Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“EJAAN DAN PUNGTUASI”


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : GUSTIANINGSIH, Dr. Dra, M.Hum.

KELOMPOK 3 :

Mardiana Ellyta Putri 202103001

Setia Putri Sirait 202103002

Elma Leony Sinaga 202103014

Destini Sianturi 202103025

Kenri Erzi Pelawi 202103028

PROGRAM STUDI D III KESEKRETARIATAN

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa, atas beerkat dan
anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “EJAAN
DAN PUNGTUASI”.Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu GUSTIANINGSIH, Dr. Dra, M.Hum. selaku Dosen
mata kuliah bahasa indonesia yang telah membibing penulis dalam menyelesaikan makalah ini,
serta rekan-rekan yang turut serta membantu dan bekerja sama dalam menyusun makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis makalah ini masih terbatas dan jauh dari
sempurna, hal ini disebabkan keterbatsan pengetahuan, pengalaman, dan waktu yang dimiliki.
Namun demikian penulis telah berusaha dan bekerja keras supaya makalah ini bermanfaat bagi
penulis serta pembaca nya.

Medan, 28 November 2020

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................3
BAB I, PENDAHULUAN........................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................5

BAB II, PEMBAHASAN..........................................................5


2.1 Pengertian Ejaan.............................................................................5
2.2 Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia.......................................6
2.3 Pungtuasi..........................................................................................9

BAB III, KESIMPULAN DAN SARAN.................................


3.1 Kesimpulan......................................................................................
3.2 Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam pemahaman umum, bahasa Indonesia sudah diketahui sebagai alat
berkomunikasi. Setiap situasi memungkinkan seseorang memilih variasi bahasa yang akan
digunakannya. Berbagai faktor turut menentukan pemilihan tersebut, seperti
penulis,pembaca,pokok,pembicaraan, dan sarana. Belakangan ini banyak orang Indonesia yang
kurang mengetahui bahasanya sendiri, serta pengetahuan tentang tanda baca. Bukan berarti tidak
tahu melainkan kurang sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada di dalam bahasa Indonesia.Dalam
perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa
daerah maupun bahasa asing, seperti Sanskerta, inggris, arab, dan lain-lain. Berdasarkan taraf
integrasinyaunsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat di bagi atas tiga golongan. Pertama,
unsur-unsur yang sudah lama terserap ke dalam bahasa Indonesia yang tidak perlu lagi di ubah
ejaannya. Misalnya sirsa, iklan, otonomi, dongkrak, pikir, aki, dan lain-lain. Kedua, unsur asing
yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shuttle cock, real
estate. Unsur-unsur ini di pakai di dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih
mengikuti cara asing. Ketiga, unsur yang pengucapannya dan penulisannya di sesuaikan dengan
kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini di usahakan agar ejaan bahasa asing hanya di ubah
seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat di bandingkan dengan bentuk aslinya.
Dan didalam bahasa Indonesia, penulisan kata yang kemudian menjadi kalimat serta selanjutnya
menjadi sebuah paragraf dan wacan harus memperhatikan beberapa kaidah yg mesti di penuhi.
Kaidah kaidah penulisan dalam bahasa indonesia yaitu diantaranya; pemakaian tanda baca,
penulisan huruf, penulisan kata dan penulisan unsur dalam suatu kalimat atau beberapa kalimat.
Kaidah kaidah tersebut harus di patuhi dan di laksanakan dalam bahasa indonesia khususnya
dalam kegiatan menulis. Pemakaian tanda baca dalam suatu kalimat merupakan bagian yg
penting dalam berbahasa indonesia khususnya dalam bahasa tulis. Hal ini akan menunjukkan
bagaimana kalimat tersebut di baca dan maksud dari kalimat tersebut. Penulisan huruf dalam
suatu kalimat merupakan salah satu unsur yang mengikuti kaidah yang telah di tentukan.
Penulisan kata yang berdasarkan jenisnya tersebut berbeda antara satu dengan yang lainnya.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
A. Apakah yang dimaksud dengan ejaan ?
B. Bagaimana perkembangan ejaan bahasa Indonesia ?
C. Apa yang dimaksud dengan pungtuasi ?

1.3 TUJUAN
A. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ejaan
B. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan ejaan bahasa Indonesia
C. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pungutuasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN EJAAN


Kata ejaan berasal dari kata dasar eja, yang berarti melafalkan huruf-huruf atau lambang-
lambang bunyi bahasa. Dalam suatu bahasa, system ejaan lazimnya mempunyai tiga aspek,
yaitu:

1. Aspek Fonologis, yaitu aspek yang menyangkut pelambangan fenom dengan huruf dan
penyusunan abjad.
2. Aspek Morfologis, yaitu aspek yang menyangkut perlambangan satuan-satuan morfemis.
3. Aspek Sintaksis, yaitu askpek yang menyangkut perlambangan ujaran dengan tanda baca.

