Oleh:
RUSLAN, S.Pd
NO.UKG : 201503521369
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti melakukan refleksi tentang
apa yang terjadi dan mengapa hal tersebut dapat terjadi. Dari hasil diskusi
dengan teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran
yang telah peneliti laksanakan terungkap beberapa masalah antara lain:
C. Analisis Masalah
Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah, maka perlu dilakukan
analsisi masalah yang berkaitan dengan alternatif pemecahan masalah yang
sesuai berdsarkan identifikasi masalah di atas. Alternatif yang dianggap tepat
adalah dengan menggunakan media Powerpoint (PPT) dan Video
pembelajaran pada proses kegiatan pembelajaran.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah
dan analisis masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada muatan pelajaran IPA
melalui media pembelajaran Power Point (PPT) dan Video Pembelajaran di
kelas VI SDN 007 Samarinda Ilir?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada uaraian rumusan masalah di atas maka tujuan
diadakannya penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa dengan menggunakan media Power Point (PPT) dan video pembelajaran
pada muatan pelajaran IPA di kelas VI SDN 007 Samarinda Ilir.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada muatan pelajaran IPA. Siswa juga diharapkan agar
lebih aktif dalam pembelajaran.
2. Bagi Guru
Setelah melaksanakan penelitian ini guru dapat memperoleh pengalaman
dan keterampilan melaksanakan pembelajaran dengan memaksimalkan
penggunaan media pembelajaran Powerpoint (PPT) dan video
pembelajaran yang lebih interaktif.
3. Bagi Sekolah
Sebagai masukan bagi sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru,
khususnya pada muatan pelajaran IPA.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
B. Teori Belajar
Pada psikologi pendidikan, arti dari pembelajaran adalah serangkaian
aktivitas yang mempertemukan antara emosional, psikomotor, kognitif serta
wilayah yang saling mempengaruhi untuk mendapatkan peningkatan dan
pengalaman. Atau menciptakan perubahan dari sebuah pengetahuan, nilai,
keterampilan dan perspektif (sudut pandang). Pendapat di atas merupakan
hasil olah pikir dari (Illeris, 2000; Ormorod, 1995).
Belajar yang merupakan aktivitas yang memiliki keutamaan untuk
memiliki tujuan tentang apa yang terjadi dan berlangsung. Ini bisa
dimudahkan dengan berbagai macam instrumen yang telah dijelaskan oleh
para ahli. Instrumen tersebut merupakan teori belajar, teori belajar itu sendiri
adalah usaha untuk mendeskripsikan cara dan bagaimana suatu individu bisa
belajar, sehingga mampu mendapatkan dan memahami suatu pengetahuan
secara komprehensif (luas) dan radikal (dalam).
Berikut merupakan aliran atau macam dari teori belajar beserta
penjelasannya yang merupakan buah dari para ahli dan digunakan oleh para
ahli mulai dari filosof, guru hingga psikolog:
a. Teori Belajar Kognitif
Definisi dari kognitif merupakan berpikir, maksudnya adalah aktivitas
memahami dan memikirkan setiap kondisi dari sikap dan tingkah laku
dilakukan. Jika teori ini dihubungkan pada pembelajaran maka teori
belajar kognitif merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
berpikir. Mulai berpikir secara individu maupun grup yang nantinya bisa
untuk merubah pandangan, sikap dan tingkah laku.
Terdapat karakteristik dari pembelajaran kognitif, yakni pada aktivitasnya
lebih menekankan pemahaman daripada mengingat, dalam pembelajaran
sering menggunakan soal untuk memecahkan masalah. Ini adalah
pemaparan lengkap teori belajar kognitif.
b. Teori Belajar Konstruktivistik
Secara etimologi sendiri dalam kandungan teori ini terdapat kata
konstruktif yang berarti membangun. Pada implementasi pembelajarannya
teori ini memiliki esensi bahwa informasi atau pengetahuan merupakan
suatu yang harus dibangun oleh siswa secara bertahap.
Pengetahuan bisa diperoleh melalui pengalaman yang dilakukan pada saat
belajar. Manfaat dari teori ini sendiri siswa bisa melakukan sebuah
keputusan dalam memperoleh ide dan menyelesaikan masalah.
Selengkapnya bisa dilihat di teori belajar konstruktivistik.
c. Teori Belajar Behavioristik
Teori yang memiliki arti tingkah laku ini merupakan teori belajar yang
berfokus pada pemberian ulangan atau ujian pada pembelajaran untuk
memahami tingkah laku yang sesuai dengan pengetahuan yang diperoleh.
Jika teori ini dihubungkan pada saat pembelajaran, maka tingkah laku
merupakan rujukan utama pada hasil belajar. Baca detailnya di tautan ini
teori belajar behavioristik.
d. Teori Belajar Humanistik
Seperti yang kita tahu pada teori ini terkandung kata human atau manusia.
