Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Rekam, Vol. 12 No.

1 - April 2016

DETERMINISME TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN


GLOBALISASI MEDIA TERHADAP SENI BUDAYA INDONESIA
Sigit Surahman
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Serang Raya
Jalan Raya Serang-Cilegon Km. 5, (Taman Drangong) Serang-Banten
No. HP.: 087771297819 E-mail: saleseven@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini berfokus pada pengaruh terpaan teknologi komunikasi dan globalisasi media
terhadap seni budaya Indonesia. Determinasi teknologi komunikasi atau terpaan teknologi
komunikasi hadir di tengah-tengah masyarakat dan memengaruhi cara pandang dan perilaku
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi komunikasi dan media merupakan dwitunggal
yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya hadir saling melengkapi. Perkembangan media
ini semakin pesat dan canggih seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi saat ini.
Terpaan teknologi dan media ini memengaruhi seni budaya dan perilaku masyarakat atau
bangsa Indonesia. Analisis deskriptif kualitatif merupakan metode pengkajian yang digunakan
dengan tujuan mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel, dan keadaan yang terjadi
saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Variabel dalam penelitian ini adalah
teknologi komunikasi, globalisasi media, dan seni budaya Indonesia. Dengan menggunakan
analisis deskriptif kualitatif pengkajian ini akan mengungkap pengaruh terpaan teknologi dan
globalisasi media terhadap seni budaya Indonesia.

Kata Kunci: determinisme, globalisasi, media, seni, budaya

Abstract

The Determinism of Communication Technology and Media Globalization Towards Arts and
Indonesian Culture.This study focuses on the effect of the exposure of media communications
technology and the globalization of the art and culture in Indonesia. Determination of
communications technology or the exposure of communications technology present in the midst
of society and influence the worldview and human behavior in everyday life. Communication
technology and media are a duumvire that cannot be separated, both present complementary.
The increasingly rapid development of media and its advancement are along with the
development of communication technology. The exposure of media and technology affects
art and culture as well as the behavior of people or the Indonesian. Qualitative descriptive
analysis is the method of assessment used to uncover the facts, phenomena, variables and
circumstances that occurred while running the research and presenting it as what it is. The
variables in this study are technology, media globalization, and Indonesian arts and culture.
By using qualitative descriptive analysis, this study will reveal the influence of technology and
media globalization exposure to the art and culture of Indonesia .

Keywords: determinism, globalization, media, art, culture

PENDAHULUAN bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan


Perkembangan teknologi komunikasi manusia modern seperti saat ini. Bahkan dapat
menjadikan interaksi antarmanusia dan budaya dikatakan, hampir seluruh aspek kehidupan
menjadi lebih cepat, efektif, dan efisien. manusia seperti bidang pendidikan, sosial,
Keberadaan teknologi komunikasi telah menjadi politik, dan ekonomi, bahkan seni dan budaya

31
Sigit Surahman, Determinisme Teknologi Komunikasi dan Globalisasi Media Terhadap Seni Budaya Indonesia

telah bersentuhan dengan teknologi. Kehadiran kontra pun selalu mewarnai perjalanannya
teknologi komunikasi juga tidak bisa dilepaskan sebagai sebuah fenomena. Perubahan yang
dengan globalisasi media karena keberadaan terjadi secara menyeluruh, dirasakan secara
teknologi komunikasi memudahkan manusia kolektif, dan memengaruhi banyak orang
dari seluruh penjuru dunia bisa berkomunikasi (lintas wilayah, lintas negara, lintas budaya)
secara langsung dan massal. Bukan hanya itu, yang memengaruhi gaya hidup dan lingkungan.
berbagai kebudayaan juga bisa berbaur pada Dunia memang selalu berubah dan globalisasi
saat yang bersamaan tanpa mengenal batas adalah dunia yang terhubung (connected world)
ruang dan waktu. seolah tanpa ada batasnya; atau meminjam
Teknologi komunikasi dan globalisasi istilahnya McLuhan sebagai global village
pada hakikatnya ternyata telah membawa (Fakih, 2006:87; McLuhan, 1994:12).
nuansa budaya dan nilai yang memengaruhi Globalisasi memiliki banyak penafsiran
selera dan gaya hidup masyarakat. Melalui dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang
media yang kian terbuka dan terjangkau, menafsirkan globalisasi sebagai proses
masyarakat menerima berbagai informasi pengecilan dunia atau menjadikan dunia
tentang peradaban baru yang datang dari sebagaimana layaknya sebuah perkampungan
seluruh penjuru dunia. Masyarakat menyadari kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa
belum semua warga negara mampu menilai globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat
sampai di mana masyarakat sebagai bangsa dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan
yang beradab. Misalnya, banjir informasi dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti
budaya baru yang dibawa media baik media yang dikatakan oleh Barker (2004:76) adalah
cetak maupun media elektronik tidak jarang bahwa globalisasi merupakan koneksi global
teramat asing dari sikap hidup dan norma yang ekonomi, sosial, budaya, dan politik yang
berlaku di Indonesia. semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh
Perkembangan teknologi dan globalisasi penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran
merupakan sebuah fenomena khusus dalam manusia.
peradaban manusia yang bergerak terus- Konsep akan globalisasi menurut
menerus dalam masyarakat global dan Robertson dalam Bungin (1992:25), mengacu
merupakan bagian dari proses manusia global pada penyempitan dunia secara insentif dan
itu sendiri. Kehadiran teknologi informasi dan peningkatan kesadaran manusia akan dunia,
teknologi komunikasi mempercepat akselerasi yaitu semakin meningkatnya koneksi global
proses globalisasi ini. Globalisasi menciptakan dan pemahaman manusia akan koneksi tersebut.
berbagai tantangan dan permasalahan baru yang Penyempitan dunia dapat dipahami dalam
harus dijawab dan dipecahkan dalam upaya konteks institusi modernitas dan intensifikasi
memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif
kehidupan. dengan lebih baik secara budaya.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Teknologi komunikasi dan globalisasi
teknologi komunikasi dan globalisasi kini dalam perkembangannya menimbulkan
menjadi satu kesatuan yang santer terdengar berbagai masalah dalam bidang kebudayaan,
di seluruh dunia sejak awal abad 21. Pro– misalnya mulai menipis dan hilangnya budaya-