Atas dasar itu, pengertian ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yakni segi khusus dan segi umum.
Secara khusus, ejaan dapat diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf,
baik berupa huruf demi huruf, maupun huruf yang sudah disusun menjadi kata, frasa atau
kalimat. Sedangkan secara umum, ejaan berarti keseluruhan dan penggabungannya, yang
dilengkapi pula dengan penggunaan tanda baca. Maka, ejaan itu pada dasarnya mencakup
penulisan huruf, penulisan kata, termasuk singkatan, akronim, lambang bilangan dan penggunaan
tanda baca.

5
2.1.1 Fungsi Ejaan

Ejaan berfungsi unttuk membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang
disampaikan secara tertulis. Dalam hal ini fungsi praktis dapat tercapai bila semua ketentuan
yang terdapat di dalam kaidah telah diterapkan dengan baik. Untuk menunjang pembekuan
bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata bahasa maupun kosakata, dalam isitilah
pembakuan ejaan lebih dahulu dilaksanakan karena ejaan berfungsi sebagai :

1. Landasan pembakuan bahasa


2. Landasan pembakuan kosakata dan peristilahan
3. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia

2.1.2 Kaidah Ejaan


Dasar penyusunan kaidah ejaan haruslah memperoleh kesepakatan para ahli bahasa dan
persetujuan dari masyarakat bahasanya atau oleh suatu Negara yang didasarkan pada sifat-sifat
khas bahasa tertentu. Kaidah ejaan bersifat normative karena melibatkan pertimbangan salah dan
benar berdasarkan norma tertentu. Misalnya, kata asing passive dan active, menurut kaidah
diserap menjadi pasif dan aktif. Jika pemakain itu mengikuti kaidah, penulisan itu dipandang
benar.Tetapi jika ditulis dengan pasiv dan aktiv, penulisan itu dipandang salah karena tidak
menaati kaidah yang telah disepakati.

2.2 Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia


Ejaan bahasa Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan dan perkembangan. Saat ini
ejaan bahasa Indonesia yang kita gunakan adalah Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Namun
sebelum itu telah digunakan beberapa ejaan yang lain.

2.2.1 Ejaan Van Ophuysen


Ejaan ini merupakan pengembangan ejaan bahasa Melayu dengan menggunakan huruf latin yang
dilakukan oleh Prof. Charles van Ophuijsen ahli bahasa berkebangsaan Belanda dibantu oleh
Engku Nawawi gelar Sutan Makmur dan Moh. Taib Sultan Ibrahim. Ejaan ini  menjadi panduan
bagi pemakai bahasa Melayu di Indonesia.

6
Adapun hal yang menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain :

1. Huruf u ditulis dengan oe

Contoh : Sukarno menjadi Soekarono

2. Huruf j ditulis dj

Contoh : Jalan menjadi djalan

3. Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch

Contoh : Akhir menjadi Achir

4. Huruf y ditulis dengan j

Contoh : Sayang menjadi Sajang

5. Huruf c ditulis dengan tj

Contoh : Acara mejadi Atjara

6. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma diatas

Contoh : Rakyat menjadi ra’jat

2.2.2 Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)


Ejaan Republik diresmikan pada tanggal 19 maret 1947 menggantikan ejaan sebelum yaitu
ejaan Van Ophuysen. Ejaan ini dikenal juga dengan nama Ejaan Soewandi yang menjabat
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu.

Ciri-ciri ejaan Republik:

1. Huruf “oe” diganti dengan “u” pada kata-kata guru, itu, umur, dan sebagainya.

2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan “k” pada kata-kata tak, pak, rakjat, dan
sebagainya.

3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.

4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya.

7
2.2.3 Ejaan Pembaharuan
Ejaan pembaharuan  direncanakan untuk memperbaharui Ejaan Republik. Penyusunan itu
dilakukan oleh Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia pada tahun 1957 oleh Profesor
Prijono dan E. Katoppo. Namun, hasil kerja panitia itu tidak pernah diumumkan secara resmi
sehingga ejaan itu pun belum pernah diberlakukan. Ciri- ciri ejaan pembaharuan adalah sebagai
berikut :

 Gabungan konsonan dj diubah menjadi j


 Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
 Gabungan konsonan ng diubah menjadi ŋ
 Gabungan konsonan nj diubah menjadi ń
 Gabungan konsonan sj diubah menjadi š 
 gabungan vokal (diftong) ai, au, dan oi, ditulis berdasarkan pelafalannya yaitu menjadi
ay, aw, dan oy.