Maka Teori ini berfokus pada cara untuk memanusiakan manusia. Bila
dilihat pada pembelajaran teori ini bertujuan untuk meningkatkan potensi
yang ada pada setiap siswa. Pada teori ini hasil yang dituju dan parameter
bahwa pembelajaran sukses adalah bila siswa bisa memahami dirinya dan
lingkungan sekitar. Teori belajar ini berupaya untuk memahami setiap
sikap belajar dari perspektif subjektif. Informasi yang bagus tentang teori
belajar humanistik.
e. Teori Belajar Gestalt
Ini merupakan percabangan dari teori belajar kognitif yang diutarakan oleh
psikolog asal Jerman bernama Max Wertheimer. Dia berpendapat bahwa
terdapat 5 hukum yang bisa diterapkan pada aktivitas pembelajaran (usia
muda). Diantaranya adalah perilaku, pengalaman, belajar yang berfaedah,
transfer dan prinsip dalam belajar.
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan
belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga
terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil
belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha
menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan
dalam bentuk raport pada setiap semester.
Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang
telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan
evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada
kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan
sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar
mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar siswa menurut
W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah
keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di
sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.
Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar
Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1980:25) hasil belajar siswa bagi
kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan
tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan
keberhasilan siswa.
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan
belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan
tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar
dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing
sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya
kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah
disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang
suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan
pembelajaran khususnya dapat dicapai.
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus,
guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan
kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa
telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi
penelitian ini adalah untuk memberikan umpan balik pada guru dalam
rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program
remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena itulah, suatu proses
belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan
pembelajaran khusus dari bahan tersebut.
2. Indikator Hasil Belajar Siswa
Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
a. Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan pembelajaran yang
diajarkan, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran
ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan penetapan
Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM).
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai
oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Namun demikian, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain (dalam buku Strategi Belajar Mengajar 2002:120) indikator yang
banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.
3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum
Hasil belajar dipengaruhi 3 hal atau faktor Faktor-faktor tersebut akan
saya uraikan dibawah ini, yaitu :
a. Faktor internal (factor dalam diri)
b. Faktor eksternal (factor diluar diri)
c. Faktor pendekatan belajar
a. Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang pertama
adalah Aspek fisiologis. Untuk memperoleh hasil Hasil belajar yang
baik, kebugaran tubuh dan kondisi panca indera perlu dijaga dengan
cara : makanan/minuman bergizi, istirahat, olah raga. Tentunya
banyak kasus anak yang prestasinya turun karena mereka tidak sehat
secara fisik.
Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek psikologis
ini meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan
kepribadian. Factor psikologis ini juga merupakan factor kuat dari
Hasil belajar, intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi sikap,
minat, motivasi dan kepribadian sangat dipengaruhi oleh factor
psikologi diri kita sendiri. Oleh karena itu, berjuanglah untuk terus
mendapat suplai motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan
mantapkan sikap demi masa depan yang lebih cerah. Berprestasilah.
b. Faktor eksternal
Selain faktor internal, Hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor
eksternal. Faktor eksternal meliputi beberapa hal, yaitu:
1. Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan
masyarakat. Lingkungan sosial, adalah lingkungan dimana
seseorang bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi dengan
manusia disekitarnya.
2. Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah,
peralatan, alam (cuaca). Non-sosial seperti hal nya kondiri rumah
(secara fisik), apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari gangguan
yang menurunkan Hasil belajar. Sekolah juga mempengaruhi
Hasil belajar, dari pengalaman saya, ketika anak pintar masuk
sekolah biasa-biasa saja, prestasi mereka bisa mengungguli
teman-teman yang lainnya. Tapi, bila disandingkan dengan
prestasi temannya yang memiliki kualitas yang sama saat lulus,
dan dia masuk sekolah favorit dan berkualitas, prestasinya biasa
saja. Artinya lingkungan sekolah berpengaruh. cuala alam,
berpengaruh terhadap hasil belajar.
4. Penilaian Hasil Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (hal 120-121)
mengungkapkan, bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar
siswa tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan
tujuan dan ruang lingkunya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke
dalam jenis penilaian, sebagai berikut:
a. Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok
bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang
daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini
dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam
waktu tertentu.
b. Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu
yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk
memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat
prestasi belajar atau hasil belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini
dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
c. Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa
terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama
satu semester, satu atau dua bahan pelajaran. Tujuannya adalah untuk
menetapkan tarap atau tingkat keberhasilan belajar siswa dalam satu
periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk
kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran
mutu sekolah.
D. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiah
berarti “tengah”, “pengantar” atau “perantara”. Dalam bahasa Arab, media
disebut wasail bentuk jamak dari wasilah yakni sinonim al wasth yangartinya
juga “tengah”. Kata tengah itu sendiri berarti berada di antara dua sisi, maka
disebut juga sebagai “perantara” (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi
tersebut. Karena posisi berada di tengah ia biasa disebut sebagai pengantar
atau penghubung, yakni mengantarkan atau menghubungkan atau
menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya.
Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat
menyampaikan, dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. (Yudhi Munadi, 2008:6)
Menurut M. Djauhar Siddiq (2008 : 36), media pembelajaran adalah segala
bentuk perantara atau pengantar penyampaian pesan dalam proses komunikasi
pembelajaran. Beberapa fungsi dari media pembelajaran dalam proses
komunikasi pembelajaran diantaranya sebagai berikut (a) Berperan sebagai
komponen yang membantu mempermudah / memperjelas materi atau pesan
dalam proses pembelajaran; (b) Membuat pembelajaran menjadi lebih
menarik; (c)Membuat pembelajaran lebih realistis / objektif; (d) Menjangkau
sasaran yang luas; (e) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, karena dapat
menampilkan pesan yang berada di luar ruang kelas dan dapat menampilkan
informasi yang terjadi pada masa lalu, mungkin juga pada masa yang akan
datang; (f) Mengatasi informasi yang bersifat membahayakan, gerakan rumit,
objek yang sangat besar dan sangat kecil, semua dapat disajikan menggunakan
media yang telah dimodifikasi; (g) Menghilangkan verbalisme yang hanya
bersifat kata-kata (M. Djauhar Siddiq, 2008 : 21)
Berdasarkan teori media pembelajaran tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan guru
sebagai perantara atau pengantar penyampaian pesan dalam proses
komunikasi pembelajaran. Guru yang mengajar tanpa menggunakan media
pembelajaran tentu kurang merangsang/menantang siswa untuk belajar.
Apalagi bagi siswa SD yang perkembangan intelektualnya masih
membutuhkan alat peraga. Semua lingkungan yang diperlukan untuk belajar
siswa ini didesain secara integral sehingga akan menjadi bahan belajar dan
pembelajaran yang efektif.
a. Media Power Point
Power Point merupakan salah satu program dalam Microsoft
Affice.Power Point atau Microsoft Office PowerPoint adalah “sebuah
program komputer untuk presentasi”.Microsoft Office Power Point
merupakan program aplikasi yang dirancang secara khusus untuk
menampilkan program multimedia. Hal ini sebagaimana dikemukakan
Riyanasebagai berikut:
“Program Microsoft Office Power Point adalah salah satu software
yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia
dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan
relative murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk
menyimpan data.”
Pakar Information Teknologi (IT) yang juga memberi pengertian
yang tidak jauh berbeda dengan pengertian yang terdahulu, yaitu
Microsoft Office PowerPoint adalah sebuah program komputer untuk
presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket aplikasi
kantoran mereka, Microsoft Office, selain Microsoft Word, Excel, access
dan beberapa program lainnya. PowerPoint berjalan di atas komputer PC
berbasis Sistem Operasi Microsoft Windows dan juga Apple Manchitos
yang menggunakan sistem operasi Apple Mac OS, meskipun pada awalnya
aplikasi ini berjalan di atas sistem operasi Xenix. Aplikasi ini sangat
banyak digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran dan pebisnis, para
pendidik, peserta didik, dan trainer.
PowerPoint inilah yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam
paket aplikasi kantoran mereka, Microsoft Office, selain Microsoft Word,
Excel, Access dan beberapa program lainnya. PowerPoint berjalan di atas
komputer PC berbasis sistem operasi Microsoft Windows dan juga Apple
Macintosh yang menggunakan sistem operasi Apple Mac OS,
meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan di atas sistem operasi Xenix.
Aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran
dan pebisnis, para pendidik, peserta didik, dan trainer untuk presentasi.
PowerPoint dapat menyimpan presentasi dalam beberapa format,
yakni sebagai berikut:
a) PPT (PowerPoint Presentation), yang merupakan data biner dan
tersedia dalam semua versi PowerPoint (termasuk PowerPoint 12).
b) PPS (PowerPoint Show), yang merupakan data biner dan tersedia
dalam semua versi PowerPoint (termasuk PowerPoint 12).
c) POT (PowerPoint Template), yang merupakan data biner dan tersedia
dalam semua versi PowerPoint (termasuk PowerPoint 12).
d) PPTX (PowerPoint Presentation), yang merupakan data dalam bentuk
XML dan hanya tersedia dalam PowerPoint 12.
Dimulai pada versi Microsoft Office System 2003, Microsoft
mengganti nama dari sebelumnya Microsoft PowerPoint saja menjadi
Microsoft Office PowerPoint. “Versi terbaru dari PowerPoint adalah versi
12 (Microsoft Office PowerPoint 2007), yang tergabung ke dalam paket
Microsoft Office System 2007”.
Sedangkan Abdul Wahab Rosyidi dalam bukunya menjelaskan
bahwa “Microsoft Powerpoint 2007 adalah program aplikasi presentasi
yang merupakan salah satu aplikasi di bawah Microsoft Office”.
Pada umumnya Microsoft Office Power Point digunakan untuk
presentasi dalam classical learning, karena Microsoft Office Power Point
merupakan program aplikasi yang digunakan untuk kepentingan
presentasi. Berdasarkan pola penyajian yang telah dikemukakan
sebelumnya bahwa Microsoft Office Power Point yang digunakan untuk
presentasi dalam classical learning disebut personal presentation.
