Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODOLOGI FILSAFAT ISLAM


Makalah Ini Diajukan untuk Memenuhi 
Tugas Mata KuliaH:”FILSAFAT ISLAM”
Dosen: Hj. Euis Komala, M. Ag

Disusun Oleh:
Devi Romandiani : 18122016
Ismi Nur Asri : 19122204
Lina Marlina :18122051
Romah Roviah : 1812097

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AT-TAQWA


STIT AT-TAQWA
CIPARAY-BANDUNG
2018 - 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena dengan


rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kemudian juga kami
berterima kasih kepada dosen Hj. Euis Komala, M. Ag mata kuliah Filsafat Islam
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Makalah yang ada dihadapan pembaca ini memberikan penjelasan tentang
METODOLOGI FILSAFAT ISLAM. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
pengertian ruang lingkup sejarah peradaban islam. kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya, sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya, sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Bandung, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metodologi Filsafat Islam .....................................................2
B. Ruang Lingkup Metodologi Filsafat Islam .............................................4
C. Tujuan Metodologi Filsafat Islam ...........................................................5
D. Metodologi Pemikiran Filsafat Islam ......................................................6
BAB III PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................8
B. Saran .......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada awal tahun 1970-an berbicara mengenai penelitian agama dianggap tabu.
Orang akan berkata: kenapa agama yang sudah begitu mapan mau diteliti; agama
adalah wahyu Allah. Dalam pendahuluan buku Seven Theories Of Religion
dikatakan, dahulu orang Eropa menolak anggapan adanya kemungkinan meniliti
agama.
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat
menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin.
Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana
terdapat di dalam sumber ajarannya, Alquran dan Hadis, tampak amat ideal dan
agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai
akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap
seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa
mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka,
demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik,
mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap
positif lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Metodelogi Filsafat Islam?
2. Apa Saja Ruang Lingkup Filsafat Islam?
3. Apa Tujuan Filsafat Islam?
4. Apa Metode Pemikiran Fislafat Islam?

5. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Metodologi Filsafat Islam
2. Untuk mengetahui apasaja ruanglingkup dari metedologi filsafat islam
3. Untuk menegtahui tujuan dari metedologi filsafat islam

1
4. Untuk mengetahui metedologi pemikirsn filsafat islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metodologi Filsafat Islam


Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta
(sepanjang), hodos (jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau
langkah-langkah yang di tempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai
tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang
lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian.
Menurut istilah“metodologi” berasal dari bahasa yunani yakni metodhos dan
logos, methodos berarti cara, kiat dan seluk beluk yang berkaitan dengan upaya
menyelsaikan sesuatu, sementara logos berarti ilmu pengetahuan, cakrawala dan
wawasan. Dengan demikian metodologi adalah metode atau cara-cara yang
berlaku dalam kajian atau penelitian.
Metodologi adalah masalah yang sangat penting dalam sejarah pertumbuhan
ilmu, metode kognitif yang betul untuk mencari kebenaran adalah lebih penting
dari filsafat, sains, atau hanya mempunyai bakat.
Cara dan prosedur untuk memperoleh pengetahuan dapat ditentukan
berdasarkan disiplin ilmu yang dikajinya, oleh karena itu dalam menentukan
disiplin ilmu kita harus menentukan metode yang relevan dengan disiplin itu,
masalah yang dihadapi dalam proses verivikasi ini adalah bagaimana prosedur
kajian dan cara dalam pengumpulsn dan analisis data agar kesimpulan yang
ditarik memenuhi persyaratan berfikir induktif. Penetapan prosedur kajian dan
cara ini disebut metodologi kajian atau metodologi penelitian
Selain itu metodelogi adalah pengetahuan tentang metode-metode, jadi metode
penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang digunakan dalam
penelitian. Louay safi mendefinisaikan metodologi sebagai bidang peenelitian
ilmiah yang berhubungan dengan pembahasan tentang metode-metode yang
digunakan dalam mengkaji fenomena alam dan manusia atau dengan kata lain

