Bab I Cabai Merah Nurhalimah Rambe
Bab I Cabai Merah Nurhalimah Rambe
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman cabai (Capsicum annum L) berasal dari dunia tropika dan subtropika
Amerika Latin. Bukti budidaya cabai pertama kali ditemukan dalam tapak galian
sejarah Peru dan sisaan biji yang telah berumur lebih dari 5000 tahun SM didalam
negara di Asia, seperti Indonesia dilakukan oleh pedagang Spanyol dan Portugis
(Sulandari, 2001).
nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru
dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara
Indonesia. Cabai mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat
warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, clan lutein. Selain itu,
juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor, dan niasin. Zat
terlalu banyak akan mengakibatkan rasa terbakar di mulut dan keluarnya air mata.
sekresi asam lambung dan mencegah infeksi system pencernaan. Unsur lain di dalam
cabai adalah kapsikol yang dimanfaatkan untuk mengurangi pegal-pegal, sakit gigi,
merah sangat diperlukan oleh sebagian besar ibu ramah tangga sebagai pelengkap
cabai merah juga diekspor meskipun jumlahnya masih relatif kecil. Untuk itu,
diperlukan adanya penerapan tehnik budidaya yang tepat sehingga produksi yang
penggunaan penambahan pupuk Urea dan pupuk daun Bayfolan. karena pupuk Urea
dan pupuk daun Bayfolan memang dapat menyediakan unsur hara tanaman dan
mempunyai pengaruh yang positif terhadap sifat fisik dan kimia tanah serta
tersebut selain faktor-faktor yang lain, hal ini dikarenakan pupuk sebagai salah satu
pada penelitian ini adalah pupuk Urea dan Pupuk Daun Bayfolan. Pupuk Urea
merupakan pupuk N yang terbuat dari gas amoniak dan gas asam
arang.Persenyawaan kedua zat ini mengandung N 46%. Urea termasuk pupuk yang
3
higroskopis (mudah menarik uap air). Pada kelembaban 73% ia sudah menarik uap
Pemberian pupuk Urea dalam tanah, dengan bantuan enzim urea akan segera
keduanya berbentuk gas dan mudah hilang dari tanah. Namun demikian amonia
mengandung unsur-unsur mikro lainnya yaitu Fe, Mn, Cu, Zn, Co, No, Gelatin dan
Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Daun Bayfolan Terhadap Pertumbuhan Dan
3. Apakah ada interaksi atas pengaruh pemberian pupuk Urea dan pupuk
Proses budidaya tanaman cabai merah keriting harus ditunjang dengan adanya
teknologi sarana produksi yang maju sehingga akan didapatkan pertumbuhan dan
hasil tanaman yang optimal. Ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh
tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produksi
suatu tanaman, oleh karena itu macam dan jumlah unsur hara yang tersedia disertai
dengan tata air dan udara yang baik di dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman harus
Pelepasan unsur hara secara bertahap ke dalam tanah dari pupuk Urea,
tumbuh dengan baik. Kebutuhan tanaman akan unsur hara dapat dilakukan melalui
pemberian pupuk organik karena di samping dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan juga
mengandung unsur-unsur mikro lainnya yaitu Fe, Mn, Cu, Zn, Co, No, Gelatin dan
zat penyangga.
Karena budidaya tanaman cabai merah keriting merupakan salah satu kunci
di teliti yaitu Pupuk Urea dan Pupuk Daun Bayfolan merupakan variabel bebas, serta
secara sederhana kerangka pemikiran didalam penelitian ini dapat dilihat dalam
gambar berikut:
7
Pupuk Urea
Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Cabai
Metode Penelitian
Rancangan Acak Kelompok
Metode Analisa
Sidik Ragam Linier
8
3. Ada interaksi pengaruh pemberian pupuk Urea dan pupuk Daun Bayfolan
Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu dengan tofografi datar dan jenis tanah top soil
yang berada pada ketinggian ± 50 m dari permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistematika
Kingdom : Plantarum
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Metachlamidae
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
yang tepat agar hasil usaha tersebut mendatangkan hasil yang diinginkan. Tanaman
mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi, bergantung pada varietasnya.
Sebagian besar sentra produsen cabai berada didataran tinggi dengan ketinggian
Tanaman cabai keriting tidak tahan hujan. Terhadap sinar matahari yang terik
pun tidak tahan. Inilah sebabnya, cabai lebih memuaskan ditanam di daerah yang
kering dan sejuk dari pegunungan, dari pada dataran rendah. Walaupun di dataran
rendah yang panas kadang-kadang dapat juga diperoleh hasil yang memuaskan,
namun di daerah pegunungan buahnya dapat lebih besar. Rata-rata suhu yang baik
adalah 210 – 280C. Suhu udara yang terlalu tinggi menyebabkan buahnya sedikit.
2.2.1. Tanah
Tanah yang dikehendaki adalah berlapis dalam, jelas lapisan padas lebih dari
1 m, permukaan air tanah rendah yaitu 1 m. Sangat toleran terhadap keasaman tanah,
Tanaman cabai keriting dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, baik pada
tanah-tanah vulkanis muda ataupun vulkanis tua, aluvial dan bahkan tanah gambut.
Tanah-tanah vukanis umumnya memiliki sifat-sifat fisika yang cukup baik, terutama
dari segi struktur, tekstur, solom, kedalaman air tanah, aerase, dan drainasenya .
