Anda di halaman 1dari 6

Nama : Silva Niar Katamsi

NIM : P07120217081

Tugas Kegawatdaruratan
1. Central Venous Pressure (CVP)
CVP adalah tekanan darah di venae cavae, dekat atrium kanan jantung, CVP
mencerminkan jumlah darah yang kembali ke jantung dan kemampuan jantung untuk
memompa darah kembali ke system arteri. CVP merupakan prosedur memasukkan
kateter intravena yang fleksibel ke dalam vena sentral pasien dalam rangka
memberikan terapi melalui vena sentral. Ujung dari kateter berada pada superior vena
cava. Tekanan vena central (central venous pressure) adalah tekanan darah di atrium
kanan atau vena kava. Ini memberikan informasi tentang tiga parameter volume darah,
keefektifan jantung sebagai pompa, dan tonus vaskular.
a. Tujuan Pemasangan
- Terapi pada pasien yang mengalami gangguan keseimbangan cairan.
- Sebagai pedoman penggantian cairan pada kasus hipovolemik.
- Mengkaji efek pemberian obat diuretik pada kasus-kasus overload cairan.
- Sebagai pilihan yang baik pada kasus penggantian cairan dalam volume yang
banyak.
- Perawatan akan menangani atau mengurangi komplikasi dari emboli darah.
b. Indikasi Pemasangan
- Pasien dengan trauma berat disertai dengan perdarahan yang banyak yang dapat
menimbulkan syok.
- Pasien dengan tindakan pembedahan yang besar seperti open heart, trepanasi.
- Pasien  dengan kelainan ginjal (ARF, oliguria).
- Pasien dengan gagal jantung.
- Pasien terpasang nutrisi parenteral (dextrosa 20% aminofusin).
- Pasien yang diberikan tranfusi darah dalam jumlah yang besar (transfusi masif).
c. Komplikasi Pemasangan
- Perdarahan.
- Tromboplebitis (emboli thrombus,emboli udara, sepsis).
- Pneumothorak, hematothorak, hidrothorak.
-  Pericardial effusion.
- Aritmia
- Infeksi.
-  Perubahan posisi jalur.
d. Intervensi
Persiapan Alat:
- Kateter CVP sesuai ukuran, dan sesuai dengan jenis lumen (single, double, atau
triple, tergantung dari kondisi pasien).
- Handsoen steril.
- Set jahit luka.
- Set rawat luka.
- Needle intriducer.
- Syringe.
- Mandrin (guidewire).
- Duk steril
e. Implementasi
Teknik pemasangan yang sering digunakan adalah teknik Seldinger, caranya
adalah dengan menggunakan mandrain yang dimasukkan melalui jarum, jarum
kemudian dilepaskan, dan kateter CVP dimasukkan melalui mandarin tersebut.
Jika kateter sudah mencapai atrium kanan, mandrain ditarik, dan terakhir kateter
disambungkan pada IV set yang telah disiapkan dan lakukan penjahitan daerah
insersi.
Langkah Pemasangan:
- Menjelaskan prosedur kepada pasien untuk mengurangi kecemasan dan
mengharapkan kerjasama dari pasien.
- Mengatur posisi pasien, yaitu posisi trendelenburg, yang mungkin akan sangat
membuat pasien merasa tidak nyaman.
- Menjaga prinvacy pasien dengan menutup sampiran.
- Mendekatkan peralatan disamping tempat tidur pasien (mudah dijangkau).
- Mencuci tangan dengan teknik steril.
- Memakai handscoen steril.
- Menentukan daerah yang akan dipasang : Vena subklavia atau Vena jugularis
interna.
- Tempat lain yang bisa digunakan sebagai tempat pemasangan CVP adalah vena
femoralis dan vena fossa antecubiti.
- Mengatur posisi pasien trendelenberg, atur posisi kepala agar vena jugularis
interna maupun vena subklavia lebih terlihat jelas, untuk mempermudah
pemasangan.
- Melakukan desinfeksi pada daerah penusukan dengan cairan antiseptic.
- Memasang duk lobang yang steril pada daerah pemasangan.
- Sebelum penusukan jarum / keteter, untuk mencegah terjadinya emboli udara,
anjurkan pasien untuk bernafas dalam dan menahan nafas.
- Dokter memasukkan jarum / kateter secara perlahan dan pasti, ujung dari kateter
harus tetap berada pada vena cava, jangan sampai masuk ke dalam jantung.
- Menghubungkan dengan IV set dan selang untuk mengukur tekanan CVP.
- Dokter melakukan fiksasi / dressing pada daerah pemasangan, agar posisi kateter
terjaga dengan baik.
- Merapikan peralatan.
- Mencuci tangan.
f. Evaluasi
- Setelah dipasang, sebaiknya dilakukan foto rontgent dada untuk memastikan
posisi ujung kateter yang dimasukkan, serta memastikan tidak adanya hemothorax
atau pneumothorax sebagai akibat dari pemasangan.
- Mengobservasi respon pasien sebelum, selama, dan sesudah pemasangan CVP.
- Mengobservasi kepatenan fiksasi secara periodik.
- Mengukur tekanan CVP secara periodik.