32
Jurnal Rekam, Vol. 12 No. 1 - April 2016

budaya asli suatu negara atau suatu daerah, dalam berbagai macam cara berkomunikasi
terjadinya erosi nilai-nilai budaya, menurunnya akan membentuk pula keberadaan manusia
rasa kepercaayaan diri akan budaya bangsa itu sendiri. Teknologi membentuk individu
sendiri, dan menipisnya gaya hidup ketimuran bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam
atau meningkatnya gaya hidup kebarat-baratan. masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya
mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu
METODE PENELITIAN abad teknologi ke abad teknologi yang lain
Metode yang digunakan dalam (McLuhan, 1994:108).
penyusunan artikel hasil penelitian ini adalah Media dalam bentuk apa pun merupakan
metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode alat untuk memperluas dan memperkuat
penelitian ini bertujuan menafsirkan dan pengaruhnya dalam pemikiran dan tindakan
menuturkan data yang bersangkutan dengan manusia. Dengan kata lain, masing-masing
situasi yang sedang terjadi, sikap, dan pandangan penemuan teknologi media baru yang betul-
yang terjadi di dalam masyarakat, pertentangan betul dipertimbangkan untuk memperluas
dua keadaan/lebih, hubungan antarvariabel, beberapa kemampuan dan kecakapan manusia.
perbedaan antarfakta, pengaruh terhadap Jika dikaitkan pemanfaatan teknologi bagi seni
suatu kondisi, melalui studi kepustakaan baik dan budaya dengan teori determinisme ini,
dari buku, jurnal, ataupun referensi lain yang manusia belajar merasa dan berpikir terhadap
mendukung penelitian. apa yang akan dilakukan karena pesan yang
diterima teknologi menyediakan untuk itu.
DETERMINISME TEKNOLOGI Seperti halnya teknologi komunikasi
KOMUNIKASI yang menyediakan pesan dan membentuk
Segala tindakan dan kejadian perilaku manusia. Misalnya media radio
yang dilakukan manusia akibat pengaruh menyediakan kepada manusia lewat indera
perkembangan teknologi itu merupakan pendengaran (audio), media fotografi
determinasi teknologi yang sebenarnya karena menyediakan pesan kepada manusia
tanpa disadari manusia sudah terpengaruh melalui gambar (visual), sementara televisi
segala sesuatu yang dibawa oleh teknologi. menyediakan tidak hanya pendengaran,
Perkembangan teknologi tersebut sering kali tetapi juga penglihatan (audiovisual). Apa
membuat manusia melakukan tindakan luar yang diterpa dari ketiga media itu masuk ke
kendali. Pada awalnya teknologi diciptakan dalam perasaan manusia dan memengaruhi
oleh manusia untuk memudahkan pekerjaan kelangsungan hidup manusia. Semakin sering
dan komunikasi. Akan tetapi, lambat laun menggunakan teknologi, manusia semakin tidak
justru teknologi memengaruhi setiap apa yang dapat melepaskan ketergantungan terhadapnya.
dilakukan manusia. Marshall McLuhan untuk
pertama kali mengenalkan Teori Determinasi DETERMINISME GLOBALISASI MEDIA
pada tahun 1962 dalam tulisannya yang Melihat betapa besar peran media massa
berjudul “The Guttenberg Galaxy: The Making dalam memengaruhi pemikiran khalayaknya,
of Typographic Man”. Pokok gagasan dari tentulah perkembangan media massa di
teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi Indonesia pada masa akan datang tidak mungkin