11
Tanaman cabai keriting dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti tanah
berpasir hingga laterit merah dan podzolit kuning, tanah abu gunung, tanah berliat.
Tampaknya tanaman cabai keriting tidak memerlukan kesuburan tanah yang khusus
Syarat tanah ideal untuk tanaman cabai adalah subur, gembur dan banyak
mengandung bahan organik (humus), tidak menggenang (becek), tata udara dalam
tanah berjalan dengan baik dan pH antara 6-7. cabai keriting dapat ditanam pada
berbagai jenis tanah, namun untuk pertumbuhan yang paling baik adalah jenis tanah
lempung berpasir seperti tanah andosol. Pada tanah-tanah yang mengandung liat perlu
(Foth, 2001)
Tanah yang paling baik untuk tanaman cabai keriting sudah tentu tanah yang
subur. yang dimaksud dengan tanah subur adalah tanah yang akan kaya zat hara yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman. Tapi kesuburan tanah juga belum cukup menjamin
berhasilnya tanaman. selain menghendaki tanah yang subur, tanaman cabai keriting
juga membutuhkan air yang cukup dan kepadatan tanah yang memadai pula
(Prajnanta, 2008).
tegak. Hal ini berhubungan dengan kinerja akar dalam tanah. Oleh sebab itu, tanah
harus menyediakan ruang yang cukup bagi perakaran tanaman. Pada teknik
12
penanaman cabai keriting di dalam polibag perlu diperhatikan ukuran wadah yang
Kelembaban tanah harus cukup dengan ditandai oleh kandungan air yang
tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Normal tidaknya kelembaban tanah dan
gembur tidaknya tanah dapat diamati dengan menguji daya serap tanah terhadap air.
Caranya adalah tanah disiram air, lalu perhatikan lamanya air tersebut terserap ke
lama satu jam, maka tanah masih bisa dikatakan cukup mampu menjaga kelembaban.
Apabila lebih dari itu berarti tanahnya tergolong liat dan bisa membuat tanah becek
(Setiadi, 2002).
Faktor tanah yang perlu diperhatikan dalam budidaya cabai yaitu jenis tanah
dan derajat keasaman (pH) tanah. Mulai dari tanah andosol yang berwarna gelap
(menunjukkan kaya bahan organik) sampai tanah latosol, regosol, ultisol hingga
grumosol dapat ditanami cabai. Namun bagaimanapun juga tanah yang paling sesuai
untuk cabai keriting adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat
dan tidak terlalu porus, serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah
mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia (Foth, 2001).
13
tumbuhan yang tumbuh juga sangat beragam. Beberapa jenis tanah yang ada di
1. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang
2. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian karena terbentuk
dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
Tanah alluvial adalah tanah yang dibentuk dari Lumpur sungai yang mengendap di
dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan
pertanian.
4. Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan
Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung
berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat
6. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara,
namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi.
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan
batuan kapur. Contoh tanah ini yaitu di Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan
Jawa Timur.
Tanah gambut adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang
merupakan hasil bentukan pelapukan rawa. Contoh tanah ini yaitu di Kalimantan,
Tanah yang terlalu liat kurang baik untuk ditanami cabai keriting karena sulit
diolah dan drainasenya jelek sehingga pernapasan akar tanaman dapat terganggu.
Tanah yang liat dan padat juga menyulitkan akar dalam mencari makanan. Tanah
15
yang biasa selalu banyak pasir kurang baik untuk cabai keriting karena mempunyai
daya memegang air (water holding capacity) yang rendah, akibatnya tanah cepat
kering meskipun sering diairi dan bila dipupuk maka akan mudah tercuci atau hilang.
Penambahan pupuk kandang 18-27 ton/ha akan memperbaiki struktur tanah yang
remah sehingga sesuai untuk pertumbuhan dan produksi tanaman cabai keriting
(Foth, 2001).
Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya tanaman cabai
keriting berkisar antara 5,5 - 6,8 dengan pH optimum 6,0 - 6,5 pada umumnya tanah
di Indonesia ber-pH optimum 6,0 - 6,5 Pada umumnya tanah di Indonesia ber-pH
rendah (asam), yaitu berkisar 4,0 – 5,5 sehingga tanah ber-pH 6,0 – 6,5 sering kali
dipengaruhi Ph.
dapat ditambahkan kapur pertanian. Adapun tanah yang terlalu basa (alkalis) dapat
2.2.2. Air
Air merupakan unsur vital bagi keberhasilan bertanam cabai keriting. Air
berfungsi sebagai pelarut unsur hara yang terdapat didalam tanah, sebagai media
pengangkut unsur hara tersebut ke organ tanaman, serta pengisi cairan tubuh
(pemasakan makanan) dan proses pernafasan (respirasi) (Marsono dan Sigit 2001).
hidupnya mulai dari perkecambahan sampai panen. Dalam jaringan tanaman secara
fungsional air berperan sebagai pelarut dalam proses fisiologis dan merupakan alat
yang dapat membawa zat hara serta gas dari luar ke dalam jaringan tanaman
(Setiadi, 2002).
mineral dari larutan didalam tanah melalui air. Di sinilah peranan air bagi kehidupan
tumbuh-tumbuhan.
Seperti lazimnya tanaman lain, tanaman cabai juga sangat membutuhkan air.
