PLASENTA PREVIA
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
RUSLANDI
OGI SAPUTRA
MAYA LASMAYATI
DEDE PURI PURWANDI
2. Etiologi
Menurut Chalik (2008), yang menjadi penyebab implantasinya blastokis pada segman bawah
rahim belum diketahui secara pasti. Namun teori lain mengemukakan bahwa yang menjadi
salah satu penyebabnya adalah vaskularisasi desidua yang tidak memadai, yang mungkin
terjadi karena proses radang maupun atropi.
3. Faktor resiko
Menurut Chalik (2008) faktor risiko timbulnya plasenta previa belum diketahui secara pasti
namun dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa frekuensi plasenta previa tertinggi terjadi
pada ibu yang berusia lanjut, multipara, riwayat seksio sesarea dan aborsi sebelumnya serta
gaya hidup yang juga dapat mempengaruhi peningkatan resiko timbulnya plasenta previa.
Menurut penelitian Wardana (2007) yang menjadi faktor risiko plasenta previa yaitu:
1. Risiko plasenta previa pada wanita dengan umur 35 tahun 2 kali lebih besar dibandingkan
dengan umur < 35.
2. Risiko plasenta previa pada multigravida 1,3 kali lebih besar dibandingkan primigravida.
3. Risiko plasenta previa pada wanita dengan riwayat abortus 4 kali lebih besar dibandingkan
dengan tanpa riwayat abortus.
4. Riwayat seksio sesaria tidak ditemukan sebagai faktor risiko terjadinya plasenta previa.
Menurut Chalik (2008), yang menjadi penyebab implantasinya blastokis pada segman
bawah rahim belum diketahui secara pasti. Namun teori lain mengemukakan bahwa yang
menjadi salah satu penyebabnya adalah vaskularisasi desidua yang tidak memadai, yang
mungkin terjadi karena proses radang maupun atropi.
4. Klasifikasi
Menurut Chalik (2008). Ada 4 derajat abnormalitas plasenta previa yang didasarkan atas
terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu yaitu :
d. Low-lying placenta (plasenta letak rendah, lateralis placenta atau kadang disebut juga
dangerous placenta)
Posisi plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus, akan tetapi belum
sampai menutupi uteri internum. Pinggir plasenta berada kira-kira 3-4 cm di atas pinggir
ostium uteri internum, sehinnga tidak teraba pada pembukaan jalan lahir. Risiko
perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang kecil, dan bisa dilahirkan per-vaginam dengan
aman, asal hati-hati.
5. Fatofisiologi
- bekas luka operasi pada uterus
- kehamilan multiple
- kehamilan multipara
- tumor endometrium
- vaskularisasi fundus ↓
Plasenta previa
Perdarahan
Risiko
Kehilangan cairan HbO2 dalam O2 kejaringan pertumbuhan janin
dan darah darah menurun fetus menurun terhambat/kematia
n janin
O2 kejaringan
Resti syok Metabolisme anaerob
menurun
hipovolemik
Penumpukan asam
Perpusi jaringan laktat
perifer
Kelelahan
Intoleransi Aktivitas
c) Penanganan (pasif)
1. Tiap perdarahan triwulan III yang lebih dari show harus segera dikirim ke Rumah sakit
tanpa dilakukan suatu manipulasi/UT.
2. Apabila perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartus, kehamilan belum
cukup 37 minggu/berat badan janin kurang dari 2.500 gram persalinan dapat
ditunda dengan istirahat, obat-obatan; spasmolitik, progestin/progesterone, observasi
teliti.
3. Siapkan darah untuk transfusi darah, kehamilan dipertahankan setua mungkin
supaya tidak prematur
4. Bila ada anemia; transfusi dan obat-obatan penambah darah.
Penatalaksanaan kehamilan yang disertai komplikasi plasenta previa dan janin prematur
tetapi tanpa perdarahan aktif, terdiri atas penundaan persalinan dengan menciptakan
suasana yang memberikan keamanan sebesar-besarnyabagi ibu maupun janin. Perawatan
di rumah sakit yang memungkinkan pengawasan ketat, pengurangan aktivitas fisik,
penghindaran setiap manipulasi intravaginal dan tersedianya segera terapi yang tepat,
merupakan tindakan yang ideal. Terapi yang diberikan mencangkup infus larutan
elektrilit, tranfusi darah, persalinan sesarea dan perawatan neonatus oleh ahlinya sejak
saat dilahirkan.
