Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkatrahmat-Nya
saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Sejarah Keperawatan. Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah Etika Keperawatan .Saya mengucapkan terima kasih
kepada Dosen pembimbing sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini. semoga makalah ini
memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Batam, 16 November 2020


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i


KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang...............................................................................................................1
B.Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C.Tujuan Pembahasan........................................................................................................1
D.Manfaat Pembahasan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
• Gambaran Penyelenggaraan Praktik Keperawatan.............................................................2
• Sejarah Perkembangan Profesi Keperawatan......................................................................2
• Masalah-Masalah Dalam Praktik Keperawatan..................................................................3
• Alasan Perlunya Pengaturan Perundang-Undangan Keperawatan.......................................4
• Legislasi keperawatan..........................................................................................................6
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan.........................................................................................................................9
B.Saran....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai
upaya kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat. Tenaga keperawatan sebagai
salah satu komponen utama pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran
penting karena terkait langsung dengan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi
dan pendidikan yang dimilikinya. Dengan adanya undang-undang praktik keperawatan
merupakan jaminan terhadap mutu dan standard praktik disamping sebagai perlindungan
hukum bagi pemberi dan penerima jasa pelayanan keperawatan. Para perawat harus
mengetahui dan memahami berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan praktik
keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakan
professional yang mereka lakukan.

B. Rumusan Masalah
•Apa gambaran penyelenggaraan praktik keperawatan?
•Apa sejarah perkembangan profesi keperawatan?
•Apa masalah-masalah dalam praktik keperawatan?
•Apa alasan perlunya pengaturan perundang-undangan keperawatan?
•Apa saja legislasi keperawatan?

C. Tujuan Pembahasan
•Untuk mengetahui gambaran penyelenggaraan praktik keperawatan
•Untuk mengetahui sejarah perkembangan profesi keperawatan
•Untuk mengetahui masalah-masalah dalam praktik keperawatan
• Untuk mengetahui alasan perlunya pengaturan perundang-undangan keperawatan
•Untuk mengetahui legislasi keperawatan

D. Manfaat Pembahasan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan menambah
pengetahuan bagi para pembaca agar mengetahui lebih jauh hal-hal yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan perundang - undangan yang berlaku dalam praktik keperawatan.