Air berfungsi sebagai media pengangkutan unsur – unsur hara yang ada di dalam
Air yang digunakan sebaiknya tidak mengandung kadar garam terlalu tinggi.
Sel – sel tanaman cabai sangat rentan terhadap pengaruh kadar garam. Tanaman cabai
pada larutan dengan kadar garam tinggi dapat terhambat pertumbuhannya, bahkan
mati. Selain itu, air yang digunakan sebaiknya bebas dari polutan dan logam berat.
2.2.3. Iklim
Faktor-faktor iklim yang penting dalam usaha budidaya cabai keriting adalah
1. Angin
Angin yang bertiup sepoi-sepoi akan membawa uap air dan melindungi
tanaman dari terik matahari, sehingga penguapan yang berlebihan akan berkurang
pada saat mendung dan diselingi hujan, biasanya lebah penyerbuk jarang muncul
penyerbukan, meskipun peranannya tidak besar bila dibandingkan lebah. Angin yang
Namun angin yang kencang justru akan merugikan karena dapat merusak
pertanaman. Cabang atau dahan akan mudah patah. Bunga yang saatnya diserbuki
menjadi tak tersebuki sehingga banyak yang rontok. Untuk itulah diperlukan
maupun gelagar, baik yang terbuat dari bilahan bambu dengan tali.
2. Curah Hujan
Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga cabai rontok dan bunga tidak
terserbuki oleh lebah. Air hujan yang menggenang di parit akan menyulitkan
pernafasan tanaman. Selain itu, hujan yang terus menerus akan mengakibatkan
dilakukan dengan:
3. Cahaya Matahari
19
bunga, serta pembentukan dan pemasakan bunga cabai keriting yang penting dari
matahari adalah intensitas cahaya. Untuk pembungaan yang normal, cabai keriting
tanaman akan terhambat dengan ciri-ciri : pertumbuhan meninggi, daun lemas, batang
sekulen (berair), bunga yang dihasilkan sedikit, umur panen lebih lama, dan kualitas
antara 10 - 12 jam penyinaran sehari. Di Indonesia hal ini akan terpenuhi karena
lama penyinaran di daerah ekuator sekitar 11 jam 53 menit dan sampai 12 jam 7
menit, sedangkan pada lintang 10 0, lama penyinaran antara 11 jam 17 menit sampai
11 jam 33 menit. Cabai keriting ini termasuk tanaman berhari netral, artinya dapat
berbunga sepanjang tahun baik pada hari-hari pendek maupun hari-hari panjang.
Suhu untuk perkecambahan benih paling baik antara 25 0 – 300 C. Pada suhu < 15 0 C
dan > 32 0 C. Buah yang dihasilkan kurang baik. Sebaiknya lokasi penanaman cabai
dibawah ketinggian 1.400 m dpl. Cabai keriting memerlukan kelembaban relatif 80%
dan sirkulasi udara yang lancar untuk pertumbuhannya. Adanya curah hujan yang
20
tinggi akan meningkatkan kelembaban dari sekitar pertanaman. Suhu dan kelembaban
dan bakteri.
Tanaman cabai keriting merupakan salah satu jenis sayuran buah yang sudah
sangat dikenal oleh masyarakat. Rasa buahnya memberikan kesegaran pada tubuh
dengan cita rasa pedas. Cabai keriting merupakan tanaman tahunan yang berumur
Tanaman cabai keriting terdiri atas bagian akar, batang, daun, bunga, dan
buah sebagai bagian terpenting dari hasil utama produk. Bagian-bagian tubuh
tumbuhan tersebut berperan dalam aktivitas hidup tumbuhan, seperti penyerapan air,
(Prajnanta, 2008).
2.3.1. Akar
Perakaran tanaman cabai keriting merupakan akar tunggang yang terdiri atas
akar utama (primer) dan akar lateral (sekunder). Dari akar lateral keluar serabut-
21
serabut akar (akar tersier). Panjang akar primer berkisar 35-50 cm. Akar lateral
2.3.2. Batang
biasanya tidak melebihi 100 cm. Namun untuk jenis cabai keriting, panjang batang
Batang tanaman cabai keriting berwarna hijau, hijau tua, atau hijau muda.
Pada batang-batang yang telah tua (biasanya batang paling bawah), akan muncul
warna coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu semu, yang diperoleh dari pengerasan
jaringan parenkim.
22
Secara umum batang pada tanaman cabai keriting memiliki fungsi sebagai
berikut:
akar ke daun dan lintasan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan.
daun.
2.3.3. Daun
Daun tanaman cabai keriting bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada
daun yang berbentuk oval, lonjong . Warna permukaan daun bagian atas biasanya
hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau kebiruan. Sedangkan permukaan daun pada
bagian bawah umumnya berwarna hijau muda, hijau pucat atau hijau. Permukaan
daun cabai keriting ada yang halus ada pula yang berkerut-kerut. Ukuran panjang
fotosintesis, transpirasi dan sebagai alat pernapasan. Hasil fotosintesis berupa gula
(glukosa) dan oksigen. Glukosa hasil fotosintesis akan diangkut oleh pembuluh tapis
23
penguapan pada tumbuhan. Transpirasi dapat pula melalui batang, tetapi umumnya
berlangsung melalui daun. Melalui Transpirasi, air dari tumbuhan dalam bentuk uap
aliran air dan mineral dari akar, batang, dan tangkai daun terjadi secara terus
2.3.4. Bunga
Bunga tanaman cabai keriting juga bervariasi, namun memiliki bentuk yang
sama, yaitu bentuk bintang. Ini menunjukkan tanaman cabai keriting termasuk dalam
sub kelas Ateridae ( berbunga bintang ). Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun,
dalam keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam satu tandan biasanya
bermacam-macam ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu. Diameter bunga antara
5 - 20 mm.