33
Sigit Surahman, Determinisme Teknologi Komunikasi dan Globalisasi Media Terhadap Seni Budaya Indonesia

bisa terbendung lagi. Globalisasi media massa Misalnya pengaruh budaya Barat lebih kuat
merupakan proses yang terjadi secara natural. terhadap budaya di negara Timur.
Globalisasi membuat perbedaan yang ada
antarnegara dalam dimensi ruang, waktu, dan PENGERTIAN BUDAYA
kebudayaan semakin berkurang. Budaya atau kebudayaan berasal dari
Proses globalisasi sudah terjadi bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
sejak masuknya agama Hindu, Budha, atau merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
Islam ke Nusantara. Proses ini bisa dimaknai akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
sebagai salah satu bentuk globalisasi. Pada dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa
masa itu sekat-sekat yang membatasi wilayah Inggris, kebudayaan disebut culture, yang
dan kebudayaan nusantara terbuka dan pada berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah
akhirnya terjadi alkulturasi budaya dengan atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
nilai-nilai yang ada dalam agama-agama mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga
tersebut. Akan tetapi, dalam konteks globalisasi kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam
di dunia komunikasi, globalisasi bertumbuh bahasa Indonesia (Damono, 1997:13).
seiring sejalan dengan perkembangan Sebagai pengetahuan, kebudayaan
teknologi informasi dan teknologi komunikasi. merupakan suatu satuan ide yang ada dalam
Dengan kata lain, pesatnya pertumbuhan alat kepala manusia dan bukan merupakaan suatu
komunikasi membuat globalisasi semakin pesat gejala yang terdiri atas kebiasaan dan hasil
pula (Briggs dan Burke, 2006:210-212). kelakuan manusia. Kebudayaan terdiri atas
Globalisasi merupakan kecenderungan serangkaian nilai, norma, dan larangan untuk
masyarakat untuk menyatu dengan dunia, melakukan suatu tindakan dalam menghadapi
terutama di bidang ilmu pengetahuan, suatu lingkungan sosial dan kebudayaan.
teknologi, dan media komunikasi massa. Selain
itu, para cendekiawan Barat mengatakan bahwa GLOBALISASI DAN BUDAYA
globalisasi merupakan suatu proses kehidupan Masyarakat Indonesia adalah masyarakat
yang serba luas, tidak terbatas, dan merangkum yang majemuk dalam berbagai hal, seperti
segala aspek kehidupan, seperti politik, sosial, keanekaragaman budaya, lingkungan alam,
dan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh dan wilayah geografisnya.  Keanekaragaman
umat manusia di dunia. masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan
Mengingat bahwa dunia ditandai oleh juga dalam berbagai ekspresi kesenian.  Dapat
kemajemukan (pluralitas) budaya, globalisasi dikatakan pula bahwa berbagai kelompok
sebagai proses juga ditandai sebagai suatu masyarakat di Indonesia bisa dan mampu
peristiwa yang terjadi di seluruh dunia secara mengembangkan keseniannya yang sangat khas. 
lintas budaya yang sekaligus mewujudkan Kesenian yang dikembangkannya itu menjadi
proses saling memengaruhi antarbudaya. model-model pengetahuan dalam masyarakat.
Pertemuan antarbudaya itu tidak selalu Salah satu aspek yang terpengaruh
berlangsung sebagai proses dua arah yang adalah kebudayaan. Terkait dengan kebudayaan,
berimbang, tetapi dapat juga sebagai proses kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai
dominasi budaya yang satu terhadap yang lain. (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun

34
Jurnal Rekam, Vol. 12 No. 1 - April 2016

persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat yang tidak jelas, yang nantinya akan melahirkan
terhadap berbagai banyak hal. Atau kebudayaan sebuah kebingungan di tengah-tengah berbagai
juga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, perubahan yang berlangsung begitu rumit dan
yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan menimbulkan kebingungan-kebingungan bagi
hasil kelakuan (Koentjaraningrat, 2002:11), masyarakatnya sendiri.
di mana hal-hal tersebut terwujud dalam Proses komunikasi dan transportasi
kesenian tradisional Indonesia. Sebagai salah internasional telah menghilangkan batas-batas
satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap
adalah kesenian, yang merupakan subsistem bangsa cenderung mengarah pada globalisasi
dari kebudayaan. Bagi bangsa Indonesia aspek dan menjadi peradaban dunia sehingga
kebudayaan merupakan salah satu kekuatan melibatkan manusia secara menyeluruh.
bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang Tindakan saling memengaruhi adalah gejala
beragam, termasuk keseniannya. Kesenian yang wajar dalam interaksi antarmasyarakat. 
rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat
Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi. lain, bangsa Indonesia ataupun kelompok-
Dengan adanya globalisasi dalam kelompok masyarakat yang mendiami
kebudayaan, tidak bisa dielakkan lagi Indonesia telah mengalami proses dipengaruhi
perkembangan budaya semakin cepat. dan memengaruhi. Kemampuan untuk berubah
Globalisasi telah menimbulkan percepatan merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan
dan kemudahan dalam memperoleh akses manusia. Tanpa itu kebudayaan tidak mampu
berkomunikasi dan mendapatkan informasi menyesuaikan diri dengan keadaan yang
apa pun. Tidak pelak semua ini justru menjadi senantiasa berubah dan pada hakikatnya bangsa
bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah Indonesia dan bangsa-bangsa lain berkembang
yang paling krusial dalam globalisasi. karena adanya pengaruh-pengaruh dari negara
Kenyataannya bahwa memang luar.
benar hingga saat ini perkembangan ilmu
pengertahuan lebih didominasi oleh negara- PENYEBARAN BUDAYA DUNIA
negara maju dan bukan negara-negara Globalisasi merupakan sebuah gejala
berkembang seperti Indonesia. Negara- tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu
negara maju lebih memiliki dan mampu ke seluruh dunia. Cikal bakal dari persebaran
menggerakkan komunikasi internasional. budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan
Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat
Indonesia mengalami kekhawatiran besar di dunia ini (Pye, 1966 dalam Barker 2004:174).
dengan adanya arus globalisasi dalam berbagai Dengan berkembangnya teknologi
bidang seperti ekonomi, sosial, politik, budaya, komunikasi, kontak budaya tidak lagi perlu
termasuk kesenian. Bukan hanya itu, kemajuan melalui kontak fisik secara langsung. Hal ini
teknologi informasi pada masa sekarang ini karena kontak melalui media telah sangat
telah dengan cepat mengubah kebudayaan memungkinkan.  Karena kontak ini tidak
Indonesia menjadi kian merosot. Dengan bersifat fisik dan individual, ia bersifat massal
demikian, hal ini menimbulkan berbagai opini yang melibatkan sejumlah besar orang (Klapper,

35
Sigit Surahman, Determinisme Teknologi Komunikasi dan Globalisasi Media Terhadap Seni Budaya Indonesia

1990 dalam Maryani 2011:93). Hal yang dimaksudkan Naisbitt di


Dalam prosesnya banyak warga sini adalah bahwa kita harus berkonsentrasi
masyarakat yang terlibat dalam proses kepada hal-hal yang bersifat etnis, yang hanya
komunikasi global tersebut, dan dalam waktu dimiliki oleh kelompok atau masyarakat itu
yang bersamaan hal ini berarti banyak  pula sendiri sebagai modal pengembangan ke dunia
masyarakat yang menjadi exposed terhadap internasional.  Dengan demikian, berpikir lokal,
informasi, dan terkena dampak komunikasi bertindak global, seperti yang dikemukakan
tersebut.  Sangat tidak mengherankan bila Naisbitt tersebut, dapat diletakkan dan
arus globalisasi berlangsung dengan cepat dan diposisikan pada masalah-masalah kesenian
bersifat massal, sejalan dengan perkembangan di Indonesia sebagai kekuatan yang penting
teknologi komunikasi modern. Keunggulan pada era globalisasi ini.
media massa, baik cetak maupun elektronik,
adalah bahwa media tersebut mampu KONDISI KESENIAN DAN KEBUDAYAAN
menyuguhkan gambar-gambar secara jelas dan PADA ERA GLOGALISASI
terinci kepada para pemakainya. Arus globalisasi membuat perubahan
Sikap yang dapat muncul dari sini adalah budaya terjadi di dalam masyarakat tradisional,
sikap yang memandang secara kritis apa yang yaitu perubahan dari masyarakat tertutup
mereka miliki dan bagaimana mengimbanginya menjadi masyarakat yang lebih terbuka. Ilmu
dengan nilai-nilai budaya lokal, termasuk sikap pengetahuan dan teknologi telah mengubah
kritis dari bangsa Indonesia sendiri terhadap apa dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana
yang sudah dimiliki. Terkait dengan globalisasi, transportasi internasional telah menghilangkan
mitos yang hidup selama ini tentang globalisasi batas-batas budaya setiap bangsa.
adalah bahwa proses globalisasi akan membuat Sekarang ini setiap hari kita bisa
dunia seragam.  Proses globalisasi akan  menyimak tayangan film di televisi yang
menghapus identitas dan jati diri.  Kebudayaan bermuara dari negara-negara maju seperti
lokal atau etnis akan ditelan oleh kekuatan Amerika Serikat, Jepang, dan Korea melalui
budaya besar atau kekuatan budaya global. stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran
Anggapan atau jalan pikiran tersebut televisi internasional yang bisa ditangkap
tidak sepenuhnya benar.  Kemajuan teknologi melalui parabola yang kini makin banyak
komunikasi memang telah membuat batas-batas dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu,
dan jarak menjadi hilang dan tidak berguna. kesenian-kesenian populer lain yang tersaji
Naisbitt (1988) dalam bukunya yang melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari
berjudul Global Paradox memperlihatkan mancanegara pun makin marak kehadirannya.
hal yang bersifat paradoks dari fenomena Hal ini tampak jelas sebagai bukti betapa
globalisasi. Naisbitt (1988:173) mengemukakan negara-negara penguasa teknologi berhasil
pokok-pokok pikiran, yaitu semakin kita memegang kendali dalam globalisasi budaya
menjadi universal, maka tindakan kita semakin khususnya di negara ketiga.
menjadi kesukuan atau lebih berorientasi Kondisi ini sedikit banyak semakin
‘kesukuan’ dan berpikir secara lokal, namun membuat tersisihnya kesenian tradisional
bertindak global”.  Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia

36
Jurnal Rekam, Vol. 12 No. 1 - April 2016

sendiri. Bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis mempunyai keleluasan dan kemudahan dalam
Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, berbagai komunikasi baik secara alamiah
selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual maupun teknologi sehingga hal ini memberikan
masyarakat pertanian. Dengan datangnya pengaruh terhadap masyarakat.  Selain itu, aparat
perubahan sosial yang hadir sebagai akibat pemerintah nampaknya lebih mengutamakan
proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, atau memprioritaskan segi keuntungan ekonomi
dan globalisasi informasi, kesenian Indonesia (bisnis) daripada segi budayanya sehingga
pun mulai bergeser ke arah kesenian yang kesenian rakyat semakin tertekan lagi. 
berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang Sesungguhnya, bagi kesenian rakyat
bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan Indonesia, kesempatan untuk mengadaptasi
fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti berbagai seni dari luar sangat cukup terbuka
semua kesenian tradisional lenyap begitu karena kekayaan  kesenian yang dimiliki
saja. Ada berbagai kesenian yang masih bangsa Indonesia sangat memadai untuk
menunjukkan eksistensi, bahkan secara kreatif dikembangkan ke dunia internasional.  Untuk
terus berkembang tanpa harus tertindas proses menuju ke tindakan ini harus ada upaya
modernisasi. atau perbaikan yang perlu diperhatikan agar
Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan kemasan kesenian tradisional bangsa Indonesia
yang tetap eksis, tetapi telah mengalami dapat diterima dan berkembang secara global,
perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu walaupun tetap mengacu pada kekuatan nilai-
beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan nilai asli dan kearifan lokal (local wisdom). 
teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan
kehidupan masyarakat, misalnya kesenian KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM
tradisional “ketoprak” yang dipopulerkan ke SENI DAN BUDAYA
layar kaca oleh kelompok Srimulat.  Kenyataan Peran kebijaksanaan pemerintah
tersebut menunjukkan bahwa kesenian ketoprak yang lebih mengarah pada pertimbangan-
sesungguhnya memiliki penggemar tersendiri, pertimbangan ekonomi daripada budaya atau
terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk cultural, bisa dikatakan merugikan suatu
siaran televisi, bukan ketoprak panggung. Dari perkembangan kebudayaan.  Dalam buku yang
segi bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak berjudul Cultural Policy and The Performing
termasuk kesenian tradisional yang telah terbukti Arts in South-East Asia diungkapkan bahwa
mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini
Pada era globalisasi saat ini, eksistensi secara efektif mengubah dan merusak seni-
kesenian rakyat berada di titik yang rendah dan seni pertunjukan tradisional, baik melalui
mengalami berbagai tantangan dan tekanan baik campur tangan, penanganan yang berlebihan,
dari pengaruh luar maupun dari dalam.  Tekanan kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tidak ada
dari pengaruh luar terhadap kesenian rakyat ini perhatian yang diberikan pemerintah kepada
dapat dilihat dari pengaruh berbagai karya-karya kebijakan kultural atau konteks cultural
kesenian populer dan juga karya-karya kesenian (Lindsay, 1995:304).
yang lebih modern, yang dikenal dengan budaya Dari pengamatan yang lebih sempit
pop.  Kesenian-kesenian populer tersebut lebih terlihat tingkah laku aparat pemerintah dalam

