Anda di halaman 1dari 4

Diterbitkan oleh Pengurus Daerah Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Kota Batam

Dalam pelaksanaan Ibadah Qurban terdapat Jabir berkata : " Kami berqurban bersama Rasulullah
permasalahan-permasalahan yang sering menjadi saw di Hudaibiyyah, satu ekor unta atas nama 7 orang
pertanyaan ummat, diantaranya sebagai berikut; dan satu ekor sapi atas nama 7 orang " (HR. Jama'ah-
Nasb ar-Raayah IV/209). Juga berdasarkan hadits
1. Qurban 1 Ekor Kambing untuk 1 Keluarga riwayat Muslim ”Kami keluar bersama Rasulullah
shallallaahu alaihi wa sallam dengan tahallul haji
Para ulama telah menjelaskan bahwa, Ibadah
kemudian beliau memerintahkan kami berserikat dalam
Qurban adalah Ibadah yang telah ditentukan waktu
unta dan sapi setiap tujuh orang dari kami dalam
penyembelihan, cara penyembelihan, ketentuan
seekor unta” (HR. Muslim).
pembagian daging qurban, dan juga hewan apa saja
Lalu bagaimana dengan sebuah Hadits yang
yang bisa dijadikan hewan qurban.
menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah
Sudah menjadi kesepakatan Ulama, bahwa yntuk 1
menyembelih satu hewan qurban yang diperuntukkan
Ekor Kambing hanya cukup untuk dijadikan qurbannya
untuk dirinya dan umatnya? Saat itu doa yang dibaca
1 Orang. Sedangkan untuk 1 Ekor Unta, Sapi atau
oleh Rasulullah saat menyembelih hewan qurbannya
Kerbau, Cukup untuk dijadikan Qurbannya 7 Orang.
adalah :
Keterangan ini bisa kita lihat di dalam Kitab Al
َُ ُ َ َ ُ َ َ َ َّ َ
Fiqhul Islami Juz 7 Hal 265 : ‫الي ُٓ ًَّ ْؼا خ َْ ُم ٍَّ ٍػ َوخ َْ أ ٌَّثِ ُم ٍَّ ٍػ‬
‫احفق اىفلٓاء ىلع أن الشاة واىٍعؾ ال جتٔز أعطيخٍٓا إال عَ واضػ‬
“Ya Allah, terimalah qurbanku ini untukku dan untuk
‫ «حنؽُا ٌع‬:‫وجتؾئ ابلػُث أو ابللؽة عَ ـتعث أشغاص حلػيد ساةؽ‬ umatku.”
ّ Hadits Rasulullah SAW ini dipahami oleh
‫ ابلػُث عَ ـتعث وابللؽة‬:‫رـٔل اهلل ضل اهلل عييّ وـيً ةاحلػيبيث‬
Mayoritas ulama sebagai bentuk kepedulian Rasulullah
ّ
ّ‫ «عؽسِا ٌع رـٔل اهلل ضل اهلل عيي‬:ً‫ ويف ىفظ مفي‬. »‫عَ ـتعث‬ SAW yang menyertakan umatnya dalam pahala Qurban
kambing yang beliau sembelih. Qurbannya itu sendiri
ّ
‫وـيً ٌٓيني ةاحلز فأمؽُا رـٔل اهلل ضل اهلل عييّ وـيً أن نشرتك‬ hanya diperuntukkan bagi diri Beliau.
Yang berpendapat bahwa seekor Kambing bisa
» ‫يف اإلةو وابللؽ لك ـتعث ٌِا يف ةػُث‬ untuk 1 keluarga adalah Imam Ahmad bin Hanbal
(Pendiri Madzhab Hanbali) dan Imam Ishaq bin
Semua Ulama sepakat bahwa kambing domba dan Rahwaih.
