1
Daftar Isi
Pendahuluan.................................................................................1
Tujuan Pembelajaran..................................................................11
Pengantar....................................................................................11
Tujuan Pembelajaran:.................................................................20
Pengantar...................................................................................20
Tujuan Pembelajaran..................................................................28
Pengantar....................................................................................28
Tujuan Pembelajaran..................................................................39
Pengantar....................................................................................39
2
Pendahuluan
3
Apa yang dimaksud dengan Continuous Quality
Improvement (CQI)?
4
Indikator keberhasilan Puskesmas dapat diukur secara
internal organisasi puskesmas itu sendiri melalui penilaian
kinerja puskesmas yang dilakukan setiap tahun, yang
mencakup manajemen sumber daya termasuk alat, obat,
keuangan dan tenaga, serta didukung dengan manajemen
sistem pencatatan dan pelaporan, yang lebih dikenal Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas.
5
ditujukan untuk pemenuhan sumber daya yang tidak memadai
dalam penyediaan layanan kesehatan. Sebagai contoh proses
QI akan menghasilkan efisiensi penggunaan sumber daya
kesehatan yang dapat mengatasi sebagian permasalahan
keterbatasan sumber daya kesehatan. Proses QI juga
membantu mengidentifikasi gap pengetahuan dan
keterampilan tenaga kesehatan yang paling relevan dengan
pelayanan kesehatan yang disediakan. Hal ini akan
membantu mengarahkan upaya peningkatan kapasitas tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan tersebut. QI merupakan
pendekatan penyelesaian masalah yang paling sesuai dengan
konteks local di fasilitas kesehatan tersebut dan pada
umumnya tidak membutuhkan sumber daya tambahan dari
luar.
6
“standar pelayanan kesehatan” merupakan salah satu bentuk
penetapan target penyediaan layanan kesehatan yang harus
diikuti oleh semua fasilitas kesehatan. Mekanisme penjaminan
mutu pelayanan kesehatan atau akreditasi dengan
menggunakan asesor eksternal untuk menilai pemenuhan
standar pelayanan yang telah ditetapkan merupakan salah
satu upaya untuk memastikan akuntabilitas pelayanan
kesehatan.
7
esensial merupakan persayaratan mendasar dalam proses
peningkatan mutu pelayanan.
8
mudah dipahami yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan
mutu pelayanan dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia dan tidak membutuhkan tambahan sumber daya
kesehatan yang besar. Model ini menawarkan paradigma baru
dalam peningkatan mutu pelayanan. Pada umumnya,
pendekatan-pendekatan peningkatan mutu pelayanan
berorientasi pada pelatihan atau coaching klinis ke tenaga
kesehatan dengan asumsi bahwa kinerja pelayanan kesehatan
dan kualitas pelayanan yang buruk disebabkan oleh
pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan yang tidak
memadai.
9
dan perbekalan kesehatan.
10
Langkah 1. Identifikasi permasalahan, membentuk
tim dan menyusun tujuan peningkatan
mutu.
Tujuan Pembelajaran :
Pengantar :
11
sederhana, mudah diintervensi, berpengaruh terhadap
keluaran pelayanan, tidak membutuhkan banyak sumber daya
tambahan dan dapat melibatkan masyarakat.
Latihan :
Skenario 1.1
12
petugas melakukan pelayanan sesuai kebiasaanya,
kadang terlampat, kurang melibatkan masyarakat, tidak
mengacu pada pedoman/panduan, KAK dan SOP.
Pencapaian pelayanan dilaporkan setiap bulan tetapi
belum dilakukan analisis, belum ada kreatifitas dan
inovasi pelayanan. Penanggungjawab UKM melakukan
pembinaan, monitoring dan evaluasi secara berkala,
hanya saja belum memahami manajemen puskesmas,
sehingga pembinaan, monitoring dan evaluasi dilakukan
seadanya.