Microsoft Office Power Point pada pola penyajian ini digunakan sebagai
alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi dan kontrol
pembelajaran terletak pada guru.
Jadi, media power point ini merupakan media yang sangat tepat
digunakan dalam proses belajar mengajar untuk membangkitkan dan
meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
1) Tahap-tahap Pengembangan Media Power Point
a) Membuat media Presentasi dengan power point
Presentasi adalah sebuah keterampilan yang perlu dikuasai setiap
pekerja profesional saat ini. Bagi guru bahasa arab, presentasi dengan
menggunakan Power point dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran yang menarik bagi siswa. Dengan media presentasi yang
menarik, guru dapat mengkomunikasikan dengan baik materinya.
Adapun hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan untuk membuat
media presentasi dengan Power Point yang efektif, sebagai berikut:
1) Persiapan
- Tentukan topik materi yang akan dipresentasikan misalnya,
seorang guru akan mempresentasikan Mufrodat dalam bahasa
arab.
- Persempit topik materi menjadi beberapa pemikiran utama.
buatlah kerangka utama materi yang akan dipresentasikan
- Buat story board agar lebih tersusun.
2) Tahapan dan Tips Singkat Bekerja dengan Power Point
- Bukalah program Power Point di komputer anda
- Mulailah dengan New file
- Pilih silde design yang diinginkan
- Membuat background tertentu untuk membuat slide
agarmenarik, misalnya, presentasi mufrodat dengan
menggunakan Power Point berbentuk game.
- Inputlah judul utama materi presentasi yang akan disampaikan
pada slide pertama. Contoh terlampir. (Mufrodat dalam bahasa
arab)
- Inputlah sub judul materi di slide kedua (bila dipandang perlu
cantumkan kembali judul utamanya
- Selanjutnya, inputlah point-point pokok materi setiap sub
secara berurut pada slide-slide berikutnya. (Terlampir)
- Membuat atau memanfaatkan gambar sederhana dengan
menggunakan fasilitas shapes dan clip art yang telah tersedia
pada menu insert
- Melalui menu insert, anda dapat pula mengimput berbagai
macam ilustrasi (chart, picture, sound, movie). Untuk dapat
mengimput picture, sound, movie anda harus lebih dahulu
menyiapkan file-nya di dalam komputer yang anda gunakan.
(Lihat lampiran)
- Tampilan Template / background hendaknya sederhana,
kontras dengan objek (teks, gambar, dll), dan konsisten.(Lihat
Lampiran)
- Jenis huruf (font) yang digunakan hendaknya tidak berkaki (san
serif) seperti Arial, Tahoma, Cilibri, dan semacamnya. Hindari
menggunakan huruf berkaki (serif) seperti Times New Roman,
Century, Courier, atau jenis huruf rumit seperti Forte, Algerian,
Freestyle Script, dan semacamnya . Jenis huruf hendaknya
konsisten.
- Hindari menggunakan huruf terlalu kecil. Besar huruf yang
disarankan minimal 18 pt (misalnya: 32 pt untuk judul, 28 pt
untuk sub judul, 22 pt sub sub judul, dst).
- Bila menggunakan Bullet hendaknya tidak lebih dari 6 buah
dalam satu slide.
- Warna yang digunakan hendaknya serasi dengan tetap
memperhatikan asas kontras. Berikan penonjolan warna pada
bagian yang dipentingkan. Hindarimenggunakan lebih dari tiga
macam warna. (Lihat Lampiran)
- Gunakan Visualisai (gambar, animasi, audio, grafik, video, dll)
untuk memperjelaskan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
Visualisasi lebih dari sekedar kata-kata (Kalau bisa
divisualisasikan kenapa harus dengan kata-kata). Namun,
penggunaan visualisasi yang berlebihan akan menjadi
distraktor.(Lihat Lampiran)
- Hindari menggunakan lebih dari 25 kata dalam satu slide
- Buatlah power point dengan menggunakan pop up agar lebih
menarik.
3) Teknik Presentasi
- Buat suasana yang santai dan rileks untuk pendengarmu,
misalnya dengan guyonan yang relevan, atau ambil perhatian
mereka dengan bahasa tubuh atau peristiwa yang dramatik.
- Gunakan kata ganti "personal" (misalnya kita) dalam
memberikan presentasi.
- Lakukan kontak mata dengan pendengar.
- Presentasikan topik kamu dengan menggunakan suara yang
ramah/akrab, tapi beri variasi sebagai penekanan pada beberapa
kata.
- Gunakan kata/kalimat transisi yang memberitahukan pendengar
bahwa kamu akan menuju ke pemikiran yang lain.
- Berilah pertanyaan-pertanyaan kepada pendengar untuk
melibatkan mereka.
- Ambil kesimpulan sesuai dengan pemikiran/argumentasi yang
sudah dipresentasikan.
- Sisakan waktu untuk pertanyaan, dan mintalah masukkan pada:
isi presentasi (ide-ide berhubungan yang mungkin belum
disentuh)
2) Desain tampilan pengembangan media pembelajaran berbasis
Berbasis Power Point
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi berbagai kriteria.