kambing jawa tdak dapat diqurbankan kecuali untuk Hal ini bisa kita temukan dalam kitab Sunan At
satu orang sedangkan unta dan sapi dapat diqurbankan Tirmidzi :
َ َ ْ ََْ َ َُْ َُ َ ْ ْ ْ َ َْ َْ َ َ ََ َُ َْ َ
untuk 7 orang. berdasarkan hadits riwayat Sahabat .‫طاق‬ ‫واىعٍو ىلع ْؼا عِِػ بع ِظ أْ ِو اىعِي ًِ ؤْ كٔل أْحػ ِإَوـ‬

1
Keterangan ini bisa kita lihat dalam kitab
“Inilah (satu kambing untuk 1 keluarga) yang diamalkan Nihayatul muhtaj jilid 2 Halaman 4 :
oleh sebagian ulama. Ini adalah pendapat Imam Ahmad ‫وكال‬.‫لٔاشرتك اذِان يف شتني يف حغطيث أو ْػيث لً جيؾء‬
bin Hanbal dan Ishaq bin Rahwaih”
Namun Imam al-Tirmidzi masih melanjutkan: ‫الؽشيػوٌريّ لٔاشرتك أربعث عرشيف ةػُتني ألن الكإٍُاضطو هل ـتع‬
ُ َ ُ ْ َ َ َّ َّ ُ ْ ُ َ ْ ْ ْ َ ُ َ َ
‫وََكال َب ْعظ أْ ِو اىعِي ًِ ال جت ِؾئ الشاةُ إِال خ َْ جف ٍؿ َواض َِػةٍ َوْ َٔ ك ْٔل‬
ُّ‫ابلػُتني فيً حيطو هل ٌَ لك إالُطف ـتع وذلم اليسيف ال‬
ْ ْ َْ ْ َ َ َ َ ُ ْ ْ َّ ْ َ
.ًِ ‫ْيه ِ ٌ َِْ أْ ِو اىعِي‬
ِ ‫خت ِػ اهللِ ة َِ الٍتاركِ ود‬ ‫وكياـّ عػم‬.‫اليسيف إالـتع اكمو ٌَ ةػُث واضػة وفاكا لً ر‬

“Menurut sebagian ulama yang lain, 1 kambing tidak ٍَ‫اإلسؾاءإذااشرتك ذٍاُيث يف ةػُتني إذخيص الكٌَ لك ةػُث ذ‬
cukup kecuali untuk 1 orang. Ini adalah pendapat
Abdullah bin Mubarak dan ulama lainnya” (Sunan al-
‫اليسيف‬
Tirmidzi, 6/136)
Pendapat Ibnu Mubarak inilah yang sejalan
3. Status Daging Hewan Dengan Dua Kali
dengan madzhab Syafii dan diamalkan oleh Muslim di
Indonesia. Imam al-Nawawi berkata: Penyembelihan
َ ََ‫ز‬ ْ َ ْ َ ُ َْ ََ َ َّ ُ ْ َ
َْ ‫س‬ ِ ‫َث ٌ َِْ َواض ٍِػ ى‬ ‫(فؽع) جتؾِئ الشاةُ خ َْ َواض ٍِػ وال جت ِؾئ خَ أ‬ Status Daging Hewan Dengan Dua Kali
Penyembelihan adalah Boleh dan halal dimakan
َ َ ّ َّ َ َ ْ َ ْ ْ َ ْ ٌ َ َ َّ َ َ
ًْ ِٓ ‫ض ّ ِق َجِيْ ِع‬ َ ‫الش َع‬
‫ار ِيف‬ ِ ‫ج حأدى‬ ِ ‫إِذا عَّح ةِٓا واضِػ ٌَِ أْ ِو ابلي‬ dagingnya selama jarak sembelihan pertama dan kedua
tidak lama, jika antara penyembelihan pertama dan
َ َ َّ ُ ْ َّ ُ ْ ُ َ َ
‫ض ِل ِٓ ًْ ُـ َِّث نِفاي َ ٍث‬ ‫طيَث ِيف‬
ِ ‫وحسٔن اتلغ‬ kedua jaraknya lama, maka disyaratkan adanya
keberadaan kehidupan (hayat al-mustaqirrah) pada
hewan yang disembelih.