Pada penundaan persalinan, salah satu keuntungan yang kadang kala dapat diperoleh
meskipun relatif terjadi kemudian dalam kehamilan, adalah migrasi plasenta yang cukup
jauh dari serviks, sehingga plasenta previa tidak lagi menjadi permasalahn utama. Arias
(1988) melaporkan hasil-hasil yang luar biasa pada cerclage serviks yang dilakukan
antara usia kehamilan 24 dan 30 minggu pada pasien perdarahan yang disebabkan oleh
plasenta previa.
Prosedur yang dapat dilakukan untuk melahirkan janin bisa digolongkan ke dalam dua
kategori, yaitu persalinan sesarea atau per vaginam. Logika untuk melahirkan lewat
bedah sesarea ada dua :
a) Persalinan segera janin serta plasenta yang memungkinakan uterus untuk
berkontraksi sehingga perdarahan berhenti.
b) Persalinan searea akan meniadakan kemungkinan terjadinya laserasi serviks yang
merupakan komplikasi serius persalinan per vaginam pada plasenta previa totalis
serta parsial.
b) Tanda-tanda vital
1. Tensi : normal sampai turun (syok)
2. Nadi : normal sampai meningkat (> 100x / menit)
3. Suhu : normal / meningkat (> 37,5˚ c)
4. RR : normal / meningkat (> 22x / menit)
c) Anamnesa plasenta previa
1. Terjadi perdarahan pada kehamilan sekitar 28 minggu.
2. Sift perdarahan :
a. Tanpa rasa sakit terjadi secara tiba-tiba
b. Tanpa sebab yang jelas
c. Dapat berulang
3. Perdarahan menimbulkan penyulit pada ibu atau janin dalam rahim
4. Pada inspeksi dijumpai
a. Perdarahan pervagina encer sampai menggumpal
b. Pada perdarahan yang banyak ibu tanpa anemis
d) Pemeriksaan fisik ibu
1. Dijumpai keadaan bervariasi dari keadaan normal sampai syok
2. Kesadaran penderita bervariasi dari kesadaran baik sampai koma.
3. Pada pemeriksaan dapat dijumpai :
a. Tekanan darah, nadi dan pernafasan dalam batas normal
b. Tekanan darah turun, nadi dan pernafasan meningkat
c. Tanpa anemis
e) Pemeriksaan khusus
1. Pemeriksaan palpasi abdomen
a) Janin belum cukup bulan, tinggi fundus uteri sesuai dengan umur hamil.
b) Karena plasenta di segmen bahwa rahim, maka dapat dijumpai kelainan letak
janin dalam rahim dan bagian terendah masih tinggi.
2. Pemeriksaan denyut jantung janin
1. Bervariasi dari normal sampai ke ujung asfiksia dan kematian dalam rahim.
2. Pemeriksaan dalam dilakukan diatas meja operasi dan siap untuk segera
mengambil tindakan, Tujuan pemeriksaan dalam untuk :
a. Menegakkan diagnosa pasti
b. Mempersiapkan tindakan untuk melakukan operasi persalinan atau hanya
memecahkan ketuban.
c. Hasil pemeriksaan dalam teraba plasenta sekitar osteum, uteri, internum.
c) Pemeriksaan diagnostik
1. USG : biometri janin, indeks cairan amnion, kelainan congenital, letak dan derajat
maturasi plasenta. Lokasi plasenta sangat penting karena hal ini berkaitan dengan
teknik operasi yang akan dilakukan.
2. Kardiotokografi (KTG) : Kardiotokografi dalam Persalinan adalah suatu metoda
elektronik untuk memantau kesejahteraan janin dalam kehamilan dan atau dalam
persalinan. Dilakukan pada kehamilan > 28 minggu.
3. Laboratorium : darah perifer lengkap. Bila akan dilakukan PDMO atau operasi, perlu
diperiksa faktor waktu pembekuan darah, waktu perdarahan dan gula darah sewaktu.
Pemeriksaan lainnya dilakukan atas indikasi medis.
4. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-bagian tubuh
janin.
5. Pengkajian vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda jika
memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik sesuadah 34 minggu).
Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan ganda (double setup procedure).
Double setup adalah pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan di ruang operasi
dengan kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
6. Isotop Scanning
Atau lokasi penempatan placenta
7. Amniocentesis
Jika 35-36 minggu kehamilan tercapai, panduan ultrasound pada amniocentesis untuk
menaksir kematangan paru-paru (rasio lecithin / spingomyelin [LS] atau kehadiran
phosphatidygliserol) yang dijamin. Kelahiran segera dengan operasi direkomendasikan
jika paru-paru fetal sudah mature.
9. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1 DS : Plasenta previa Perpusi jaringan
Klien klien mengeluh perifer tidak
badannya terasa lemas. Bertambahnya usia kehamilan efektif
Kontraksi uterus menurun (trimester ke 3)
Gerakan janin berkurang.
Uterus mengalami perubahan
DO : (semakin melebar dan servik
Pengisian kapiler > 3 detik mulai membuka)
Nadi perifer menurun atau
tidak teraba Terjadi pembentukkan segmen
Akral teraba dingin bawah Rahim dan pembukaan
Warna kulit pucat ostium interna
Turgor kulit menurun
Klien tampak pucat Plasenta menenpel di segmen
Tampak adanya perdarahan bawah Rahim/plasenta lepas
pervaginam. dari dinding uterus
O2 kejaringan menurun
DO :
Terjadi pembentukkan segmen
Klien tampak tidak bawah Rahim dan pembukaan
berenergi atau ostium interna
bertenaga
Plasenta menenpel di segmen
frekuensi jantung bawah Rahim/plasenta lepas
meningkat >20% dari dari dinding uterus
kondisi sehat
Sinus uterus robek/rupture
Klien kelelahan
Perdarahan
O2 kejaringan menurun
Metabolisme anaerob
Kelelahan
Intoleransi Aktivitas
3 DS : Plasenta previa Risiko Syok
Klien mengatakan hipovoliemik
mengalami perdarahan Bertambahnya usia kehamilan
sejak trimester kedua atau (trimester ke 3)
awal trimester ketiga.
Merasa lemah dan haus Uterus mengalami perubahan
(semakin melebar dan servik
DO : mulai membuka)
Frekuensi nada meningkat
Nadi teraba lemah Terjadi pembentukkan segmen
TD Menurun bawah Rahim dan pembukaan
Turgor kulit menurun ostium interna
Membran mukosa kering
Plasenta menenpel di segmen
bawah Rahim/plasenta lepas
dari dinding uterus
Perdarahan
4.
11. Intervensi keperawatan
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
Kep
1 1 Setelah dilakukan tindakan Perawatan Sirkulasi
keperawatan selama 3x24 jam Observasi
diharapkan perfusi jaringan 1. Periksa sirkulasi perifer (nadi perifer, 1. Mengupayakan TTv pasien tetap stabil
perifer meningkat edema, pengisian kapiler, warna, suhu, 2. Mengetahui penyebab gangguan
Dengan kriteria hasil : angkle brachial index)
- Denyut nadi perifer 2. Identifikasi faktor resiko gangguan
meningkat sirkulasi
- Penyembuhan luka 3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
meningkat bengkak pada ekstremitas
- Sensasi meningkat Terapeutik
- Edema perifer 1. Hindari pemasangan infus atau 1. Mencegah terjadinya kekurangan
menurun pengambilan darah di area keterbatasan suplai
- Nyeri ekstremitas perifer 2. Melancarkan sirkulasi
menurun 2. Hindari pengukuran tekanan darah pada
- Akral membaik ekstremitas pada keterbatasan perfusi
- Turgor kulit membaik 3. Hindari penekanan dan pemasangan
torniquet pada area yang cedera
4. Lakukan pencegahan infeksi
5. Lakukan hidrasi
Edukasi
1. Anjurkan berhenti merokok
2. anjurkan program rehabillitasi vaskuler
3. anjurkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi (rendah lemak jenuh, minya ikan,
omega3)
4. informasikan tanda dan gejala darurat
yang harus dilaporkan (mis. Rasa sakit
yang tidak hilang sat istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya sensasi)
2 2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi (I. 05178) 1. Mengetahui sumber permasalahan
keperawatan selama 3x24 jam Observasi
diharapkan mobilitas fisik 1. Identifkasi gangguan fungsi
1. Chalik TMA. 2008. Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan. Ilmu Kebidanan
Edisi Keempat Cetakan Pertama. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2. Manuaba, Ida bagus Gde, (2005). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
berencana unuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.
3. Murah Manoe dkk, 1999, Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi.
4. Prawirohardjo Sarwono, 2008, ed. Keempat. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka:
Jakarta.
5. Sandra M. Nettina, 2001, Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku kedokteran EGC.
Jakarta.