1 JUNI 2014
Yuliyati
Sunarto
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta
Email : yuli_bintang@yahoo.com
ABSTRACT
This research aimed to determine the effect of working capital turnover, cash turnover,
and capital structure partially or simultaneously on the profitability of the companies of
automotive spare parts 2007-2011. Profitability was measured by using return on investment
(ROI).The data used was secondary data from the financial statements of the sample companies.
Data analysis method used was the classic assumption of hypothesis testing. The statistical
method used was multiple linear regression analysis. The sampling method used was purposive
sampling. The dependent variable in this research was the profitability (Y), the independent
variables consisted of working capital turnover (X1), cash turnover (X2), and capital structure
(X3).The results showed that the partial of working capital turnover has no any effect on return
on investment (ROI), cash turnover affected the return on investment (ROI), capital structure
affected the return on investment (ROI). Simultaneously, working capital turnover, cash
turnover, and capital structure affected towards the return on investment (ROI) on the
companies of automotive spare parts 2007-2011.
Keywords : working capital turnover, cash turnover, structure capital, and return on
investment (ROI)
56
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
pendanaannya berasal dari pinjaman atau sebagai berikut (Mamduh dan Halim,
kredit. 2003:87):
Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan aspek ROE =
fundamental perusahaan, karena selain
memberikan daya tarik yang besar bagi ROA (Return on Total Asset)
investor yang akan menanamkan dananya pada ROA sering disebut juga sebagai ROI
perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap (Return On Investment), Rasio ini mengukur
efektivitas dan effisiensi penggunaan semua kemampuan perusahaan menghasilkan laba
sumber daya yang ada di dalam proses bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Rasio
operasional perusahaan. Menurut Mamduh yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen
dan Halim (2003:85) rasio profitabilitas asset, yang berarti efisiensi manajemen. Rasio
sebagai rasio yang mengukur kemampuan ini bisa dihitung sebagai berikut (Mamduh dan
perusahaan menghasilkan keuntungan Halim, 2003:86) :
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset,
dan modal saham tertentu. Menurut Suryani, ROI =
Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam
Profitabilitas, Arus Kas Operasi, dan Arus Kas penelitian ini yang dipakai untuk
Bebas Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan menunjukkan rasio profitabilitas adalah ROI.
Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2005 Dalam penelitian ini, hipotesis yang
profitabilitas merupakan rasio yang digunakan dirumuskan adalah :
untuk mengukur kemampuan perusahaan H1 = Terdapat pengaruh perputaran
dalam menghasilkan laba (profit) pada tingkat modal kerja (working capital
penjualan, aset dan modal tertentu. Rasio turnover), perputaran kas (cash
profitabilitas sendiri dapat diukur dengan : turnover) dan struktur modal
(capital structure) terhadap
Profit Margin profitabilitas (ROI) pada
Profit margin adalah rasio yang perusahaan penyedia spare part
digunakan untuk menghitung sejauh mana otomotif periode 2007-2011.
kemampuan perusahaan menghasilkan laba H2 = Terdapat pengaruh perputaran
bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio modal kerja (working capital
ini bisa dilihat secara langsung pada analisis turnover) terhadap profitabilitas
comman-size untuk laporan rugi-laba. Rasio (ROI) pada perusahaan penyedia
ini bisa diinterpretasikan juga sebagai spare part otomotif periode 2007-
kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya 2011.
(ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode H3 = Terdapat pengaruh perputaran kas
tertentu. Rasio profit margin bisa dihitung (cash turnover) terhadap
sebagai berikut (Mamduh dan Halim, 2003:86) profitabilitas (ROI) pada
Laba Bersih perusahaan penyedia spare part
Profit Margin =
Penjualan otomotif periode 2007-2011.
H4 = Terdapat pengaruh struktur modal
ROE (Return on Equity) (capital structure) terhadap
Rasio ini mengukur kemampuan profitabilitas (ROI) pada
perusahaan menghasilkan laba berdasarkan perusahaan penyedia spare part
modal saham tertentu. Rasio ini merupakan otomotif periode 2007-2011.
ukuran profitabilitas dari sudut pandang Hipotesis di atas akan membuktikan
pemegang saham. Rasio ROE bisa dihitung apakah perputaran modal kerja (working
capital turnover), perputaran kas (cash
turnover), dan struktur modal (capital
58
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
Gambar 1
Kerangka Penelitian
Struktur modal
dan uji t (parsial). Uji F digunakan untuk Koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengetahui apakah variabel independen secara mengukur seberapa jauh kemampuan model
bersama-sama atau simultan mempengaruhi dalam menerangkan variasi variabel dependen.
variabel dependen. Uji t atau uji parsial Nilai R2 determinasi adalah di antara nol dan
digunakan untuk mengetahui pengaruh satu. Nilai R2 yang kecil, berarti kemampuan
masing-masing variabel independen terhadap variabel-variabel independen dalam
variabel dependen. Pengujian melalui uji t menjelaskan variasi variabel dependen amat
dilakukan dengan menggunakan program terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti :
SPSS. variabel- variabel independen memberikan
Koefisien Determinasi hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Hasil kurva normal probability plot sehingga dapat disimpulkan model regresi
memperlihatkan bahwa titik titik pada grafik berdistribusi normal.