Bunga tanaman cabai keriting merupakan bunga sempurna, artinya dalam satu
tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga jantan dan bunga
24
betina dalam waktu yang sama ( atau hampir sama ) sehingga tanaman dapat
melakukan penyerbukan sendiri. Namun untuk mendapatkan hasil buah yang lebih
baik, penyerbukan silang lebih di utamakan. Karena itu, tanaman cabai keriting yang
di tanam di lahan dalam jumlah yang banyak, hasilnya lebih baik dibandingkan
(angin sepoi-sepoi). Angin yang terlalu kencang justru akan merusak tanaman.
Sedangkan penyerbukan yang dibantu oleh lebah dilakukan saat lebah tertarik
mendekati bunga tanaman cabai yang menarik penampilannya dan terdapat madu di
dalamnya.
Buah cabai keriting merupakan bagian tanaman cabai yang paling banyak
dikenal dan memiliki banyak variasi. Menurut Andoko (2002) buah cabai keriting
terbagi dalam 11 tipe bentuk, yaitu serrano, cubanelle, cayenne, pimento, Anaheim
chile, cherry, jalapeno, elongate bell, ancho, banana, dan blocky bel. Namun menurut
Andoko (2002), hanya ada 10 tipe bentuk buah cabai, dimana tipe elongate bell dan
Bentuk buah cabai keriting, lurus dan berwarna merah cerah sehingga selalu
kelihatan segar, ukuran buah 14,5 cm, panjang dan diameter 0,9 cm. Daya simpan
tahan lebih lama dan tahan terhadap transportasi jauh. (Andoko, 2002).
Lingga (2007), pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen
(N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan
tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus
kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya
sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat
kering dan tertutup rapat. Pupuk Urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan
pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Selain itu
nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna
dalam pembentukan Fotosintesis. Fungsi lain ialah membentuk protein, lemak dan
berbagai persenyawaan organik lainya. Pupuk nitrogen atau pupuk buatan adalah
jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia
sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara
yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal
26
dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya
satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya
Pupuk nitrogen dalam bentuk urea sudah menjadi kebutuhan bagi tanaman.
Untuk mengetahui kebutuhan hara pada tanaman cabai merah keriting perlu
dilakukan pemupupukan. Karena pupuk merupakan salah satu unsur hara yang di
pemupukkan yang tepat sesuai anjuran. Strategi pemberian unsur hara N yang
mencukupi hara tanaman, maka peningkatan kesuburan tanah secara alami melalui
melapuk, yang ternyata dapat menyuburkan tanah sehingga tanah tersebut mampu
Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar
membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun
dan lain-lain, menambah kandungan protein tanaman, dapat dipakai untuk semua
Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen yaitu daun tanaman berwarna pucat
warna ini dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun, dalam keadaan
kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah terus ke
bagian atas, pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil, perkembangan buah tidak
Menurut Sarif (2006), Nitrogen dalam tanah mudah hilang dan kurang efektif
karena mudah diserap tumbuhan lain yang tidak diinginkan, mudah hanyut dari tanah
akibat erosi dan pencucian, mudah terbakar oleh sinar matahari, sedangkan akar
tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dengan dosis 10 gr per tanaman . Pupuk
diberikan dengan cara ditebar ke dalam sebuah lingkaran yang dibuat 5 cm dari
2.5. Peranan Pupuk Daun Bayfolan Pada Tanaman Cabai Merah Keriting
kandungan kadar N 11%, P2O5 10 %, K2O 6% dan unsur-unsur hara mikro lainya
yang melengkapi yaitu : Fe, Mn, Cu, Co, No, Gelatin serta zat penyangga. Warna
- Bebas dicampur dengan pestisida dan fungisida kecuali campuran alkalis seperti
- Dapat digunakan dengan alat penyemprot dan dapat dilarutkan langsung ke air
29
Pupuk daun akan menjadikan tanaman lebih baik dan sehat. Pemberian pupuk
daun diberikan melalui pencampuran pupuk dengan tanah agar diserap melalui akar.
Banyak petani menanam tanaman yang lebih sehat dengan pemakaian pupuk. Pupuk
memberi makan pada tanaman dalam bentuk hara untuk membuat tanaman lebih
kuat. Biasanya pupuk dicampur dengan tanah dan di serap tanaman melalui
perakaran. Pupuk daun masuk ke dalam tanaman melalui lubang-lubang kecil pada
daun yang disebut mulut daun (stomata). Lubang-lubang ini membuka dan menutup
dan begitu kecil, sehingga kita tidak dapat melihatnya (Mulyani, 2010).
tersebut juga digunakan tanaman untuk mengambil unsur hara dari udara. Mulut daun
ini biasanya terbuka sepanjang malam sampai pagi hari, dan tertutup pada tengah
hari untuk menjaga kelembaban. Mungkin kita sering menggunakan pupuk daun
sebagai penambah unsur hara bagi tanaman agar tumbuh lebih sehat dan kuat dan
(Mulyani, 2010).
unsur hara telah larut terlebih dahulu atau mengalami fiksasi dalam tanah sehingga
Jika penyerapan unsur hara dari pupuk yang diberikan melalui tanah
penempatan pupuk.