13
Diskusi 1.1 Identifikasi permasalahan
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
14
Staf Puskesmas Berkemajuan melakukan identifikasi masalah
yaitu cakupan ASI Ekslusif yang tidak mencapai target,
petugas melakukan pelayanan sesuai kebiasaanya, kadang
terlampat, kurang melibatkan masyarakat, tidak mengacu
pada pedoman/panduan, KAK dan SOP. Laporan setiap bulan
belum dilakukan analisis, belum ada kreatifitas dan inovasi
pelayanan. Penanggungjawab UKM belum memahami
manajemen puskesmas, sehingga pembinaan, monitoring dan
evaluasi dilakukan seadanya. Ada sebanyak 95 persen bumil
yang telah diberikan penyuluhan ASI Ekslusif, tetapi capaian
ASI Ekslusif dibawa 60 persen. Kegagalan ASI Ekslufit
cendrung terjadi pada hari pertama kelahiran, dimana kondisi
ibu bersalin masih lemah. Pengambilan keputusan terkait
bayinya sesuai kondisi budaya masyarakat setempat
biasanya orang tua atau mertua atau kadang-kadang suami,
padahal mereka semua tidak memahami pentingnya ASI
Ekslusif.
Skenario 1.2
15
untuk tiap-tiap kolom variabel prioritas untuk setiap
masalah yang telah di identifikasi. Gunakan
penjelasan dibawah ini sebagai acuan dalam
pemberian skor tersebut:
16
tersebut sendiri? Berikan skor 1 jika
permasalahan tersebut sepenuhnya tidak
berada di bawah kendali tim, dan 5 jika
sepenuhnya berada di bawah kendali tim.
17
Setelah menyusun prioritas permasalahan,
diskusikan bersama-sama siapa saja yang akan
terlibat dalam upaya peningkatan mutu tersebut.
Pastikan terdapat pembagian peran yang jelas di
dalam tim tersebut, siapa yang akan menjadi
pimpinan tim, anggota, dan lain-lain.
18
Measurable, Achievable, Realistic, Timely/time-
based) berikut:
19
Langkah 2. Melakukan analisa mendalam dan
mengukur mutu pelayanan
Tujuan Pembelajaran:
Pengantar
20
keterlibatan dari setiap anggota tim untuk memahami secara
mendalam apa yang terjadi dalam pelayanan kesehatan. Dengan
mengetahui penyebab tersebut, maka dapat disusun alternative
solusi yang paling sesuai dengan kondisi fasilitas kesehatan
setempat.
Secara umum terdapat empat instrument yang digunakan untuk
menganalisa permasalahan mutu dalam model ini, meliputi
1) Fishbone analisis,
2) Five why’s analysis (Analisa akar masalah),
3) Pareto principle,
4) Process flowchart.
1. Fishbone analysis
Berdasarkan pendekatan Fishbone analysis, penyebab dari
permasalahan yang dihadapi dikelompokkan dalam empat
kategori besar sebagaimana digambarkan dalam diagram 2
diatas, meliputi: SDM, Tempat, Prosedur dan Kebijakan.
1. SDM : Tenaga kesehatan tidak memahami pelayanan
yang diberikan atau bagaimana memberikan
pelayanan tersebut. Di dalam komponen ini termasuk
kapasitas dan kecukupan tenaga kesehatan.
2. TEMPAT: Pengorganisasian tempat pelayanan tidak
21
ramah untuk petugas kesehatan dan pasien sehingga
menyulitkan pemberian pelayanan. Sebagai contoh,
tempat pemberian penyuluhan.
3. PROSEDUR: Pengorganisasian pelayanan dapat
berkontribusi terhadap permasalahan mutu. Sebagai
contoh, pelayanan diberikan dalam rangkaian proses
yang tidak sesuai, tidak tepat, atau terlambat.
4. KEBIJAKAN: Tidak tersedia kebijakan yang
mendukung pemberian pelayanan, atau kebijakan
tersebut tidak spesifik. Guideline dan SPO termasuk
dalam komponen ini.
2. Analisa akar masalah
Dalam melakukan analisa akar masalah, kajian dilakukan
dengan menanyakan kenapa permasalahan tersebut
terjadi dan terus menanyakan ‘WHY’ sampai diidentifkasi
akar masalah dan alternatif solusinya. Contoh berikut
memperlihatkan gambaran proses analisa akar masalah
yang dilaksanakan di salah satu puskesmas untuk
meningkatkan cakupan ASI Ekslusif:
22
Suami, orang tua/mertua Suami dan orang
yang mendamping ibu tua/mertua tidak pernah
melahirkan yang diberikan penyuluhan
mengambil keputusan tentang pentingnya ASI
terkait kondisi bayi yang Ekslusif hanya diedukasi
menangis. Karena bayinya bumil, sehingga mereka
dianggap lapar maka suami bertindak sesuai
atau orang tua,mertua pemahaman mereka.
memberikan susu formula.
