Anda di halaman 1dari 28

Identitas Buku

Judul Buku : Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar  

Pengarang : Sardiman A.M

Penerbit : PT Raja Grafindo Persada

Tahun terbit : 2007

Jumlah Halaman : 236 halaman


BAB I
PENDAHULUAN

Manu
Manusi
siaa adal
adalah
ah makh
akhluk
luk indi
indiv
vidu
idu dan makh
akhluk
luk sosial
sial.. Dala
Dalam
m
hubung
hubungann
annya
ya sebaga
sebagaii makhlu
makhluk
k sosial,
sosial, terkan
terkandu
dung
ng maksud
maksud bahwa
bahwa manusi
manusiaa
  bagaimanapun juga tidak dapat telepas dari individu yang lain. Secara kodrati
manusia akan selalu hidup bersama.

Dari
Dari berbag
berbagai
ai bentuk
bentuk interak
interaksi,
si, khusus
khususnya
nya mengen
mengenai
ai interak
interaksi
si yang
yang
disengaja, ada istilah interaksi edukatif.
edukatif. Interaksi edukatif adalah interaksi yang
 berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran. Dalam
arti yang lebih spesifik pada bidang pengajaran, dikenal adanya istilah interaksi
belajar-mengajar. Dengan
Dengan kata
kata lain,
lain, apa yang
yang dinama
dinamakan
kan interak
interaksi
si edukat
edukatif,
if,
secara khusus adalah sebagai interaksi belajar-mengajar.

Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tetapi memang
memiliki makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu perubahan tingkah
laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh. Sedangkan mengajar adalah
kegiatan penyediaan kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar 
siswa untuk memperoleh pengetahuan.
pengetahuan.

Guru
Guru seb
sebagai
agai pemb
embina
ina dan pembi
embim
mbin
bing haru
haruss mau dan dapat 
menempatkan siswa sebagai anak didiknya di atas kepentingan yang lain. Ibarat
seorang dokter, keselamatan pasien (keberhasilan siswa) harus diutamakan. Guru
harus dapat mengembang
mengembangkan
kan motivasi
motivasi dalam setiap kegiatan
kegiatan interaksi
interaksi dengan
dengan
siswanya.
BAB II
ISI

BAB I : Pemahaman Awal Melalui Interaksi Edukasi

Isti
Istila
lah
h inte
intera
raks
ksii berp
berpan
angk
gkal
al pada
pada kons
konsep
ep komu
komuni
nika
kasi
si yang
yang berar
berarti
ti
menjadikan
menjadikan milik bersama atau memberitahu
memberitahukan
kan tentang
tentang pengetahuan
pengetahuan,, pikiran
pikiran
 pikiran, keterampilan, dan nilai. Kemudian Interaksi edukatif merupakan proses
interaksi yang disengaja, sadar tujuan, yakni untuk mengantarkan anak didik ke
tingkat kedewasaanya.

Interaksi Edukatif memiliki ciri – ciri :

a. Sadar tujuan

b. Ada guru

c. Ada metode

d. Ada
Ada baha
bahan
n atau
atau pes
pesan
an

e. Ada
Ada subj
subjek
ek did
didik
ik ata
atau
u pela
pelaja
jar 

f. Ada
Ada sit
situa
uasi
si yang
yang kond
kondus
usif 
if 

g. Ada
Ada pen
penil
ilai
aian
an..

Semua itu merupakan ciri – ciri interaksi edukatif bisa terlaksana.


Pendid
Pendidika
ikan
n dapat
dapat dirumu
dirumuska
skan
n dari
dari sudut
sudut normat
normatif,
if, karena
karena merupa
merupakan
kan
 peristiwa
 peristiwa yang memiliki norma-norm
norma-norma.
a. Tetapi
Tetapi dalam kaitannya dengan interaksi
interaksi
edukatif,
edukatif, pendidikan
pendidikan dapat dirumuskan
dirumuskan dari sudut
sudut proses
proses teknis.
teknis. Sehubungan
Sehubungan
deng
dengan
an pros
proses
es tekn
teknis
is inil
inilah
ah maka
maka seca
secara
ra spesi
spesifi
fik
k inte
intera
raks
ksii eduk
edukat
atif
if dapa
dapatt
dikatakan sebagai interaksi belajar - mengajar.

