Anda di halaman 1dari 6

AKADEMIKA

JURNAL ILMIAH UMGo

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA


PENGGUNAAN KONTRASEPSI OPERASI PRIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS HULONTHALANGI

Salma Suwandi1, Ridha Hafid2, Sabrina Usman3

2,3) Program Studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Muhammadiyah Gorontalo


Email : Salmasuwandi66@gmail.com

Abstract
This research was to analyzes the factors that affect the low use of contraceptives
man operations in Hulonthalangi health centre Gorontalo. Population to be
researched is 1531 people and the sample amount to 94 people using random
sampling technique. Based on the results obtained by the number p = 24.05 means
there was influence of age with the use of contraceptives man surgery figures
obtainned p = 0612 means that there is not influence of education by use of
contraceptives man surgery, figures obtained p = 0,01 means here influence parity
by used of male contraceptives operations and obtained the numbers p = 0.022
means there influence knowledge with the use of contraceptives man operastions in
Hulonthalangi health center, Gorontalo.
Keywords : Family Planning (KB), Male Operation Contraception

Abstrak
Penelitian ini yakni menganalisis faktor - faktor yang mempengaruhi rendahnya
penggunaan kontrasepsi operasi pria di Wilayah Kerja Puskesmas Hulontalangi
Kota Gorontalo. Populasi yang akan diteliti berjumlah 1531dan sampel yang di
dapat berjumlah 94 orang dengan menggunakan teknik Simple random sampling.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh angka = 24,05 artinya ada pengaruh umur
dengan penggunaan Kontrasepsi operasi pria, diperolehangka p = 0.612
artinyatidak adapengaruh pendidikan dengan penggunaan Kontrasepsi operasi pria,
diperolehangka p = 0.01 artinya ada pengaruh paritas dengan penggunaan
Kontrasepsi operasi pria dan diperolehangka p = 0.022 artinya ada pengaruh
pengetahuan dengan penggunaan Kontrasepsi operasi pria di Wilayah Kerja
Puskesmas Hulontalangi Kota Gorontalo.
Kata Kunci: KB, Kontrasepsi Operasi Pria

PENDAHULUAN kehamilan yang sifatnya menetap yang


Keluarga Berencana (KB) adalah bisa dilakukan dengan cara sterilisasi
usaha untuk mengontrol jumlah dan yakni metode operasi wanita dan
jarak kelahiran anak, untuk menghindari metode operasi pria. Meskipun masing-
kehamilan yang bersifat sementara masing jenis kontrasepsi memiliki
dengan menggunakan kontrasepsi tingkat efektivitas yang tinggi dan
sedangkan untuk menghindari hampir sama, akan tetapi efektivitas
kontrasepsi juga dipengaruhi oleh 3,22%.Menurut BKKBN (2007) faktor-
perilaku dan tingkat sosial budaya faktor yang mempengaruhi rendahnya
pemakainya (Ekarini 2008). partisipasi pria dalam KB antara lain :
Ketersediaan dan akses terhadap terbatasnya sosialisasi dan promosi KB
informasi dan pelayanan KB, dapat pria; adanya persepsi bahwa wanita
mencegah kehamilan yang tidak yang menjadi target program KB;
diinginkan. Jika semua pasangan usia terbatasnya akses pelayanan KB pria;
subur mempunyai akses terhadap tingginya harga yang harus dibayar
kontrasepsi yang aman dan efektif, untuk MOP; ketidaknyamanan dalam
diperkirakan kematian ibu menurun penggunaan KB pria (kondom);
50%. Di negara-negara maju, metode terbatasnya metode kontrasepsi pria;
yang paling populer adalah kontrasepsi rendahnya pengetahuan pria terhadap
oral (16%), kondom pria (14%), dan KB; kualitas pelayanan KB pria belum
koitus interuptus (13%). Sebaliknya di memadai; istri tidak mendukung suami
negara-negara yang sedang ber-KB; adanya stigmatisasi tentang KB
berkembang, sterilisasi wanita (20%), pria di masyarakat; kondisi Politik,
IUD (13%), kontrasepsi oral (6%), dan Sosial, Budaya Masyarakat, Agama,
vasektomi (5%) adalah metode yang dan komitmen pemerintah masih belum
paling sering dilaporkan (Glasier, 2006). optimal dalam mendukung KB pria;
Menurut World Health Organization penerapan Program Kebijakan
(WHO), (2011) secara global, Partisipasi Pria di lapangan masih
penggunaan kontrasepsi telah belum optimal (Ekarini 2008).
meningkat, dari 54% pada tahun 1990 Penelitian yang dilakukan Ekawati,
menjadi 63% pada tahun 2007. Secara (2013) didapatkan hasil penelitian dan
regional, proporsi perempuan menikah pembahasan tentang pengaruh
usia 15 sampai 49 penggunaan dari pendidikan kesehatan tentang
setiap metode kontrasepsi telah kontrasepsi pria terhadap motivasi pria
meningkat minimal antara 1990 dan pasangan usia subur menjadi akseptor
2007, dari 17% menjadi 28% di Afrika, KB vasektomi di wilayah kerja
57% menjadi 67% di Asia, dan 62% puskesmas pauh padang sebelum dan
sampai 72% dalam bahasa Latin sesudah pemberian pendidikan
Amerika dan Karibia. Penggunaan kesehatan. Sebelum pemberian
kontrasepsi oleh pria masih relatif dari pendidikan kesehatan tentang
tingkat prevalensi di atas. Metode pria kontrasepsi pria terhadap motivasi pria
dibatasi untuk sterilisasi (metode PUS menjadi akseptor KB vasektomi
operasi pria atau vasektomi), kondom. dengan hasil sebagian besar yaitu 23
Berdasarkan data Profil Kesehatan orang (76,7%) memiliki motivasi rendah.
Indonesia (2013) metode kontrasepsi Sesudah pemberian pendidikan
yang paling banyak digunakan oleh kesehatan tentang kontrasepsi pria
peserta KB aktif adalah suntikan terhadap motivasi pria PUS menjadi
(46,87%) dan terbanyak ke dua adalah akseptor KB vasektomi didapatkan hasil
pil (24,54%). Sedangkan metode sebagian besar responden yaitu
kontrasepsi yang paling sedikit dipilih berjumlah 16 orang (53,3%) memiliki
oleh peserta KB aktif adalah Metode motivasi tinggi. Terdapat pengaruh
Operasi Pria (MOP), yakni sebanyak pemberian pendidikan kesehatan
0,69%, kemudian kondom sebanyak tentang kontrasepsi pria terhadap