Terhadap Pemberian Pupuk NPK 16-16-16 Dan Pupuk Kandang Lembu” dari hasil
penelitian menunjukkan hasil terbaik pada tanaman cabai keriting terlihat dari tinggi
“Pengaruh Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Atonik Dan Pupuk NPK Sarang Tawon
terbaik pada tanaman cabai keriting terlihat dari tinggi tanaman dan berat buah
pertanaman sampel.
Pada umumnya OPT yang menyerang tanaman cabai adalah dari golongan
serangga, tungau dan cendawan. Dengan demikian, pestisida yang digunakan adalah
insektisida, akarisida dan fungisida. Insektisida dan akarisida selektif yang digunakan
hendaknya memiliki sifat selektivitas fisiologi. Sampai saat ini belum banyak
31
diketahui fungisida yang memiliki sifat selektivitas fisiologi. Oleh karena itu
berikut:
Kutu daun persik menyebabkan kerugian secara langsung, yaitu mengisap cairan
tanaman menjadi layu. Selain itu kutudaun persik dapat menyebabkan kerugian
yang dianjurkan antara lain dari golongan I.G.R., yiatu Fipronil (Regent 50 EC ®,
Daun yang terserang thrips memperlihatkan gejala noda keperakan yang tidak
beraturan, akibat adanya luka dari cara makan serangga tersebut. Setelah beberapa
mengeriting ke atas.
15%. Insektisida yang dianjurkan antara lain dari golongan I.G.R., yaitu Fipronil
(Regent 50 EC®, 2 ml/l), dan Diafentiuron (Pegasus 500 EC®, 2 ml/l) (Moekasan
dkk. 1995), serta dari golongan mikroba, yiatu Spinosat (Success 25 EC ®, 1,5
ml/l), Abamektin (Agrimec® 18 EC, 0,5 ml/l) (Setiadi, 2002). Insektisida tersebut
Ulat grayak merusak daun dan buah cabai. Daun yang terserang oleh ulat grayak
karena epidermis bagian atas ditinggalkan. Serangan oleh ulat grayak instar lanjut
Insektisida yang dianjurkan antara lain dari golongan I.G.R., yaitu Flufenoksuron
(Pegasus 500 EC®, 2 ml/l) (Moekasan dkk. 1995), serta dari golongan mikroba,
Tungau teh kuning menyerang daun-daun muda. Permukaan bawah daun yang
terserang menjadi coklat berkilau. Daun menjadi kaku dan melengkung ke bawah.
15%. Akarisida yang dianjurkan antara lain adalah Diafentiuron (Pegasus 500
EC®, 2 ml/l). Profenofos (Curacron 500 EC, 1 ml/l) (Moekasan dkk., 1995), Etion
Adapun penyakit utama pada tanaman cabai keriting adalah sebagai berikut :
disebut pula lodoh, hawar daun, atau lompong (Setiadi, 2002). Penyakit ini dapat
menyerang seluruh bagian tanaman, dari batang, daun hingga buah cabai. Gejala
Mancozeb 64% (Ridomil Gold MZ ®4/64 WP) dengan konsentrasi 3 g/l air,
Penyebab penyakit ini adalah cendawan Cercospora capsici. Penyakit ini disebut
pula penyakit mata katak atau totol. Pada daun terdapat bercak-bercak kecil
berbentuk bulat. Bercak ini dapat meluas hingga mencapai garis tengah lebih dari
0,5 cm. Pusat bercak berwarna pucat sampai putih, dengan tepi berwarna lebih
tua. Pada serangan berat, daun-daun menjadi gugur. Selain menyerang daun,
bercak juga sering ditemukan pada batang, juga tangkai buah. Serangan pada
tangkai buah dapat meluas ke bagian buah dan menyebabkan gugur buah.
35
apermukaan buah, kemudian menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak
terdapat kumpulan titik hitam yang merupakan kelompok spora. Serangan yang
berat menyebabkan seluruh buah keriput dan mengering. Warna kulit buah seperti
500 F, 2 g/l) atau Profineb (Antracol 70® WP, 2 g/l). Kedua fungisida tersebut
BAB III
METODE PENELITIAN
Bahan yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah Benih Cabai
Keriting varietas LARIS, Tanah topsoil, Pupuk Urea, Pupuk Daun Bayfolan,
36
Insektisida (Perfekthion 400 EC, Hostathion 40 EC, Thiodan 35 EC dan Decis 2,5
dan Air. Sedangkan alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah Cangkul, Parang,
Parang babat, Gembor, Schliper, Alat ukur, Hand sprayer, Timbangan, Gergaji, dan
Alat tulis.
