Kimia
Kimia
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Korosi
Menurut Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan
lingkungannya, sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena elektrokimia dan
hanya menyerang logam, Korosi adalah teroksidasinya suatu logam. Korosi adalah kerusakan
atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga
diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau
elektrokimia dengan lingkungan.
Dalam kehidupan sehari - hari, besi yang teroksidasi disebut dengan karat dengan rumus
Fe2O3·xH2O. Proses perkaratan termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang
teroksidasi bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada
permukaan besi bertindak sebagai katode.
Reaksi perkaratan:
Anode : Fe → Fe2+ + 2 e–
Katode : O2 + 2H2O → 4e– + 4 OH–
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) ↔ Fe2+(aq) + 2e Eº = +0.44 V
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 2H2O(l) + 4e ↔ 4OH-(aq) Eº = +0.40 V
atau
O2(g) + 4H+(aq) + 4e ↔ 2H2O(l) Eº = +1.23 V
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III)
yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 . xH2O, yaitu karat besi. Korosi
Besi memerlukan oksigen dan air.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Korosi:
Pada umumnya ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya percepatan korosi, yaitu:
b. Oksigen
Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya korosi. Korosi
pada permukaan logam merupakan proses yang mengandung reaksi redoks. Reaksi yang
terjadi ini merupakan sel Volta mini. sebagai contoh, korosi besi terjadi apabila ada oksigen
(O2) dan air (H2O).
Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung campuran karbon yang menyebar secara
tidak merata dalam logam tersebut. Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial listrik
antara atom logam dengan atom karbon (C). Atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anode
dan atom C sebagai katode. Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi,
sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada
peristiwa korosi.
Semakin banyak jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak denan permukaan logam, maka
semakin cepat berlangsungnya korosi pada permukaan logam tersebut.
g. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum,
semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan
meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga
kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan
demikian laju korosi pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh
pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam
pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti cutting tools ) atau dikenai panas
secara langsung (seperti mesin kendaraan bermotor).
h. pH
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya
reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu:
2H+(aq) + 2e- → H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang
teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.
Korosi
KOROSI adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan senyawa lain yang
terdapat di lingkungannya (misal air dan udara) dan menghasilkan senyawa yang
tidak dikehendaki. Peristiwa korosi kita kenal dengan istilah perkaratan. Korosi ini
telah mengakibatkan kerugian bermilyar rupiah setiap tahunnya. Biasanya logam
yang paling banyak mengalami korosi adalah besi.
Korosi terjadi melalui reaksi redoks, di mana logam mengalami oksidasi, sedangkan
oksigen mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat.
Karat pada besi berupa zat yang berwarna cokelat-merah dengan rumus kimia
Fe2O3·xH2O. Oksida besi (karat) dapat mengelupas, sehingga secara bertahap
permukaan yang baru terbuka itu mengalami korosi. Berbeda dengan aluminium,
hasil korosi berupa Al2O3 membentuk lapisan yang melindungi lapisan logam dari
korosi selanjutnya. Hal ini dapat menerangkan mengapa panic dari besi lebih cepat
rusak jika dibiarkan, sedangkan panci dari aluminium lebih awet.
Korosi secara keseluruhan merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian
tertentu dari besi sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Elektron yang dibebaskan dalam oksidasi akan mengalir ke bagian lain untuk
mereduksi oksigen.
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode akan teroksidasi membentuk besi(III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe2O3·xH2O yang disebut karat.
Proses Perkaratan Besi