BAB II PEMBAHASAN

 Gambaran Penyelenggaraan Praktik Keperawatan


Pelayanan keperawatan adalah bentuk pelayanan fisiologis, psikologis, sosial, spiritual dan
kultural yang diberikan kepada klien (pasien) karena ketidakmampuan, ketidakmauan dan
ketidaktahuan klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yang sedang terganggu. Fokus
keperawatan adalah respons klien terhadap penyakit, pengobatan dan lingkungan. Beberapa
teori keperawatan sampai saat ini mewarnai dasar bentuk pelayanan keperawatan. Tujuan dari
teori ini adalah untuk memperlihatkan kepada khalayak bahwa fokus pelayanan keperawatan
adalah klien dan keluarganya. Perawat mempunyai tanggung jawab yang penting untuk
memberikan perawatan pada Klien dalam seluruh tingkat dan untuk menentukan tindakan
pencegahan. Teori-teori inilah yang menunjukkan bahwa pelayanan keperawatan berbeda
dengan profesi kesehatan lain .
 Sejarah Perkembangan Profesi Keperawatan
Perkembangan keperawatan di benua Asia, khususnya di Timur Tengah di negara Arab
perkembangan keperawatan mulai maju dan berkembang sekitar Abad 7 seiring dengan lahir
dan agama Islam di tengah-tengah bangsa Arab. Perkembangan dan penyebaran agama islam
di ikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan seperti ilmu pasti, kimia, kesehatan dan
obat-obatan. Pada masa ini muncul tokoh islam dalam keperawatan yang dikenal dengan
nama Rufaidah. Perkembangan perawatan dan pengobatan di negara Cina atau Tiongkok,
bangsa Tiongkok telah mengenal penyakit kelamin diantaranya gonorhoea dan syphilis.
Beberapa orang yang terkenal dalam ketabiban seperti: Seng Lung dikenal sebagai “Bapak
Pengobatan”, yang ahli penyakit dalam dan telah menggunakan obat-obat dari tumbuh-
tumbuhan dan mineral (garam-garaman). Semboyannya yang terkenal adalah lihat, dengar,
tanya, dan rasa. Chang Chung Ching telah mengerjakan lavement dengan menggunakan
bambu.
Perkembangan keperawatan di benua Eropa, beberapa tokoh keperawatan yang mempunyai
peran besar dalam perubahan sejarah perkembangan keperawatan, salah satunya muncul
tokoh “Florence Nightingale” dalam keperawatan rupanya berpengaruh besar pada
perkembangan keperawatan di Eropa khususnya di negara Inggris. Berkat kerja
keras,perjuangan, perhatian dan dedikasinya yang luar biasa di bidang keperawatan dan
keinginan untuk memajukan keperawatan khususnya terhadap para korban perang, pada
perang salip yang terjadi di semenanjung Krimea, beliau dianugerahi gelar dengan sebutan “
Lady with the Lamp” oleh para tentara korban perang. Pada akhirnya di negara Inggris
terjadi kemajuan yang pesat dalam bidang keperawatan, diantaranya adalah pembangunan
Sekolah-sekolah perawat dan pendirian perhimpunan perawat nasional Inggris (British Nurse
Association) oleh Erenwick pada tahun 1887. Perhimpunan ini bertujuan untuk
mempersatukan perawat-perawat yang ada di seluruh Inggris. Kemudian, pada 1 Juli 1899,
Erenwick juga mendirikan sebuah lembaga yang disebut International Council of Nurses
(ICN).
Perkembangan sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia, yaitu ketika bangsa Indonesia masih berada dalam
penjajahan bangsa asing serta bangsa Inggris, Belanda dan Jepang. Oleh karena itu, sejarah
perkembangan keperawatan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh perkembangan kebangsaan
Indonesia, secara umum sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi dua periode yaitu: masa sebelum kemerdekaan dan masa setelah
kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pertama, masa sebelum kemerdekaan, pada masa itu negara Indonesia masih di jajah oleh
bangsa Inggris, Belanda dan Jepang. Pada penjajahan oleh Belanda khususnya pada zaman
VOC (1602- 1799) penjajahan Belanda I, didirikan rumah sakit (Binnen Hospital) yang
terletak di Jakarta pada tahun 1799. Tenaga perawatnya diambil dari penduduk pribumi yang
berperan sebagai penjaga orang sakit.
Kedua, masa setelah kemerdekaan, pada tahun 1949 telah banyak rumah sakit yang didirikan
serta balai pengobatan dan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan pada tahun
1952 didirikan sekolah perawat, kemudian pada tahun 1962 telah dibuka pendidikan
keperawatan setara dengan diploma. Pada tahun 1985 untuk pertama kalinya dibuka
pendidikan keperawatan setingkat dengan sarjana yang dilaksanakan di Universitas Indonesia
dengan nama Program Studi Ilmu Keperawatan dan akhirnya dengan berkembangnya Ilmu
Keperawatan, maka menjadi sebuah Fakultas Ilmu keperawatan dan beberapa tahun
kemudian diikuti berdirinya pendidikan keperawatan setingkat S1 diberbagai universitas di
Indonesia seperti di Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan lain-lain.