Beberapa kriteria diantaranya adalah menarik dan benar-benar mampu
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaranya.
Dalam media pembelajaran berbasis multimedia, visualisasi
pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa
merupakan bagian yang sangat penting. Penataan elemen-elamen
visual harus dapat menampilkan visual yang dapat dimengerti,
terang/dapat dibaca, dan dapat menarik perhatian sehingga mampu
menyampaikan pesan yang diinginkan oleh penggunanya. Dalam
proses penataan ini harus diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu,
antara lain :
a) Kesederhanaan
Secara umum kesederhanaan mengacu pada banyaknya elemen
yang terkadung dalam suatu visual. Elemen yang lebih sedikit
memudahkan bisa menagkap dan memahami pesan yang disajikan
secara visual. Pesan atau informasi yang panjang atau rumit harus
dibagi-bagi kedalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan
mudah dipahami. Demikian pula banyaknya taks untuk menyertai
bahan visual harus di batasi (misalnya antar 15 sampai 20 kata).
b) Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat diantara
elemen-elamen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara
bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu
sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan bentuk
yang utuh, menyatu yang dapat membantu pemahaman pesan dan
informasi yang dikandungnya.
c) Penekanan
Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin,
seringkali konsep yang ingin disjikan memerlukan penekanan
terhadap salah satu unsure yang akan menjadi pusat perhatian
siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan,
perspektif, warna atau ruang penekanan dapat diberikan kepada
unsure terpenting.
d) Keseimbangan
Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang
penayangan yang memberikan persepsi keseimbangn menskipun
tidak seluruhnya sumetris.
Unsur-unsur visual yang selanjutnya perlu dipertimbangkan
antaralain:
(1) Bentuk
Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan
minat dan perhatian. Oleh karna itu, pemilihan bentuk sebagai
unsure visual dalam penyajian pesan, informasi atau isi pelajaran
perlu diperhatikan.
(2) Garis
Garis digunakan untuk menghubungkan unsure-unsur sehingga
dapat menuntun perhatian sisiwa untuk mempelajari suatu urutan-
urutan khusus.
(3) Warna
Warna digunakan untuk memberikan kesan pemisahan dan
penekanan, atau untuk membangun keterpaduan. Disamping itu,
warna dapat mempertinggi tingkat realistic (nyata) obyek atau
situasi yang digambarkan, menunjukkan persamaan dan perbedaan
dan menciptakan respon emotional tertentu. Beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan ketika menggunakan warna
yaitu :
(a) Banyaknya warna yang dipergunakan untuk penyajian visual
masimum 5 corak
(b) Warna yang terang dan kuat digunakan untuk menarik
perhatian.
(c) Warna-warna panas seperti merah, oranye dan kuning
digunakan untuk mengenali aksi, seperti kebutuhan untuk
memberikan respon.
(d) Warma kalem (cool colors) seperti hijau, biru, dam violet
digunakan untuk menunjukkan keadaan tetap (status quo) atau
latar belakang informasi.
(e) Perubahan warna (sebagaimana penambahan intesitas warna)
digunakan untuk menunjukkan perubahan progresif dalm nnilai
atau tahapan-tahapan sekuen.
Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan
ikon-ikon. Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan
ikon-ikon Microsoft Word yang sudah dikenal oleh kebanyakan
pemakai komputer. Pemakai tidak harus mempelajari bahasa
pemrograman.
Presentasi memiliki beberapa tujuan. Tujuan presentasi akan
sangat menentukan bagaimana kita akan melakukan dan mendesain
presentasi. Tujuan presentasi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Menginformasikan: Presentasi berisi informasi yang akan
disampaikan kepadaorang lain. Presentasi semacam ini sebaiknya
menyampaikan informasi secaradetail dan jelas (clear) sehingga
orang dapat menerima informasi dengan baik dan tidak salah
presepsi terhadap informasi yang diberikan tersebut.
2) Meyakinkan: Presentasi berisi informasi, data, dan bukti-bukti
yang disusunsecara logis sehingga menyakinkan orang atas suatu
topik tertentu. Kondradiksidan ketidakjelasan informasi dan
penyusunan yang tidak logis akan mengurangikeyakinan orang
atas presentasi yang diberikan.
3) Menginspirasi: Presentasi yang berusaha untuk membangkitkan
inspirasi orang.
4) Menghibur: Presentasi yang berusahan untuk memberi
kesenangan pada orang melalui informasi yang diberikan.