37
Sigit Surahman, Determinisme Teknologi Komunikasi dan Globalisasi Media Terhadap Seni Budaya Indonesia

menangani perkembangan kesenian rakyat, aset kekayaan kebudayaan nasional yang


yaitu banyaknya campur tangan dalam jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan
menentukan objek dan berusaha mengubah para pemegang kebijaksanaan, khususnya
agar sesuai dengan tuntutan pembangunan.  pemerintah, dalam rangka kepentingan
Kondisi seperti ini arti dari kesenian rakyat pencitraan, politik, dan sebagainya. Pembinaan
menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi.  dan pengembangan kesenian tradisional yang
Dengan adanya kecenderungan tersebut, terlihat dilakukan lembaga pemerintah selama ini
bahwa aparat pemerintah telah menjadikan para masih hanya sebatas pada formalitas saja, tanpa
seniman dipandang sebagai objek pembangunan menyentuh esensi kehidupan kesenian yang
dan diminta untuk menyesuaikan diri dengan bersangkutan. Hal ini mengakibatkan seni dan
tuntutan simbol-simbol pembangunan.  budaya tradisional bukannya berkembang dan
Dengan demikian, kesenian rakyat lestari, namun justru semakin dilupakan oleh
semakin lama akan semakin kehilangan ruang masyarakat Indonesia sendiri.
yang cukup memadai untuk perkembangan Dengan demikian, tantangan yang
secara alami atau natural. Secara tidak langsung dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat.
kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat Karena pada era teknologi dan komunikasi
tergantung oleh model-model pembangunan yang sangat canggih dan modern ini masyarakat
yang cenderung lebih modern dan rasional. dihadapkan pada banyaknya alternatif sebagai
Dampak arus globalisasi media pilihan, baik dalam menentukan kualitas
massa memang sangat besar terhadap seni dan maupun selera.  Hal ini sangat memungkinkan
budaya.  Kontak budaya melalui media massa keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat dapat
menyadarkan dan memberikan informasi tentang dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat,
keberadaan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.  jika dibandingkan dengan kesenian modern yang
Kontak budaya ini memberikan masukan yang merupakan imbas dari budaya pop.
penting bagi perubahan dan pengembangan
nilai-nilai dan persepsi di kalangan masyarakat DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP
yang terlibat dalam proses ini.  BUDAYA BANGSA
Seni dan budaya bangsa Indonesia yang Globalisasi memengaruhi hampir
memiliki kekuatan etnis dari berbagai macam semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk
daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh di antaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat
kontak budaya ini.  Dengan demikian, diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut
untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki
terhadap perubahan-perubahan diperlukan oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal.
pengembangan yang bersifat global pula, Baik nilai-nilai maupun persepsi yang berkaitan
namun tetap bercirikan kekuatan lokal, etnis, dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu
atau sesuai dengan kearifan lokal. apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-
Globalisasi media dan budaya yang aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya
arusnya begitu pesat harus diantisipasi apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang
dengan memperkuat identitas seni dan budaya sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam
nasional. Berbagai kesenian tradisional adalah alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai

38
Jurnal Rekam, Vol. 12 No. 1 - April 2016

salah satu hasil pemikiran dan penemuan globalalisasi dalam segi sosial dan budaya
seseorang adalah kesenian, yang merupakan di Indonesia di antaranya: (1) nilai sosial dan
subsistem dari kebudayaan. budaya Indonesia dapat diperkenalkan kepada
Perkembangan transportasi, telekomu- dunia internasional. Bangsa Indonesia dapat
nikasi, dan teknologi mengakibatkan memperkenalkan budaya dan objek pariwisata
berkurangnya keinginan untuk melestarikan kepada negara lain agar menarik wisatawan
budaya negeri sendiri. Derasnya arus informasi asing untuk berkunjung ke Indonesia, ini
dan telekomunikasi ternyata menimbulkan tentu saja akan menambah devisa negara dan
sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap menguntungkan Indonesia dan (2) Indonesia
memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Saat dapat mengikuti kunjungan nilai sosial dan
ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya budaya dari negara lain sehingga bisa menyerap
kebudayaan-kebudayaan daerah di Indonesia nilai budaya yang baik untuk dikembangkan
semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya di Indonesia tanpa mengubah jati diri bangsa
dapat disaksikan di televisi. Indonesia.
Padahal seandainya kesenian dan Dampak negatif determinasi globalisasi
kebudayaan daerah yang ada itu dikelola dalam segi sosial dan budaya di Indonesia di
dengan baik selain menjadi potensi pariwisata antaranya: (1) ada pertukaran budaya atau
seni dan budaya yang mampu menghasilkan pengakuan budaya Indonesia oleh negara lain
dan meningkatkan pendapatan untuk misalnya budaya Indonesia, yaitu Tari Pendet
pemerintah baik pusat maupun pemerintah yang diakui oleh Negara Malaysia, ini tentu
daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan sangat merugikan bangsa Indonesia; (2) bangsa
yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Indonesia lebih mengadopsi nilai-nilai yang
Perubahan tersebut menjadikan komunikasi dianut bangsa Barat sehingga mengakibatkan
antarbangsa lebih mudah dilakukan sehingga bangsa Indonesia kehilangan jati diri karena
menyebabkan semakin cepatnya perkembangan budaya Barat tidak sesuai dengan ideologi
globalisasi kebudayaan. Negara Indonesia, yaitu Pancasila; (3) terjadi
Ciri berkembangnya globalisasi alkulturasi kebudayaan antara budaya Barat
kebudayaan di antaranya berkembangnya dan budaya Timur. Misalnya dalam gaya hidup,
pertukaran kebudayaan internasional, cara berpakaian, dan makanan. Ini tentu saja
penyebaran prinsip multikebudayaan sangat merugikan karena kebanyakan budaya
(multiculturalism), dan kemudahan akses Barat tidak sesuai dengan norma-norma yang
suatu individu terhadap kebudayaan lain di berlaku di Indonesia.
luar kebudayaannya, berkembangnya turisme
dan pariwisata, semakin banyaknya imigrasi TINDAKAN MENGANTISIPASI
dari suatu negara ke negara lain, bertambah GLOBALISASI KESENIAN DAN
banyaknya event berskala global, persaingan KEBUDAYAAN
bebas dalam bidang ekonomi, berkembangnya Globalisasi merupakan media yang
mode yang berskala global, seperti pakaian, dapat difungsikan oleh bangsa Indonesia
film, dan musik. untuk mengelola budaya nasional menjadi go
Dampak positif akibat determinasi internasional. Dengan demikian, masyarakat

