Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SINYAL
Kompetensi :
Setelah menyelesaikan pertemuan ini, mahasiswa diharapkan :
- mampu menjelaskan pengertian tentang sinyal.
- mampu mengklasifikasikan macam-macam sinyal.
- mampu menganalisa sinyal waktu kontinyu dan diskrit, sinyal genap dan ganjil, sinyal real dan
kompleks, sinyal deterministik dan acak, sinyal periodik dan non-periodik, sinyal energi dan
daya.
- mampu mengenali berbagai macam sinyal dasar.
- mampu melakukan operasi dasar sinyal
.
◙ Grafik : 10
5
0
Category 1Category 2 Category 3 Category 4
1 , untuk n=1, 3
◙ Fungsional : x [ n ] =
{
4 , untuk n=2
0 , n yang lain
◙ Tabular : n . . . -2 -1 0 1 2 3 4 5 ...
x[n] ... 0 2 1 0 -1 4 1 0 ...
◙ Deret : x [ n ] ={. . .0 2 1 0−1 4 1 0 .. .}
Amplitudo Amplitudo
t n
x(t)
t
-2T -T 0 T 2T 3T
(a)
x[n]
n
-3N -N 0 N 2N 3N
(b)
Gambar 1.3 Sinyal Periodik (a) Kontinyu (b) Diskrit
Gambar 1.3 (a) adalah sinyal kontinyu periodik dengan periode dasar T0 sedangkan
gambar 1.3 (b) adalah sinyal diskrit periodik dengan periode dasar N 0. Bilangan T0 dan N0 adalah
bilangan positip terkecil dari nilai T dan N yang memenuhi persamaan (1.9) dan (1.10).
Sebagai contoh :
1. Diberikan sinyal kompleks kontinyu x(t) =e i ω t, maka 0
e i ω (t +T )=e i ω t . e i ω T .
0 0 0
2π
Bila e i ω T = 1, maka ω 0 T =2 πm atau T =
0 .m
ω 0
dengan m adalah bilangan bulat positip. Dengan demikian x(t) =e i ω t adalah periodik.
0
2π
Periode fundamental T0 adalah nilai terkecil dari T, yaitu T 0= .
ω0
Ω0
2. Diberikan sinyal kompleks diskrit x[n] =e i Ω n, akan periodik bila hanya
0
adalah
2π
bilangan rasional. Karena, bila e i Ω (n +N )=ei Ω n. e i Ω N = e i Ω n. Dipenuhi untuk e i Ω N = 1
0 0 0 o 0
2π 2π
= . Interval sampling TS supaya x[n] = x[nTS] periodik memenuhi
ω 0 15
TS m m
= =
T 0 2 π N 0 dengan m dan N0 adalah bilangan bulat positip.
15
m m 2π
Jadi nilai TS adalah T s= . T 0= . .
N0 N 0 15
E= ∫ x 2 (t) (1.14)
−∞
dan daya rata-rata didefinisikan sebagai energi total dibagi total waktu sehingga dapat ditulis
secara matematik sebagai berikut
T
lim 1 2
P= t → ∞ ∫ x 2 ( t ) . dt (1.15)
T −T
2
Bila sinyal x(t) periodik dengan periode dasar T maka daya rata-rata menjadi
T
2
1
P=
T
∫ x 2 ( t ) . dt (1.16)
−T
2
Untuk sinyal diskrit, persamaa (1.13) sampai dengan (1.15) diubah menjadi persamaan (1.17)
sampai dengan (1.19).
∞
2
E = ∑ x [n] (1.17)
−∞
lim 1 N
P= n→∞
∑ x 2 [n] (1.18)
2N n=− N
N−1
1
p=
N
∑ x 2 [n] (1.19)
n=0
Sinyal kontinyu x(t) atau sinyal diskrit x[n] disebut sebagai sinyal energi bila dan hanya
bila 0 ˂ E ˂ ∞, sehingga sinyal energi mempunyai daya nol. Sedangkan sinyal kontinyu x(t) dan
diskrit x[n] dinamakan sinyal daya bila dan hanya bila 0 ˂ P ˂ ∞, sehingga sinyal daya
mempunyai energi yang tidak terbatas.