Jadi, media power point ini merupakan media yang sangat tepat
digunakan dalam proses belajar mengajar untuk membangkitkan dan
meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
3) Hal-hal yang perlu di optimalkan dalam pengembangan media
Power Point
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan
bahan presentasi dengan menggunakan Microsoft Power Point
diantaranya:
a) Jangan terlalu banyak tulisan yang ditampilkan
b) Tulisan jangan terlalu kecil karena harus dilihat oleh banyak siswa.
c) Seimbangkan antara gambar dan animasi dengan bahan ajar yang
ingin disampaikan.
d) Usahakan bentuk presentasi yang interaktif. Dalam memanfaat
Microsoft Power Point sebagai media belajar ada beberapa tips
singkat yang dapat menjadi acuan sehingga proses belajar menjadi
lebih menarik dan memberi kesan elegan dan professional bagi
pendidik :
a. Pergunakan desain yang konsisten. Hal ini bisa dilakukan
dengan menggunakan slide master, sehingga layout, font,
bulleting, dan animasi pergantian slide menjadi konsisten
hingga akhir presentasi.
b. Batasi jumlah baris dalam setiap slide. Jumlah baris dalam slide
yang terlalu banyak menyebabkan silde tersebut menjadi terlalu
penuh, sehingga teks menjadi kecil-kecil. Akibat yang lebih
parah, siswa tidak akan dapat mencerna informasi dalam slide
tersebut. Sampaikan poin-poin pokok dalam setiap slide,
kemudian gurulah yang harus mengembangkan ketika
melakukan presentasi.
c. Pergunakan warna teks dan latar belakang yang kontras
sehingga dapat dibaca dengan baik oleh siswa.
d. Hindari penggunaan animasi dan sound effect yang berlebihan.
Animasi dengan diiringi sound effect yang berlebihan justru
menyebabkan siswa menjadi tidak dapat berkonsentrasi dengan
pelajaran, tapi justru menjadi lebih tertarik dan terpaku dengan
animasi yang dihadirkan atau sounds yang diperdengarkan.
e. Pertimbangkan untuk membuat tombol-tombol yang langsung
menghantarkan pada slide tertentu, sehingga bisa melompat
maju ataupun mundur tanpa harus melewati silde demi slide
(manfaatkan hyperlink).
f. Satu gambar memberikan puluhan kali lipat informasi, oleh
karena itu sedapat mungkin disajikan secara grafis, misalnya
tabel, skema, dll.
g. Jika terlalu sering teks saja yang ditampilkan, berikan gambar-
gambar ilustrasi yang sesuai untuk membumbui presentasi.
4) Kelebihan dan Kekurangan Microsoft Powerpoint
Microsoft Power point di dalam proses belajar mengajar memiliki
beberapa kelebihan diantaranya :
(1) Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan
animasi,baikanimasi teks maupun animasi gambar atau foto.
(2) Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi
tentangbahan ajaryang tersaji.
(3) Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.
(4) Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar
yangsedangdisajikan.
(5) Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai
secaraberulang-ulang
(6) Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD /
Disket/Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-
mana.
Di samping itu, Microsoft Power point memiliki beberapa
Kekurangan diantaranya :
1) Harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga.
2) Jika yang digunakan untuk presentasi di kelas adalah PC, maka
parapendidik harusdirepotkan oleh pengangkutan dan
penyimpanan PCtersebut.
3) Jika layar monitor yang digunakan terlalu kecil (14”-15”),
makakemungkinan besar siswa yang duduk jauh dari monitor
kesulitanmelihat sajian bahan ajar yang ditayangkan di PCtersebut.
4) Para pendidik harus memiliki cukup kemampuan
untukmengoperasikan program ini, agar jalannya presentasi tidak
banyak hambatan.
b. Video Pembelajaran
1) Pengertian Video Dan Beberapa Manfaatnya
Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-vidi-visum
yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat (K.
Prent dkk., Kamus Latin-Indonesia, 1969: 926). Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1995: 1119) mengartikan video dengan: 1) bagian yang
memancarkan gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup
untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Senada dengan itu, Peter
Salim dalam The Contemporary English-Indonesian Dictionary
(1996:2230) memaknainya dengan sesuatu yang berkenaan dengan
penerimaan dan pemancaran gambar. Tidak jauh berbeda dengan dua
definisi tersebut, Smaldino (2008: 374) mengartikannya dengan “the
storage of visuals and their display on television-type screen”
(penyimpanan/perekaman gambar dan penanyangannya pada layar
televisi). Di dalam proses pembelajaran, video bisa dijadikan media
penyampai materi yang dapat ditujukan bagi beragam tipe pelajar.
Teks bisa didisplay dalam aneka bahasa untuk menjelaskan isi video.
Beberapa DVD bahkan menawarkan kemampuan memperlihatkan
suatu objek dari pelbagai sudut pandang yang berbeda. Disc juga
memberikan fasilitas indeks pencarian melalui judul, topik, jejak atau
kode-waktu untuk pencarian yang lebih cepat.
Video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe
pebelajar, dan setiap ranah: kognitif, afektif, psikomotorik, dan
interpersonal. Pada ranah kognitif, pembelajaran bisa mengobservasi
rekreasi dramatis dari kejadian sejarah masa lalu dan rekaman aktual
dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan gerak di sini
mampu membuat karakter berasa lebih hidup. Selain itu menonton
video, setelah atau sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman
siswa terhadap materi ajar.
Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam
merasakan unsur emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang
efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari potensi emosional impact
yang dimiliki oleh video, di mana ia mampu secara langsung
membetot sisi penyikapan personal dan sosial siswa. Membuat mereka
tertawa terbahak-bahak (atau hanya tersenyum) karena gembira, atau
sebaliknya menangis berurai air mata karena sedih. Dan lebih dari itu,
menggiring mereka pada penyikapan seperti menolak ketidakadilan,
atau sebaliknya pemihakan kepada yang tertindas.
Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam
memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja. Misalnya dalam
mendemons-trasikan bagaimana tatacara merangkai bunga, membuat
origami pada anak-anak TK, atau memasak pada pelajaran tataboga
dan lain sebagainya. Semua itu akan terasa lebih simpel, mendetail,
dan bisa diulang-ulang. Video pembelajaran yang merekam kegiatan
motorik siswa juga memberikan kesempatan pada mereka untuk
mengamati dan mengevaluasi kerja praktikum mereka, baik secara
pribadi maupun feedback dari teman-temannya.
Sedangkan pada ranah meningkatkan kompetensi interpersonal,
video memberikan kesempatan pada mereka untuk mendiskusikan apa
yang telah mereka saksikan secara berjama’ah. Misalnya tentang
resolusi konflik dan hubungan antar sesama, mereka bisa saling
mengobservasi dan menganalisis sebelum menyaksikan tayangan
video. Lebih dari itu, manfaat dan karakteristik lain dari media video
atau film dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses
pembelajaran, di antaranya adalah (Munadi, 2008: 127; Smaldino,
2008: 311-312):
a) Mengatasi jarak dan waktu,
b) Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara
realistis dalam waktu yang singkat,
c) Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara
lainnya, dan dari masa yang satu ke masa yang lain,
d) Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan,
e) Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat,
f) Megembangkan pikiran dan pendapat para siswa,
g) Mengembangkan imajinasi,
h) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan
yang lebih realistik,
i) Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan
realitas sosial yang akan dibedah di dalam kelas,
j) Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing
kreativitas peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya.
Selain kelebihan, video/film juga memiliki kekurangan, di
antaranya: sebagaimana media audio-visual yang lain, video juga
terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses
pengembangan materi tersebut; pemanfaatan media ini juga terkesan
memakan biaya tidak murah, terutama bagi guru, maaf, dengan gaji
pas-pasan di negeri ini; dan penanyangannya juga terkait peralatan
lainnya seperi videoplayer, layar bagi kelas besar beserta LCDnya, dan
lain-lain. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, video merupakan
teknologi pemrosesan sinyal elektronik yang meliputigambar gerak
dan suara. Piranti yang berkaitan dengan video adalah playback,
storage media (seperti pita magnetik dan disc), dan monitor. Nah, agar
mampu memanfaatkan video sebagai alternatif media untuk
pembelajaran, ada baiknya kita mengetahui piranti media video ini, di
antaranya:
Video Pita Magnetik (Video Tape Recorder [VTR], Video
Cassette Recorder [VCR], dan Mini-DV), Video Disc, Video Compact
Disc (VCD) Digital Video/Versatile Disc (DVD), dan Handycam.
2) Media Pembelajaran Berbasis Interactive Video
Media pembelajaran interaktive adalah suatu sistem penyampaian
pengajaran yang menyajikan materi video rekaman dengan
pengendalian komputer kepada penonton (siswa) yang tidak hanya
mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan
respon yang aktif, dan respon itu yang menetukan kecepatan dan
sekuensi penyajian (Seels & Glasgow dalam Arsyad, 2002:36).
Media pembelajaran interktif yang dimaksudkan adalah berbentuk
Compact-Disk (CD). Media ini disebut CD multimedia interactive.
Disebut multimedia dikarenakan bahwa media ini memiliki unsur
audio-visual (termasuk animasi). Disebut interaktif karena media ini
dirancang dengan melibatkan respon pemakai secara aktif. Karena itu,
media ini berupa CD, maka dapat dikelompokkan sebagai bahan ajar e-
Learning. Swajati (2005) mengemukakan bahwa e-Learning
merupakan usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar
mengajar yang ada di sekolah ke dalam bentuk digital.
Berdasarkan pengamatan peneliti, media e-Learning dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu media interaktif online dan offline.Media e-
Learning yang bersifat online dapat diwujudkan dalam bentuk
website/situs. Memberikan kemudahan menyampaikan, mengupdate
isi, para siswa juga bisa mengirim e-mail kepada siswa lain, mengirim
komentar pada forum diskusi, memakai ruang chat untuk
berkomunikasi langsung. Sedangkan mediae-Learning yang bersifat
offline dapat diwujudkan dalam bentuk CD. Keuntungan pemanfaatan
media offline, misalnya CD-Multimedia Interaktif adalah
(1) Mampu menampilkan multimedia dengan file lebih besar,
(2) Jauh lebih hemat dibandingkan dengan pemanfaatan media online,
(3) Tingkat interaktifitasnya tinggi karena memiliki lebih banyak
pengalaman belajar melalui teks, audio, video hingga animasi yang
dikemas dengan tayangan gambar yang ditampilkan bersamaan
dengan judul dan narasi suara dan juga menampilkan tingkah laku
manusia atau pekerjaan yang kompleks.