39
Sigit Surahman, Determinisme Teknologi Komunikasi dan Globalisasi Media Terhadap Seni Budaya Indonesia

dunia mengetahui bahwa Indonesia itu luas dan dan modern ini masyarakat dihadapkan pada
budayanya beraneka ragam. Indonesia tidak banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik
hanya Pulau Bali, tetapi juga ada Kalimantan, dalam menentukan kualitas maupun selera.
Sumatera, Sulawesi, Lombok, Papua, dan lain- Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan
lain. Film Love, Eat and Pray yang sebagian eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang
ceritanya di Bali menjadi media promosi dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika
budaya nasional pada dunia internasional bagi dibandingkan dengan kesenian modern yang
Indonesia, walaupun Bali sudah menjadi trade merupakan imbas dari budaya pop.
mark pariwisata Indonesia. Untuk menghadapi hal-hal tersebut
Dengan berakhirnya era perang dingin, ada beberapa alternatif untuk mengatasinya,
kekuatan nasional suatu bangsa juga terletak pada yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia
kekuatan ekonomi yang dapat dicapai dengan (SDM) bagi para seniman rakyat. Selain itu,
cara mengelola dan memanfaatkan sebaik- mengembalikan peran aparat pemerintah
baiknya seni dan budaya nasional, walaupun sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan
tantangan budaya Barat atau westernisasi juga sebaliknya justru menghancurkannya demi
dirasakan begitu kuat pengaruhnya pada bangsa kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi
Indonesia. Dengan ditetapkannya batik sebagai pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk
bagian dari kebudayaan oleh UNESCO, pada pembangunan dalam bidang ekonomi saja.
dasarnya bangsa Indonesia mempunyai peluang
yang sangat besar untuk terus mengembangkan SIMPULAN
budaya-budaya nasional yang lain dari berbagai Pengaruh globalisasi di satu sisi
daerah untuk menjadi bagian dari kebudayaan ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif
dunia. bagi kebudayaan bangsa Indonesia. Norma-
Berbagai kesenian tradisional yang norma yang terkandung dalam kebudayaan
sesungguhnya menjadi aset kekayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar.
kebudayaan nasional jangan sampai hanya Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai
menjadi alat atau slogan para pemegang intrinsik yang diberlakukan di dalamnya telah
kebijaksanaan, khususnya pemerintah, menimbulkan isu mengenai globalisasi dan
dalam rangka keperluan turisme, politik, pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang
dan sebagainya. Selama ini pembinaan dan kesatuan dunia. Dalam buku Eastern Religion
pengembangan kesenian tradisional yang and Western Though dinyatakan untuk kali
dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas pertama dalam sejarah umat manusia, kesadaran
pada unsur formalitas, tanpa menyentuh akan kesatuan dunia telah menghentakkan kita,
esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan. entah suka atau tidak, Barat dan Timur telah
Akibatnya, kesenian tradisional tersebut menyatu dan tidak pernah lagi terpisah, Artinya
bukannya berkembang dan lestari, namun adalah bahwa antara Barat dan Timur tidak ada
justru semakin dijauhi masyarakat. Dengan lagi perbedaan (Radhakrishnan, 1924 dalam
demikian, tantangan yang dihadapi oleh Abdulsyani, 2007:116).
kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era Media massa merupakan sarana
teknologi dan komunikasi yang sangat canggih yang dapat dimanfaatkan untuk membantu