“Kambing mencukupi untuk 1 orang dan tidak
Keterangan tersebut bisa kita temukan dalam kitab
mencukupi untuk 1 orang lebih. Namun jika ada 1
orang menyembelih jambing untuk 1 keluarga, maka ia Tanwiir al-Quluub Hal. 237 :
telah melakukan syiar untuk keluarganya dan Qurban ٔ‫ويشرتط يف كطع ذلم ان يسٔن دفعث واضػة فئ كطع ةانَث نٍا ل‬
menjadi sunah kifayah bagi mereka” (al-Majmu‟,
8/397) ‫رفع الفهني فااعدْا فٔرا او اىلاْا للكيٓا واعؼ غْيْا او ـلطج‬

‫ٌِّ فاعؼْا او كيتٓا وكطع ٌا ةيق واكن فٔرا ضو وال يشرتط وسٔد‬
2. Arisan Qurban
Di Masyarakat kita juga ada yang mengadakan ‫احلياة اىٍفخلؽة يف دفعث اىفعو اثلاين اال ان طال اىفطو ةني اىفعيني‬
Arisan Qurban. Tujuan Mereka mengadakan Arisan
Qurban ini adalah untuk menolong orang-orang yang
‫فال ةػ ٌَ وسٔد احلياة اىٍفخلؽة اول اىفعو اثلاين‬
ingin melakukan Ibadah Qurban, tetapi tidak mampu Dan disyaratkan dalam pemotongan tersebut
untuk mengeluarkan uang kontan yang cukup untuk dengan sekali potongan maka bila dipotong dengan
membeli hewan Qurban. lebih banyak seperti bila ia mengangkat pisau kemudian
Dalam hal ini para ulama berpendapat: “kalau dari ia kembalikan secepatnya atau ia letakkan pisau
arisan itu hanya sekedar mengeluarkan tabungan lalu tersebut karena tumpul dan ia ambil pisau lainnya atau
untuk membeli sapi tanpa menentukan siapa yang pisaunya terjatuh kemudian segera ia ambil atau ia
memiliki sapi tersebut, maka itu tidak sah, sama halnya ganti dan ia memotong bagian yang tersisa serta yang
dengan qurban satu kambing yang tidak di tentukan. demikian dilakukan secepatnya maka halal daging
Tetapi kalau hanya arisan dalam pengumpulan uang hewan sembelihannya. Dan tidak disyaratkan adanya
yang hasilnya di pastikan milik orang tertentu untuk di keberadaan kehidupan dalam ulangan pemotongan
belikan hewan tertentu ataupun hasil dari arisan itu di yang kedua kecuali bila jarak antara dua pemotongan
belikan hewan dan hewan itu sudah di milikkan kepada tersebut lama maka disyaratkan adanya keberadaan
orang tertentu dengan akad menghutangkan dari orang kehidupan saat memulai pemotongan yang kedua.
lain seperti membeli satu hewan dengan akad hutang
maka itu sah”.

2
4. Daging Qurban Untuk Non Muslim Pendapat pertama, menurut sebagian ulama
bahwa tidak sah qurban untuk orang yang telah
Ada perbedaan pendapat diantara Ulama tentang
meninggal bila ia tidak meninggalkan wasiat saat
masalah ini :
hidupnya, namun bila ia meninggalkan wasiat boleh
Ada yang berpendapat Mutlaq tidak boleh (BAIK
qurban untuknya. Dengan kata lain, pendapat ini
QURBAN SUNAT-WAJIB) seperti dijelaskan oleh Imam
menyatakan boleh qurban untuk orang meninggal
Ibnu Hajar dalam kitab Tuhfatul-Muhtaj :
ُْ َْ َ ُ ُ َ َ ْ َّ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ ّ َ ْ ْ َ َُ َ dunia dengan syarat ada wasiat semasa hidupnya. Ini
‫ٔز ى َِكف ٍِؽ األزو‬ ‫فِّ ٌا لً يؽحػ إذ ال جي‬ ِ ‫ي ال ٍُغ َِّح خ َْ جف‬ ‫( وهل ) أ‬ pendapat mayoritas ulama madzhab Syafii.