Sebagai contoh :
1. Diberikan sinyal kontinyu x(t) :
e−2t ,t ≥ 0
x ( t )=
{
0 , untuk t< 0
maka energi sinyal x(t) adalah
∞ ∞
2
E= ∫x (t ) . dt=∫ e−4 t dt . Dimisalkan u = -4t, maka
−∞ 0
∞ 0
1 1
e u du= ∫ eu du= eu| 0
−1
E= ∫
4 0 4 −∞ 4 −∞
1 o −∞ 1
E= [ e −e ]= [ 1−0 ] = 1
4 4 4
Karena sinyal energi mempunyai batasan 0 ¿ E< ∞ , maka sinyal x(t) adalah sinyal energi.
2. Diberikan sinyal x(t) = e−|t| , maka x 2 ( t )=e−2|t| dan juga bisa ditulis sebagai
e2 t untuk t< 0
|x (t)| =
2
{
e−2 t untuk t>0
maka energi dari sinyal x(t) adalah
∞ 0 ∞
2 2t 2
E= ∫ |x (t )| . dt = ∫ e dt+∫ e−2 t dt ; |x (t)| fungsi genap
−∞ −∞ 0
∞
−2 t
E = 2.∫ e dt ; dimisalkan u = -2t, maka
0
∞ 0
0 −∞ −∞
Karena E memenuhi 0 ¿ E< ∞, maka sinyal x(t) adalah sinyal energi. Untuk memperoleh
daya rata-rata, dihitung dulu
T
2
1 2
P= ∫ |x (t)| .dt
T −T
2
1 u| 0
0 −T
1 u 1 0
P=
T
∫ e du= T e −T = T [e −e 2 ]
−T
2
2
1 1
Jadi P= lim [1−e−T ] = lim [ 1−0 ] =0
T →∞ T T→∞ T
dengan syarat x(t) kontinyu pada x = 0. Beberapa sifat fungsi delta tersebut adalah :
1. δ(0) = 1
2. δ(t) = 0 untuk nilai t ≠ 0
∞
3. ∫ δ ( t ) dt=1
−∞
δ [ n ] = 1 , n=0
{
0 , n≠ 0
Fungsi impuls merupakan turunan pertama dari fungsi unit step, dan sebaliknya juga unit step
merupakan integral dari fungsi impuls.
d
δ ( t )= u(t ) (1.20)
dt
t
u ( t )=∫ δ ( τ ) dτ (1.21)
−∞
δ(t) δ[n]
1 1
..... .....
t n
0 -3 -2 -1 0 1 2 3
(a) (b)
Gambar 1.4 Sinyal Unit Impuls (a) Kontinyu (b) Diskrit
1.3.2 Sinyal Unit Step
Sinyal unit step kontinyu dan diskrit dedifinisikan oleh
u ( t )= 1, t >0
{
0 ,t <0
(1.22)
u [ n ] ={1 ,n ≥ 0
0 , n< 0
Sinyal unit step kontinyu tidak terdefinisi pada saat t = 0, karena pada waktu tersebut terjadi
lonjakkan tiba-tiba dari 0 ke 1. Unit step kontinyu dan diskrit ditunjukkan pada gambar 1.5.
u(t) u[n]
1 1
... ...
t n
0 0
(a) (b)
Gambar 1.5 Sinyal Unit Step (a) Kontinyu (b) Diskrit
Sinyal rectangular dapat dibentuk dari penjumlahan dua sinyal unit step. Secara umum
sinyal rectangular dengan amplitudo A didefinisikan sebagai
A rect ( t /2a )= A[u ( t+ a )−u ( t−a ) ] (1.23)
Untuk sinyal rectangular seperti pada gambar 1.6 terbentuk dari persamaan-persamaan sebagai
berikut
x(t)
t
-1 -0.5 0 0.5 1
Gambar 1.6 Sinyal Rectangular
x 1 ( t )= A . u(t +0,5)
x 2 ( t )=− A . u(t−0,5)
sehingga menjadi
x ( t )=x 1 ( t ) + x 2 ( t )= A . u ( t+0,5 )− A . u(t−0,5)
x ( t )= A rect (t)
sgn(t)
1
t
-1
1.5
1
A M P LIT U D O
0.5
-0.5
-1
-1.5
-2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
WAKTU KONTINYU "t"
(a)
SINYAL DISKRIT SINUSOIDAL
2
1.5
1
A M P L IT U D O
0.5
-0.5
-1
-1.5
-2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
WAKTU DISKRIT "n"
(b)
Gambar 1.8 Sinyal Sinusoidal (a) Kontinyu (b) Diskrit
Sinyal sinusoidal kompleks dapat dinyatakan sebagai
x ( t )= A . e j (ωt+ϕ)= A . e jωt . e jϕ −∞<t <∞
¿ A . cos ( ωt +ϕ ) + jA .sin (ωt +ϕ) (1.30)
dengan e jωt adalah sinusoidal kompleks dengan amplitudo 1 dan fase 0 serta A e jϕ adalah
amplitudo r. Jika sinyal sinusoidal dikalikan dengan sinyal eksponensial menurun akan
didapatkan sinyal yang disebut sebagai sinyal sinusoidal teredam eksponensial. Sinyal sinusoidal
teredam eksponensial diberikan oleh persamaan (1.31) dan sinyal sinusoidal meningkat
eksponensial diberikan pada persamaan (1.32)
x ( t )= A . e−at sin ( ωt+ ϕ) (1.31)
x ( t )= A . e at sin (ωt+ ϕ) (1.32)
40
30
N IL A I S I N Y A L x (t)
20
10
-10
-20
-30
-40
0 2 4 6 8 10 12 14 16
WAKTU KONTINYU "t"
4
x 10 SINYAL SINUSOIDAL MENINGKAT EKSPONENSIAL
3
2
N I L A I S IN Y A L x (t )
-1
-2
-3
0 2 4 6 8 10 12 14 16
WAKTU KONTINYU "t"
35 35
30 30
NILAI SINYAL X[n]
25 25
20 20
15 15
10 10
5 5
0 0
-10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10
WAKTU DISKRIT "n" WAKTU DISKRIT "n"
(a) (b)
r ( t )= t ,t ≥0
{
0 ,t <0
(1.35)
Fungsi ramp juga dapat diperoleh dengan mengintegralkan fungsi unit step.
t t
r [ n ] = n , n ≥0
{
0 ,n< 0
(1.37)
r(t)
tan α = 1
t
0
FUNGSI SINC(X)
1
KONTINYU
DISKRIT
0.8
0.6
AMPLITUDO
0.4
0.2
-0.2
-0.4
-8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8
WAKTU
Gambar 1.13 Sinyal Fungsi sinc(x)
1.4 Operasi Dasar Sinyal
Ada dua macam operasi dasar yang biasanya dilakukan terhadap sinyal, yaitu operasi
terhadap variabel terikat dan operasi terhadap variabel bebasnya. Operasi pada variabel terikat
meliputi :
1. Penskalaan.
Bila x(t) adalah sinyal waktu kontinyu, maka penskalaan amplitudo diberikan oleh
y ( t ) =c . x (t) (1.40)
dengan c adalah konstanta penskalaan. Bila nilai c >1 dinamakan penguatan (amplifier) dan
bila 0< c<1 disebut sebagai pelemahan atau atenuasi. Begitu juga untuk sinyal waktu diskrit
diberikan oleh
y [ n ] =c . x [n] (1.41)
2. Penjumlahan
Penjumlahan dari dua buah sinyal baik sinyal waktu kontinyu maupun diskrit diberikan oleh
y ( t ) =x1 ( t )+ x 2 (t) (1.42)
y [ n ] =x 1 [ n ] + x 2 [n] (1.43)
Contoh perangkat yang menggunakan prinsip penjumlahan adalah mixer audio atau sinyal
yang diterima dari antena.
3. Perkalian
Operasi perkalian sinyal salah satunya digunakan pada sistem modulasi sinyal DSB. Operasi
perkalian waktu kontinyu maupun diskrit diberikan oleh
y ( t ) =x1 ( t ) . x2 (t ) (1.44)
y [ n ] =x 1 [ n ] . x 2 [n] (1.45)
4. Diferensiasi
Bila x(t) adalah sinyal waktu kontinyu maka diferensial terhadap waktu diberikan oleh
d
y (t)= x (t) (1.46)
dt
Operasi diferensiasi terdapat pada komponen induktor, yaitu beda tegangan antara ujung-
ujung induktor merupakan turunan pertama arus yang lewat pada induktor tersebut terhadap
waktu yang dikalikan dengan nilai induktansinya.