2.2.4 Ejaan Melindo (1959)


Ejaan Melindo sebagai hasil usaha penyatuan sistem ejaan dengan huruf Latin di Indonesia
dan Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1959. Akan tetapi karena terjadi masalah politik
antara Indonesia dan Malaysia selama bertahun-tahun akhirnya peresmian ejaan ini tidak
dilaksanakan.

Ciri-ciri Ejaan Melindo

 gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta, diganti dengan c menjadi cinta
 juga gabungan konsonan nj seperti njonja, diganti dengan huruf nc, yang sama sekali
masih baru

2.2.5 Ejaan Baru atau Ejaan LBK


Pada tahun 1967 Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang bernama Pusat Bahasa)
mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK) sebagai pengembangan ejaan Melindo yang tidak ada
kepastian. Pada ejaan ini sudah banyak perubahan ejaan yang disempurnakan, hampir tidak ada
perbedaan antara ejaan Baru dengan EYD, kecuali pada rincian kaidah-kaidahnya.

8
2.2.6 Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1972 berdasarkan putusan presiden No. 57
tahun 1972 oleh presiden Republik Indonesia Suharto, untuk menggantikan ejaan Republik
(ejaan Suwandi). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang
berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian
ejaan itu. Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusannya tanggal 12
Oktober 1972, No. 156/P/1972 menyusun buku Pedoman Umum yang berisi pemaparan kaidah
ejaan yang lebih luas. Pada tahun 1988 Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (PUEYD)
edisi kedua diterbitkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 0543a/U/1987 pada tanggal 9 September 1987. Setelah itu, edisi ketiga
diterbitkan pada tahun 2009 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46.

Di samping perubahan huruf dalam ejaan lama menjadi penulisan huruf yang kita kenal
sekarang ini dan beberapa ketentuan lainnya, dalam EYD secara umum diatur hal-hal sebagai
berikut, yaitu :

1. Pemakaian huruf, termasuk huruf capital dan huruf miring.


2. Penulisan kata.
3. Penulisan tanda baca.
4. Penulisanv singkatan dan akronim.
5. Penulisan angka dan lambang bilangan.
6. Penulisan unsur serapan.

2.3 Pungtuasi (Tanda Baca)


Pungtuasi ialah simbol atau tanda yang secara konvesional disepakati bersama oleh
masyarakat pengguna bahasa sebagai pencerminan kembali bahasa lisan dalam bentuk aneka
simbol (lambang) tulisan. Pengabaian penggunaan tanda baca dapat mengubah pengertian yang
didukung sebuah kalimat.Tanda baca sangat penting untuk membantu pembaca memahami
bahasa tulisan.

2.3.1 Tanda Titik (.)


1. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Misalnya : Saya akan menjemputmu nanti sore.

2. Tanda titik (.) digunakan pada akhir singkatan gelar,jabatan,pangkat, dan sapaan

Misalnya : Dra. Mascahaya, M.Hum.

9
3. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang .

Misalnya : K.H. Zainuddin M.Z.

4. Tanda yang digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Singkatan
yang terdiri dari tiga huruf atau lebih dipakai satu tanda titik.

Misalnya : dsb. (dan sebagainya)

5. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.

Misalnya : Pukul 07.15.10 (pukul tujuh lewat 15 menit 10 detik)

6. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak
menunjukkan jumah

Misalnya : Nomor rekening 22-33-4675 (tanda titik di sini mengakhiri kalimat)

7. Tanda titik digunakan di belakang angka huruf dalam sauatu bagan ihtisar atau daftar.

Misalnya : Proposal Pendirian Koperasi

1. Latar Belakang
2. Pendahuluan
3. Tujuan
1.2.1. Jangka Pendek
1.2.2. Jangka Panjang

8. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf awal kata, suku kata,
atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di
dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Misalnya : TNI ( Tentara Nasional Indonesia)

9. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku ( film), karangan,tabel dan sebagainya.
Misalnya : Rapat Pimpinan Redaksi

10. Tanda titik tidak digunakan di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan
alamat penerima surat.
Misalnya :
Medan, 17 Agustus 2007
Yth. Sdr. M.U. Ritonga
Jl. Balai Desa 27 B
Rantauparapat

10
11

Anda mungkin juga menyukai