2
metodologi adalah bidang penelitian ilmiah yang membenarkan, mendeskripsikan
dan menjelaskan aturan-aturan, prosedur-prosedur sebagai metode ilmiah. Maka

3
3

Metodologi adalah ilmu cara- cara dan langkah- langkah yang tepat (untuk
menganalisa sesuatu) penjelasan serta menerapkan cara.
Filsafat Islam menurut bahasa adalah susunan dari dua kalimat yang
berbeda yaitu antara filsafat dan Islam. Pengertian filsafat secara bahasa adalah
berpikir dan Islam adalah nama sebuah agama samawi yang oleh Allah diutuskan
kepada kepada Nabi Muhammad untuk menyebarkannya dengan perantara
Malaikat Jibril.Sebelum sampai pada devinisi istilah Filsafat Islam, terlebih
dahulu kami akan memberikan makna filsafat yang berkembang di kalangan para
cendikiawan muslim.
Al-Farabi berkata, failusuf adalah orang yang menjadikan seluruh
kesungguhan dari kehidupannya dan seluruh maksud dari umurnya. Sedangkan
Ibnu Sina mengatakan hikmah adalah mencari kesempurnaan diri manusia dengan
dapat menggambarkan segala urusan dan membenarkan membenarkan segala
hakikat, baik yang bersifat teori maupun praktik menurut kamampuannya masing-
masing. Dari sini, maka dapat ditarik benang merah bahwa kata hikmah dapat
berarti pengetahuan atau kebijaksanaan dan pula dapat diartikan perkara yang
tinggi, yang dapat dicapai oleh manusia dengan melalui media-media tertentu di
antranya adalah akal dan metode-metode berpikir yang lain.Dengan demikian,
hikmah yang diidentikkan dengan filsafat adalah ilmu yang membahas tentang
hakikat sesuatu, baik yang bersifat teoritis maupun praktis, yaitu pengethuan yang
harus diwujudkan dengan amal baik.
Maka Istilah metodologi Filsafat islam digunakan ketika seorang ingin
membahas kajian- kajian seputar ragam metode yang biasa digunakan dalam
Filsafat islam. Sebut saja misalnya kajian atas metode bayani, burhani, dan irfani
dan lain sebagainya. Metodologi Filsafat islam mengenal metode- metode itu
sebatas teoritis. Seseorang yang mempelajarinya juga belum menggunakannya
dalam praktik. Ia masih dalam tahap mempelajari secara teoritis bukan praktis.
4

B. Ruang Lingkup Filsafat Islam


Ruang lingkup filsafat Islam menurut beberapa ahli filsafat di anataranya ::
1. Al Kindi:
Di kalangan kaum muslimin, orang yang pertama-tama memberikan
pengertian filsafat dan lapangannya ialah Al-Kindi. la membagi filsafat menjadi 3
bagian, yaitu:
1) Ilmu fisika (ilmu-thabiyyat) sebagai tingkatan yang paling bawah.
2) IImu matematika (al - ilmur - riyadhi) sebagai tingkatan tengah-tengah.
3) Ilmu Ketuhanan (ilmur - rububiyyah) sebagai tingkatan yang paling tinggi.
2. Al Farabi:
Menurut Al-Farabi, lapangan filsafat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Filsafat teori, yaitu mengetahui sesuatu yang ada, dimana seseorang tidak
bisa (tidak perlu) mewujudkannya dalam perbuatan. Bagian ini meliputi :
 ilmu matematika.
 ilmu fisika.
 ilmu metafisika.
b. Filsafat amalan, yaitu mengetahui sesuatu yang seharusnya diwujudkan
dalam perbuatan dan yg menimbulkan kekuatan
Utk mengerjakan bagian-bagian yg baik. Bagian ini meliputi:
 Ilmu akhlak; yaitu amalan yg berhubungan dgn perbuatan perbuatan yang
baiik
 Filsafat politik: yaitu amalan yang berhubungan dengan perbuatan
perbuatan baik yg seharusnya dikerjakan oleh penduduk negeri.
3. Ibnu Sina:
Pembagian filsafat menurut Ibnu Sina pada pokoknya tidak berbeda dengan
pembagian-pembagian sebelumnya, yaitu filsafat teori dan filsafat amalan. Akan
tetapi ia menghubungkan kedua bagian tersebut kepada agama. Dasar-dasar
filsafat tersebut terdapat dalam agama atau syari'at Tuhan, hanya penjelasannya
didapatkan oleh kekuatan akal-pikiran manusia.
Pembagian filsafat Ketuhanan menurut Ibnu Sina ialah:
5

