Oleh
Lusia Yuni L Br T
142500083
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep Pembantu Dekan I, Ibu Cholina T.
Siregar,S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Pembantu Dekan II dan Ibu Dr. Siti
Saidah Nasution, SKp, M.Kep. Sp. Mat selaku Pembantu Dekan III
3. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku ketua Prodi DIII
Keperawatan dan Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kepselaku Sekretaris Program
DIII Keperawatan
4. Ibu Fatwa Imelda, S.Kep, Ns, M.Biomed selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
dan Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.Kp, M.Pd selaku Dosen Penguji.
6. Teristimewa kepada orang tua tercinta dan adik saya revan situmorang yang
selalu memberikan motivasi kepada saya dalam bentuk nasehat, material,
dorongan dan doa.
Penulis
Lusia Yuni L Br T
142500083
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum............................................................................... 5
2. Tujuan Khusus.............................................................................. 5
C. Manfaat..................................................................................................... 5
BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri 6
1. Pengkajian...................................................................................... 16
2. Analisa Data................................................................................... 20
3. Rumusan Masalah.......................................................................... 20
4. Perencanaan................................................................................... 20
B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. Pengkajian..................................................................................... 21
2. Analisa Data................................................................................. 32
3. Rumusan Masalah......................................................................... 35
4. Perencanaan.................................................................................. 36
5. Implementasi................................................................................ 39
6. Evaluasi........................................................................................ 46
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.............................................................................................. 47
B. Saran........................................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 51
LAMPIRAN
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi gangguan rasa nyaman nyeri: gastritis yang dialami klien Tn.S
di ruang Rindu A 2 RSUP Haji Adam Malik, Medan.
2.Tujuan Khusus
C. Manfaat
1. Instansi Pendidikan
Sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam melakukan penulisan
Karya Tulis Ilmiah dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa,
khususnya mahasiswa D3 Keperawatan USU.
2. Perawat
Agar perawat lebih bertanggung jawab dalam memberikan kontribusi
penanganan masalah nyeri pada klien.
3. Klien
Mengurangi rasa nyeri pada klien dan meningkatkan kenyamanan pada
klien selama klien di hospitalisasi.
4. Penulis
Dapat menambah pengetahuan bagi penulis tentang intervensi terhadap
gangguan rasa nyaman; nyeri serta meningkatkan keterampilan perawat dalam
memberikan askep pada klien dengan gangguan rasa nyaman nyeri: gastritis.
DefenisiNyeri
Nyeri akut berperan sebagai alam protektif terhadap cedera jaringan. Reflek
protektif ( reflek menjauhi sumber stimulus, spasme otot, dan respon autonom )
sering mengikuti nyeri akut. secara patofisiologisnyang mendasari berupa nyeri
nosiseptif ataupun nyeri neuropati. Biasanya nyeri akut berlangsung secara
singkat, misalnya nyeri pada patah tulang atau pembedahan abdomen. Pasien yang
mengalami nyeri akut biasanya menunjukkan gejala-gejala antara lain: respirasi
meningkat, percepatan jantung, tekanan darah meningkat.
Sifat Nyeri
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal
yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat
bersifat individual. Nyeri dapat mengganggu hubungan personal dan
mempengaruhi makna kehidupan (Mahon, 1994). Hanya klien yang mengetahui
apakah terdapat nyeri dan seperti apa nyeri tersebut.
1. Stimulus
2. Reseptor nyeri
Klasifikasi nyeri
Nyeri dapat digambarkan dalam hal durasi, lokasi, atau etiologinya. Saat
nyeri hanya berlangsung selama periode pemulihan yang telah diperkirakan.
International AssociationFor the Study of Pain (IASP)telah mengidentifikasi
beberapa kategori nyeri. Di antara kategori ini adalah nyeri akut, nyeri alih, nyeri
kanker, dan nyeri kronis (Bunker,2015).
a. Nyeri akut biasanya nyeri awitan atau gejalanya mendadak dan tiba-tiba,
lambat tanpa memperhatikan intensitasnya, biasanya penyebab serta lokasi nyeri
sudah diketahui, seperti nyeri trauma akibat kecelakaan, infeksi, dan
pembedahan,Istilah lain untuk nyeri akut adalah nyeri nosiseptif (Bunker, 2015).
Nyeri akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan kecemasan yang
b. Nyeri alih adalah nyeri yang berasal dari satu bagian tubuh, tetapi
dipersepsikan di bagian tubuh lain. Nyeri alih paling sering berasal dari dalam
visera (organ Internal) dan dapat dipersepsikan dalam area internal yang lain
(Bunker, 2015).
c. Nyeri kanker adalah hasil dari beerapa jenis keganasan. Sering kali, nyeri
kanker sangat hebat dan dapat dianggap Intractable (tidak dapat diatasi) dan
kronis. Keperawatan hospice sering kali dilibatkan dalam penatalaksanaan nyeri
kanker (Bunker, 2015).
1. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis yang mempengaruhi nyeri terdiri dari umur, jenis kelamin,
kelelahan dan faktor gen.
a. Umur
Umur dan tahap perkembangan seorang klien adalah variabel penting yang
akan mempengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap nyeri. Prevalensi nyeri pada
populasi lansia secara umum lebih tinggi akibat kondisi penyakit yang akut dan
kronik.
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna
dalam berespon terhadap nyeri(Gil, 1990).
c. Kelelahan
d. Gen
2. Faktor Sosial
a. Perhatian
3. Faktor Spiritual
Spiritual membuat seseorang mencari tahu makna atau arti dari nyeri yang
dirasakannya, seperti mengapa nyeri ini terjadi pada dirinya, apa yang telah dia
lakukan selama ini, dan lain-lain (Potter & Perry, 2009).
4. Faktor Psikologis
a. Kecemasan
b. Koping Individu
5. Faktor budaya
Faktor budaya yang mempengaruhi nyeri terdiri dari makna nyeri dan
kebudayaan.
a. Makna nyeri
Beberapa klien dapat lebih mudah menerima nyeri dibandingkan klien lain,
bergantung pada keadaan dan interpretasi klien mengenai makna nyeri tersebut.
Seorang klien yang menghubungkan rasa nyeri dengan hasil akhir yang positif
dapat menahan nyeri dengan sangat baik. Sebaliknya, klien yang nyeri kroniknya
tidak mereda dapat merasa lebih menderita (Iqbal, 2008).
b. Kebudayaan
Latar belakang etnik dan warisan budaya telah lama dikenal sebagai faktor-
faktor yang memengaruhi reaksi seseorang terhadap nyeri dan ekspresi nyeri.
Latar belakang budaya dapat mempengaruhi tingkat nyeri yang ingin ditoleransi
a. Penyebab nyeri
Penyebab nyeri beragam, dan kadang kala penyebab pasti nyeri mungkin
sulit atau tidak mungkin ditentukan. Tanpa memperhatikan penyebab, asuhan
keperawatan diarahkan pada upaya meredakan nyeri. Meredakan nyeri dan
memberikan kenyamanan melalui pemberian obat dan berbagi intervensi adalah
tanggung jawab keperawatan yang penting. Saat ketidaknyamanan meningkat,
respon alami tubuh adalah mengencangkan otot lebih lanjut (Bunker, 2015).
b. Transmisi nyeri
Transduksi: Sistem saraf mengubah stimulus nyeri dalam ujung saraf menjadi
impuls
Transmisi: Impuls berjalan dari tempat awalnya ke otak
Persepsi: Otak mengenali, mendefinisikan,, dan berespons terhadap nyeri
Modulasi:Tubuh mengaktivasi respon inhibitor yang diperlukan terhadap efek
nyeri
(Craven, H., et.al. 2007). Jika respon modulasi tubuh ini tidak berhasil, intervensi
eksternal di perlukan untuk menangani nyeri.
Pengukuran skala nyeri untuk anak pra sekolah dan sekolah, pengukuran
skala nyeri menggunakan Face Rating Scale yaitu terdiri dari 6 wajah kartun,
mulai dari wajah yang tersenyum untuk “ tidak ada nyeri “ hingga wajah yang
menangis untuk “ nyeri berat “. Skala wajah nyeri Wong-Baker direkomendasikan
untuk anak-anak berusia 3-7 tahun. Tunjukkan setiap wajah dengan menggunakan
kata-kata untuk mendeskripsikan intensitas nyeri. Minta anak memilih wajah yang
paling mendeskripsikan nyerinya dan catat angka yang sesuai. (Hockleberry,
2005).
Skala ini sesuai untuk klien yang berusia kurang dari 3 tahun dan yang
belum dapat mengungkapkan sesuatu secara verbal. Skala ini juga dapat
digunakan untuk klien yang mengalami gangguan intelektual berat. (Sumber:
UCLA Pain Management Clinical Resource Guide, 2004).
1. Pengkajian Nyeri
1. Data Subjektif
Karakteristik nyeri yang paling subjektif pada nyeri adalah tingkat keparahan
atau intensitas nyeri tersebut. Klien sering diminta untuk mendeskripsikan nyeri
sebagai nyeri ringan, sedang, atau parah.
b. karakteristik nyeri
1. Kapan mulainya (O: Onset) Tentukan kapan rasa tidak nyaman dimulai. Akut
atau bertahap?
8.Harapan (V:Values) :
Apabila klien mengalami nyeri maka perawat perlu mengkaji kata-kata yang
diucapkan, respon verbal (meringis, menangis), gerakan wajah dan tubuh.