Volume 8 Nomor 1 Tahun 2019 21


motivasi pria PUS menjadi akseptor KB: Gorontalo pada bulan Juni sampai
vasektomi di wilayah kerja puskesmas dengan Juli 2016. Jenis penelitian yang
pauh padang tahun 2012 dengan digunakan yaitu rancangan penelitian
signifikasi p value 0,000 (p < 0,05). cross sectional study yaitu cara
Data BKKBN Propinsi Gorontalo pengambilan data variabel bebas dan
tahun 2015 capaian KB MOP yakni variabel terikat dilakukan pada waktu
Kabupaten Gorontalo sebanyak 143 bersamaan yang akan dilaksanakan
(0,19%), Kabupaten Boalemo sebanyak kedepan. Penelitian ini untuk
302 (1,08%), Kabupaten Bone Bolango mengetahui faktor - faktor yang
sebanyak 165 (0,56%) Kabupaten mempengaruhi rendahnya penggunaan
Pohuwato sebanyak 96 (0,31%), kontrasepsi operasi pria di Wilayah
Kabupaten Gorontalo Utara sebanyak Kerja Puskesmas Hulonthalangi Kota
44 (0,20%) dan Kota Gorontalo Gorontalo.
sebanyak 313 (0,99%). Berdasarkan Variabel adalah karakteristik yang
data BKKBN Kota Gorontalo tahun dimiliki oleh subjek yang berbeda
2015peserta KB MOP yakni Kota Barat dengan yang dimiliki oleh kelompok
sebanyak 100 orang, Kota Selatan tersebut.Yang merupakan variabel
Sebanyak 35 orang, Kota Utara independent (bebas) adalah faktor
sebanyak 36 orang, Dungingi sebanyak pendidikan, usia, paritas dan
29 orang, Kota Timur 59 orang, Kota pengetahuan sedangkan variabel
tengah 19 orang, Sipatana sebanyak 9 dependent (terikat) adalah kontrasepsi
orang, Dumbo Raya sebanyak 13 orang operasi pria di wilayah kerja puskesmas
dan Hulonthalangi sebanyak 13 orang. Hulonthalangi Kota Gorontalo. Populasi
Data rekapitulasi hasil pendataan yang akan diteliti yaitu pasangan usia
keluarga tahun 2015 penduduk subur yang berada di Wilayah Kerja
kecamatan Hulonthalangi sebanyak Puskesmas Hulonthalangi Kota
15438 jiwa. Gorontalo yang berjumlah 1531 orang.
Studi pendahuluan yang telah Sampel penelitian ini yaitu pasangan
dilakukan di Puskesmas Hulonthalangi usia subur adalah 11 Pasangan Usia
Kota Gorontalo jumlah peserta KB aktif Subur.
sebanyak 1531 PUS, terdiri dari KB IUD
sebanyak 470 (41,9%), Implant HASIL PENELITIAN DAN
sebanyak 131 (11,7%), MOW sebanyak PEMBAHASAN
24 ( 2,1%), Pil sebanyak 227 (20,7%), Berdasarkan hasil penelitian yang
suntik sebanyak 258 (16,8%), ditampilkan pada Tabel 1 didapatkan
dankeikutsertaan pria dalam KB dapat berdasarkan kategori umur, kelompok
dilihat pada data peserta vasektomi umur resiko tinggi lebih banyak
hanya 13 (1,2%) dari keseluruhan menggunakan kontrasepsi MOP yakni
peserta KB, terdiri dari Kelurahan sebanyak 7 orang (10.42%)
Donggala 9 orang, kelurahan siendeng dibandingkan dengan kelompok umur
sebanyak 3 orang dan kelurahan tenda dengan resiko rendah sebanyak 4 orang
sebanyak 1 orang. (0.59%), sementara untuk yang tidak
menggunakan pada kelompok umur
METODE PENELITIAN
yang memiliki resiko tinggi sebanyak
Penelitian ini akan dilaksanakan di
82 (78.59%), dan resiko rendah
Puskesmas Hulonthalangi Kota
sebanyak 1 orang (4.42%).