Rancangan yang digunakan untuk mengolah data dalam percobaan ini adalah
- U0 : Tanpa Perlakuan
sebagai berikut :
Dimana :
Yijk : Hasil pengamatan pada ulangan ke-i, diperlukan pupuk Urea pada taraf
(aβ) jk : Efek dari interaksi pupuk Urea pada taraf ke-j dan pengaruh pupuk Daun
∑ijk : Efek error pada ulangan ke-I, perlakuan pupuk Urea pada taraf ke-j dan
ragam (uji F) ini dilakukan dalam suatu daftar analisa sidik ragam seperti berikut :
Tabel 3.1. Daftar Analisa Sidik Ragam Menurut Rancangan Acak Kelompok
F tabel
Sumber Derajat bebas Jumlah Kuadrat F hitung
Keragaman kuadrat tengah 5% 1%
Ulangan r-1 = 2 JKR KTR KTR/KTG * 3,44 5,72
Perlakuan t-1 = 11 JKT KTT KTT/KTG ** 2,26 3,18
38
Hasil uji F ini menunjukkan derajat pengaruh perlakuan terhadap data hasil
hipotesis penelitian diterima pada taraf uji 5%. (2) Perlakuan berpengaruh sangat
nyata jika H1 diterima pada taraf uji 1%, dan (3) Perlakuan berpengaruh tidak nyata
(2007) mengemukakan bahwa hasil uji F ini akan dapat diandalkan kebenarannya jika
minimal = 6, untuk itu sebaiknyauji F hanya dilakukan jika derajat bebas galat ≥ 6.
(t-1) (n-1) ≥ 15
(12-1) (n-1) ≥ 15
11 (n-1) ≥ 15
39
11- n (11) ≥ 15
11- n ≥ 15 + 11
n ≥ 26/11
n = 2,36
n = 3 ulangan
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN
menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin masih ada.
Bedengan atau guludan untuk penanaman pada musim hujan harus lebih
tinggi dan jarak antar bedengan sebaiknya sedikit lebih lebar dibandingkan bertanam
pada musim kemarau. Hal itu untuk menghindari terjadinya kelembapan permukaan
tanah yang tinggi yang dapat memacu perkembangan penyakit. Setelah media lahan
4.1.3. Drainase
Pada bedengan deretan di beri pagar kayu atau papan penahan erosi apabila
hujan tiba dan gangguan lainnya. Pembuatan parit drainase sebagai jalur aliran air
Benih yang akan dijadikan bibit adalah benih varietas cabai keriting Laris.
Bersertifikat cap panah merah dari PT. East Seed Indonesia dengan Kepmentan No. :
keriting Laris merupakan varietas cabai keriting bersari bebas. Varietas ini bisa
Karakteristik tanaman :
Keunggulan tanaman :
terbawa benih ada 3 macam perlakuan benih yang biasa dilakukan yaitu:
perkecambahan benih. Benih direndam dalam air hangat kuku selama 4 – 5 jam.
Setelah itu benih dibungkus dengan handuk basah atau kertas Koran yang
dibasahi, kemudian diperam dalam kaleng, handuk atau Koran tersebut dijaga
4-6 jam, kemudian pemeraman sama dengan perendaman dengan air hangat.
3. Pengadukan benih dengan fungisida dan bakterisida yaitu benih yang masih
dimasukkan sepucuk sendok teh fungisida Derasol dan sepucuk sendok teh
seluruh benih terselimuti fungisida dan bakterisida tadi. Setelah itu benih siap
Tanah untuk mengisi polibag adalah tanah Top Soil yang terlebih dahulu
dibersihkan dari kotoran – kotoran seperti gulma, akar, dan batu-batuan. Kemudian
tanah tersebut diisikan kedalam polibag lalu diberi sampai ketinggian 2 cm dibawah
permukaan bagian atas polibag. Polibag yang akan digunakan berwarna hitam dengan
ukuran 40 x 50 cm.
Setelah benih dibibitkan, pada umur sekitar 15-24 hari bibit dipindahkan ke
polibag. Bibit dipindahkan dengan cara mencabut dan menyertakan tanah sekitar akar
agar akar tidak rusak, lalu bibit dimasukkan kedalam polibag yang sudah disiapkan
lubang tanamnya dengan cara manual yang disesuaikan dengan panjang akar dan
tinggi bibit, kemudian tanah disekelilingnya dipadatkan dengan jari tangan agar tidak
Pupuk Urea diberikan dengan cara ditanam ditanah dengan jarak 5 cm dari
batang atau dilubangi dengan kedalaman 5 cm. Setelah pupuk dimasukkan, lubang
ditutup kembali dan pupuk urea diberikan setiap 2 kali yaitu saat tanaman berumur 4
- U0 : Tanpa Perlakuan
minggu setelah tanam dan diberikan 2 minggu sekali dengan cara disemprotkan ke
4.7.1. Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada pagi hari dan pada sore hari, banyak
air yang diberikan pada tiap tanaman dalam polibag harus sama. Jika hujan turun
cukup lebat atau tanah dalam polibag masih cukup lembap maka tidak perlu
dilakukan penyiraman.