 Masalah-Masalah Dalam Praktik Keperawatan


Dalam praktek keperawatan ada lima masalah dasar etika keperawatan yang berhubungan
dengan pertimbangan prinsip etika yang bertentangan.
1.Kuantitas vs kualitas hidup.
Contoh: Seorang ibu meminta perawat untuk melepas semua selang yang dipasang pada
anaknya yang berusia 15 tahun yang telah koma 7 hari. Dalam keadaan seperti ini. perawat
menghadapi masalah tentang posisi yang dimilikinya dalam menentukan keputusan secara
moral. Perawat berada pada posisi masalah kuantitas vs kualitas hidup karna keluarga klien
menanyakan: Apakah selang-selang yang dipasang hampir disemua bagian tubuh dapat
mempertahankan klien tetap hidup?.
2. Kebebasan vs Penanganan dan Pencegahan bahaya.
Contoh: Seorang klien berusia lanjut yang menolak untuk menggunakan sabuk pengaman
sewaktu berjalan. La ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini, perawat menghadapi
masalah upaya untuk menjaga keselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasan klien
3. Berkata jujur vs Berkata bohong
Contoh : Seorang perawat yang menghadapi teman kerjanya menggunakan narkotika. Dalam
posisi ini perawat tersebut berada pada pilihan apakah akan mengatakan hal ini secara
terbuka atau diam karna diancam akan dibuka rahasia yang dimilikinya bila melaporkan hal
itu kepada orang lain
4. Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah, agama, politik,
ekonomi dan ideologi.
Contoh : Seorang klien memilih penghapusan dosa dari pada berobat ke dokter. Kampanye
anti rokok demi keselamatan bertentangan dengan kebijakan ekonomi. Alokasi dana untuk
penelitian militer lebih besar daripada dana penelitian kesehatan.
5. Terapi ilmiah konvensional vs Terapi tidak ilmiah dan coba-coba.
Contoh : Masyarakat Indonesia yang terdiri dari atas beraneka ragam dan suku dan budaya
mempunyai berbagai praktik pengobatan yang dipercaya beberapa kalangan. Namun belum
teruji secara ilmiah. Secara ilmiah memang berbagai tindakan ini sulit dibuktikan
kebenarannya, namun sebagian masyarakat masih mempercayainya. Dalam melakukan
tindakan terapi ini konvensional. Masyarakat biasanya menggunakan berbagai perantara
seperti dukun, kris, batu dan sebagainya.
Berbagai masalah etis yang di hadapi perawat dalam praktik keperawatan telah menimbulkan
konflik antara kebutuhan klien dengan harapan perawat dan falsafah keperawatan masalah
etika keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika kesehatan. Dalam kaitan ini di
kenal istilah etika biomedis atau bioetis. Istilah bioetis mengandung arti ilmu yang
mempelajari masalah yang timbul akibat kemajuan ilmu pengetahuan terutama di bidang
biologi dan kedokteran. Masalah bioetis yang dihadapi oleh para tenaga kesehatan adalah
berkata jujur, AIDS, abortus: menghentikan pengobatan cairan dan makanan:
cuntanasia,transplantasi organ inseminasi artifisial dan beberapa masalah etis yang langsung
berkaitan dengan praktik keperawatan.

 Alasan Perlunya Pengaturan Perundang-Undangan Keperawatan

1. Alasan Filosofis
Kesehatan sebagai hak asasi manusia sebagai tanggung jawab Pemerintah dan seluruh elemen
masyarakat harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya kesehatan kepada
seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau.
Pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun masyarakat harus diselenggarakan secara
bermutu, adil dan merata dengan memberikan perhatian khusus kepada penduduk miskin,
anak-anak, remaja, para ibu dan para lanjut usia yang terlantar baik di perkotaan maupun di
pedesaan. Prioritas diberikan pula kepada daerah terpencil, pemukiman baru, wilayah
perbatasan dan daerah kantong-kantong keluarga miskin. Penyelesaian masalah yang
memberi dampak pada kesehatan masyarakat memerlukan keterlibatan pemerintah,
organisasi profesi dan pihak terkait lainnya.

2. Alasan Yuridis
a. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 menyebutkan bahwa Setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
b. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992, tentang kesehatan, Bab VI mengenai Sumber
Daya kesehatan yang terdiri dari: tenaga kesehatan, sarana kesehatan, perbekalan kesehatan,
pembiayaan kesehatan, pengelolaan kesehatan dan penelitian dan pengembangan kesehatan.
c. Dalam Pasal 32 ayat (4) secara eksplisit menyebutkan bahwa: Pelaksanaan pengobatan dan
atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.”
Pada Pasal 53 ayat 1 juga menyebutkan bahwa: Tenaga kesehatan berhak memperoleh
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
3. Alasan Sosiologis
Undang-Undang menganut beberapa alasan sosiologis sebagai berikut:
a. Mengantisipasi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
keperawatan dengan adanya pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan
dari model medical yang menitikberatkan pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan
ke paradigma sehat yang lebih holistik yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi
dan bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996).
b. Sudah disepakati secara nasional pada tahun 1983 bahwa keperawatan sebagai profesi dan
struktur pendidikan tinggi keperawatan sebagai pendidikan profesi sesuai dengan proyeksi
kebutuhan jenis dan jenjang tenaga perawat.
c. Mendekatkan keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan.
d. Meningkatkan kontribusi pelayanan keperawatan yang bermutu sebagai bagian integral
dari pelayanan kesehatan.
e. Memberikan kepastian hukum kepada pemberian dan penyelenggaraan pelayanan
keperawatan Masyarakat terutama masyarakat Indonesia berhak mendapatkan pelayanan
keperawatan yang berkualitas oleh perawat yang kompeten tanpa diskriminatif menurut status
sosial, budaya, agama, ras, dll.

4. Alasan Teknik Keperawatan


a. Citra keperawatan rendah terkait dengan Persepsi masyarakat terhadap perawat.
b. Keperawatan masih dianggap bukan merupakan komponen penting dalam pengambilan
keputusan (kebijakan).
c. Variasi proporsi kualifikasi tenaga perawat Penyebaran tenaga yang tidak merata.
d. Kepemimpinan dan manajemen yang tidak efektif.
e. Ketidaksesuaian kompetensi dengan tanggung jawab.
f. Peluang untuk Pelatihan kurang, jika ada kesempatan menggunakan
peluang sempit.
g. Kurang dilibatkan dalam pengambilan keputusan penting.
h. Kondisi kerja.

 Legislasi keperawatan
Legislasi keperawatan adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan
perangkat hukum yang sudah ada yang mempengaruhi ilmu dan kiat dalam praktik
Keperawatan (Sand, Robbles 1981).
1.Tujuan Legislasi Keperawatan
a. Tujuan utama Legislasi adalah untuk melindungi masyarakat serta melindungi perawat.
b. Tujuan yang lainnya adalah:
•Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
•Melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan
•Menetapkan standar pelayanan keperawatan
•Menapis IPTEK keperawatan
•Menilai boleh tidaknya praktik
•Menilai kesalahan dan kelalaian

2.Prinsip dasar legislasi untuk praktik keperawatan


•Harus jelas membedakan tiap kategori tenaga keperawatan.
•Badan yang mengurus legislasi bertanggung jawab atas sistem keperawatan.
•Pemberian lisensi berdasarkan keberhasilan pendidikan dan ujian sesuai ketetapan.
•Memperinci kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan perawat.

3. Fungsi legislasi keperawatan


•Memberi perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan.
•Memelihara kualitas layanan keperawatan yang diberikan
•Memberi kejelasan batas kewenangan setiap katagori tenaga keperawatan.
•Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat.
•Memotivasi pengembangan profesi.
•Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.

4.Legislasi Keperawatan ini dapat dibagi atas 3 tahap, antara lain:


