497-Article Text-1406-1-10-20180103
497-Article Text-1406-1-10-20180103
Rokilah
Program Studi Ilmu Hukum Universitas Serang Raya
Email : ilameidyfaihaazis@gmail.com
Abstrak
Dalam Pasal 28D ayat (4) UUD 1945, dengan tegas dinyatakan bahwa, Setiap orang berhak
atas status kewarganegaraan”. Pada ketentuan tersebut tidak dinyatakan bahwa setiap orang juga
berhak atas satu atau dua kewarganegaraan. Hal yang penting bagi UUD 1945 adalah tidak boleh
terjadi keadaan apatride, sedangkan kemungkinan terjadinya bipatride, tidak diharuskan dan juga
tidak dilarang. Hal yang penting bagi negara ialah bahwa warga negaranya itu memenuhi hak dan
kewajiban sebagai warga negara. Sehingga jelas dan tegas hak dan kewajiban setiap warga negara
dalam UUD 1945, hal inilah yang membedakan dengan orang asing. Keberadaan penelitian ini
dimaksudkan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan: (a) Apakah asas kewarganegaraan
yang dianut oleh Negara Indonesia? (b) Bagaimana implikasi kewarganegaraan ganda bagi warga
Negara Indonesia?. Untuk menemukan jawaban permasalahan tersebut ditempuh melalui metode
Penelitian Hukum Normatif Empiris, yaitu penelitian yang memperhatikan bahwa hukum bekerja
pada segi kaidah/norma/normwissenschaft yaitu perundang-undangan yang berkaitan dengan
kewarganegaraan Republik Indonesia, yang tidak terlepas dari unsur sosial/empiris. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Indonesia menganut asas kewarganegaraan, yaitu Ius soli, ius sanguinis,
asas kewarganegaraan tunggal dan asas kewarganegaraan rangkap terbatas. (2) Hak dan kewajiban
warga negara tercantum dalam UUD 1945, hal tersebut menimbulkan implikasi bahwa warga
negara Indonesia yang memiliki status kewarganegaraan ganda juga mempunyai hak, kewajiban
dan partisipasi dalam negara yang sama dengan warga negara asli Indonesia, asalkan mereka ketika
berusia 18 tahun harus memilih kewarganegaraan Indonesia.
6 8
Srijanti, A. Rahman H.I dan Purwanto, Moh. Kusnadi & Bintan R. Saragih, op.cit.,
op.cit, hlm. 68-69. hlm. 110-111.
7 9
Heri Herdiawato & Jumanta Hamdayama, Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila,
Cerdas, Kritis, dan Aktif Berwarganegara: Pendidikan Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa di
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Perguruan Tinggi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012,
Erlangga, 2010, hlm 58. hlm. 262-263.
Tahun 1958 dan diperbaharui dalam Undang- (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal
Undang Nomor 12 Tahun 2006, dimana ada dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
delapan cara memperoleh kewarganegaraan Warga Negara Indonesia; g). anak yang lahir
yang tercantum dalam Pasal 9 Undang- di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu
Undang Nomor 12 Tahun 2006, meliputi: a). Warga Negara Indonesia; h). anak yang lahir
telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu
sudah kawin; b). pada waktu mengajukan warga negara asing yang diakui oleh seorang
permohonan sudah bertempat tinggal di ayah Warga Negara Indonesia sebagai
wilayah negara Republik Indonesia paling anaknya dan pengakuan itu dilakukan
singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan
paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak belas) tahun atau belum kawin; i). anak yang
berturut-turut; c). sehat jasmani dan rohani; lahir di wilayah negara Republik Indonesia
d). dapat berbahasa Indonesia serta mengakui yang pada waktu lahir tidak belas status
dasar negara Pancasila dan Undang-Undang kewarganegaraan ayah dan ibunya; j). anak
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun yang baru lahir yang ditemukan di wilayah
1945; e). tidak pernah dijatuhi pidana karena negara Republik Indonesia selama ayah dan
melakukan tindak pidana yang diancam ibunya tidak diketahui; k). anak yang lahir di
dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau wilayah negara Republik Indonesia apabila
lebih; f). jika dengan memperoleh ayah dan ibunya tidak mempunyai
Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak kewarganegaraan atau tidak diketahui
menjadi berkewarganegaraan ganda; g). keberadaannya; l). anak yang dilahirkan di
mempunyai pekerjaan dan/atau luar wilayah negara Republik Indonesia dari
berpenghasilan tetap; dan h). membayar uang seorang ayah dan ibu Warga Negara
pewarganegaraan ke Kas Negara. Indonesia yang karena ketentuan dari negara
Menurut Pasal 4 Undang-Undang tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan kepada anak yang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang bersangkutan; m). anak dari seorang ayah
dimaksud dengan Warga Negara Indonesia atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
adalah: a). setiap orang yang berdasarkan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau
peraturan perundang-undangan dan/atau ibunya meninggal dunia sebelum
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik mengucapkan sumpah atau menyatakan janji
Indonesia dengan negara lain sebelum setia.
Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga negara merupakan salah satu
Warga Negara Indonesia; b). anak yang lahir unsur hakiki dan unsur pokok suatu negara.
dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Status kewarganegaraan menimbulkan
dan ibu Warga Negara Indonesia; c). anak hubungan timbal balik antara warga negara
yang lahir dari perkawinan yang sah dari dan negaranya. Setiap warga negara
seorang ayah Warga Negara Indonesia dan mempunyai hak dan kewajiban terhadap
ibu warga negara asing; d). anak yang lahir negaranya. Sebaliknya, negara mempunyai
dari perkawinan yang sah dari seorang ayah kewajiban memberikan perlindungan
warga negara asing dan ibu Warga Negara terhadap, warga negaranya. Sementara itu
Indonesia; e). anak yang lahir dari warga negara menurut UUD 1945 pasal 26
perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga ayat (1) ialah orang-orang bangsa Indonesia
Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak asli dan orang-orang bangsa lain yang
mempunyai kewarganegaraan atau hukum disahkan dengan undang-undang sebagai
negara asal ayahnya tidak memberikan warga negara, sedangkan menurut Undang-
kewarganegaraan kepada anak tersebut; f). Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 Kewarganegaraan Republik Indonesia
8. Asas publisitas adalah asas yang kalangan negara-negar yang sudah makmur,
menentukan bahwa seseorang yang dan rakyatnya sudah rata-rata berpenghasilan
memperoleh atau kehilangan tinggi, tidak dirasakan adanya kerugian
Kewarganegaraan Republik Indonesia apapun bagi negara untuk mengakui status-
diumumkan dalam Berita Negara Republik dwi kewarganegaraan itu. Akan tetapi, di
Indonesia agar masyarakat mengetahuinya. negara-negara yang sedang berkembang, yang
Dalam literatur hukum dan dalam penduduknya masih terbelakang, keadaan
praktik, dikenal adanya tiga asas bipatrie iu sering dianggap lebih banyak
kewarganegaraan, yaitu asa ius soli, ius merugikan. Sebaliknya keadaan apatride juga
sanguinis, dan asas campuran. Dari ketiga membawa akibat bahwa orang tersebut tidak
asas itu, yang dianggap sebagai asas yang akan mendapat perlindungan dari negara
utama ialah asas ius soli dan ius sanguinis. manapun juga.11
Sehubungan dengan kedua asas tersebut, Baik bipatride maupun apatride
setiap negara bebas memilih asas yang tersebut tentu harus dihindarkan dengan cara
hendak dipakai dalam rangka kebijakan menutup kemungkinan terjadinya kedua
kewarganegaraannya untuk menentukan siapa keadaan itu dengan Undang-Undang
saja yang diterima sebagai warga negara dan Kewarganegaraan. Dalam Undang-Undang
siapa yang bukan warga negara. Oleh karena Kewarganegaraan Republik Indonesia, siapa
itu, di berbagai negara, dapat timbul berbagai saja yang termasuk orang-orang dengan status
pola pengaturan yang tidak sama di bidang kewarganegaraan ganda, yaitu, dijelaskan
kewarganegaraan. Bahkan, antara satu dengan dalam Pasal 6 ayat 1, bahwa terhadap anak
negara lain dapat timbul pertentangan atau berakibat memiliki kewarganegaraan ganda
conflict of law atau pertentangan hukum. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf
Dalam hal itu akan menimbulkan persoalan (c) anak yang lahir dari perkawinan yang sah
bipatride atau dwi-kewarganegaraan, atau dari seorang ayah Warga Negara Indonesia
sebaliknya menyebabkan apatride, yaitu dan ibu warga negara asing; huruf (d). anak
keadaan tanpa kewarganegaraan sama sekali. yang lahir dari perkawinan yang sah dari
Bipatride atau dwi-kewarganegaraan timbul seorang ayah warga negara asing dan ibu
ketika menurut peraturan-peraturan tentang Warga Negara Indonesia; huruf h). anak yang
kewarganegaraan dari berbagai negara, lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang
seseorang sama-sama dianggap sebagai warga ibu warga negara asing yang diakui oleh
negara oleh negara-negara yang seorang ayah Warga Negara Indonesia
10
bersangkutan. sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan
Pada umumnya, baik bipatride sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan
maupun apatride adalah keadaan yang tidak belas) tahun atau belum kawin; huruf i). anak
disukai baik oleh negara di mana orang yang lahir di wilayah negara Republik
tersebut berdomisili, maupun oleh yang Indonesia yang pada waktu lahir tidak belas
bersangkutan sendiri. Keadaan bipatride status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
membawa ketidakpastian dalam status Apabila seseorang menjadi warga
seseorang, sehingga dapat saja merugikan negara suatu negara, maka orang tersebut
negara tertentu ataupun bagi yang mempunyai hak dan kewajiban. Hak adalah
bersangkutan itu sendiri. Ada juga negara suatu yang seharusnya diperoleh oleh warga
yang tidak menganggap hal ini sebagai negara setelah melaksanakan segala sesuatu
persoalan sehingga menyerahkan saja yang menjadi kewajibannya sebagai warga
kebutuhan untuk memilih kewarganegaraan negara. Undang-Undang Dasar Negara
itu kepada orang yang bersangkutan. Di Republik Indonesia Tahun 1945, memberikan
10 11
Jimly Asshiddiqie, op.cit., hlm 386-213. Ibid., hlm. 389.
perlindungan baik kepada setiap peduduk kewarganegaraan ganda, dan pada akhirnya
maupun setiap warga negara Republik setelah berusia, 18 (delapan belas) tahun atau
Indonesia. Artinya, UUD 1945 juga menjamin sudah kawin anak tersebut harus menyatakan
perlindungan bagi setiap penduduk tanpa memilih salah satu kewarganegaraannya,
melihat apakah dia warga negara atau orang yaitu menjadi warga negara Indonesia.
asing. Misalnya, Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 Adapun kewajiban warga negara Indonesia
menentukan, “Negara menjamin dalam UUD 1945 ialah:
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk a. Pasal 27 ayat (1): Segala warga negara
memeluk agamanya masing-masing dan untuk bersamaan kedudukannya di dalam hukum
beribadat menurut agamanya dan dan pemerintahan dan wajib menjunjung
kepercayaannya itu”. Hal ini menunjukkan hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
bahwa negara memang menjamin akan ada kecualinya.
memberikan perlindungan dalam masalah b. Pasal 27 ayat (3): Setiap warga Negara
agama terhadap setiap penduduk atau setiap berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
orang yang ada dan hidup di wilayah Negara pembelaan Negara.
Kesatuan Republik Indonesia, dengan tidak c. Pasal 30 ayat (1): Tiap-tiap warga negara
melihat apakah ia warga negara atau orang berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
asing. pertahanan dan keamanan negara.
