Pengertian teori tektonik lempeng adalah salah satu teori mengenai perubahan relief
di bumi. teori berasal dari teori mengenai pergeseran benua. Benua- benua di bumi adalah
salah satu dari selimut yang ada di bumi. selimut bumi atau lithosfer membentuk lempengan-
lempengan.
Setiap lempengan tidak terkunci dalam satu wilayah, melainkan bergerak. Lithosfer
terdiri dari 20 segmen, dengan ketebalan antara 40 km hingga 100 km. Akan tetapi terdapat
lithosfer yang memiliki ketebalan hingga 400 km. Lempeng yang ada di bumi, bergerak dari
satu tempat ke tempat lain.
Jenis-Jenis Lempeng
Lempang di bumi, dibagi menjadi dua yaitu lempeng samudra dan lempeng benua.
Pembagian itu dilihat melalui ciri- ciri dari setiap lempang. Selain itu, bumi sendiri terdiri
dari dua bagian, yaitu daratan dan lautan. Sehingga setiap lempeng mewakili setiap
karakteristik bumi.
1. Lempeng samudra atau disebut sebagai kerak samudra atau sima. Lempeng ini
terdiri dari silikon dan megnesium. Ketebalan kerak samudra antara 5 hingga 10 km.
Lempeng samudra lebih padat, dikarenakan jumlah silikon yang lebih banyak.
Kepadatan pada kerak samudra karena perbedaan silikon. Kerak samudra berada di
bawah laut.
2. Lempeng benua atau disebut kerak benua atau sial. Lempeng ini terdiri dari silikon
dan aluminium. Ketebalan dari lempeng ini berkisar antara 30 hingga 50 km. Silikon
pada kerak benua lebih sedikit, dan lebih banyak memiliki materi berat. Lempeng
benua adalah lempeng yang berada di atas permukaan lau, dan menjadi tempat tingga
bagi manusia.
Lempeng tektonik yang membagi suatu daerah menjadi dua, seperti benua- benua atau
samudra. Akan tetapi terdapat wilayah yang memiliki kedua lempeng secara bersamaan.
Daerah tersebut adalah lempeng afrika. Pada lempeng afrika terdiri dari benua afrika dan
samudra antartika hingga samudra hindia.
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak
relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan fenomena
yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:
1. Batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan
mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform
(transform fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang
berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan
dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar San Andreas di California.
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other),
yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai
maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-
bentuk (transform fault).
2. Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika dua
lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona retakan
(rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen. Pada lempeng samudra, proses ini
menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng
benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat
adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut. Pematang Tengah-
Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling
terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi
Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.
3. Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua
lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi
jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua (continental
collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam
biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan lempeng yang terhunjam
mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung air), sehingga kandungan air ini
dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan
pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita lihat
di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan busur pulau Jepang (Japanese island
arc). Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua
atau lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona
tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan
parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
Batas konvergen ada 3 macam, yaitu 1) antara lempeng benua dengan
lempeng samudra, 2) antara dua lempeng samudra, dan 3) antara dua lempeng benua.
Konvergen lempeng benua—samudra (Oceanic—Continental) samudra-benua
Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua, lempeng ini
masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian meleleh. Pada
lapisan litosfer tepat di atasnya, terbentuklah deretan gunung berapi (volcanic
mountain range). Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi penunjaman,
terbentuklah parit samudra (oceanic trench).
Pegunungan Andes di Amerika Selatan adalah salah satu pegunungan yang
terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara
Lempeng Nazka dan Lempeng Amerika Selatan.
Konvergen lempeng samudra—samudra (Oceanic—Oceanic) 2 samudra
Salah satu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng samudra lainnya,
menyebabkan terbentuknya parit di dasar laut, dan deretan gunung berapi yang
pararel terhadap parit tersebut, juga di dasar laut. Puncak sebagian gunung berapi
ini ada yang timbul sampai ke permukaan, membentuk gugusan pulau vulkanik
(volcanic island chain).
Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau vulkanik dari proses ini.
Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Pasifik dan Lempeng
Amerika Utara.
Konvergen lempeng benua—benua (Continental—Continental) 2 benua
Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya. Karena
keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak cukup
berat untuk tenggelam masuk ke astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian yang
bertumbukan mengeras dan
menebal, membentuk deretan pegunungan non vulkanik (mountain range).
Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu contoh pegunungan yang
terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara
Lempeng India dan Lempeng Eurasia.
Para ilmuwan percaya, pergerakan lempang terjadi akibat adanya panas bumi yang
tidak merata. Panas bumi yang berbeda- beda menyebabkan terjadinya konveksi besar. Selain
itu, usia dari sebuah lempeng juga mempengaruhi. Lempeng samudra yang mengalami
penuaan akan mengalami pendinginan. Saat mengalami pendinginan, kepadan menjadi
bertambah, sehingga lempeng ini menghujam dan masuk ke dalam selimut bumi.
Akibatnya bagian belakang lithosfer mengalami tarikan dan astenosfer bergerak naik
akibat adanya tekanan dari bawah. Terdapat 3 penyebab yang diyakini sebagai penyebab
gerakan pada lempeng- lempeng di bumi. ketiga penyebab tersebut adalah gaya gesek, gaya
gravitas, dan gaya dari luar bumi.
1. Gaya gesek adalah salah satu gaya yang menyebabkan terjadinya pergerakan. Gaya
gesek dibedakan menjadi dua, yaitu basal drag dan slab suction. Basal drag adalah
pergerakan akibat adanya gesekan antara astenosfer dan lithosfer. sedangkan slab
suction adalah tarikan pada lempeng saat sebuah lempeng menghujam, dan masuk ke
selimut bumi.
2. Gaya gravitas adalah gaya yang menarik ke adalam bumi. gaya ini akibat adanya
lempeng yang memiliki kepadatan lebih berat, sehingga tertarik ke dalam selimut
bumi. Proses ini disebut sebagai runtuhan. Terjadinya gaya ini juga akibat adanya
pembengkakan lempeng. pembengkakan ini menyebabkan lempeng menjadi semakin
berat.
3. Gaya dari luar adalah gaya yang berasal dari luar bumi. Dalam hal ini adalah gravitasi
bulan. Gaya gravitasi bulan akibat adanya rotasi bumi di bawah bulan. Gravitasi bulan
menarik permukaan bumi keatas. Hal ini sama dengan proses terjadinya pasang. Akan
tetapi pengaruh ini sangat kecil, akibat kekuatan gravitasi bulan yang tidak seberapa.
Lempeng-Lempeng Utama
Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng India, Lempeng
Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng Cocos, Lempeng Nazca,
Lempeng Filipina, dan Lempeng Scotia. Pergerakan lempeng telah menyebabkan
pembentukan dan pemecahan benua seiring berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan
superkontinen yang mencakup hampir semua atau semua benua. Superkontinen Rodinia
diperkirakan terbentuk 1 miliar tahun yang lalu dan mencakup hampir semua atau semua
benua di Bumi dan terpecah menjadi delapan benua sekitar 600 juta tahun yang lalu. Delapan
benua ini selanjutnya tersusun kembali menjadi superkontinen lain yang disebut Pangaea
yang pada akhirnya juga terpecah menjadi Laurasia (yang menjadi Amerika Utara dan
Eurasia), dan Gondwana (yang menjadi benua sisanya).