•Surat Izin Perawat (SIP)
Surat ini diberikan oleh Departemen Kesehatan kepada perawat setelah lulus dari pendidikan
keperawatan sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan praktek
keperawatan. Registrasi SIP adalah suatu proses dimana perawat harus (wajib) mendaftarkan
diri pada kantor wilayah Departemen Kesehatan Provinsi untuk mendapat Surat Izin Perawat
(SIP) sebagai persyaratan menjalankan pekerjaan keperawatan dan memperoleh nomor
registrasi. Sasarannya adalah semua perawat. Sedangkan yang berwenang mengeluarkannya
adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dimana institusi perawat itu berasal. Bagi perawat
yang sudah bekerja sebelum ditetapkan keputusan ini memperolah SIP dari pejabat kantor
kesehatan kabupaten/kota di wilayah tempat kerja perawat yang bersangkutan.
•Jenis dan waktu registrasi:
Registrasi awal dilakukan setelah yang bersangkutan lulus pendidikan keperawatan selambat-
lambatnya 2 tahun sejak peraturan ini dikeluarkan. Registrasi ulang dilakukan setelah 5 tahun
sejak tanggal registrasi sebelumnya, diajukan 6 bulan berakhir berlakunya SIP.
•Surat Izin Kerja (SIK)
Surat ini merupakan bukti yang diberikan kepada perawat untuk melakukan praktek
keperawatan di sarana pelayanan kesehatan. SIK hanya berlaku pada satu tempat sarana
pelayanan kesehatan. Pejabat yang berwenang menerbitkan SIK adalah kantor Dinas
kabupaten/kota dimana yang bersangkutan akan melaksanakan praktek keperawatan.
•Surat Izin Praktek Perawat (SIPP)
Surat ini merupakan bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk menjalankan Praktek
keperawatan secara perorangan atau kelompok. SIPP hanya berlaku untuk satu tempat
praktek perorangan atau kelompok dimana yang bersangkutan mendapat izin untuk
melakukan praktek perawat. Pejabat yang berwenang menerbitkan SIPP adalah kantor dinas
kabupaten/kota dimana yang bersangkutan akan melaksanakan praktek keperawatan.

5. Pemberian lisensi
Pemberian lisensi adalah pemberian izin kepada seseorang yang memenuhi persyaratan oleh
badan pemerintah yang berwenang, sebelum ia diperkenankan melakukan pekerjaan dan
prakteknya yang telah ditetapkan. Tujuan lisensi ini:
•Membatasi pemberian kewenangan melaksanakan praktik keperawatan hanya bagi yang
kompeten.
•Meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai kompetensi yang
diperlukan.

6.Registrasi
Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dan informasi lain pada badan resmi
baik milik pemerintah maupun non pemerintah. Perawat yang telah terdaftar diizinkan
memakai sebutan registered nurse.

7.Sertifikasi
Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa seorang perawat telah memenuhi standar
minimal kompetensi praktik pada area spesialisasi tertentu seperti kesehatan ibu dan anak,
pediatric, kesehatan mental, gerontology dan kesehatan sekolah.

8.Akreditasi
Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan pemberian status akreditasi kepada
institusi, program atau pelayanan yang dilakukan oleh organisasi atau badan pemerintah
tertentu.
BAB III PENUTUP

Kesimpulan:
Tenaga keperawatan sebagai salah satu komponen utama pemberi layanan kesehatan kepada
masyarakat memiliki peran penting karena terkait langsung dengan mutu pelayanan
kesehatan sesuai dengan kompetensi dan pendidikan yang dimilikinya. Dengan adanya
undang-undang praktik keperawatan merupakan jaminan terhadap mutu dan standard praktik
disamping sebagai perlindungan hukum bagi pemberi dan penerima jasa pelayanan
keperawatan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang keperawatan yang sangat
pesat harus diimbangi pula dengan perangkat hukum yang ada, sehingga dapat memberikan
perlindungan yang menyeluruh kepada tenaga keperawatan sebagai pemberi pelayanan
maupun di masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan.

Saran:
Akhirnya terselesaikannya makalah ini saya selaku pemakalah menyadari dalam penyusunan
makalah ini yang membahas tentang Peraturan , Kebijakan dan Perundang-Undangan yang
berkaitan dalam Praktik Keperawatan , makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
tata cara penulisan dan bahasa yang dipergunakan maupun dari segi penyajian materinya.
Untuk itu kritik dan saran dari pembimbing atau dosen yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini sangat kami harapkan supaya dalam penugasan makalah yang akan datang lebih
baik dan lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/modul-bahan-ajar-tenaga-kesehatan/
https://id.scribd.com/document/367150265/Makalah-Peraturan-Kebijakan-Dan-Perundang-
undangan-Yang-Berlaku-Dalam-Praktik-Keperawatan
https://id.scribd.com/document/363615553/Masalah-Etika-Dalam-Praktik-Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai