Kimia
Kimia
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui proses perkaratan pada besi
1
1.3.2 Untuk mengetahui pengaruh aquades, minyak goreng dan silica gel terhadap paku
1.4 Manfaat
1.4.1 Dapat mengetahui proses perkaratan pada besi
1.4.2 Dapat mengetahui pengaruh aquades, minyak goreng dan silica gel terhadap paku
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu logam dapat terkorosi dan kecepatan laju
korosi suatu logam. Suatu logam yang sama belum tentu mengalami kasus korosi yang sama
pula pada lingkungan yang berbeda. Begitu juga dua logam pada kondisi lingkungan yang sama
tetapi jenis materialnya berbeda, belum tentu mengalami korosi yanga sama. Dari hal tersebut,
maka dapat dikatakan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi korosi suatu logam,
yaitu faktor metalurgi dan faktor lingkungan.
1. Faktor Metalurgi
Faktor metalurgi adalah pada material itu sendiri. Apakah suatu logam dapat tahan
terhadap korosi, berapa kecepatan korosi yang dapat terjadi pada suatu kondisi, jenis korosi apa
yang paling mudah terjadi, dan lingkungan apa yang dapat menyebabkan terkorosi, ditentukan
dari faktor metalurgi tersebut.
Yang termasuk dalam faktor metalurgi antara lain
a. Jenis logam dan paduannya
Pada lingkungan tertentu, suatu logam dapat tahan tehadap korosi. Sebagai contoh,
aluminium dapat membentuk lapisan pasif pada lingkungan tanah dan air biasa, sedangkan Fe,
Zn, dan beberapa logam lainnya dapat dengan mudah terkorosi.
b. Morfologi dan homogenitas
Bila suatu paduan memiliki elemen paduan yang tidak homogen, maka paduan tersebut
akan memiliki karakteristik ketahanan korosi yang berbeda-beda pada tiap daerahnya.
c. Perlakuan panas
Logam yang di-heat treatment akan mengalami perubahan struktur kristal atau perubahan
fasa. Sebagai contoh perlakuan panas pada temperatur 500-800 0C terhadap baja tahan karat
akan menyebabkan terbentuknya endapan krom karbida pada batas butir. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya korosi intergranular pada baja tersebut. Selain itu, beberapa proses heat
treatment menghasilkan tegangan sisa. Bila tegangan sisa tesebut tidak dihilangkan, maka dapat
memicu terjadinya korosi retak tegang.
d. Sifat mampu fabrikasi dan pemesinan
Merupakan suatu kemampuan material untuk menghasilkan sifat yang baik setelah proses
fabrikasi dan pemesinan. Bila suatu logam setelah fabrikasi memiliki tegangan sisa atau endapan
inklusi maka memudahkan terjadinya retak.
4
2. Faktor Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi korosi antara lain:
a. Komposisi kimia
Ion-ion tertentu yang terlarut di dalam lingkungan dapat mengakibakan jenis korosi yang
berbeda-beda. Misalkan antara air laut dan air tanah memiliki sifat korosif yang berbeda dimana
air laut mengandung ion klor yang sangat reaktif mengakibatkan korosi.
b. Konsentrasi
Konsentrasi dari elektrolit atau kandungan oksigen akan mempengaruhi kecepatan korosi
yang terjadi. Pengaruh konsentrasi elektrolit terlihat pada laju korosi yang berbeda dari besi yang
tercelup dalam H2SO4 encer atau pekat, dimana pada larutan encer, Fe akan mudah larut
dibandingkan dalam H2SO4 pekat.
Suatu logam yang berada pada lingkungan dengan kandungan O2 yang berbeda akan
terbagi menjadi dua bagian yaitu katodik dan anodik. Daerah anodik terbentuk pada media
dengan konsentrasi O2 yang rendah dan katodik terbentuk pada media dengan konsentrasi O2
yang tinggi.
c. Temperatur
Pada lingkungan temperatur tinggi, laju korosi yang terjadi lebih tinggi dibandingkan
dengan temperatur rendah, karena pada temperatur tinggi kinetika reaksi kimia akan meningkat.
