NPM : 010118326
Kelas : I-J / V
Matkul : Hukum Perikatan dan Kontrak
Tugas : Merangkum (Sumber : Buku Hukum Perikatan – Lukman Santoso Az)
1) Pengertian Perikatan
Hukum perikatan merupakan bagian dari lapangan hukum harta kekayaan. Istilah perikatan berasal
dari terjemahan obligato (latin), obligation (Perancis dan Inggris), verbintenis (Belanda), yang
berarti ikatkan diri atau ikatan hukum.
Perikatan secara etimologis didefinisikan sebagai suatu hubungan hukum antara dua orang
berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut hal dari pihak lain dan pihak lain berkewajiban
untuk memenuhi tuntutan itu.
Menurut Subekti, perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak,
berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal yang lain, dan pihak yang lain
berkewajiban untuk memenuhi tuntutam itu.
2) Unsur-unsur yang melekat dalam perikatan
a) Unsur hubungan hukum
b) Unsur kekayaann
c) Unsur para pihak
d) Unsur prestasi
Menurut ketentuan pasal 1234 KUHPer, tiap-tiap perikatan lahir dari kontrak dan Undang-Undang.
Kata “Undang-Undang” dalam pasal ini mempunyai arti baik secara formil mauoun materill adalah
peraturan tertulis. Namun, kata “Undang-Undang” dari pasal ini merupakan terjemahan dari bahasa
Belanda wet yang diartikan sebagai hukum, yaitu mencakup UU (hukum tertulis) maupun hukum yang
tidak tertulis (hukum adat). Artinya bahwa perikatan dapat timbul bukan hanya dari kontrak dan UU
saja, tetapi juga dari hukum adat seperti misalnya gadai atas tanah adat.
3) Jenis-jenis Perikatan
a) Perikatan Bersahaja g) Perikatan Dengan Ancaman Hukuman
b) Perikatan Bersyarat (Strafbeding)
c) Perikatan Dengan Ketentuan Waktu h) Perikatan Generik
d) Perikatan Mana Suka atau Alternatif i) Perikatan Perdata dan Perikatan
e) Perikatan Tanggung-Menanggung Spesifik
f) Perikatan yang Dapat Dibagi dan Tidak
Dapat Dibagi
4) Pengertian Kontrak
Kontrak atau Perjanjian secara etimologis didefinisikan sebagai suatu peristiwa dimana seorang
berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu
hal. Dalam KBBI, perjanjian adalah persetujuan tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh 2 pihak
atau lebih, masing-masing bersepakat akan menaati apa yang tersebut dalam persetujuan itu.
Menurut Yahya Harahap, kontrak adalah suatu hubungan hukum kekayaan/harta benda antara 2
orang atau lebih yang memberi kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi dan
sekaligus mewajibkan pada pihak yang lain untuk menunaikan prestasi.
5) Unsur-unsur kontrak
a) Perbuatan
b) Satu orang atau lebih terhadap satu orang lain atau lebih
c) Mengikat diri
Suatu asas hukum penting berkaitan dengan berlakunya perjanjian atau kontrak adalah asas kebebasan
berkontrak artinya pihak-pihak bebas untuk membuat perjanjian apa saja, baik yang sudah ada
pengaturannya maupun yang belum ada pengaturannya dan bebas menentukan sendiri isi perjanjian itu.
Namun, kebebasan tersebut tidak mutlak karena terdapat pembatasannya, yaitu tidak boleh
bertentangan dengan UU, ketertiban umum, dan kesusilaan.