a. Ilmu tentang cara turunnya wahyu dan makhluk-makhluk rohani yang


membawa wahyu itu; demikian pula bagaimana cara wahyu itu
disampaikan, dari sesuatu yang bersifat rohani kepada sesuatu yang dapat
dilihat dan didengar.
b. Ilmu keakhiratan, antara lain memperkenalkan kepada kita bahwa
manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya, maka rohnya yang abadi
itulah yang akan mengalami siksaan dan kesenangan.

C. Tujuan Fillsafat Islam


Tujuan filsafat dalam Islam ialah bagaimana kita membuktikan adanya
Tuhan, dengan memperhatikan tanda-tanda yang ada di alam ini, sehingga
nantinya akan didapat iman yang sejati, keyakinan yang akurat. Karena dalam
filsafat Islam bukan hanya meliputi logika, fisika, dan metafisika melainkan
meliputi pula problem-problem besar filsafat seperti soal wujud, esa, teori
mengenal dan hubungan Tuhan dengan manusia.
Pada fase pertama. Segi pemikiran ketuhana pada kaum muslimin masih
bercorak “Islam murni” yang msih berada dalam lingkungan kepercayaan
Islam dan dasar-dasarnya, seperti persoalan pengertian iman (bertambah –
berkurangnya), hukum perbuatan dosa besar, qadha dan ikhtiar dan
sebagainya.
Pada fase kedua, segi aqidah perkembangan pada kaum muslimin telah
megalami perkembangan, yaitu sejak bergaul dengan golongan diluar sampai
pada masa-masa selanjutnya. Pada fase ini dapat dibagi kedalam bebrapa masa
yang mempunyai corak masing-masing, yaitu ;
1. Masa penerjemahan dan pengulasanan buku-buku filsafat atau masa
pemaduan anatara pemikiran-pemikiran Yunani dengan ketentuan-
ketentuan agama. Seperti yang dialkukan oleh tokoh A-Kindi, Al-Farabi,
Ikhwanussafa, dan Ibnu Sina
2. Masa kritikan terhadap filsafat Yunani, sepeti yang dilkuakan oleh Al-
Ghazali
6

3. Masa Pembelaan terhadap filsafat Yunani dinegeri-negeri Islam bagian


barat (Spanyol dan sekitarnya), dan pada waktu yang sama filsafat tidak
dipakai untuk memperkuat kepercayaan, disamping upaya
mengintegrasikan dengan agama dengan cara lain. Tohohnya Ibn Rusyd
4. Masa melangsungkan kritik terhadap filsafat Yunani beserta ulasan-
ulasannya dari golongan rasionalis (failsafat-filsafat Islam) dibwah
pengaruh buku Tahafutul al-Falsifah dismping mempersempit daerah-
daerah akal dalam memahami soal akidah, diseponsori oleh tokoh Al-Iji,
At-Thusi, dan Sa’aduddin At-Taftazani
5. Masa kritikan terhadap pemakaian metode pikiran dalam memahami soal-
soal akidah, yang berarti mengkritik cara aliran-aliran filsafat dan teologi
Islam dalam memperkuat kepercayaan. Tokoh masa ini ialah Ibnu Taimiah
& Ibn Al-Qayyim
6. Masa kritikan terhadap pemakaian metode pikiran dengan mengikuti
madzhab-madzhab akidah tertentu dalam memahami kepercayaan agama.