5. Integrasi
Bila x(t) adalah sinyal waktu kontinyu maka integral terhadap waktu diberikan oleh
t
y ( t ) =∫ x ( τ ) dτ (1.47)
−∞
Salah satu contoh operasi integrasi terdapat pada komponen kapasitor yaitu beda tegangan
antara ujung-ujung kapasitor yang sebanding dengan integral arus yang lewat pada kapasitor
tersebut terhadap waktu.
{
x ( t )= 1 ,0< t ≤2
−t +3 , 2<t ≤ 3
0 , yang lain
maka sinyal x (t−2) dan x (t+ 3) dapat dicari sebagai berikut :
Pertama adalah dengan menggeser sinyal ke kanan sebanyak 2 satuan, dapat diperoleh
dengan menggantikan t = t – 2 sehingga didapatkan
t−1 , 1≤ t ≤ 2
{
x ( t−2 )= 1 ,2<t ≤ 4
−t+5 , 4 <t ≤ 5
0 , yang lain
Kedua adalah dengan menggeser sinyal ke kiri sebanyak 3 satuan. Dengan cara yang sama
diperoleh
t +4 ,−4 ≤t ≤−3
{
x ( t +3 ) = 1 ,−3< t ≤−1
−t ,−1<t ≤ 0
0 , yang lain
Gambarkan ketiga sinyal tersebut !
2. Pencerminan
Operasi sinyal x (−t) diperoleh dari sinyal x (t ) dengan melakukan pencerminan
terhadap t = 0. Aplikasi dari operasi ini adalah merepresentasikan pemutaran balik
dari kaset video recorder, dengan asumsi kecepatan putar dan balik adalah sama.
Sebagai contoh :
Bila sinyal diskrit diberikan oleh
1 , n=1
x [n ]=
{ −1 , n=−1
0 ,n=0 dan|n|>1
maka sinyal x[-n] dapat diberikan sebagai
−1, n=−1
x [−n ] =
{ 1, n=1
0 , n=0 dan|n|>1
Sehingga bila dijumlahkan kedua sinyal tersebut diperoleh hasil 0 untuk semua nilai n.
3. Penskalaan Waktu
1
Bila sinyal x(t) ingin dibentuk menjadi x(2t) atau x ( t) maka pada sinyal tersebut
2
dilakukan operasi penskalaan waktu. Secara umum operasi penskalaan waktu dapat
ditulis sebagai
y ( t ) =x( at) (1.48)
y [ n ] =x [kn] (1.49)
Untuk sinyal waktu kontinyu bila a ˃ 1 maka sinyal tersebut akan terkompresi,
sedangkan bila 0 ˂ a ˂ 1 sinyal akan terekspansi. Untuk sinyal waktu diskrit bila k ˃ 1
maka sebagian nilai akan hilang. Jika operasi pergeseran dan penskalaan waktu
dikombinasikan, yaitu untuk mendapatkan y(t) = x(at-b) maka langkah pertama yang
dilakukan adalah pergeseran v(t) = x(t - b) dan langkah kedua baru penskalaan waktu
y(t) = v(at) = x(at - b).
LATIHAN SOAL
1. Tentukan bagian genap dan ganjil dari sinyal berikut :
a. x [ n ] ={−21 2 5 0 0,16 3 }
b. h [ n ] =n2
t+ 1,−1≤ t ≤ 0
c. x ( t )=
{ 1 ,0< t ≤2
−t +3 , 2<t ≤ 3
0 , yang lain
2. Tunjukkan apakah sinyal-sinyal berikut periodik atau tidak. Jika periodik tentukan
periodenya.
2π 16 π
a. x ( t )=sin t+2 sin t
3 5
2π
b. x ( t )=3 e j 6
t
+2 e− jπt
3π
c. x [ n ] =5 sin [ 0,1 πn ] + 4 sin [ n]
4
2π
d. x [ n ] =e j 3
n
{
x [ n ] = 2 , n=±2
3 , n=±3
0 , yang lain
6. Gambarkan sinyal x(3t), x(3t + 2), x(-2t – 1) dari sinyal berikut
x(t)
t
-1 1