(meringis sambil mengguling ke kiri, melindungi area nyeri), interaksi sosial
2. Data Objektif
a. Respon perilaku
b. Respon fisiologik
c. Respon Afektif
Respon afektif seperti cemas, marah, tidak nafsu makan, kelelahan, tidak
punya harapan, dan depresi juga terjadi pada klien yang mengalami nyeri. (Taylor,
1997).
3.Rumusan masalah
4.Perencanaan
KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN PASIEN
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 26 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Golongan darah :O
Tanggal Operasi :-
A.Onset
Klien mengatakan nyeri timbul jika pasien terlambat makan atau tidak makan
B. Provocative/pallitative
1. Apa penyebabnya
Klien mengatakan memiliki kebiasaan pola makan pasien yang tidak teratur,
Klien mengatakan terkadang makan, terkadang tidak ( hanya makan roti 1 ) jika
makan, hanya 1x sehari, diwaktu sore setelah pulang dari toko baru makan, Klien
juga suka mengkosumsi minuman yang mengandung rasa asam.
Klien mengatakan sakit atau nyeri berkurang jika beristirahat sejenak dan minum
obat antasida namun beberapa menit kemudian sakit atau nyeri akan kembali lagi
dirasakan oleh klien
C. Quantity/ quality
1. Bagaimana dirasakan
2. Bagaimana dilihat
D. Region
1. Dimana lokasinya
2. Apakah menyebar
E. Severity
F. Time
G. Understanding
Klien mengatakan nyeri dilambungnya terasa perih seperti rasa panas dan
terbakar, nyeri seperti itu belum pernah dirasakan oleh klien, nyeri yang pernah
dirasakan hanya nyeri biasa dengan durasi sekitar 1 menit saja dan tidak sampai
separah ini, nyeri tersebut timbul jika klien terlambat makan atau tidak makan
Klien mengatakan pernah memiliki riwayat penyakit maag, tetapi tidak pernah
separah ini
B. Pengobatan /tindakan
Klien mengatakan, belum pernah berobat ke Rumah Sakit dan apabila perut terasa
sakit klien hanya pergi ke warung atau apotek membeli obat
C. Pernah dirawat/dioperasi
D. Alergi
Klien mengatakan tidak mengalami riwayat alergi baik makanan maupun obat-
obatan
E. Imunisasi
A. Orang tua
B. Saudara Kandung
D. Penyebab meninggal
Tidak ada
B. Konsep diri
C. Keadaan emosional
D. Hubungan sosial
E. Spiritual
- Penampilan : rapi
A. Keadaan umum
B. Tanda-tanda vital
- Nadi : 88 x/menit
- Pernafasan : 24 kali/menit
- Skala nyeri :6
- TB : 165 cm
- BB : 50 kg
Kepala
Wajah
Mata
- Palpebra : simetris
Hidung
Telinga
- Kehangatan : 36,5 C
Pemeriksaan thoraks/dada
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan neurologi
- Nerfus Olfaktorius/N I:
Klien mampu membedakan panas dan dingin, tajam dan tumpul, getaran dan
rabaan
- Waktu pemberian makananan : pagi 08:00 wib, siang 13:00 wib, malam
19:00 wib
- Jumlah dan jenis makanan : satu porsi, nasi, sayur, lauk, dan buah
- Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih, kuku kaki dan tangan akan di
potong ketika panjang
3. Pola kegiatan/akivitas
Mandi `
Makan
BAB
BAK
Ganti Pakaian
4. Pola eliminasi
BAB
A. Masalah Keperawatan
2. Gangguan nutrisi
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d inflamasi mukosa lambung d/d klien tampak
gelisah dan meringis kesakitan.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake y`ang tidak adekuat d/d klien
tidak nafsu makan karena mual.
3. Hambatan mobilitas fisik b/d kelemahan fisik d/d klien badannya terasa lemah
dan tidak mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri.
Kriteria hasil:
b. Mengetahui
- Pasien melaporkan nyeri berkurang keadaan umum
- Skala nyeri menurun 0-3 klien melalui
tanda-tanda vital.
- Pasien tampak tenang
Tujuan: a. Agar
Jumat, 2.
mengetahui
05 Mei
- Setelah dilakukan tindakan jumlah makanan
2017
keperawatan diharapkan klien mampu yang masuk
nafsu makan klien membaik/adekuat
b. Memenuhi
Kriteria hasil: kebutuhan energi
- BB klien menunjukkan peningkatan
c. Dapat
Rencana Tindakan: menambah nafsu
a. Monitor intake nutrisi makan
Tujuan: a. Observasi
Jumat, 3.
sejauh mana klien
05 Mei -Setelah dilakukan tindakan
dapat beraktivitas
2017 keperawatan diharapkan klien mampu
b. Menjelaskan
Kriteria hasil:
pada klien bahwa
bantuan penting
f. Agar aktivitas
e. Awasi seluruh upaya mobilitas dan
berjalan dengan
bantu pasien, jika perlu
baik
f. Ajarkan pasien menggunakan
postur tubuh yang benar pada saat
melakukan aktiivitas
- KU lemah
- Menganjurkan pasien
untuk beristirahat dan - TTV
dimodivikasi dengan TD : 140/70 mmHg
pemberian aromaterapi
N : 88 x/menit
lavender.