22 Volume 8 Nomor 1 Tahun 2019


Hasil penelitian juga memberikan juga menemukan informasi bahwa
gambarn tentang pendidikan responden, responden yang menggunakan
sebagaimana yang ditampilkan pada kontrasepsi MOP adalah pasangan
Tabel 2, diketahui bahwa responden memiliki paritas 2 sampai 4 anak
dengan tingkat pendidikan rendah sebanyak 6 orang lebih kecil
meggunakan kontrasepsi MOP dibandingkan dengan responden yang
sebanyak 7 responden dibandingkan tidak menggunakan kontrasepsi MOP
dengan responden yang tidak sebanyak 76 orang. Untuk Paritas >5
menggunakan kontrasepsi MOP anak yang menggunakan kontrasepsi
sebanyak 59 responden. Dan MOP sebanyak 5 orang dibandingkan
responden dengan responden yang dengan responden yang tidak
memiliki tingkat pendidikan pendidikan menggunakan kontrasepsi MOP
tinggi lebih sedikit meggunakan metode sebanyak 7 orang seperti yang di
kontrasepsi MOP sebanyak yang hanya tampilkan pada Tabel 3.
menggunakan kontrasepsi MOP
sebanyak 24 responden. sebanyak 4
responden dibandingkan dengan
responden yang tidak Hasil penelitian ini

Tabel 1. Pengaruh Umur ibu dengan Penggunaan Kontrasepsi operasi Pria


Penggunaan Kontrasepsi MOP
Umur PValue
Dilakukan Tidak Dilakukan Jumlah
N % N %
Resiko tinggi 7 10.4 82 78.6 94.6
24.05
Resiko rendah 4 0.59 1 4.42 5.4
Total 11 83 100
Sumber : Data Primer (2016)

Tabel 2. Pengaruh Pendidikan dengan penggunaan Kontrasepsi Operasi Pria


Penggunaan Kontrasepsi MOP
Pvalue
Pendidikan Dilakukan Tidak Dilakukan
Jumlah
N % N %
Rendah 7 7.4 59 58.3 70.2
0.612
Tinggi 4 4.3 24 25.5 29.8
Total 11 83 100
Sumber : Data Primer (2016)

Tabel 3. Pengaruh Paritas dengan Penggunaan Kontrasepsi Operasi Pria

Penggunaan Kontrasepsi MOP


Paritas Ikut Tidak Ikut Jumlah Pvalue
N % N %
2-4 anak 6 6.4 76 80.9 87.2
>5 anak 5 5.3 7 7.4 12.8 0.01
Total 11 83 100
Sumber : Data Primer (2016)