D. Metodelogi pemikiran filsafat Islam


Dalam khasanah filsafat Islam, dikenal ada tiga model metodologi
berpikir, yakni bayani, burhani, dan irfani. Metode berpikir bayani adalah
model berpikir yang didasarkan pada teks. Teks sucilah yang memiliki otoritas
penuh untuk memberikan arah dan arti dari kebenaran yang dicari, sedangkan
rasio berfungsi sebagai “pengawal” untuk memahami kebenaran di balik
otoritas teks tersebut. Metode berpikir burhani adalah metode berpikir yang
tidak didasarkan pada teks ataupun pengalaman spiritual, melainkan atas dasar
keruntutan logika. Bahkan, pada tahap tertentu, keberadaan teks suci bahkan
pengalaman spiritual baru dapat diterima jika sesuai dengan aturan berpikir
logis. Sedangkan metode berpikir irfani adalah metodologi berpikir yang
berbasis pada pengalaman batin yang bersifat langsung (direct experience)
atas realitas spiritual keagamaan. Karena itu, nalar irfani menyasar pada
dimensi esoteris dari kebenaran, dan dalam hal ini rasio digunakan untuk
7

menjelaskan pengalaman-pengalaman spiritual tersebut secara logis dan


sistematis.
Idealnya ketiga model berpikir tersebut bekerja secara sinergis dan
berjalin-kelindan dalam mengurai makna tiap-tiap kebenaran berdasarkan
disiplin ilmu dan perspektif yang berbeda. Nalar bayani digunakan untuk
memahami teks dalam pendekatan kebahasaan dan aspek normatifnya,
sedangkan nalar burhani menuntun untuk memaksimalisasi kerja rasio dalam
memahami teks dan sumber ilmu lainnya dengan berdasarkan hokum-hukum
logika, dan nalar irfani yang menyasar aspek batin dari teks dan pengetahuan
berfungsi untuk memahami kebenaran secara langsung dengan kehadiran
(knowledge by presence).
Nalar bayani digunakan dalam lapangan ilmu fiqh (yurispredensi Islam),
nalar burhani digunakan untuk mengembangkan lapangan keilmuan rasional,
sperti filsafat, humaniora, sains, dan lain-lain, sedangkan nalar irfani
digunakan dalam memahami bidang sufisme dan kajian esoterisme Islam.
Ketiga model berpikir tersebut masing-masing memiliki kelemahan dan
kelebihannya sendiri-sendiri, yang jika digunakan secara parsial maka akan
sangat rentan pada kelemapahan pengembangan keilmuan dan sangat mustahil
untuk bisa menghasilkan khasanah ilmu Islam yang holistik. Ketiganya
membentuk gugus epistemologi Islam yang komprrehensif-integratif dalam
bingkai keilmuan yang ilmiah-intuitif-normatif.
8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metodelogi Filsafat Islam adalah Ilmu yang membahas tentang cara
berpikir tentang ilmu atau pengetahuan dalam Islam. Tujuan filsafat dalam
Islam ialah bagaimana kita membuktikan adanya Tuhan, dengan
memperhatikan tanda-tanda yang ada di alam ini, sehingga nantinya akan
didapat iman yang sejati, keyakinan yang akurat. Karena dalam filsafat Islam
bukan hanya meliputi logika, fisika, dan metafisika melainkan meliputi pula
problem-problem besar filsafat seperti soal wujud, esa, teori mengenal dan
hubungan Tuhan dengan manusia.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah Filsafat Islam mengenai Metodologi
Filsafat Islam dapat memberikan wawasan khususnya bagi penulis dan secara
umumnya bagi membacanya. Serta penulis berharap akan adanya krtik dan
saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan maklah selanjutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Atho Mudzahar, Pendekatan Studi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007


Mukti Ali, Metodologi Memahami Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang,
1991
https://acehkrak.blogspot.com/2016/01/makalah-metodelogi-filsafat-
islam.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai