Analisis Konsep Kebijakan Deviden
Analisis Konsep Kebijakan Deviden
NIM : 43219010038
PENDAHULUAN
Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar
yang dimiliki. Biasanya dividen dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi kadang-
kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya. Dividen akan
diterima oleh pemegang saham hanya apabila ada usaha akan menghasilkan cukup uang untuk
membagi dividen tersebut dan apabila dewan direksi menganggaplayak bagi perusahaan untuk
mengumumkan dividen. Dividen merupakan hak pemegang saham ( common stock ) , untuk
mendapatkan bagian darikeuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan membagi
keuntungan dalam bentuk dividen semua pemegang saham mendapatkan haknya yang sama.
Namun pembagian dividen untuk pemegang saham preferen lebih diutamakan dari pembagian
dividen pemegang saham biasa. Pendapatan yang diharapkan oleh pemegang saham adalah
pendapatan yang dihasilkan dari pembagian dividen, dimana badan usaha menyerahkan
sebagian labanya, untuk kepentingan kesejahteraan pemegang saham. Dalam pembagian
dividen ada istilah yaitu kebijakan dividen. Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk
membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikann kembali di dalam perushaan.
Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah keijakan yang menciptakan
kesimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga
memaksimumkan harga saham.
LITERATUR TEORI
Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan keputusan pendanaan
perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk deviden atau
akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang.
PEMBAHASAN
PENGERTIAN KEBIJAKAN DEVIDEN
Pengertian kebijakan dividen (Deviden Police) menurut Agus Sartono (2008:281) menyatakan
bahwa :
“ Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan
kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembiayaan investasi dimasa datang ” .
Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi
laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financial.
Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan
pembentukan dana intern akan semakin besar.
Macam-Macam Deviden
Berdasarkan bentuk deviden yang dibayarkan, deviden dapat dibedakan atas dua jenis yaitu;
deviden tunai (cash dividend) dan deviden saham (stock devidend). Deviden tunai merupakan
deviden yang dibagikan dalam bentuk uang tunai. Deviden saham merupakan deviden yang
dibagikan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Nilai suatu deviden tunai tentunya
sesuai dengan nilai tunai yang diberikan, sedangkan nilai suatu deviden saham dapat dihitung
dengan rumus harga wajar deviden saham dibagi dengan rasio deviden saham. Berdasarkan
periode satu tahun buku maka deviden dapat dibagi atas dua jenis yaitu; deviden interm dan
deviden final. Deviden interm merupakan deviden yang dibayarkan oleh perseroan antara satu
tahun buku dengan tahun buku berikutnya atau antara deviden final satu dengan deviden final
berikutnya. Di Indonesia pada umumnya deviden interm hanya dibayarkan satu kali dalam
setahun. Deviden final merupakan deviden hasil pertimbangan setelah penutupan buku
perseroan pada tahun sebelumnya yang dibayarkan pada tahun buku
berikutnya. Deviden final ini juga memperhitungkan dan mempertimbangkan hubungannya
dengan deviden interm yang telah dibayarkan untuk tahun buku tersebut
2 Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham tiap tahunnya.
Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan membayarkan dividen ekstra diatas
jumlah minimal tersebut.
3 Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan
Jenis kebijakan dividen yang ketiga adalah penetapan dividend payout ratioyang konstan.
Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan dividen payout ratio yang konstan
misalnya 50%. Ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap
tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh
setiap tahunnya.
4 Kebijakan dividen yang fleksibel
Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout ratio yang fleksibel, yang
besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi financial dan kebijakan financial dari
perusahaan yang bersangkutan.
Jawab:
Stock dividend 10%, maka ada tambahan saham sebanyak 10% x 3 000 000 = 300 000
lembar.
Stock deviden = 300 000 x Rp 4.000,- = Rp 1.200.000.000,- ditransfer dari laba ditahan ke saham
biasa dan capital surplus.
Nilai nominal saham tidak berubah, maka 300000 lbr x Rp 1000 = Rp 300.000.000, ditransfer ke
modal saham biasa, sisanya Rp 1 200 000 000,- – Rp 300 000 000,- = Rp 900 000 000,-
dimasukkan dalam capital surplus, sehingga total modal sendiri tidak berubah. Setelah stock
dividend maka komposisi modal sendiri PT Abadi :
Saham biasa (nominal Rp 1000 ; 3 300 000 lembar) Rp 3 300 000 000
Capital surplus 2 400 000 000
Laba ditahan 6 300 000 000
Modal sendiri 12 000 000 000
Stock dividend meningkatkan jumlah saham yang beredar, sehingga laba per saham (EPS) akan
menurun secara proporsional. Jadi para pemegang saham mempunyai jumlah lembar saham
yang bertambah, tetapi mempunyai EPS yang berkurang, sehingga proporsi keuntungan
totalnya tetap tidak berubah. Pembagian stock dividen akan menurunkan harga saham
sehingga tidak memberikan manfaat ekonomis, kalau kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba tidak berubah, demikian juga dengan biaya modalnya.