Volume 8 Nomor 1 Tahun 2019 23


Tabel 4. Pengaruh Pengetahuan dengan Penggunaan Kontasepsi Operasi Pria
Penggunaan Kontrasepsi MOP
Pengetahuan Ikut Tidak Ikut P-value
Jumlah
N % N %
Baik 6 6.4 15 16.0 22.3
Cukup 4 4.3 47 50.0 54.3
0.022
Kurang 1 1.1 21 22.3 23.4
Total 11 83 100
Sumber : Data Primer (2016)
KESIMPULAN DAN SARAN
Faktor terakhir yang turut dikaji Kesimpulan
dalam penelitian ini adalah Berdasarkan pembahasan yang
pengetahuan sebagaimana telah diuraikan maka dapat diambil
ditampilkan pada Tabel 4. kesimpulan sebagai berikut:
Berdasarkan aspek pengetahuan 1. Pengaruh umur dengan
diketahu bahwa responden yang penggunaan kontrasepsi operasi
menggunakan kontasepsi MOP pria diperoleh nilai p=24.05
memiliki pengetahuan baik sebanyak <α=0.05 sehingga pada penelitian
6 orang, cukup 4 orang dan kurang 1 ini memiliki pengaruh yang
orang dibandingkan dengan bermakna antara kedua variabel.
responden yang tidak menggunakan 2. Pengaruh pendidikan dengan
kotrasepsi MOP berpengetahuan penggunaan kontrasepsi operasi
cukup sebanyak 47 orang, pria diperoleh nilai p=0.612 >
pengatahuan kurang sebanyak 21 α=0.05 sehingga pada penelitian
orang dan pengetahuan baik ini tidak memiliki pengaruh yang
sebanyak 15 orang. Hal ini bermakna antara kedua variabel.
dikarenakan pengetahuan serta 3. Pengaruh paritas dengan
pemahaman responden terhadap penggunaan kontrasepsi operasi
kontrasepsi MOP sudah bagus. pria diperoleh nilai p=0.01 <
Dibandingkan dengan responden α=0.05 sehingga pada penelitian
yang tidak menggunakan kontrasepsi ini memiliki pengaruh yang
MOP memiliki pengetahuan baik bermakna antara kedua variabel.
sebanyak 15 orang. Hal ini 4. Pengaruh pengetahuan dengan
dikarenakan sebagian responden penggunaan kontrasepsi operasi
belum siap untuk menggunakan pria diperoleh nilai p=0.022 <
kontrasepsi MOP. α=0.05 sehingga pada penelitian
Secara statistik, P-value untuk faktor ini memiliki pengaruh yang
Paritas dan Pengetahuan lebih kecil bermakna antara kedua variabel.
dari nilai α (0,05), yang berarti secara Saran
statistik faktor paritas dan a. Bagi Institusi Pendidikan
pengetahuan secara signifikan Diharapkan perkembangan ilmu
berpengaruh pada penggunaan pengetahuan (akademik) dapat
metode kontrasepsi MOP. berguna dan bermanfaat oleh
ilmuwan lain dalam
mengembangkan ilmu
pengetahuan serta menambah

24 Volume 8 Nomor 1 Tahun 2019


wawasan dapat memberikan DAFTAR PUSTAKA
informasi ilmiah sebagai referensi Ekarini, 2008, Faktor-Faktor Yang
atau kajian mengenai faktor - Berpengaruh Terhadap
faktor yang mempengaruhi Partisipasi Pria Dalam
rendahnya penggunaan Keluarga Berencana Di
kontrasepsi operasi pria di Kecamatan Selo Kabupaten
Wilayah Kerja Puskesmas Boyolali. Tesis. Universitas
Hulonthalangi Kota Gorontalo. Diponegoro Program Studi
b. Bagi Puskesmas Ilmu Kesehatan Masyarakat
Diharapkan dapat melakukan diakses pada tanggal 6 Juni
inovasi baru untuk meningkatkan 2016, dan tidak untuk
capaian target tidak terlepas dari dipublikasikan.
peningkatan mutu pelayanan Ekawati, 2013, Berdasarkan Hasil
kesehatan terutama dalam Penelitian Dan Pembahasan
memberikan pelayanan dalam Tentang Pengaruh Pendidikan
penggunaan KB MOP. Kesehatan Tentang
c. Bagi Pasangan Usia Subur Kontrasepsi Pria Terhadap
Dapat dijadikan bahan Motivasi Pria Pus Menjadi
pertimbangan bagi pasangan usia Akseptor Kb Vasektomi Di
subur Wilayah Kerja Puskesmas
serta lebih menyadari manfaat Pauh Padang Sebelum Dan
penggunaan kontrasepsi Sesudah Pemberian
sehingga dapat meningkatkan Pendidikan Kesehatan.
derajat kesehatan masyarakat. Fakultas Keperawatan
d. Penelitian Selanjutnya Universitas andalas. Padang
Penelitian ini hanya terbatas pada diakses pada tanggal 6 Juni
faktor usia, pendidikan, paritas 2016, dan tidak untuk
dan pengetahuan terhadap dipublikasikan.
rendahnya penggunaan Glasier, 2006, Keluarga Berencana
kontrasepsi operasi pria. dan Kesehatan, EGC.
Sementara dukungan dan sikap Jakarta.
serta sosial budaya perlu diteliti ProfilDinas Kesehatan Propinsi
lebih lanjut. Gorontalo, 2015, Data Peserta
Aktif KB. Gorontalo.
Tim Penyusun, 2013. Buku Pedoman
Penulisan Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Gorontalo.

Volume 8 Nomor 1 Tahun 2019 25

Anda mungkin juga menyukai