Ciri – ciri interaksi belajar mengajar yakni memiliki tujuan, ada suatu
 prosedur
 prosedur (jalannya interaksi)
interaksi) yang direncana, ditandai suatu penggarapan
penggarapan materi
seca
secara
ra khus
khusus
us,, dita
ditand
ndai
ai deng
dengan
an akti
aktivi
vitas
tas,, ada
ada guru
guru yang
yang berp
berpera
eran
n seba
sebaga
gaii
 pembimbing, membutuhkan disiplin dan ada batas waktu untuk pencapaian tujuan
serta sudah barang tentu perlu adanya kegiatan penilaian.

BAB II : Konsep Belajar dan Mengajar

Sebagian besar orang belajar karena berinteraksi dengan lingkungan dalam


rangka mengubah tingkah laku. Belajar dapat dikatakan sebagai upaya perubahan
ting
tingka
kah
h laku
laku deng
dengan
an seran
serangk
gkai
aian
an kegi
kegiat
atan
an,, sepe
sepert
rtii memb
membac
aca,
a, mend
menden
enga
gar,
r,
mengamati, meniru, dan lain sebagainya. Atau dengan kata lain belajar sebagai
kegiat
kegiatan
an psiko
psikofis
fisik
ik untuk
untuk menuju
menuju ke perkem
perkemban
bangan
gan pribad
pribadii seutuh
seutuhnya
nya.. Oleh
Oleh
karena dalam belajar perlu ada proses internalisasi, sehingga akan menyangkut
matra kognitif, afektif dan psikomotorik.

Belajar memiliki banyak prinsip antara lain, harus ada aktivitas untuk 
menunjukk
menunjukkan
an potensinya
potensinya,, perlu motivasi,
motivasi, keadaan
keadaan siswa perlu diperhitun
diperhitungkan
gkan..
Tujuan
Tujuan belajar
belajar terdir dari instruct
terdirii dari instructiona
ionall effect
effect dan nurturan
nurturantt effect.
effect. Belajar 
ditujukan untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan,
serta pembentukan sikap.

Ada beberapa teori tentang belajar yakni teori menurut Ilmu Jiwa Daya,
Ilmu Jiwa Gestalt dan Ilmu jiwa Asosiasi. Dalam ilmu jiwa asosisasi, ada dua
teori yang sangat terkenal :  Konektionisme dan conditioning. Dari berbagai teori
yang kelihatannya berbeda, sebenarnya ada persamaannya yang tercermin pada
 prinsip umum, bahwa untuk belajar memerlukan : motivasi, pengakuan adanya
kesulitan atau hambatan, adanya aktivitas, dan berbagai respons.

Di dalam belajar terdapat banyak faktor yang mempengaruhi salah satu


faktor psikologis dalam belajar misalnya : faktor motivasi, konsentrasi, reaksi
  pemah
pemahama
aman,
n, organi
organisas
sasi,
i, ulanga
ulangan
n dan masih
masih ada macam
macam – macam
macam yang
yang lain
lain
misalnya perhatian, minat, fantasi, faktor ingin tahu, sifat kreatif, dan lain lain.

Sebagai kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar adalah
kegiat
kegiatan
an mengaj
mengajar.
ar. Mengaj
Mengajar
ar adalah
adalah usaha
usaha untuk
untuk mencip
menciptak
takan
an kondi
kondisi
si yang
yang
kondusif agar berlangsung kegiatan belajar yang bermakna dan optimal. Mengajar 
  juga menyangkut transfer of knowledge dan mendidik yang transfer of values .
Dengan demikian, akan dapat mengoptimalisasikan kegiatan belajar dengan hasil
yang bermakna. Ciri dari hasil belajar yang bermakna adalah : tahan lama dan asli
atau otentik.

BAB III : Tujuan Pendidikan dan Pengajaran Sebagai Dasar Motivasi

Tujuan adalah suatu rumusan hasil yang diharapkan dari siswa setelah
menyelesaikan atau memperoleh pengalaman belajar. Tujuan ini sangat penting
karena merupakan pedoman untuk mengarahkan kegiatan belajar.