berhimpit dan mengikuti garis diagonalnya,
60
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
Tabel 1
Hasil Uji Autokorelasi
dW hitung Keterangan
1,323 Tidak terdapat gejala autokorelasi
Sumber: Data diolah, 2013
dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
Berdasarkan Tabel 4.3 nilai dW sebesar 1,323 terjadi autokorelasi.
atau berada diantara -2 sampai +2 sehingga
Tabel 2
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel VIF Keterangan
WCT 1,027 Tidak ada multikolinearitas
CT 1,023 Tidak ada multikolinearitas
DER 1,034 Tidak ada multikolinearitas
Sumber: Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa mempunyai nilai VIF < 10, sehingga dapat
semua variabel independent (perputaran modal disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi
kerja, perputaran kas, dan struktur modal) multikolinearitas.
Berdasarkan gambar 4.2 titik-titik pada diatas titik 0 pada sumbu Y, dan juga tidak
scatterplot menyebar di kiri dan di kanan titik membentuk pola tertentu, ini menunjukkan
0 pada sumbu X serta menyebar di bawah dan
61
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
Tabel 3
Hasil Uji F
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
a
1 Regression ,027 3 ,009 5,145 ,005
Residual ,063 36 ,002
Total ,091 29
Sumber: Data diolah, 2013
modal secara bersama-sama terhadap
Uji F yang dilakukan dengan cara profitabiliatas.
membandingkan antara tingkat signifikansi
dengan (5%). Pada uji F tingkat b. Hasil Uji t
signifikansi sebesar 0,005 atau lebih kecil dari Uji t digunakan untuk menganalisis
0,05 sehingga terdapat pengaruh perputaran pengaruh perputaran modal kerja, perputaran
modal kerja, perputaran kas, dan struktur kas, dan struktur modal secara sendiri-sendiri
terhadap profitabilitas. Hasil uji t dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 4
Hasil Uji t
Unstandarized Standarized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,063 ,011 5,614 ,000
X1 (WCT) ,000 ,000 -,214 -1.513 ,139
X2 (CT) ,000 ,000 ,303 2,146 ,039
X3 (DER) -,004 ,001 -,383 -2,700 ,011
Sumber: Data diolah, 2013
Tabel 5
Hasil Koefisien Determinasi
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Durbin-Watson
Square the Estimate
a
1 ,548 ,300 ,242 ,04195002 1,323
Sumber: Data diolah, 2013
Hasil dari pengolahan data diperoleh profitabilitas pada perusahaan penyedia spare
nilai R2 sebesar 0,242 yang mempunyai arti part otomotif periode 2007-2011. Hal ini
bahwa variabel perputaran modal kerja, dapat terjadi karena pada beberapa perusahaan
perputaran kas, dan struktur modal penyedia spare part otomotif mempunyai
mempengaruhi profitabilitas sebesar 24,2%, hutang lancar yang lebih besar dari aktiva
sedangkan 75,8% sisanya dipengaruhi oleh lancar sehingga peningkatan perputaran kerja
variabel-variabel lain diluar penelitian. tidak selalu diikuti dengan kenaikan
profitabilitas.
Hasil uji t menunjukkan bahwa tingkat Hasil penelitian ini sejalan dengan
signifikansi untuk variabel perputaran modal Berhasak (2008) yang menyatakan bahwa
kerja (X1) sebesar 0,139 atau lebih besar dari tidak ada pengaruh signifikan antara
0,05 sehingga tidak terdapat pengaruh antara manajemen modal kerja terhadap tingkat
perputaran modal kerja terhadap profitabilitas. profitabilitas. Hasil uji t menunjukkan bahwa
Pengaruh perputaran modal kerja (working tingkat signifikansi untuk variabel perputaran
capital turnover) terhadap profitabilitas (ROI) kas (X2) sebesar 0,039 atau lebih kecil dari
pada perusahaan penyedia spare part otomotif 0,05 sehingga terdapat pengaruh antara
periode 2007-2011 adalah positif. Efisiensi perputaran kas terhadap profitabilitas. Variabel
modal kerja dapat dinilai dengan perputaran kas (cash turnover) berpengaruh
menggunakan rasio antara total penjualan positif terhadap profitabilitas (ROI) pada
dengan jumlah modal kerja rata-rata yang perusahaan penyedia spare part otomotif
sering disebut working capital turnover periode 2007-2011. Semakin tinggi perputaran
(perputaran modal kerja). Rasio ini kas maka profitabilitas juga cenderung tinggi,
menunjukkan hubungan antara modal kerja demikian pula sebaliknya semakin rendah
dengan penjualan yang dapat diperoleh perputaran kas maka profitabilitas juga
perusahaan untuk tiap rupiah modal yang cenderung rendah.
dikeluarkan. Pada penelitian ini terdapat pengaruh
Tingkat profitabilitas yang rendah bila perputaran kas terhadap profitabilitas. Suatu
dihubungkan dengan modal kerja dapat perusahaan dapat diindikasikan berhasil
menunjukkan kemungkinan rendahnya volume apabila perputaran kas yang terjadi selama
penjualan dibanding dengan ongkos yang periode keuangan tertentu mengalami
digunakan. Sehingga untuk menghindari itu, kenaikan. Perputaran kas yang terjadi selama
diharapkan adanya pengelolaan modal kerja periode tertentu dapat dijadikan sebagai acuan
yang tepat di dalam perusahaan. Perusahaan para investor dalam menambah investasi bagi
yang dikatakan memiliki tingkat profitabilitas perusahaan dalam pendanaan operasional
tinggi berarti tinggi pula efisiensi penggunaan dimasa yang akan datang. Perputaran kas
modal kerja yang digunakan perusahaan merupakan perbandingan antara penjualan
tersebut (Munawir, 2011). Namun hasil dengan jumlah kas rata-rata. Perputaran kas
penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran menunjukkan kemampuan kas dalam
modal kerja tidak berpengaruh terhadap menghasilkan pendapatan sehingga dapat
63
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
dilihat berapa kali uang kas berputar dalam 3. Perputaran kas berpengaruh secara parsial
satu periode tertentu. Semakin tinggi terhadap Return On Investment (ROI)
perputaran kas ini akan semakin baik. Karena pada perusahaan penyedia spare part
ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan otomotif periode 2007-2011.
kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan 4. Struktur modal berpengaruh secara parsial
semakin besar. terhadap Return On Investment (ROI)
Perputaran kas masih berhubungan pada perusahaan penyedia spare part
dengan penjualan yang tinggi pada perusahaan otomotif periode 2007-2011.
otomotif sehingga perputaran kas dapat Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan
digunakan untuk memprediksi keuntungan diatas, ada beberapa hal yang dapat
perusahaan. Hasil uji t juga menunjukkan disarankan penulis ;
bahwa tingkat signifikansi untuk variabel 1. Bagi peneliti berikutnya, disarankan agar
struktur modal (X3) sebesar 0,011 atau lebih mencari variabel lain yang berpengaruh
kecil dari 0,05 sehingga terdapat pengaruh terhadap profitabilitas.
antara struktur modal terhadap profitabilitas. 2. Bagi investor, disarankan untuk
Variabel struktur modal (capital structure) memperhatikan struktur modal dan
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perputaran kas dalam berinvestasi supaya
(ROI) pada perusahaan penyedia spare part memperoleh keuntungan yang diinginkan.
otomotif periode 2007-2011. 3. Bagi perusahaan, disarankan untuk
Pada penelitian ini struktur modal berhati-hati dalam menggunakan struktur
(capital structure) yang ditunjukkan dengan modal dan perputaran kas karena akan
DER berpengaruh terhadap profitabilitas. mempengaruhi profitabilitas.
Semakin tinggi nilai DER maka profitabilitas
semakin rendah, demikian pula sebaliknya DAFTAR PUSTAKA
semakin rendah nilai DER maka profitabilitas Abdul Halim, 1993. Dasar-Dasar
semakin tinggi. Hasil penelitian ini sejalan Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
dengan Nurhasanah (2012) menunjukkan Kedua. Yogyakarta: BPFE.
bahwa struktur modal berpengaruh terhadap Arista, 2012. Analisis Faktor-Faktor yang
profitabilitas perusahaan. Struktur modal Mempengaruhi Return Saham (Kasus
(DER) digunakan untuk mengukur seberapa pada Perusahaan Manufaktur yang Go
banyak dana yang di supply oleh pemilik Public di BEI Periode Tahun 2005-
perusahaan dalam proporsinya dengan dana 2009). Jurnal Ilmu Manajemen dan
yang diperoleh dari kreditur perusahaan. Akuntansi Terapan, Vol 3 (1).
Azlina, N. 2009. Pengaruh Tingkat Perputaran
Modal kerja, Struktur Modal dan Skala
KESIMPULAN Perusahaan terhadap Profitabilitas.
Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis Jurnal Pekbis Vol1 (2).
yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik Berhasak, E. 2008. Efek Modal Kerja
kesimpulan sebagai berikut : Terhadap Profitabilitas Perusahaan-
1. Perputaran modal kerja, perputaran kas, Perusahaan di Industri Manufaktur di
dan struktur modal berpengaruh secara Indonesia pada Tahun 2007. Tesis
simultan terhadap Return On Investment Program Studi Magister Manajemen,
(ROI) pada perusahaan penyedia spare part Universitas Indonesia, Jakarta.
otomotif periode 2007-2011. Brigham. E. F. & Weston J. F, 2001,
2. Perputaran modal kerja tidak berpengaruh Manajemen Keuangan, Alih Bahasa:
secara parsial terhadap Return On Dodo Suharto dan Herman Wibowo.
Investment (ROI) pada perusahaan Edisi Kedelapan, Buku Kedua,
penyedia spare part otomotif periode 2007- Erlangga, Jakarta.
2011. Damarathi P, 2008. Pengaruh Manajemen
Modal Kerja terhadap Profitabilitas
64
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014