Di bagian lain dari UUD 1945 d. Pasal 31 ayat (2): Setiap warga negara
ditentukan pula adanya hak-hak yang secara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
khusus dijamin untuk warga negara (the pemerintah wajib membiayainya.
citizens’ rights). Ini berarti bahwa setiap
warga negaralah yang berhak penuh atas hal- KESIMPULAN
hal yang berkaitan dengan kesempatan yang Berdasarkan uraian permasalahan
diberikan negara kepada warga negaranya, tersebut di atas, maka dapat diuraikan
hak mana kemudian dapat dituntut oleh warga kesimpulan sebagai berikut:
negara. Hak warga negara Indonesia dalam a. Asas-asas yang dianut dalam Undang-
UUD 1945 adalah: Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
a. Pasal 6 ayat (1): Calon Presiden dan calon Kewarganegaraan Republik Indonesia,
wakil Presiden harus seorang warga negara untuk menentukan kewarganegaran
indonesia sejak kelahirannya dan tidak seseorang warga negara Indonesia dikenal
pernah menerima kewarganegaraan lain beberapa asas yang dianut oleh Indonesia,
karena kehendaknya sendiri, tidak pernah yaitu: asas ius soli, ius sanguinis, asas
mengkhianati negara, serta mampu secara kewarganegaraan tunggal dan asas
rohani dan jasmani untuk melaksanakan kewarganegaraan ganda terbatas.
tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan b. Implikasi kewarganegaraan ganda bagi
wakil Presiden. warga negara Indonesia terletak pada hak
b. Pasal 27 ayat (2): Tiap-tiap warga negara dan kewajiban yang ditanggung oleh setiap
berhak atas pekerjaan dan penghidupan warga negara. Dalam penelitan ini fokus
yang layak bagi kemanusiaan. kepada siapa saja yang termasuk kedalam
c. Pasal 28D ayat (3): Setiap warga negara warga negara Indonesia sehingga jelas dan
berhak memperoleh kesempatan yang tegas hak dan kewajiban yang
sama dalam pemerintahan. disandingkan kepada warga negara yang
d. Pasal 31 ayat (1): Setiap warga negara bersangkutan, meskipun status
berhak mendapat pendidikan. kewarganegaran tersebut rangkap karena
Ketentuan hak-hak tersebut di atas satu dan lain hal, tetapi yang
khusus bagi warga negara Indonesia baik berkepentingan masih tinggal dalam
sejak lahir maupun anak yang memiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia atau
di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum
Indonesia. Hak warga negara tercantum Tata Negara, Jakarta: Rajawali Pers,
dalam UUD 1945 terdapat dalam Pasal 6 2012.
ayat 1, Pasal 27 ayat 2, Pasal 28D ayat 3 Moh. Kusnadi & Bintan R. Saragih, Ilmu
dan Pasal 31 ayat 1. Sementara berkenaan Negara, Jakarta: Gaya Media Pratama,
dengan kewajiban warga negara tertuang 2008.
dalam UUD 1945 mencakup Pasal 27 ayat Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
1, Pasal 27 ayat 3, Pasal 30 dan Pasal 31 Hukum, Jakarta: UI Press, 1999.
ayat 2. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian,
Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
DAFTAR PUSTAKA Srijanti, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan
Buku-Buku untuk Mahasiswa, Yogyakarta: Graha
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Ilmu, 2009.
Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, 1996. Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila,
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Implementasi Nilai-Nilai Karakter
Hukum, Bandung: Pustaka Setia, 2008. Bangsa di Perguruan Tinggi, Bogor:
Deddy Ismatullah & Asep A. Sahid Gatara Ghalia Indonesia, 2012.
Fh, Ilmu Negra: Dalam
Multiperspektif Kekuasaan, Peraturan Perundang-undangan
Masyarakat, Hukum, dan Agama, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Bandung: Pustaka Setia, 2017. Indonesia Tahun 1945.
Hamid Darmadi , Urgensi Pendidikan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
Pancasila dan Kewarganegaraan di tentang Kewarganegaraan Republik
Perguruan Tinggi, Bandung: Alfabeta, Indonesia. LN 1958/113; TLN NO.
2013. 1647.
Heri Herdiawato & Jumanta Hamdayama, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Cerdas, Kritis, dan Aktif 12 Tahun 2006 tentang
Berwarganegara: Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tambahan Lembaran Negara Republik
Tinggi, Jakarta: Erlangga, 2010. Indonesia Nomor 4634.