4.7.2. Penyisipan
45
Penyisipan adalah kegiatan untuk mengganti tanaman yang mati, rusak, atau
tanam karena pada saat itu sudah dapat terlihat adanya tanaman yang
pertumbuhannya tidak normal. Pertumbuhan yang tidak normal itu dapat terjadi
Bibit yang digunakan untuk penyisipan adalah bibit yang sengaja disisakan
atau dibiarkan tumbuh pada lahan pembibitan sebagai bibit cadangan. Bibit yang
digunakan untuk penyisipan adalah bibit yang sama umurnya dengan tanaman yang
4.7.3. Penyiangan
Penyiangan cukup dilakukan dengan tangan atau dikorek dengan garpu pada
saat bersamaan lingkungan media pun harus di gemburkan agar tetap porus
Penyiangan dilakukan pada polibag maupun pada areal tanaman percobaan dengan
interval penyiangan 2 minggu sekali atau tergantung pada pertumbuhan gulma diareal
tanaman percobaan.
insektisida perfekthion 400 EC, Hostathion 40 EC, Desis 2,5 EC dan fungisida
Penyemprotan dilakukan 2 minggu sekali, dalam hal ini lebih diutamakan pencegahan
Tanaman sampel dalam setiap plot diambil secara acak sebanyak 3 tanaman.
Tinggi tanaman di ukur dari permukaan tanah sampai ujung daun yang paling
tinggi dengan menggunakan Rol (cm) dan untuk mempermudah pengukuran dipasang
patok pada tanaman sample untuk menentukan titik nol dari permukaan tanah.
tanaman ditanam dilapangan, dengan interval 2 minggu sekali yaitu pada minggu ke
dilakukan sebanyak 2 kali dengan arah yang berlawanan kemudian dijumlahkan dan
Berat buah pertanaman sampel yang dihitung yaitu berat buah yang paling
besar ditimbang dari setiap pertanaman sampel setelah itu dijumlahkan dan dirata-
ratakaan, penghitungan berat buah pertanaman sampel dilakukan pada saat panen atau
diakhir penelitian.
Berat buah perplot dihitung yaitu dengan cara dimana semua buah yang ada
Penghitungan berat buah perplot dilakukan pada saat panen atau diakhir penelitian.
BAB V
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan dari data rataan pengaruh
pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Daun Bayfolan serta interaksi keduanya pada
parameter yang diamati seperti tinggi tanaman, diameter batang, berat buah
pertanaman sample dan berat buah perplot dapat dilihat pada Lampiran 4 sampai
Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman umur 4 sampai 12
minggu dapat dilihat pada Lampiran 4 sampai Lampiran 9. Untuk perlakuan Pupuk
Urea pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang tidak nyata dan Pupuk Daun
Dengan adanya hasil uji beda rataan dari tinggi tanaman cabai pada perlakuan
Pupuk Urea dan Pupuk Daun Bayfolan dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai terendah
pada tanaman cabai berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada U3B2 sebesar 54.38
cm dan nilai terendah pada U0B0 sebesar 42.78 cm. Dari hasil rataan pada tinggi
Perlakuan B0 B1 B2 Rataan
44.20
U0 42.78 42.83 46.99
47.69
U1 52.83 46.28 43.95
49.80
U2 53.81 45.94 49.67
49
51.80
U3 53.91 47.09 54.38
Rataan 50.83 45.54 48.75 48,37
Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam diameter batang umur 4 sampai 12
minggu dapat dilihat pada lampiran 9 sampai lampiran 13. Untuk perlakuan Pupuk
Urea dan Pupuk Daun Bayfolan pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh tidak
Dengan adanya hasil uji beda rataan dari diameter batang cabai pada
perlakuan Pupuk Urea dan Pupuk Daun Bayfolan dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai
terendah pada tanaman cabai berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada U3B2
sebesar 4,90 mm dan nilai terendah pada U0B0 sebesar 3,87 mm. Dari hasil rataan
pada diameter batang cabai tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Perlakuan B0 B1 B2 Rataan
U0 3.87 4.30 4.23 4.13
U1 4.30 4.33 4.53 4.70
U2 4.57 4.57 4.77 4.48
U3 4.77 4.80 4.90 4.67
Rataan 4.50 4.57 4.42 4.49
50
Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam berat buah pertanaman sampel
umur 12 minggu dapat dilihat pada Lampiran 14. Untuk perlakuan Pupuk Urea pada
umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dan Pupuk Daun
Dengan adanya hasil uji beda rataan dari berat buah pertanaman sampel cabai
pada perlakuan Pupuk Urea dan Pupuk Daun Bayfolan dapat dilihat nilai tertinggi
dan nilai terendah pada tanaman cabai berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada
U3B2 sebesar 26,60 gr dan nilai terendah pada U0B0 sebesar 21,27 gr. Dari hasil
rataan pada berat buah pertanaman sampel cabai tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Rataan Berat Buah Pertanaman Sampel (gr) Cabai Umur 12 MST.
Perlakuan B0 B1 B2 Rataan
Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam berat buah perplot umur 12
minggu dapat dilihat pada Lampiran 15. Untuk perlakuan Pupuk Urea pada umur 12
minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dan Pupuk Daun Bayfolan pada
Dengan adanya hasil uji beda rataan dari berat buah perplot cabai pada
perlakuan Pupuk Urea dan Pupuk Daun Bayfolan dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai
terendah pada cabai berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada U3B2 sebesar
36.53 gr dan nilai terendah pada U0B0 sebesar 31.20 gr. Dari hasil rataan pada berat
Tabel 5.4. Rataan Berat Buah Perplot (gr) Cabai Umur 12 MST.