ْ َ َ ْ ْ َ
َ ِ‫ع ُؼ ٌِِْ ُّ أ َّن اى َفل‬ َ َُْ ًَ ْ ُ َْ
‫ْي َوال ٍُ ْٓ َػى إحلِّْ ال ُح ْطعِ ٍُ ُّ ٌِِ َٓا‬
Imam Muhyiddin Syarf an-Nawawi dalam kitab
‫ٌِِٓا ٌطيلا ويؤ‬
Minhaj ath-Thalibin dengan tegas menyatakan tidak
َ َ ََ ْ َ َ ٍِ‫اق ال ْ ٍُ ْفي‬ ُ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َّ َ ُ َّ َ ُ َ
ًْ ُٓ ‫ني ةِأزي َِٓا في ًْ جيُ ْؾ ل‬ ِ ‫وئسّ ةِأن اىلطػ ٌِِٓا إرف‬ ada qurban untuk orang yang telah meniggal dunia
kecuali semasa hidupnya pernah berwasiat.
ْ َْ ُ َْ
ُّ ٌِِ ًِْ ْ‫ْي‬
ِ ‫تٍهِني د‬
َ ْ
ِ ُ ‫ج إن ل ًْ ي‬
‫ٔص ة ِ َٓا‬ ّ َ ْ َ َ َ ْ ْ ‫طيَ َث َخ َْ اىْ َغ ْْي ة َغ‬
ٍ ِ ‫ْي إذُِِّ وال خَ ٌي‬
ْ َ َ
ِ ‫َوَال حغ‬
ِ ِ ِ

Hal ini juga dijelaskan oleh as Syaikh Abu Bakar “Tidak sah berqurban untuk orang lain (yang
Syatho ad Dimyati dalam Kitab I‟anatuth Tholibiin Juz masih hidup) dengan tanpa seijinnya, dan tidak juga
2: untuk orang yang telah meninggal dunia apabila ia
‫ أٌا غْيًْ فال جئز‬.‫ويشرتط فيًٓ أن يسُٔٔا ٌَ اىٍفيٍني‬ tidak berwasiat untuk diqurbani” (Muhyiddin Syarf an-
Nawawi, Minhaj ath-Thalibin, Bairut-Dar al-Fikr, cet ke-
‫إعطاؤًْ ٌِٓا شيئا‬ 1, 1425 H/2005 M, h. 321)
Pendapat ini membedakan antara qurban dan
“Dan disyaratkan pada mereka adalah dari orang-orang shodaqoh, bahwa qurban menyerupai fida‟ (penebusan
Islam, adapun selain mereka maka tidak boleh diri), sehingga jika dilakukan oleh orang lain harus
memberikan kepada mereka dari qurban sedikitpun” terdapat izin dari pihak yang akan dilaksanakan
Ada yang berpendapat boleh memberikan qurbannya, berbeda dengan shodaqoh. Sebagaimana
sebagian qurban sunah kepada kafir Dzimmi yang keterangan Syaikh Mahfudz at-Tarmasi dalam halaman
miskin. Tapi ketentuan ini tidak berlaku untuk qurban berikutnya {693}:
َ َ َّ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ّ ُ َ َّ َ َ َ َّ ْ َ ٌ َ َ ْ ْ َُ َ
yang wajib. Karena disamakan dengan Shodaqoh. ِ‫ْيػكث‬ ‫ج ل ًْ ي ُ ْٔ ِص ل ٍِا مؽ وف ِؽق ةيِٓا وبْيني الط‬ ٍ ‫واليغ َِّح أضػ خَ ٌي‬
ْ ْ َ َ ْ َ َّ َ َ َ َ
َ ‫ةأ َّج َٓا ت ُ ْشت ُّ اىْفِ َػ‬
Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam an Nawawi َ
َ َ َّ ْ
dalam Kitab Al Majmu‟ Syarh Muhadzzab Juz 8 Hal ِ‫ْيػكث‬ ‫ْيج ىلع ا ِإلذ ِن ِخِْيال ِ الط‬ ‫اء َع َِ اجلَّف ِؿ ذخٔرف‬ ِ ِ
425 : َْ َ ْ ََ َ ْ َ َّ ْ َ ُ ْ َ
َ ٌّ َ ْ َ ٌ ‫َوٌ َِْ ث ًَّ ال َحف َعي َٓا َو‬ َ
ٔ‫ْي‬