Tujuan ini perlu dirumuskan karena untuk membantu mempermudah guru


dalam mendesain program dan kegiatan
kegiatan pengajaran,
pengajaran, mempermudah
mempermudah pengawasan
pengawasan
dan penilaian hasil belajar sesuai yang diharapkan dan memberikan pedoman bagi
siswa dalam menyelesaikan materi dan kegiatan belajar.

Dalam tujuan pendidikan dan pengajaran dikenal adanya tujuan akhir dan
tujuan intermedier. Hal ini dijadikan dasar motivasi. Tujuan akhir bersifat filosofis
dan politi
politis.
s. Filoso
Filosofis
fis dan bersif
bersifat
at politi
politiss karena
karena tujuan
tujuan itu diteta
ditetapka
pkan
n sebaga
sebagaii
undang – undang atau peraturan. Tujuan intermedier relative bersifat operasional,
karena
karena akan
akan menunj
menunjuk
uk langka
langkah-l
h-lang
angkah
kah yang
yang dapat
dapat dikerj
dikerjaka
akan
n melalu
melaluii suatu
suatu
 proses.

Tujua
Tujuan
n pendid
pendidika
ikan
n itu berjen
berjenjan
jang,
g, yakni
yakni tujuan
tujuan pendid
pendidika
ikan
n Nasion
Nasional,
al,
Institusio
Institusional,
nal, kurikuler
kurikuler dan instruksion
instruksional
al atau pembelajaran
pembelajaran.. Kemudian
Kemudian tujuan
tujuan
 pembelajaran merupakan tujuan intermedier yang paling langsung dalam kegiatan
interak
interaksi
si belajar
belajar mengaj
mengajar
ar di kelas.
kelas. Tujuan
Tujuan pembel
pembelajar
ajaran
an itu melipu
meliputi
ti tujuan
tujuan
 pembelajaran umum dan juga tujuan pembelajaran khusus (TUP dan TKP atau
TIU dan TIK).

BAB IV : Motivasi dan Aktivitas dalam Belajar

Moti
Motiva
vasi
si berp
berpan
angk
gkal
al dari
dari kata
kata “mot
“motif
if”” yang
yang dapa
dapatt diar
diarti
tika
kan
n daya
daya
 penggerak
 penggerak yang ada di dalam diri seseorang
seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivi
aktivitas-aktivitas
tas
tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Ada tiga elemen atau ciri pokokdalam
motivasi itu, yakni motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy, ditandai
dengan adanya  feeling  dan dirangsang karena adanya tujuan.

Dalam kegiatan belajar,


belajar, motivasi
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruha
keseluruhan
n
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan
dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.

Moti
Motiva
vasi
si sela
selalu
lu berk
berkait
ait deng
dengan
an soal
soal kebu
kebutu
tuha
han.
n. Ada
Ada bebe
bebera
rapa
pa jenis
jenis
kebutu
kebutuhan
han misaln
misalnya
ya : kebutu
kebutuhan
han untuk
untuk menyen
menyenang
angkan
kan orang
orang lain,
lain, kebutu
kebutuhan
han
untuk mencapai hasil, kebutuhan untuk mencapai kesulitan. Sehubungan dengan
itu, timbulah beberapa teori motivasi yang berpangkal pada kebutuhan, yakni
kebutuhan filosofis, ingin rasa aman, cinta kasih, mewujudkan diri sendiri. Di
samping itu ada teori – teori : insting, fisiologis dan psikoanalitik.

Ada beberapa ciri tentang motivasi antara lain: tekun menghadapi tugas,
ulet
ulet mengha
menghadap
dapii kesuli
kesulitan
tan,, menun
menunjuk
jukkan
kan minat
minat terhad
terhadap
ap bermac
bermacam-m
am-macam
acam
masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
atau mekanis.

Fung
Fungsi
si moti
motiva
vasi
si adal
adalah
ah untu
untuk
k mend
mendor
oron
ong
g manu
manusi
siaa untu
untuk
k berb
berbua
uat,
t,
menentukan arah perbuatan, untuk mencapai tujuan dan menyeleksi perbuatan
mana yang akan dikerjakan.

Motivasi dapat diklasifikasikan, dilihat dari dasar pembentukannya yakni


motivasi bawaan dan motivasi yang dipelajari, menurut pembagian Woodworth
dan Marquis terdiri dari : motivasi karena kebutuhan organis, motivasi darurat,
dan motivasi objektif, ada juga motivasi jasmaniah dan rohaniah. Di samping itu
ada motivasi instrinsik dan ekstrinsik.