Semakin tinggi temperatur, maka laju korosi akan semakin meningkat, namun menurunkan
kelarutan oksigen. Sehingga pada suatu sistem terbuka, diatas suhu 800C, laju korosi akan
mengalami penurunan karena oksigen akan keluar sedangkan pada suatu sistem tertutup, laju
korosi akan terus menigkat karena adanya oksigen yang terlarut.
d. Gas, cair atau padat
Kandungan kimia di medium cair, gas atau padat berbeda-beda. Misalkan pada gas, bila
lingkungan mengandung gas asam, maka korosi akan mudah terjadi (contohnya pada pabrik
pupuk). Kecepatan dan penanganan korosi ketiga medium tersebut juga dapat berbeda-beda.
Untuk korosi di udara, proteksi katodik tidak dapat dilakukan, sedangkan pada medium cair dan
padat memungkinkan untuk dilakukan proteksi katodik.
e. Kondisi biologis
Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dapat menyebabkan terjadinya korosi
mikrobial terutama sekali pada material yang terletak di tanah. Keberadaan mikroorganisme
5
sangat mempengaruhi konsentrasi oksigen yang mempengaruhi kecepatan korosi pada suatu
material.
6
Hanya saja logam Al dan Zn tidak bisa digunakan karena kedua logam tersebut mudah
teroksidasi, tetapi oksida yang terbentuk (A12O3/ZnO) bertindak sebagai inhibitor dengan cara
menutup rapat logam yang di dalamnya, sehingga oksigen tidak mampu masuk dan tidak
teroksidasi. Logam-logam alkali, seperti Na, K juga tidak bisa digunakan karena akan bereaksi
dengan adanya air. Logam yang paling sesuai untuk proteksi katodik adalah logam magnesium
(Mg). Logam Mg di sini bertindak sebagai anode dan akan terserang karat sampai habis, sedang
besi bertindak sebagai katode tidak mengalami korosi.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
8
BAB IV
PEMBAHASAN
9
merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi sebagai anode,
dimana besi mengalami oksidasi.
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, didapatkan hasil bahwa paku yang
berkarat paling parah dan paling mudah untuk diamati sejak dari awal pengamatan adalah paku
yang diletakkan di dalam tabung reaksi berisi aquades, dan disumbat dengan tisu. Paku ini
mengalami pengkaratan yang tidak dialami paku lainnya. Hal ini disebabkan karena uap air
yang terperangkap di dalam tabung reaksi tertutup sehingga permukaan paku yang tidak
terendam air juga ikut mengalami perkaratan. Uap air yang terperangkap di dalam tabung reaksi
ini dibuktikan dengan ditemukannya permukaan tabung reaksi yang beruap dan terdapat
gelembung-gelembung kecil pada tabung reaksi.
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Dari hasil praktikum yang kami lakukan, diketahui bahwa proses terjadi korosi melalui
reaksi redoks, dimana logam(paku) mengalami oksidasi, sedangkan oksigen
mengalami reduksi. Karat pada logam berupa zat yang berwarna coklat-merah dengan
rumus kimia Fe2O3•xH2O. Oksida besi (karat) dapat mengelupas, sehingga secara
bertahap permukaan yang baru terbuka itu mengalami korosi.
5.1.2 Paku yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi aquades akan mengalami
pengkaratan disebabkan karena didalam tabung yang berisikan paku dan aquades
terdapat oksigen dan uap air yang dapat mengalami oksidasi, sedangkan paku yang
dimasukkan ke tabung reaksi yang berisi aquades dan minyak goreng tidak akan
mengalami pengkaratan karena oksigen tidak dapat menembus minyak goreng
sehingga tidak dapat beroksidasi dengan oksigen dan uap air. Begitu juga pada paku
yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi silica gel juga tidak mengalami
pengkaratan karena oksigen yang terkandung dalam tabung tersebut diserap oleh silica
gel , sehingga logam tidak dapat beroksidasi dengan oksigen.
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum ini, agar lebih memahami lebih jauh mengenai
proses perkaratan pada paku. Dapat pula dilakukan percobaan dengan mengembangkan bahan-
bahan atau langkah-langkah penelitian.
11