40
Jurnal Rekam, Vol. 12 No. 1 - April 2016

masyarakat dalam menghadapi arus global. Fakih, Mansour. 2006. Runtuhnya Teori
Media massa dapat memengaruhi pemikiran Pembangunan dan Globalisasi. Cet. 4.
Yogyakarta: Insist Press dan Pustaka
dan tingkah laku masyarakat menuju ke arah
Pelajar.
yang lebih baik ataupun lebih buruk. Maka dari Ferguson, Marjorie. 2002. The Mythology
itu, globalisasi tidak akan berkembang dengan About Globalization dalam Denis
pesat tanpa peranan media massa sehingga McQuail (Ed.) McQuail’s Reader in
Mass Communication Theory. London:
perlu dipertahankan aspek sosial budaya
Sage Publication.
Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya Gramci Bocock, Robert. 2007. Hegemoni. Terj.
adalah dengan penyaringan budaya yang masuk Ikramullah Mahyuddin. Yogyakarta dan
ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa. Bandung: Jalasutra.
Hamid, Farid dan Heri Budianto. 2011. Ilmu
Sebagaimana lontaran Gramsci yang
Komunikasi: Sekarang dan Tantangan
terkenal dengan teori hegemoninya, untuk Masa Depan. Jakarta: Kencana.
melepaskan diri dari cengkeraman budaya Hidayat, Dedy N. 1992. Globalisasi,
asing, diperlukan partisipasi keikutsertaan para Pascamodernisme dan Dunia Ketiga.
Jakarta: Kompas.
intelektual organik kaum inteletual yang harus
Kuntowijoyo. 1997. Budaya Elite dan Budaya
menyadarkan masyarakat, terutama generasi Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup:
muda, bukan kaum inteletual tradisional yang Kebudayaan Pop dalam Masyarakat
justru lebih melegitimasikan budaya-budaya Komoditas Indonesia. Jakarta: Mizan.
Koenjaraningrat. 2002. Kebudayaan Mentalitas
asing tersebut (Gramsci dalam Bocock,
dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
2007:97). Lindsay, 1995. Cultural Policy and The
Performing Arts in South-East Asia.
KEPUSTAKAAN Atlanta: U of Georgia.
Abdulsyani. 2007. Sosiologi: Skematika, Teori Maryani, Eni. 2011. Media dan Perubahan
dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. Sosial: Suara Perlawanan Melalui
Alo, Liliweri. 2011. Komunikasi Serba Ada Radio Komunitas. Bandung: Remaja
Serba Makna. Jakarta: Kencana Media Rosda Karya.
Prenada. McLuhan, Marshall. 1994. Understanding
Barker, Chris. 2004, Cultural Studies Teori & Media: The Extension of Man. London:
Praktik. Yogyakarta: Kreasi Wacana. The MIT Press.
Briggs, Asa & Peter Burke. 2006. A Social Morley, David. 2006. Globalisation and
History of the Media. Terj. A. Rahman Cultural Imperialism Reconsidered:
Zainuddin. Jakarta: Yayasan Obor Old Question in New Guide dalam
Indonesia. James Curran and David Morley (Ed.).
Bungin, Burhan. 2008, Konstruksi Sosial Media Media and Cultural Theory. New York:
Massa; Kekuatan Pengaruh Media Routledge.
Massa, Iklan Televisi dan Keputusan Naisbitt, Yvonna S. 1988. Global Paradox.
konsumen serta Kritik Terhadap Peter London: Sage Publication.
Berger & Thomas Luckmann. Jakarta: Nasution Zulkarimen. 2009. Komunikasi
Kencana Prenada Media Group. Pembangunan: Pengenalan Teori dan
Damono, Sapardi Djoko. 1997. Kebudayaan Penerapannya. Jakarta: Rajawali Press.
Massa dalam Kebudayaan Indonesia: Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa.
Sebuah Catatan Kecil dalam Ecstasy Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Sulastomo. 2003. Reformasi: Antara Harapan
Masyarakat Komoditas Indonesia. dan Realita. Jakarta: Penerbit Buku
Jakarta: Mizan. Kompas.

41
Sigit Surahman, Determinisme Teknologi Komunikasi dan Globalisasi Media Terhadap Seni Budaya Indonesia

Swasono. 2003. Kemandirian Bangsa,


Tantangan Perjuangan dan
Entrepreneurship Indonesia.
Yogyakarta: Universitas Janabadra.

42

Anda mungkin juga menyukai