Bagaimanapun, harga saham akan dipengaruhi oleh kemampuan memperoleh laba dan
resiko perusahaan (yang tercermin dalam biaya modalnya). Kedua factor tersebut tidak
bisadimanipulasi oleh manajer keuangan. Manajer keuangan tidak bisa menyebabkan
pemegang saham menjadi lebih kaya hanya karena memutuskan untuk membagikan stock
dividend. Umumnya perusahaan memutuskan untuk membagikan stock dividend, karena
mereka memerlukan dana tersebut, dan tidak ingin mengecewakan pemegang saham.
Contoh:
PT Abadi menentukan stock split dari satu menjadi dua saham. Komposisi modal sendiri
perusahaan adalah sebagai berikut:
Saham biasa (nominal Rp 5000 ; 600 000 lembar) Rp 3.000 juta
Capital surplus Rp 1.500 juta
Laba ditahan Rp 7.500 juta Modal sendiri Rp12.000 juta
Setelah stock split, komposisi modal sendiri menjadi:
Saham biasa (nominal Rp 2500 ; 1 200 000 lembar) Rp 3.000 juta
Capital surplus Rp 1.500 juta
Laba ditahan Rp 7.500 juta Modal sendiri Rp12.000 juta
Setelah stock split, nilai nominal saham menjadi ½ X Rp 5 000 = Rp 2500 per lembar. Investor
yang semula memiliki 100 lembar saham setelah stock split jumlah saha, yang dimilikinya
menjadi 2 X 100 lembar = 200 lembar, meskipun total nilainya tidak mengalami perubahan.
Kekayaan investor tidak berubah, sehingga tidak ada keuntungan ekonomis yang diperolehnya
dari stock split.
Jadi ada persamaan antara Stock Devidend dan Stock Split, yaitu:
1. Tidak ada pendistribusian kas dalam kedua bentuk itu.
2. Mengakibatan jumlah lembar saham yang beredar meningkat.
3. Total modal sendiri (net worth) tidak berubah, tetapi hanya
komposisinya saja yang berubah.
Jawab:
EAT = 550 juta Payout Ratio 50%
Outstanding share = 1,1 juta
P saham = Rp 2500 / lembar
P treasury stock = Rp 2750 / lembar
KESIMPULAN
Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan keputusan pendanaan
perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk deviden atau
akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang.
Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden yaitu posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan
dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan perusahaan, pengawasan terhadap
perusahaan, kemampuan meminjam, tingkat keuntungan, stabilitas return, dan akses kepasar
modal. Pendapat tentang kebijakan deviden yaitu pendapat tentang ketidakrelevanan deviden
(irrelevant theory) dan Pendapat tentang relevansi deviden (relevant theory). Macam-macam
kebijakan deviden yaitu kebijakan deviden yang stabil, kebijakan deviden dengan penetapan
jumlah deviden minimal ditambah jumlah ekstra tertentu, kebijakan deviden dengan
penetapan deviden payout ratio yang konstan, dan kebijakan deviden yang stabil
DAFTAR PUSTAKA
Gandhy, Fardinal, (2019). Analysis of Financial Ratio to Predict Financial Distress
Conditions (Empirical Study on Manufacturing Companies listed on the Indonesia
Stock Exchange for 2014-2017). International Journal of Business and Management
Invention (IJBMI), 8(6), 27-34.
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education,
Accounting Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality The
Quality of MSME ’ s Financial Reports. The 1st Annual Conference Economics, Business,
and Social Sciences, 1(3). https://doi.org/10.4108/eai.3-2-2020.163573
Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants of
Micro, Small and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic Banks
(Religion, Religiosity, and Location of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference
Economics, Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1, (2).
https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290775.
http://widmkl.blogspot.com/2014/06/kebijakan-dividen-dividen-policy.html
http://mkunusaku.blogspot.com/2016/04/kebijakan-deviden-bab-iii.html