Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang imun atau kebal terhadap suatu penyakit. Proses ini
dilakukan dengan pemberian vaksin yang merangsang sistem kekebalan tubuh agar kebal terhadap
penyakit tersebut.
Bayi yang baru lahir memang sudah memiliki antibodi alami yang disebut kekebalan pasif. Antibodi
tersebut didapatkan dari ibunya saat bayi masih di dalam kandungan. Akan tetapi, kekebalan ini hanya
dapat bertahan beberapa minggu atau bulan saja. Setelah itu, bayi akan menjadi rentan terhadap
berbagai jenis penyakit.
Imunisasi bertujuan untuk membangun kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit, dengan
membentuk antibodi dalam kadar tertentu. Agar antibodi tersebut terbentuk, seseorang harus diberikan
vaksin sesuai jadwal yang telah ditentukan. Jadwal imunisasi tergantung jenis penyakit yang hendak
dicegah. Sejumlah vaksin cukup diberikan satu kali, tetapi ada juga yang harus diberikan beberapa kali,
dan diulang pada usia tertentu. Vaksin dapat diberikan dengan cara disuntik atau tetes mulut.
Imunisasi rutin lengkap atau imunisasi wajib terdiri dari imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan, dengan
rincian sebagai berikut:
A. Imunisasi dasar
B. Imunisasi lanjutan
Mengenai cakupan imunisasi, data Kementerian Kesehatan menyebutkan, sekitar 91% bayi di Indonesia
pada tahun 2017 telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Angka ini masih sedikit di bawah target
renstra (rencana strategis) tahun 2017, yaitu sebesar 92 persen. Sembilan belas dari 34 provinsi di
Indonesia juga belum mencapai target renstra. Papua dan Kalimantan Utara menempati tempat
terendah dengan capaian kurang dari 70%.
Berdasarkan data tersebut, diketahui juga bahwa hampir 9% atau lebih dari 400.000 bayi di Indonesia
tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap.
Biasanya, anak-anak tidak mendapatkan dampak serius dari imunisasi yang dilakukan. Efek samping
yang paling umum terjadi adalah rasa pegal sementara pada bagian yang disuntik. Selain itu dapat juga
terjadi dampak ringan lain seperti ruam pada daerah suntikan, demam rendah, menggigil, atau pusing.
Dampak imunisasi anak yang serius biasanya sangat jarang terjadi. Misalnya dari 1 juta anak yang
melakukan imunisasi, hanya 1 atau 2 anak yang mengalami dampak serius setelah imunisasi. Hal ini
biasanya terjadi karena alergi.
Pengertian Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat
menyerang dan merusak hati. Bila virus ini menjangkit sampai dewasa dapat menjadi kanker hati.
Definisi Imunisasi Polio adalah imunisasi anak untuk mencegah serangan virus polio yang dapat
menyebabkan kelumpuhan. Sedangkan pengertian Imunisasi BCG adalah imunisasi anak untuk
mencegah tuberkulosis paru, kelenjar, tulang dan radang otak yang bisa menimbulkan kematian atau
kecacatan
Imunisasi DPT adalah imunisasi anak untuk mencegah 3 penyakit: Difteri, Pertusis dan Tetanus. Penyakit
Difteri dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan jalan nafas, serta mengeluarkan racun yang
dapat melumpuhkan otot jantung. Penyakit Pertusis berat dapat menyebabkan infeksi saluran nafas
berat (pneumonia). Sedangkan Tetanus mengeluarkan racun yang menyerang syaraf otot tubuh,
sehingga otot menjadi kaku, sulit bergerak dan bernafas. Pengertian imunisasi anak lainnya adalah:
Imunisasi Hib dan Pneumokokus dapat mencegah infeksi saluran nafas berat (pneumonia) dan radang
otak (meningitis).
Imunisasi influenza adalah imunisasi anak yang dapat mencegah influenza berat.
Vaksin demam tifoid adalah imunisasi yang mencegah penyakit demam tifoid berat.
Imunisasi MMR. Vaksin ini mencegah penyakit: Mumps (gondongan, radang buah zakar), Morbili
(campak) dan Rubela (campak Jerman).
Imunisasi Hepatitis A adalah untuk mencegah radang hati karena virus hepatitis A.
a. Syok, gatal di seluruh tubuh, pucat, syanosis, serum sickness terjadi 3-7 harib.
e. urtikaria pada daerah glotis, pucat syanosis, kejang serum sickness terjadi 3-7
Jawaban: B
a. 0 bulan
b. 2 bulan
c. 4 bulan
d. 6 bulan
e. 8 bulan
Jawaban: A
c. Sakit otot
e. Berpenyakit TB
Jawaban: B
a. 0-7 bulan
b. 3-9 bulan
c. 5-8 bulan
d. 1-6 bulan
e. 1-2 bulan
Jawaban: E
Jawaban: D
a. Kadar hepatitis B dalam darah setelah anak berusia 1 tahun, diatas 1000, daya tahannya 8 tahun
b. Kadar hepatitis B dalam darah setelah anak berusia 1 tahun, diatas 100, daya tahannya 8 tahun
c. Kadar hepatitis B dalam darah setelah anak berusia 1 tahun, diatas 2000, daya tahannya 8 bulan
d. Kadar hepatitis B dalam darah setelah anak berusia 1 tahun, diatas 200, daya tahannya 8 tahun
e. Kadar hepatitis B dalam darah setelah anak berusia 1 tahun, diatas 1000, daya tahannya 8 bulan
Jawaban: A
a. Hepatitis
b. Osteomeilitis
c. Encephalitis
d. Poliomyelitis
e. Faringitis
Jawaban: D
8. Imunisasi yang diberikan terhadap campak, gondongan dan campak jerman adalah...
a. Imunisasi TT
b. Imunisasi MMR
c. Imunisasi DT
d. Imunisasi HBV
e. Imunisasi DPT
Jawaban: B
a. 3 kali
b. 4 kali
c. 5 kali
d. 6 kali
e. 7 kali
Jawaban: C
Jawaban: A