ِ ‫ارث وأسِ ِِب ع َِ الٍيِج ِإَون وستج ِخِْيال ِ حن‬ ِ
‫وٌلخىض اىٍؼْب أُّ جئز إطعآًٌ ٌَ أعطيث‬: ‫ذً كال اجلٔوي‬ َ َ َ َ َ ََ َ ّ َ
َ َ َ ُ ْ ْ َ َ
َ ‫ار ٍة ِأل َّن ْ ِؼه ِ ال ف َِػ‬
‫ج ال ٍَ ْػي ُ ْٔن َوال نؼل ِم‬ِ َٓ َ‫اء ذِيْ َٓا فأشت‬ ‫ض ٍز وزاكةٍ وك ِف‬
‫ ويشٔز أن يطعً ٌِٓا‬:‫اتلطٔع دون الٔاستث كال الشيظ اةَ كػاٌث‬
ُ ْ َّ
‫ط َّيث‬
ِ ‫اتلغ‬
ّ‫اكفؽ وبٓؼا كال احلفَ وأةٔ ذٔر وأضطاب الؽأي ألُّ طعام هل ألك‬

‫فشاز إطعاٌّ لذليم نفائؽ األطعٍث وألُّ ضػكث حطٔع فشاز‬ “Seseorang tidak boleh berqurban dari mayit yang tidak
berwasiat karena alasan yang telah disebutkan. Qurban
‫إطعآٌا لذليم واألـْي نفائؽ ضػكث اتلطٔع والؽاسص ٌَ أكٔال‬ dan shodaqoh dibedakan karena berqurban
menyerupai fida‟ (penebusan diri) maka terkait dengan
‫اىعيٍاء أُّ جئز إطعام أْو اذلٌث ٌِٓا وعاضث إن اكُٔا فلؽاء أو‬
izin, berbeda dengan shodaqoh. Oleh karenanya, ahli
. ًٓ‫سْياُا ليٍغَّح أو كؽاةخّ أو حأحلفا ىلئب‬ waris dan orang lain tidak boleh menggantikannya,
walaupun qurban wajib. Berbeda dengan semisal haji,
zakat, dan kafarot, karena di dalamnya tidak terdapat
5. Qurban Untuk Orang Meninggal unsur fida‟. Hal-hal ini menyerupai hutang, sedangkan
Lalu, bagaimana dengan hukum melaksanakan berqurban tidak.”
qurban buat orang meninggal? Adapun jawabannya Pendapat Kedua, menurut sebagian ulama lain
para „ulama berbeda pendapat (khilaf). Dalam masalah boleh qurban untuk orang yang meninggal dunia secara
ini, setidaknya ada dua pendapat di kalangan ulama. mutlak. Baik semasa hidupnya berwasiat untuk qurban

3
ataupun tidak. Ini adalah pendapat Imam Rofii, Abu al- sahih (ashah) dan dianut mayoritas ulama dari kalangan
Hasan al-Abbadi dan sejumlah ulama dalam madzhab madzhab syafi‟i. Kendati pandangan yang kedua tidak
Hanafi, Maliki, dan Hanbali. menjadi pandangan mayoritas ulama madzhab syafi‟i,
Alasan pandangan ini adalah bahwa berqurban namun pandangan kedua didukung oleh madzhab
termasuk sedekah, sedangkan bersedekah untuk orang Hanafi, Maliki, dan Hanbali. Hal ini sebagaimana yang
yang telah meninggal dunia adalah sah dan bisa terdokumentasikan dalam kitab al-Mausu‟ah al-
memberikan kebaikan kepadanya, serta pahalanya bisa Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah
.‫ْياق‬
َّ َ َ َ َ ًَْ َََ َْ ُْ َ َ ‫غ‬ ْ َّ ُ ّ َ ْ َ ْ َ َ
ِ ‫طيثِ خِّ أو ورف ورفا ِذلل ِم سْياز ةِاالِتِف‬ ِ ‫اتل‬ ِ ‫إِذا أوَص الٍيِج ة‬