Bentuk – bentuk motivasi dalam belajar itu terdiri antara lain : memberi
angka,
angka, hadiah,
hadiah, ego-involvement , member
memberii ulanga
ulangan,
n, menget
mengetahu
ahuii hasil,
hasil, pujian
pujian,,
hukuman, hasrat untuk belajar, dan minat.

Di dalam belajar perlu adanya aktivitas, sebab pada


pada prinsipnya belajar itu
dalah
dalah berbua
berbuat,
t, “learn
“learning
ing by doing”
doing”.. Di dalam
dalam aktivi
aktivitas
tas belaja
belajarr ada bebera
beberapa
pa
 prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut pandangan
ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern.
modern. Menurut pandangan
pandangan ilmu jiwa
lama,
lama, aktivi
aktivitas
tas didomi
didominas
nasii oleh
oleh guru,
guru, sedang
sedang pandan
pandangan
gan ilmu
ilmu jiwa
jiwa modern
modern,,
aktivitas didominasi oleh siswa.

Kemudi
Kemudian
an untuk
untuk aktivi
aktivitas
tas belaja
belajarr dapat
dapat digolo
digolongk
ngkan
an dalam
dalam beberap
beberapaa
klasifikasi antara lain : visual activities, oral activities, listening activities, writing 
activities, drawing activities, motor activities, mental activities.

BAB V : Hakikat Anak Didik 

Dalam bab ini menjelaskan mengenai beberapa pandangan tentang hakikat


manusia :

1. Psikoanalitik (id,ego,super eg)


2. Humanistik (dapat menentukan n555asibnya sendiri dan bertanggung

 jawab)

3. Martin Buber (keberadaan


(keberadaan yang berpotensi
berpotensi,, tetapi
tetapi terbatas
terbatas))

4. Behavi
Behaviori
oristi
stik
k (ditentu
(ditentukan
kan oleh
oleh faktor
faktor dari
dari luar)

Anak didik adalah subjek belajar, sebab anak didik adalah sentral kegiatan
dan pihak yang mempunyai tujuan. Komponen – komponen yang lain adalah
faktor pendukung. Jadi yang aktif adalah anak didik.

Anak
Anak didi
didik
k atau
atau sisw
siswaa seba
sebaga
gaii subj
subjek
ek bela
belaja
jarr sebe
sebena
narn
rnya
ya memi
memilik
likii
 berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi misalnya kebutuhan jasmaniah, sosial
dan intelektual
intelektual.. Seseorang
Seseorang atau khususny
khususnyaa siswa
siswa dapat memenuhi
memenuhi kebutuhan
kebutuhan,,
merasa puas kalau dapat memenuhi development tasked.

Siswa
Siswa sebaga
sebagaii subjek
subjek belaja
belajar,
r, maka
maka perlu
perlu dikemb
dikembang
angkan
kan indivi
individun
dunya,
ya,
karen
karenaa yang
yang dika
dikata
taka
kan
n seba
sebaga
gaii manu
manusi
siaa utuh
utuh itu
itu adala
adalah
h bers
bersif
ifat
at pers
person
onal
al..
Sehingga
Sehingga dalam kegiatan belajar-menga
belajar-mengajar
jar perlu dikembangkan
dikembangkan pada pebinaan
pebinaan
individu – individu siswa. Oleh karena itu, perlu dikenal adanya karakteristik 
siswa,
siswa, terutama
terutama yang berkait dengan kemampuan
kemampuan awal, latar belakang
belakang dan status
sosial serta perbedaan – perbedaan kepribadian.

Guru dalam hal ini perlu mengetahui data pribadi siswa untuk kepentingan
  belaja
belajarr siswa.
siswa. Cara
Cara yang
yang ditemp
ditempuh
uh untuk
untuk menget
mengetahu
ahuii data
data pribad
pribadii siswa
siswa itu
misalnya dengan menggunakan berbagai jenis tes, observasi, kunjungan rumah,
angket.

BAB VI : Kedudukan Guru

Guru
Guru adal
adalah
ah salah
salah satu
satu komp
kompon
onen
en manu
manusi
siaw
awii dalam
dalam pros
proses
es bela
belaja
jar 

mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia
yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan
salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan
menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutan
masyarakat yang semakin berkembang.

Banyak persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi guru, antara lain
 persyaratan administrative, teknis, psikis dan fisis. Kemudian sebagai guru harus
memiliki kematangan jasmani, rohani maupun edukasi sosial. Di samping itu ada
syarat khusus yang bersifat mental, yakni: roeping.

Guru
Guru sebaga
sebagaii tenaga
tenaga profess
profession
ional,
al, berart
berartii pekerj
pekerjaan
aan guru
guru memerlu
memerlukan
kan
 pendidikan lanjut di dalam  science dan teknologi yang dapat digunakan sebagai
 perangkat dasar untuk diterapakan dalam berbagai kegiatan demi kemaslahatan
umum. Menitikberatkan pekerjaan mental daripada manual work   pekerjaan guru
sebagai tenaga professional ditandai juga adanya informed responsiveness dan
hasil pekerjaannya akan berkait dengan accountability.

Guru dikatakan sebagai pendidik dan pembimbing. Guru sebagai pendidik,


karena di samping menyampaikan ilmu pengetahuan, juga transfer of values,
menanamkan nilai – nilai dan sikap mental serta melatih berbagai keterampilan
dalam upaya menantarkan anak didik kea rah kedewasaanya. Oleh karena itu,
guru harus seorang yang berpribadi baik, dapat sebagai anutan, sehingga nantinya
dapat
dapat memanu
memanusia
siakan
kan manusi
manusia.
a. Karena
Karena guru
guru juga
juga harus
harus melaku
melakukan
kan kegiata
kegiatan
n
 bimbingan, yakni menuntun anak didik
didik dan memberikan lingkungan
lingkungan yang sesuai
dengan arah dan tujuan yang dicita – citakan.

Untuk melaksanakan tugasnya secara operasional, guru memiliki beberapa


  peran
peranan
an antara
antara lain
lain sebaga
sebagaii inform
informato
ator,
r, organi
organisat
sator,
or, motiva
motivator
tor,, fasili
fasilitat
tator,
or,
mediator, konselor, evaluator. Dalam kaitan ini perlu diciptakan hubungan baik 
anatar
anataraa guru
guru dan siswa,
siswa, termas
termasuk
uk pengeb
pengebang
angan
an hubung
hubungan
an – hubun
hubungan
gan secara
secara
informasi dan contract-hours.

Dala
Dalam
m melak
elaksa
sana
nak
kan semua
emua tug
tugasny
asnyaa itu
itu, guru
guru seba
sebag
gai tena
tenag
ga
 professional memerlukan adanya kode etik guru. Kode etik guru akan merupakan
 pedoman tingkah laku bagi gurudalam berinterksi dengan subjek didik. Kode etik 
guru juga sekaligus sebagai penangkal dari kecenderungan tingkah la ku guru yang
akan
akan menyel
menyelewe
ewengk
ngkan.
an. Kode
Kode etik guru
guru terdiri
terdiri 9 item
item yang
yang apada
apada prinsi
prinsipny
pnyaa
membantu kesuksesan pekerjaan guru demi kepentingan anak didik.

BAB VII : Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar

Guru
Guru sebaga
sebagaii tenaga
tenaga profes
professio
sional
nal di bidang
bidang kepend
kependidi
idikan
kan,, di sampin
samping
g
memahami hal – hal yang bersifat filosofis dan konseptual, juga harus mengetahui
dan melaksanakan hal – hal yang bersifat teknis. Hal – hal yang bersifat teknis ini,
terutama kegiatan menglola dan melaksanaan interaksi belajar mengajar.

Kemudi
Kemudian,
an, dalam
dalam melaks
melaksana
anakan
kan proses
proses belaja
belajarr mengaj
mengajar,
ar, guru
guru harus
harus
memiliki Sepuluh Kompetensi guru, yang mana sepuluh kompetensi guru terdiri
dari : menguasai bahan, mengelola program belajar – mengajar, mengelola kelas,
menggunakan media atau sumber, menguasai landasan kependidikan, mengelola
interaksi belajar-mengajar, menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran,
mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan
menyelenggarakan administrasi sekolah, memahami prinsip – prinsip dan hasil
 penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Selanjutnya dalam melakukan interaksi belajar mengajar guru harus juga


memahami dan dapat melaksanakan item – item keterampilan mengajar. Untuk itu
  perlu mengadakan microteaching. Sebagai program latihan mengelola interaksi
 belajar – mengajar.

Kete
Ketera
ramp
mpil
ilan
an – kete
ketera
ramp
mpil
ilan
an meng
mengaj
ajar
ar seca
secara
ra gari
gariss besa
besarr dapa
dapatt
diklas
diklasifi
ifikas
kasikan
ikan dalam
dalam tiga
tiga kelomp
kelompok
ok sesuai
sesuai dengan
dengan lembar
lembar – lembar
lembar dalam
dalam
kegiatan microteaching.
1. Aspek materi, terdiri dari item – item :

a. Interes
 b.
 b. Titik
itik pusa
pusatt
c. Ran
Rantai
tai ko
kognit
gnitif 
if 
d. Kontak  
e. Penutup

2. Modal
Modal kesia
kesiapan
pan,, terdir
terdirii dari
dari item
item – item
item :
a. Gerak  
b. Suara
c. Titik
itik Perh
Perhat
atia
ian
n
d. Vari
Varias
asii media
edia
e. Vari
Varias
asii inte
intera
raks
ksii
f. Isyarat
g. Waktu selang
ang

3. Keterampilan operasional, terdiri dari item – item :

a. Memb
Membuk
ukaa pela
pelaja
jara
ran
n
 b. Mendor
Mendorong
ong dan meliba
melibatka
tkan
n siswa
siswa
c. Meng
Mengaju
ajuka
kan
n perta
pertany
nyaa
aan
n
d. Menggu
Menggunak
nakan
an isyarat
isyarat nonver
nonverbal
bal
e. Mena
Menang
ngga
gapi
pi sisw
siswaa
f. Meng
Menggu
guna
naka
kan
n wak
waktu
g. Menu
Menutu
tup
p pel
pelaj
ajar
aran
an

Untuk merealisasikan proses pembelajaran, pendekatan kontekstual tepat


untuk diterapakan. Guru harus berusaha mengaitkan materi ajar dengan dunia
nyata. Prinsip inkuiri dan CBSA menjadi penting
BAB III

PENUTUP

A. Kesimp
Kesimpula
ulan
n

Seoran
Seorang
g guru
guru harusl
haruslah
ah mempun
mempunyai
yai cara
cara – cara tertent
tertentu
u dalam
dalam
melaksanakan proses belajar mengajar. Yang mana hal tersebut akan sangat
 penting sekali bagi para peserta didik dalam proses pembelajaran. Dengan
 proses pembelajaran yang menarik dan juga tersistematik, maka peserta didik 
akan lebih bisa menangkap hal – hal apa yang disampaikan oleh guru.

Dalam proses pembelajaran, perlu adanya interaksi dan motivasi


dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik akan lebih bisa menerima
apa yang disampaikan oleh guru.

B. Refl
Reflek
eksi
si

Buku ini disajikan dengan kata – kata yang mudah untuk dipahami,
sehingga dalam sekilas saja pembaca bisa memahami apa yang dimaksud
oleh
oleh penu
penuli
liss lewa
lewatt buku
buku ini.
ini. Sela
Selain
in itu,
itu, pada
pada tiap
tiap – tiap
tiap babn
babnya
ya juga
juga
dicant
dicantumk
umkan
an ringka
ringkasan
san – ringka
ringkasan
san dari
dari masing
masing – masing
masing bab terseb
tersebut.
ut.
Sehingga setelah kita membaca bab tersebut, kita bisa me- review kembali
apa saja yang telah kita baca dalam bab tersebut. Sehingga di dalam otak kita
 bisa mengalami penguatan, yang mana penguatan tersebut membuat materi
yang telah kit abaca bisa lebih lama tertanam di dalam otak kita.

 Namun, dalam buku ini sangat sedikit sekali ilustrasi – ilustrasi yang
dimunc
dimunculk
ulkan
an pada
pada setiap
setiap materi
materi yang
yang diberi
diberikan
kan,, sehing
sehingga
ga terkada
terkadang
ng kita
kita
harus lebih berkonsentrasi daripada buku yang memiliki banyak ilustrasi.

Anda mungkin juga menyukai