KELOMPOK 3 :
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa, atas beerkat dan
anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “EJAAN
DAN PUNGTUASI”.Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu GUSTIANINGSIH, Dr. Dra, M.Hum. selaku Dosen
mata kuliah bahasa indonesia yang telah membibing penulis dalam menyelesaikan makalah ini,
serta rekan-rekan yang turut serta membantu dan bekerja sama dalam menyusun makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis makalah ini masih terbatas dan jauh dari
sempurna, hal ini disebabkan keterbatsan pengetahuan, pengalaman, dan waktu yang dimiliki.
Namun demikian penulis telah berusaha dan bekerja keras supaya makalah ini bermanfaat bagi
penulis serta pembaca nya.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................3
BAB I, PENDAHULUAN........................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
A. Apakah yang dimaksud dengan ejaan ?
B. Bagaimana perkembangan ejaan bahasa Indonesia ?
C. Apa yang dimaksud dengan pungtuasi ?
1.3 TUJUAN
A. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ejaan
B. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan ejaan bahasa Indonesia
C. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pungutuasi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Aspek Fonologis, yaitu aspek yang menyangkut pelambangan fenom dengan huruf dan
penyusunan abjad.
2. Aspek Morfologis, yaitu aspek yang menyangkut perlambangan satuan-satuan morfemis.
3. Aspek Sintaksis, yaitu askpek yang menyangkut perlambangan ujaran dengan tanda baca.
Atas dasar itu, pengertian ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yakni segi khusus dan segi umum.
Secara khusus, ejaan dapat diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf,
baik berupa huruf demi huruf, maupun huruf yang sudah disusun menjadi kata, frasa atau
kalimat. Sedangkan secara umum, ejaan berarti keseluruhan dan penggabungannya, yang
dilengkapi pula dengan penggunaan tanda baca. Maka, ejaan itu pada dasarnya mencakup
penulisan huruf, penulisan kata, termasuk singkatan, akronim, lambang bilangan dan penggunaan
tanda baca.
5
2.1.1 Fungsi Ejaan
Ejaan berfungsi unttuk membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang
disampaikan secara tertulis. Dalam hal ini fungsi praktis dapat tercapai bila semua ketentuan
yang terdapat di dalam kaidah telah diterapkan dengan baik. Untuk menunjang pembekuan
bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata bahasa maupun kosakata, dalam isitilah
pembakuan ejaan lebih dahulu dilaksanakan karena ejaan berfungsi sebagai :
6
Adapun hal yang menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain :
2. Huruf j ditulis dj
6. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma diatas
1. Huruf “oe” diganti dengan “u” pada kata-kata guru, itu, umur, dan sebagainya.
2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan “k” pada kata-kata tak, pak, rakjat, dan
sebagainya.
3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya.
7
2.2.3 Ejaan Pembaharuan
Ejaan pembaharuan direncanakan untuk memperbaharui Ejaan Republik. Penyusunan itu
dilakukan oleh Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia pada tahun 1957 oleh Profesor
Prijono dan E. Katoppo. Namun, hasil kerja panitia itu tidak pernah diumumkan secara resmi
sehingga ejaan itu pun belum pernah diberlakukan. Ciri- ciri ejaan pembaharuan adalah sebagai
berikut :
gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta, diganti dengan c menjadi cinta
juga gabungan konsonan nj seperti njonja, diganti dengan huruf nc, yang sama sekali
masih baru
8
2.2.6 Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1972 berdasarkan putusan presiden No. 57
tahun 1972 oleh presiden Republik Indonesia Suharto, untuk menggantikan ejaan Republik
(ejaan Suwandi). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang
berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian
ejaan itu. Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusannya tanggal 12
Oktober 1972, No. 156/P/1972 menyusun buku Pedoman Umum yang berisi pemaparan kaidah
ejaan yang lebih luas. Pada tahun 1988 Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (PUEYD)
edisi kedua diterbitkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 0543a/U/1987 pada tanggal 9 September 1987. Setelah itu, edisi ketiga
diterbitkan pada tahun 2009 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46.
Di samping perubahan huruf dalam ejaan lama menjadi penulisan huruf yang kita kenal
sekarang ini dan beberapa ketentuan lainnya, dalam EYD secara umum diatur hal-hal sebagai
berikut, yaitu :
2. Tanda titik (.) digunakan pada akhir singkatan gelar,jabatan,pangkat, dan sapaan
9
3. Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang .
4. Tanda yang digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Singkatan
yang terdiri dari tiga huruf atau lebih dipakai satu tanda titik.
5. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
6. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak
menunjukkan jumah
7. Tanda titik digunakan di belakang angka huruf dalam sauatu bagan ihtisar atau daftar.
1. Latar Belakang
2. Pendahuluan
3. Tujuan
1.2.1. Jangka Pendek
1.2.2. Jangka Panjang
8. Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf awal kata, suku kata,
atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama pada lembaga-lembaga nasional di
dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Misalnya : TNI ( Tentara Nasional Indonesia)
9. Tanda titik tidak digunakan pada judul buku ( film), karangan,tabel dan sebagainya.
Misalnya : Rapat Pimpinan Redaksi
10. Tanda titik tidak digunakan di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan
alamat penerima surat.
Misalnya :
Medan, 17 Agustus 2007
Yth. Sdr. M.U. Ritonga
Jl. Balai Desa 27 B
Rantauparapat
10
11