sampai kepadanya sebagaimana yang telah disepakati
oleh para ulama. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab
َ َ َ َ ُ َْ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َّ ً َ َ ْ َ َ ْ َ
al-Majmu‟ Syarh al-muhadzdzab : ‫ أ ٌَّْيا إِذا‬.‫ث إِجفاذ ذلِْيم‬ ِ ِ‫ب ىلع ال َٔار‬ ‫ْيه ِ وس‬
ِ ‫ستث ةِاجلؼرِ ود‬ ِ ‫فإِن اكُج وا‬
ْ ‫ْيطيَ ُث َخ‬ ْ َّ َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َ َّ َ ْ َ
َ‫ْي‬ ِ ‫اتلغ‬ )‫ْيّ ( َوأ ٌَّْيا‬ِ‫ْيإذُِِّ لْيً حلْيع خ‬
ِ ‫ْيه ِ ةِغ‬
ِ ‫لٔ عَّح خَ د‬ َْ َ
َ ِ ّ ‫ْيْيهُ أ ْن ي ُ َغ‬
ُ ِْ‫ْيَّح َخ‬ َ
ُ ْ ‫ث أ ْو َد‬ُ َْ َ َََ َ َ
ِّ‫ِْيَ ٌَْيال جففِْي‬ ْ ٌ ّ‫ْي‬ ِ ُ ‫ل ًْ ي‬
ِ‫ٔص ةِٓافأراد الٔار‬
َ َّ ْ ٌ ْ َ َ َّ َ َ َ َ ُّ َّ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ّ َ ْ
َ
ِ‫الط َػكث‬ ٌَِ ‫ج ذلػ أطيق أةٔاحلف َِ اىعتادِي سٔازْا ِألجٓا َضب‬ ِ ِ ‫الٍي‬ َّ َ َّ ُ ْ َ َ ْ َّ َ َ َ ُ َ َ َ ْ َ ُ َّ َ ْ َ ُ َّ َ َ ْ َ َ َ َ
‫ْيّ إِال أن‬ ِ‫ْيطيثِ خ‬
ِ ‫از اتلغ‬ ِ ٔ‫فؼْب احلِفِيث والٍاىِهِيث واحلِاةِيث إَِل س‬
ْ ْ َ ُ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ ّ َ ْ ْ َ ُّ َ ُ َ َ َّ َ
‫اع‬ ِ َ‫اإل َْج‬
ِ ِ ‫ج وتِفع ْٔح ِطو إحلِّ ة‬ ِ ِ ‫والطػكث ح ِطص خَ الٍي‬ ُ ٍَِْ ‫ال َح‬ َ َ ْ َ ْ َّ ُ ُ َ َ َ َّ
َ َ َ ْ َ َ ُ َ َ َ َّ َ ْ
‫ْيع‬ ‫ ِإَوجٍا أسازوه ِألن الٍٔت‬.ِ‫ازوا ذل ِم ٌَ َع اىه َؽاْث‬ ‫الٍاىِهِيث أس‬
َ ْ ‫الط َػكَثِ َو‬
‫احل ِ ّز‬ َّ ‫اتل َل ُّؽ َب َعَ ال ْ ٍَ ّيج َن ٍَا يف‬
ِ ِ ِ ِ َّ
“Seandainya seseorang berqurban untuk orang lain
tanpa seizinnya maka tidak bisa. Adapun berqurban
untuk orang yang sudah meninggal dunia maka Abu al- “Adapun jika (orang yang telah meninggal dunia)
Hasan al-Abbadi memperbolehkannya secara mutlak belum pernah berwasiat untuk dikurbani kemudian ahli
karena termasuk sedekah, sedang sedekah untuk orang waris atau orang lain mengurbani orang yang telah
yang telah meninggal dunia itu sah, bermanfaat meninggal dunia tersebut dari hartanya sendiri maka
untuknya, dan pahalanya bisa sampai kepadanya madzhab hanafii, maliki, dan hanbali
sebagaimana ketetapan ijma` para ulama” (Lihat memperbolehkannya. Hanya saja menurut madzhab
Muhyiddin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu‟ Syarh al- maliki boleh tetapi makruh. Alasan mereka adalah
Muhadzdzab, Bairut-Dar al-Fikr, tt, juz, 8, h. 406) karena kematian tidak bisa menghalangi orang yang