Dalam menampilkan informasi, pesan atau isi pelajaran secara
brsama-sama memerlukan beberapa jenis perangkat perangkat keras
yang masing-masing tetap menjalankan fungsi utamanya sebagaimana
biasanya, dan komputer merupakan pengendali seluruh peralatan itu.
Jenis peralatan itu adalah komputer, video kamera, video cassette
recorder (VCR), overhead projector, multivision, compact disk dll.
Kesemua peralatan itu haruslah kompak dan bekerja sama dalam
menyampaikan informasi kepada pemakainya. Informasi yang
disajikan melalui multimedia ini berbentuk dokumen yang hidup,
dapat dilihat di layar monitor atau diproyeksikan ke layar lebar melalui
overhead projector dan dapat didengar suaranya, dilihat gerakannya
(video atau animasi).
3) Pemakaian Media Interactive Video Dalam Proses Pembelajaran
Dalam Anderson (1987:104) dijelaskan pemakaian media
pembelajaran interaktiv video untuk beberapa tujuan diantaranya:
a. Untuk tujuan kognitif
- Dapat dikembangkan, yakni yang menyangkut kemampuan
mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan
berupa gerak yang serasi.
- Dengan interactive video dapat pula dipertunjukan serangkaian
gambar diam, dengan atau tanpa suara.
- Dengan mempergunakan video, dapat pula diajarkan
pengetahuan tentang hukum-hukum dan prinsip-prinsip
tertentu.
- Interactive video dapat digunakan untuk menunjukkan contoh
cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan,khususnya
yang menyangkut interaksi manusiawi.
b. Untuk tujuan psikomotor
- Dengan interactive video dapat diperjelas, baik dengan cara
diperlambat maupun dengan dipercepat. Contoh : drama,
berenang dll.
- Dengan interactive video siswa dapat langsung mendapat
umpan-balik secara visual terhadap kemampuan mereka
mencobakan keterampilan yang menyangkut gerakan tadi.
c. Untuk tujuan afektif
- Dengan interactive video dapat diperjelas, baik dengan cara
diperlambat maupun dengan dipercepat. Contoh : drama,
berenang dll.
- Dengan interactive video siswa dapat langsung mendapat
umpan-balik secara visual terhadap kemampuan mereka
mencobakan keterampilan yang menyangkut gerakan tadi.
- Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, interactive
video dapat menjadi media yang sangat ampuh untuk
mempengaruhi sikap dan emosi.
4) Kelebihan dan Kekurangan Interactive Video
Kelebihan yang terdapat pada Interactive Video antara lain :
a. Dengan menggunakan interactive video,kita dapat menunjukkan
kembali gerakan tertentu.
b. Dengan interactive video, penampilan siswa dapat segera dilihat
kembali untuk dikritik atau dievaluasi.
c. Dengan menggunakan efektertentu dapat diperkokoh baik proses
belajar maupun nilai hiburan daru penyajian itu.
d. Siswa akan mendapatkan isi dan susunan yang utuh dari materi
pelajaran/latihan, yang dapat digunakan secara interaktif.
Kekurangan yang terdapat pada Interactive Video antara lain:
a. Ketika akan digunakan, peralatan video, tentu harus sudah tersedia
di tempat penggunaan.
b. Menyusun skenario video bukanlah peerjaan yang mudah dan
menyita waktu.
A. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 007 Samarinda Ilir
sebanyak 35 siswa.
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Terselesaikan
M=
∑x
N
Keterangan:
M = Nilai rata-rata siswa
Σ = Jumlah nilai siswa
N = Jumlah siswa
Sedangkan untuk menghitung persentase keberhasilan belajar dapat
menggunakan rumus:
F
P= × 100%
N
Keterangan:
P = Angka persentase
F = Jumlah siswa yang mencapai nilai di atas KKM
N = Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian
F. Indikator Pencapaian
Penelitian ini dapat dikatakan berhasil jika dapat mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, keberhasilan suatu proses
pembelajaran dibagi menjadi tingkatan-tingkatan untuk mempermudahkan
peneliti dalam menilai keberhasilan pembelajaran.
Indikator yang menjadi tolak ukur untuk menyatakan bahwa
pembelajaran yang berlangsung selama penelitian dapat meningkat hasil
belajar siswa, jika terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa setiap siklus
dari rata-rata sebelumnya. Nilai hasil belajar pada tes kemampuan awal
dijadikan sebagai nilai dasar. Nilai hasil belajar pada siklus I dibandingkan
dengan nilai dasar, nilai hasil belajar pada siklus I dibandingkan dengan nilai
hasil belajar pada siklus II. Untuk mengetahui kreteria hasil belajar adalah :
Peringkat Nilai
Amat Baik ( A) 80 < A ≤ 100
Baik (B) 70 < B < 79
Cukup (C) 60 < C < 69
Kurang (K) < 60
Nilai hasil belajar pada siklus I dibandingkan dengan skor dasar. Nilai
hasil belajar pada silkus II dibandingkan dengan nilai hasil belajar pada siklus I.
DAFTAR PUSTAKA