Kenapa mereka tidak
Kenapa suami atau diberikan penyuluhan?
orangtua/mertua
memberikan susu formula?
3. Pareto Principle
Pendekatan ini didasarkan pada premise bahwa 80% dari
permasalah mutu disebabkan oleh 20% penyebab utama.
Pendekatan ini menekankan pada penyebab utama yang
berkontribusi terhadap permasalahan dan
memprioritaskan penyebab yang dapat diatasi secara
efisien.
23
4. Process flowchart
Process flowchart mendeskripsikan setiap tahap proses
pemberian layanan terkait permasalahan mutu yang telah
diidentifikasi. Flowchart dapat mengidentifikasi proses
pemberian pelayanan yang tidak sesuai, tidak tepat, atau
tidak jelas yang berkontribusi terhadap kejadian
permasalahan tersebut.
Latihan :
Pananggungjawab UKM memutuskan untuk
memprioritaskan mengatasi dua permasalahan dan
menetapkan tujuan peningkatan mutu pelayanan kesehatan
berikut ini:
a. Meningkatan persentase capain target ASI Ekslusif
dari 60 % menjadi 80 %.
b. Membentuk Kelompok Peduli ASI Ekslusif disetiap
desa/kelurahan wilayah kerja puskesmas.
24
Berdasarkan hasil Analisa Fishbone permasalah mutu
pelayanan Puskesmas Berkemajuan di atas (Diagram 5),
menurut Anda apa saja yang menjadi penyebab tidak
tercapaiannya target ASI Ekslusif?
1..................................................................................................
2...................................................................................................
3...................................................................................................
4..................................................................................................
1..................................................................................................
2...................................................................................................
3...................................................................................................
4..................................................................................................
25
Diskusi 2.1. Memilih instrument untuk melakukan analisa
mendalam
Denominator
Sumber data
Penanggung jawab
How frequently
Numerator
Denominator
Sumber data
26
Penanggung jawab
How frequently
27
Langkah 3: Menyusun dan melaksanakan intervensi
perbaikan mutu pelayanan – PDSA
Tujuan Pembelajaran :
28
pelayanan melalui proses PDSA. Penerapan ide perubahan
tidak selalu berjalan sesuai dengan yang diperkirakan. Tim
mutu pada umumnya akan melakukan serangkaian
perubahan/penyesuaian untuk menghasilkan perubahan yang
paling sesuai dengan kondisi di fasilitas kesehatan tersebut.
Penerapan siklus PDSA membantu tim mutu untuk
menerapkan ide perubahan tersebut secara sistematis.
29
dalam waktu yang singkat.
30
membahas beberapa tantangan untuk menerapkan ide
perubahan tersebut, antara lain:
31
orang tua/mertu yang serumah dengan ibu hamil.
Skenario 3.2M
32
Study Apa hasil yang anda harapkan
dari inovasi tersebut?
Act
Skenario 3.3M
33
selama 3 hari di puskesmas untuk mendapatkan materi
model dan metode menyuluh, cara pembuatan alat peraga
dan materi inti tentang ASI Ekslusif. Pengurus yang telah
dilatih mencoba melakukan penyuluhan dengan membagi 2
lokasi penyuluhan, ada beberapa sasaran yang tidak hadir.
Kegiatan penyuluhan tersebut dilakukan sebanyak 3 kali
bagi seluruh sasaran, sesi akhir dilakukan evaluasi terhadap
pemahaman sasaran tentang ASI Ekslusif, ternyata masih
sebagian yang belum memahami dan kurang yakin mampu
membantu dan mendukung ASI Ekslusif, dengan alasan
bahwa sebagian ibu bayi kembali bekerja dan anaknya akan
diasuh oleh neneknya.
34
Diskusi 3.3M
................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
Skenario 3.4M
35
penyuluhan?
3. Apakah tindakan selanjutnya bagi sasaran yang telah
diberikan penyuluhan tapi belum memahami tentang ASI
Ekslusif.
36
kegiatan.
37
Peduli ASI Ekslusif sudah sesuai untuk mencapai indicator
mutu yang diharapkan.
38
Langkah 4. Sustaining improvement
Tujuan Pembelajaran :
Pengantar
39
dihasilkan dan keberhasilan yang telah diraih dapat
mendorong mempertahankan motivasi untuk terus
melaksanakan perubahan-perubahan dalam quality
improvement.
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
40