RR: 24x/menit
- Memberikan analgesik
T : 36,5 °c
(ranitidin dan keterolac)
sesuai program A: Masalah teratasi
sebagian, nyeri dalam
skala 4
P:Intervensi dilanjutkan,
observasi skala nyeri dan
pemberian analgesik:
- Injeksi ranitidin 50
mg/12 jam
- Klien hanya
- Beri makan selagi hangat
menghabiskan 5-6
- Kolaborasi dengan ahli sendok dari porsi yang
gizi dalam pemberian diet diberikan
- Mengajarkan pasien
menggunakan postur tubuh
yang benar pada saat
melakukan aktiivitas
TTV:
- Menganjurkan keluarga
dan orang terdekat klien TD: 120/70mmHg
untuk berbincang dengan
RR: 24x/menit
- Mengajarkan tekhnik
relaksasi nafas dalam dan T: 36,5 °c
menggunakan aromaterapi Skala nyeri 4, Klien
lavender tampak sedikit lebih
tenang
- Kolaborasi memberikan
analgesik (ranitidin dan A: Masalah teratasi
keterolac) sesuai program. sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
A:Masalah teratasi
- Memberikan bantuan
sebagian
dalam aktivitas
P: Intervensi dilanjutkan
- Mengawasi seluruh upaya
mobilitas dan bantu pasien,
jika perlu
- Mengajarkan pasien
menggunakan postur tubuh
yang benar pada saat
melakukan aktiivitas
- Mengajarkan tekhnik
relaksasi nafas dalam
- Mengajarkan
keluarga/pasien dalam
menggunakan aromaterapi
lavender dirumah, untuk
meminimalkan rasa nyeri
apabila nyeri timbul
P: Intervensi dihentikan ,
a. Pengkajian
Klien mengatakan nyeri dilambungnya terasa perih seperti rasa panas dan
terbakar, nyeri seperti itu belum pernah dirasakan oleh klien, nyeri yang pernah
Hasil dari pemeriksaan abdomen dengan cara inspeksi meliputi: warna kulit
sawo matang, perut datar/tidak ada ascites, tidak ada benjolan, tidak terdapat luka
jahitan. Auskultasi meliputi peristaltik usus 24x/menit. Suara perut saat di perkusi
terdengar tympani. Pada saat palpasi terdapat nyeri tekan pada kuadran dua/ kiri
atas. (V) Klien mengatakan bahwa penyakitnya dapat sembuh dengan cepat dan
penyakitnya sekarang jangan kambuh lagi
b. Diagnosa prioritas yang muncul pada kasus Tn. S adalah nyeri akut
berhubungan Inflamasi mukosa lambung.
c. Rencana keperawatan
e. Evaluasi keperawatan
f. Hasil analisa
SARAN
Salemba Medika.
Judha. M., dkk (2012). Teori pengukuran nyeri. Yogyakarta: Nuha Medika
Mubarak. W., dkk. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia ( Teori dan
aplikasi dalam praktek). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kozier. B., et.al. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Vol. 2
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
CATATAN PERKEMBANGAN
- Memberikan total
16:50 lingkungan yang ditempat tidur
tenang
16:55 A: Masalah
- Memberikan belum teratasi
17:00
bantuan dalam
P: Intervensi
aktivitas
dilanjutkan
17:05 - Mengawasi seluruh
upaya mobilitas dan
17:10
bantu pasien, jika
perlu
- Mengajarkan pasien
menggunakan postur
tubuh yang benar
pada saat melakukan
aktiivitas
- Kolaborasi tenang
memberikan
A: Masalah
analgesik (ranitidin
teratasi sebagian
dan keterolac) sesuai
program. P: Intervensi
dilanjutkan
- Menganjurkan
- Memberikan sendiri
15:40 lingkungan yang
O: - KU masih
tenang
lemah
15:05 - Mengajarkan
keluarga/pasien
dalam menggunakan
aromaterapi lavender
dirumah, untuk
meminimalkan rasa
nyeri apabila nyeri
timbul
IV line
O: - KU: sudah
yang bergizi
A: Masalah
- Memberikan
A: Masalah
teratasi
P: Intervensi
dihentikan