2. Arterial Line Insertion & Monitoring


Kateter intra-arteri (juga disebut kanula arteri atau A-line) sering dimasukkan
untuk pemantauan tekanan darah invasive (BP) dan akses intravascular untuk
pengambilan sampel darah pada pasien bedah beresiko tinggi dan pasien sakit kritis.
Kanula arteri juga merupakan suatu prodesur pemasangan minimal invasive untuk
pengukuran tekanan darah sistemik secara rutin dan analisa gas darah, terutama untuk
keperluan hemodialisis.
a. Ruang Lingkup Pemasangan
Lokasi: Arteri radialis, arteri brachialis, tempat lain: femoral terutama bila denyut
nadi arteri perifer tidak dapat dipalpasi (pasien syok) setelah itu pindahkan ke
arteri radialis atau dossalis pedis secepatnya. Jarang pada arteri brakialis, ulnaris
dan axillaries (hindari sebisa mungkin dan pindahkan secepatnya).
b. Indikasi Pemasangan
- Pengukuran tekanan darah sistemik di ICU
- Analis gas darah
c. Kontra Indikasi
- Sepsis lokal (semua route)
- Diathesa hemorrhagik atau pengobatan antikoagulan (vena subclavia & vena
jugularis interna)
- Penyakit paru berat (vena subclavia)
- Aneurysma arteria carotis (vena jugularis interna)
d. Langkah Pemasangan
Persiapan:
- Lakukan allen test untuk mengecek sirkulasi kolateral
- Heparin (3-5 ml heparinized saline (50 unit)
- IV kateter, needle 18/20 dengan kanulasi plastic atau 14/16 untuk hemodialisis
- Posisi pergelangan dan tangan (dorsofleksi)
- Lokal anestesi lidikain 2%
Insersi:
- Identifikasi arteri radialis
- Jarum 45 derajat menuju arah lengan
- Masukkan hingga darah keluar
- Masukkan guide wire ke dalam arteri
- Pindahkan jarum
- Flushing kanula plastik dengan tehnik seldinger
- Berikan heparin saline 2cc
- Sambungkan pada stopcock
- Kemudian dihubungkan dengan tranduser dan infus set
e. Komplikasi Pemasangan
- Trombosis arteri
- Emboli cerebral
- Flebitis
- Fistula/ aneurisma
- Iskemia digital
- Perdarahan
3. Pulmonary Arteri Catheter Insertion (PAC)
Kateterisasi arteri pulmonalis (PAC) adalah prosedur dimana kateter
intravascular dimasukkan melalui vena sentral (femoral, jugularis, antekubital atau
brakialis) untuk terhubung ke sisi kanan jantung dan bergerak menuju arteri
pulmonalis.
a. Lokasi Pemasangan
- Pemasangan kateter dilakukan dengan kanulasi secara perkutan melalui vena
subklavia, batas bila melalui vena subklavia kanan RA 10 cm, RV 20 cm, PA 35
cm, PWP 40 cm. Sedangkan melalui vena subklavia kiri, batas RA 15 cm RV 25
cm, PA 45 cm, PWP 50 cm.
- Pemasangan melalui vena julgularis interna kanan batas RA 15 cm, RV 25 cm,
PA 40 cm, PWP 45 cm. Bila lokasi pemasangn di vena julgularis interna kiri batas
RA 20 cm, RV 30 cm, PA 45 cm, PWP 50 cm.
- Lokasi pemasangan kateter bisa melalui vena basilica atau vena brachialis
dilakukan secara cutdown.

b. Indikasi
- Pasien dalam resiko tinggi: EF rendah, gagal jantung akut, hipertensi pulmonal
dan instabilitas hemodinamik.
- Paska operasi bedah jantug secara konservatif.
c. Kontra Indikasi
- Tidak ada kontraindikasi absolute
- Kontraindikasi realtif misalnya dengan gangguan koagulasi, prostetik jantung
kanan, pace maker endokardial, penyakit vaskuler berat.
d. Prosedur Pemasangan
Kateter seringkali dimasukkan melalui vena jugularis interna, subklavia,
atau femoralis. Kemudahan penempatan kateter arteri pulmonalis dari yang
termudah sampai yang sulit adalah:
jugularis interna kanan > subklavia kiri > jugularis interna kiri > subklavia kanan.
Kemudian dari situs entri ini, berulir lagi melalui atrium dari jantung, kemudian ke
ventrikel , dan kemudian ke arteri pulmonalis. Pasalnya kateter dapat dipantau
dengan pembacaan tekanan dinamis dari ujung kateter atau dengan
bantuan fluoroskopi . Kateter arteri pulmonalis standar memiliki dua lumen
(Swan-Ganz) dan dilengkapi dengan balon tiup di ujungnya, yang memfasilitasi
penempatannya ke dalam arteri pulmonalis melalui aliran darah. Balon, ketika
dipompa menyebabkan kateter "terjepit" di pembuluh darah paru kecil, maka dari
itu kateter dapat memberikan pengukuran tidak langsung dari tekanan
di atrium kiri jantung, menunjukkan tekanan rata-rata, selain gelombang a, x, v,
dan y yang berimplikasi pada status atrium kiri dan mitral katup. Tekanan diastolik
ujung ventrikel kiri ( LVedp ) diukur dengan menggunakan prosedur yang
berbeda, dengan kateter yang langsung melewati katup aorta.dan ditempatkan
dengan baik di ventrikel kiri. LV edp mencerminkan status cairan individu selain
kesehatan jantung. Lihat juga tekanan irisan paru dan tekanan ventrikel.

Anda mungkin juga menyukai