurangi mengkonsumsi alkohol, kafein, rokok dan
substansi lain yang dapat mengganggu tidur.
f. Sebelum tidur lakukan aktifitas yang dapat menenangkan.
g. Aturlah agar ruangan tempat tidur terasa nyaman dan tenang
C. Teknik deconditioning : pada teknik ini pasien diminta untuk
menggunakan tempat tidurnya hanya untuk tidur dan bukan untuk hal-hal
lainnya, bila pasien tidak tertidur dalam 5 menit, maka mereka diminta
untuk bangun dan melakukan hal lain. Terkadang, berganti tempat atau
ruangan tidur berguna bagi pasien (Sadock B. & Sadock V., 2014).
D. Terapi kognitif : pasien insomnia sering memiliki pemikiran dan
kepercayaan yang negatif tentang konsekuensi dari kondisi mereka.
Membantu pasien dalam menangani pemikiran dan kepercayaan mereka
yang tidak tepat adalah tujuan dasar dari terapi ini. Hal ini juga dapat
menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan insomnia (Pigeon,
2010).
6. WOC
Ansietas
Merangsang saraf
simpatetik
Masalah
keperawatan:
Gangguan rasa
nyaman
Masalah Keperawatan: Frekuensi Sulit tidur
dan durasi kembali pada
Gangguan Pola Tidur tidur malam hari
menurun
Perasaan tidak
Pusing ketika nyaman
bangun tidur
II. Asuhan Keperawatan
A. Konsep Carrol A Miller
Teori keperawatan Miller yaitu teori konsekuensi fungsional bertujuan
meningkatkan kesejahteraan lansia yang menggabungkan peningkatan pemahaman
kesehatan berkembang sebagai aspek integral perawatan. Teori ini menjelaskan
“keunikan dalam meningkatkan kesejahteraan lansia” dan “bagaimana memenuhi
kebutuhan kesehatan lansia” (Miller, 2009).
Teori konsekuensi fungsional adalah pendekatan yang berfokus pada peran
perawat untuk meningkatkan kesehatan, fungsi, dan kualitas hidup dari lansia.
Selama tahun 1980an, carol mengacu kepada keperawatan gerontik dimana hal
tersebut menjadi kerangkan kerja acuan pada saat itu. Sebagai permulaan model ini
menekankan pada peran perawat yang signifikan dalam melakukan intervensi melalui
pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan untuk meningkatkan kesehatan.
1) Gabungan dari perubahan terkait usia dan faktor risiko terhadap konsekuensi
fungsional negatif yang mengganggu fungsi dan kualitas hidup seseorang
atau lansia.
2) Pengkajian perubahan terkait usia, faktor risiko dan konsekuensi
fungsional negatif untuk mengidentifikasi faktor risiko melalui tindakan
keperawatan.
3) Pencapaian kesehatan memungkinkan lansia berfungsi meskipun dipengaruhi
oleh perubahan terkait usia dan faktor risiko.
B. Pengkajian
A. Anamnesa
1.Identitas
Identitas pada klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa,
agama, pekerjaan, pendidikan, diagnosa medis, keluhan utama, kapan
keluhan dimulai
2.Riwayat atau keberadaan faktor risiko
Riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat kesehatan
keluarga, keadaan lingkungan, dan riwayat kesehatan lainnya
3.Aktivitas/istirahat
a. kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
b. frekuensi jantung meningkat
c. perubahan irama jantung
d. takipnea
4. Integritas ego
a. riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euforia atau marah
kronik
b. faktor penekan (hubungan dengan orang lain, keuangan
5. Makanan dan Cairan
a. makanan tinggi garam, mengandung kafein, tinggi kalori
b. mual dan muntah
c. perubahan berat badan
6. nyeri atau ketidaknyamanan
a. angina
b. nyeri hilang timbul
7.Pola Fungsi
Kesehatan
Persepsi terhadap kesehatan dan penyakit, kebiasaan sehari-hari, nutrisi,
pola tidur dan istirahat, kognitif-perseptual, persepsi-konsep diri, aktivitas
dan kebersihan diri, koping-toleransi stres, nilai-pola keyakinan
B. Pemeriksaan Fisik
a. Integumen :
- Lemak subkutan menyusut
- Kulit kering dan tipis, rentang terhadap trauma dan iritasi, serta lambat
sembuh
b. Mata : Areus senilis, penurunan visus
c. Telinga :
- Pendengaran berkurang yang selanjutnya dapat berakibat gangguan
bicara.
d. Kardiopulmonar :
- Curah jantung berkurang serta elastisitas jantung dan pembuluh darah
berkurang, terdengar bunyi jantung IV (S4) dan bising sistolik,
kapasitas vital paru, volume ekspirasi, serta elastisitas paru-paru
berkurang.
e. Muskuloskeletal :
- Massa tulang berkurang, lebih jelas pada wanita, jumlah dan ukuran
otot berkurang.
- Massa tubuh banyak yang tergantikan oleh jaringan lemak yang
disertai pula oleh kehilangan cairan.
f. Gastrointestinal :
- Mobilitas dan absorpsi saluran cerna berkurang, daya pengecap, serta
produksi saliva menurun.
g. Neurologikal :
-Rasa raba juga berkurang, langkah menyempit dan pada pria agak
melebar. Selain itu, terdapat potensi perubahan pada status mental.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola tidur (D.0055)
2. Keletihan (D.0057)
D. Intervensi Keperawatan
Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur d.d mengeluh sulit tidur (D.0055)
SLKI SIKI
Setelah dilakukan tindakan Dukungan Tidur (I.05174)
keperawatan selama 2 x 24 jam, Observasi:
diharapkan masalah klien dapat teratasi, 1. Indentifikasi pola aktivitas dan tidur
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur
(psikologis; stres)
Pola Tidur (L.05045) Terapeutik:
1. Keluhan sulit tidur menurun (5) 1. Modifikasi lingkungan (pastikan
2. Keluhan sering terjaga menurun (5) suhu kamar sesuai dengan keinginan
3. Keluhan tidak puas tidur menurun klien yaitu 28C, pastikan tidak ada
(5) pencahayaan saat tidur,pastikan tempat
4. Keluhan pola tidur berubah menurun tidur aman dan nyaman)
(5) 2. Batasi waktu tidur siang
5. Keluhan istirahat tidak cukup 3. Tetapkan jadwal tidur rutin (setiap
menurun (5) pukul 21.00 WIB)
4. Fasilitasi menghilangkan stres
sebelum tidur (terapi musik atau
mendengarkan murrotal)
5. Lakukan tindakan untuk
meningkatkan kenyamanan fisik (pijat,
mengatur posisi)
Edukasi:
1. Jelaskan pentingnya tidur dengan
cukup (merefreshkan badan dan
mengistirahatkan badan)
2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
3. Ajarkan terapi relaksasi sesuai
kebutuhan (terapi musik, murrotal,
napas dalam agar relaks)
4. Anjurkan menghindari minuman/
makanan yang mengganggu tidur
(jangan memberikan kopi, teh
sebelum tidur, berikan air putih
sebelum tidur)
Potter, P. A, Perry, A. G. (2013). Fundamentals of nursing. 8th Ed. St. Louis, Missouri :
Elsevier Mosby.