6) Bentuk Kontrak
a) Kontrak tertulis
Kontrak tertulis adalah suatu kontrak yang dibuat oleh para pihak dalam bentuk tulisan. Kontrak
tertulis dibedakan menjadi 3 bentuk, yaitu :
➢ Kontrak dibawah tangan yang ditandatangani oleh para pihak yang bersangkutan saja
➢ Kontrak dengan saksi notaris untuk melegalisir tanda tangan para pihak
➢ Kontrak yang dibuat dihadapan dan oleh notaris dalam bentuk akta notaris
b) Kontrak lisan
Suatu kontrak yang dibuat oleh para pihak dalam wujud lisan (cukup kesepakatan para pihak)
7) Syarat Sahnya Kontrak
Dalam pasal 1320 KUHPer ditentukan bahwa syarat sahnya perjanjian terdiri dari 4 unsur :
a) Sepakat untuk mengikatkan diri (Consensus);
Kesepakatan adalah persesuaian pernyataan kehendak antara satu orang atau lebih dengan pihak
lainnya. Dalam pasal 1321 KUHPer yang menyatakan jika didalam berkontrak terdapat
kekhilafan, paksaan atau penipuan, maka berarti di dalam perjanjian itu terjadi cacat kehendak
dan karena itu perjanjian tersebut dapat dibatalkan.
Untuk menentukan kapan suatu kesepakatan itu dapat terjadi, terdapat 4 teori yang menjelaskan
hal tersebut, yaitu :
➢ Uitings Theorie atau teori saat melahirkan kemauan
➢ Verzend Theorie atau teori saat mengirim surat penerimaan
➢ Onvangs Theorie atau teori saat menerima surat penerimaan
➢ Vernemings Theorie atau teori saat mengetahui surat penerimaan
b) Cakap untuk membuat suatu kontrak (Capacity);
Menurut 1329 KUHPer kedua belah pihak harus cakap menurut hukum. Kecakapan dalam
bertindak adalah kecakapan melakukan perbuatan hukum. Kecakapan disini artinya para pihak
yang membuat kontrak haruslah orang-orang yang oleh hukum dinyatakan sebagai subjek
hukum.
c) Mengenai suatu hal tertentu (Certanty of Terms);
Suatu hal dapat diartikan sebagai objek dari kontrak, sehingga objek kontrak haruslah suatu hal
atau suatu barang yang cukup jelas atau tertentu. Hal tertentu maksudnya objek yang diatur pada
kontrak tersebut harus jelas, setidak-tidaknya dapat ditentukan, tidak boleh samar-samar.
d) Suatu sebab yang halal (Legality).
Adapun yang dimaksud dengan sebab bukanlah sesuatu yang mendorong para ihak untuk
mengadakan kontrak, karena alasan yang menyebabkan para pihak untuk membuat kontrak itu
tidak menjadi perhatian umum. Adapun sebab yang tidak diperbolehkan ialah jika isi kontrak
bertentangan dengan perundang-undangan, kesusilaan dan ketertiban umum.
8) Asas-asas Hukum Kontrak
Asas hukum merupakan jantungnya peraturan hukum karena asas hukum merupakan landasan yang
luas bagi lahirnya suatu peraturan hukum dan sebagai alasan bagi lahirnya peraturan hukum. Dalam
hukum kontrak terdapat 5 asas yang dikenal, yaitu :
a) Asas Kebebasan Kontrak (Freedom of Contract)
b) Asas Konsensualisme (Consesualism)
c) Asas Kepastian Hukum (Pacta Sunt Servanda)
d) Asas Itikad Baik (Good Faith/Tegoeder Trouw)
e) Asas Kepribadian
9) Macam-macam Kontrak
a) Kontrak Timbal Balik dan Kontrak Sepihak
b) Kontrak Bernama dan Kontrak Tidak Bernama
c) Kontrak Obligator dan Kontrak kebendaan
d) Kontrak konsensual dan Riil
e) Kontrak Cuma-Cuma dan Kontrak Atas Beban (Pasal 1314 KUHPer)
f) Kontrak Formil
g) Kontrak Campuran (Contractus Sui Generis-Pasal 1601c KUHPer)
h) Kontrak Penanggungan (Borgtocht)
i) Kontrak Standar/Baku
j) Kontrak Garansi (Pasal 1316 KUHPer) dan Derden Beding (Pasal 1317 KUHPer)