Perlakuan B0 B1 B2 Rataan
5.2. Pembahasan
5.2.1 Pengaruh pupuk Urea terhadap tertumbuhan dan produksi tanaman cabai
pertumbuhan dan produksi tanaman cabai, secara keseluruhan dapat dijelaskan bahwa
perlakuan pupuk Urea berpengaruh sangat nyata terhadap parameter berat buah
pertanaman sampel dan berat buah perplot, sedangkan terhadap parameter tinggi
tanaman dan diameter batang tidak menunjukkan hasil yang nyata pada umur 12
minggu,
Pupuk Urea menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap berat buah
pertanaman sampel. Hal ini di akibatkan pemberian pupuk Urea yang mengandung
Sehingga fotosintesis yang berupa karbohidrat, protein, lemak vitamin dan zat lainnya
akan disimpan dalam pembentukan buah. Karena pupuk Urea juga berpengaruh
sangat nyata terhadap berat buah perplot yang merupakan komponen dari berat buah
pertanaman sampel. Atau dengan kata lain berat buah pertanaman sampel merupakan
Pengaruh pemberian pupuk Urea sangat nyata terhadap berat buah pertanaman
sampel merupakan komponen dari berat buah perplot. Apabila berat buah perplot
semakin tinggi maka akan mengakibatkan berat buah pertanaman sampel akan
53
semakin tinggi juga. Dalam hal ini berat buah perplot sangat nyata akibat pemberian
pupuk Urea, dengan demikian dapat dimengerti bahwa berat buah pertanaman sampel
sangat nyata.
Dari seluruh parameter yang tidak menunjukkan pengaruh yang nyata seperti
tinggi tanaman dan diameter batang di akibatkan karena dipengaruhi oleh factor
genetik dan faktor lingkungan (Mulyani, 2010). Hal ini dapat dimengerti bahwa
tanaman yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari satu varietas, sehingga
5.2.2. Pengaruh pupuk Daun Bayfolan terhadap pertumbuhan dan produksi cabai.
berpengaruh nyata terhadap berat buah pertanaman sampel dan berat buah perplot.
Pupuk Daun Bayfolan berpengaruh sangat nyata pada umur 4-12 MST
terhadap tinggi tanaman. Hal in disebabkan oleh jumlah populasi tanaman per satu
satuan luas, dimana semakin banyak populasi tanaman per satu satuan luas akan
unsur hara, air dan cahaya matahari. Dengan cahaya yang kurang maka auksin
tanaman tertinggi adalah pada perlakuan B2 (3 ml/liter air). Hal ini menunjukkan
54
bahwa semakin padat populasi tanaman per satu satuan luas tanaman akan semakin
berat buah pertanaman sampel. Hal ini karena pupuk Daun Bayfolan yang semakin
banyak, dimana tanaman dapat memanfaatkan energi hasil tersebut digunakan untuk
batang. Hal ini di sebabkan karena diameter batang dikendalikan oleh faktor genetik,
faktor lingkungan dan tanaman itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Lingga
dan menentukan potensial untuk jumlah bunga , jumlah asimilasi yang diproduksi dan
pembagian fotosintesis.
5.2.3. Interaksi pemberian pupuk Urea dengan pupuk Daun Bayfolan terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman cabai.
Dari hasil analisis sidik ragam interaksi Pupuk Urea dan Pupuk Daun
sehingga faktor yang lain tersebut tertutup dan masing-masing faktor bekerja sendiri-
55
sendiri. Atau dengan kata lain masing masing perlakuan baik Pupuk Urea tidak
- Struktur tanah
- Apakah tanah itu lengkap mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh
tanaman.
Menurut Mulyani (2010), bahwa pada Pupuk Daun Bayfolan terdapat unsur
Natrium yang ikut dalam proses fisiologi dengan kalium yaitu menghalangi atau
BAB VI
6.1. Kesimpulan
sangat nyata terhadap parameter tinggi tanaman, namun ada juga pengaruh
yang nyata terhadap parameter berat buah pertanaman sampel dan berat
3. Interaksi pupuk Urea dan Pupuk Daun Bayfolan tidak berpengaruh nyata
6.2. Saran
(U3).
2. Untuk pemberian Pupuk Daun Bayfolan lebih baik dengan dengan dosis 3
DAFTAR PUSTAKA
Foth. 2001. Dasar- dasar Ilmu Tanah. Diterjamahkan Purbayanti, E.D, Lukiwati,
D.R, dan Trimulatsih, R. Gaja Mada University Press, Yogyakarta.
58
Hanafiah. 2010. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo
persada, Jakarta.
Marsono dan P. Sigit. 2001. Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasi. PT. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Midun Antasari, 2014. Pengaruh Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Atonik Dan
Pupuk NPK Sarang Tawon Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Cabai Merah Keriting (Capsicum Annuum L) Varietas Laris. Sekolah Tinggi
Ilmu Pertanian Labuhanbatu.
Prajnanta. 2008. Kiat Sukses Bertanam Cabai di Musim Hujan. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Ridho Adi Kamaluddin, 2014. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Cabai
Keriting (Capsicum Annuum L) Terhadap Pemberian Pupuk NPK 16-16-16
Dan Pupuk Kandang Lembu. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian.
Sulandari. 2001. Deteksi Virus Gemini pada Cabai di Daerah Istimewa Jogjakarta.
Prosiding Kongres Nasional XVI dan Seminar Ilmiah PFI 22- 24 Agustus
2001. Bogor.
Tim Bina Karya Tani. 2008. Pedoman Bertanam Cabai. CV. Yrama Widya,
Bandung.