Sebagaimana pendapat Imam Rofi‟I dalam kitab meninggal dunia untuk ber-taqarrub kepada Allah
Hasyiyyah „Umairoh juz VI halaman 256:
ْ َ ‫ْئص ِألَ َّج َْٓيا‬ ْ ُ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ُّ َّ َ َ َ
sebagaimana dalam sedekah dan ibadah haji” (Lihat,
ْ ٌ ‫َض ٌب‬
َ‫ِْي‬ ْ َ ‫ِإَون ل‬
ِ ُ ‫ْيً ي‬ ‫ ذينْيت ِي أن حلْيع هل‬: ‫وكال الْيؽاف ِِِع‬ Wizarah al-Awqaf wa asy-Syu`un al-Islamiyyah-Kuwait,
ْ ‫عْيخَ ًَ َخ‬ َ
َ ُ َّ ّ َ ُ ْ ْ َ َّ ‫ِك َخ َْ أَِب اىْ َع‬ ُ ‫الط َػكَثِ َو‬
َّ Mausu‟ah al-Fiqhiyyah al-Kuwatiyyah, Bairut-Dar as-
َ‫ْي‬ ُّ‫ار ِي أ‬ ‫غ‬ ‫ابل‬ ِ‫ظ‬‫ي‬‫ش‬ ‫اج‬
ِ َّ َّ ‫اس‬
‫الَّس‬ ِ ‫ت‬ َِ ‫ض‬
ِ ِ Salasil, juz, 5, h. 106-107)
َ َْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ
‫رشة ِ آال ِ عخ ٍَ ٍث َوع ََّّح‬ ‫َر ُـٔ ِل اهللِ ضل اهلل عييِّ وـيً أزَث ٌَِ ع‬
Jadikan perbedaan pandangan para ulama dalam
masalah fikih sebagai rahmat. Jika Anda dan saudara-
َ َ َْ ْ َ
‫خِ ُّ ٌِرو ذل ِم‬ saudara Anda ingin berqurban untuk orang tua yang
telah meninggal dunia secara mutlak, maka berarti anda
”Dan ar-Rofi‟i berpandapat: “Seyogyanya berqurban mengikuti pendapat ulama yang kedua, seperti
dari mayit berhasil baginya, walaupun ia tidak dijelaskan di atas. Bahwa berqurban dalam hal ini
berwasiat, karena ia termasuk varian shodaqoh. dimaksudkan sebagai sedekah, sedangkan bersedekah
Diceritakan dari Abu al-„Abbas as-Sarroj, guru al- untuk orang yang telah meninggal dunia adalah sah
Bukhori, bahwa sungguh ia menghatamkan Al Quran dan bisa memberikan kebaikan kepadanya, serta
bagi Rosulullah SAW lebih dari sepuluh ribu kali dan pahalanya bisa sampai kepadanya sebagaimana yang
berqurban baginya dengan sebandingnya.” telah disepakati oleh para ulama. Wallahu a‟lam Bish
Di kalangan madzhab Syafi‟i sendiri pandangan Showab
yang pertama dianggap sebagai pandangan yang lebih

SUSUNAN REDAKSI BULETIN IPIM KOTA BATAM

Penasehat : H. A. Ridho Amir, S.Ag. M.H.I. Pimpinan Redaksi : H. Luqman Rifai, S.Ag Sekretaris Redaksi :
Ahmad Jamzuri Saud, S.Pd.I Redaktur Pelaksana: H. Luqman Hakim, S.Pd.I, Ahmad Junaidi, Ahmad Mujib
Zain, S.Sos,Drs. H. Abdullah Idris, MA Bendahara : H. Agus Ulinnuha S.Pd.I Humas & Publikasi : Jamal
Ghofar, Mahmud Marketing : Hasan Basri Website : www.ipimbtm.co.id Email: ipimbatam.yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai