Anda di halaman 1dari 10

JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.

1 JUNI 2014

*PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, DAN


STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PENYEDIA
SPARE PART OTOMOTIF PERIODE 2007-2011

Yuliyati
Sunarto
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta
Email : yuli_bintang@yahoo.com

ABSTRACT
This research aimed to determine the effect of working capital turnover, cash turnover,
and capital structure partially or simultaneously on the profitability of the companies of
automotive spare parts 2007-2011. Profitability was measured by using return on investment
(ROI).The data used was secondary data from the financial statements of the sample companies.
Data analysis method used was the classic assumption of hypothesis testing. The statistical
method used was multiple linear regression analysis. The sampling method used was purposive
sampling. The dependent variable in this research was the profitability (Y), the independent
variables consisted of working capital turnover (X1), cash turnover (X2), and capital structure
(X3).The results showed that the partial of working capital turnover has no any effect on return
on investment (ROI), cash turnover affected the return on investment (ROI), capital structure
affected the return on investment (ROI). Simultaneously, working capital turnover, cash
turnover, and capital structure affected towards the return on investment (ROI) on the
companies of automotive spare parts 2007-2011.

Keywords : working capital turnover, cash turnover, structure capital, and return on
investment (ROI)

PENDAHULUAN semakin kecil. Perusahaan yang mempunyai


Kesuksesan perusahaan dapat dilihat proporsi utang jangka panjang dalam struktur
dari kejelian dan efektifitas perusahaan dalam modal semakin besar maka akan semakin
menggunakan aktivanya secara produktif. besar pula risiko yang harus dihadapi oleh
Modal kerja sebagai salah satu komponen perusahaan, yaitu kemungkinan terjadinya
penting dalam aktiva harus dikelola dan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar
dimanfaatkan secara baik, efektif dan efisien kembali utang jangka panjang beserta
sehingga mampu meningkatkan keuntungan bunganya pada saat jatuh tempo. Dalam
atau profitabilitas bagi perusahaan. menentukan perimbangan antara besarnya
Keefektifan penggunaan modal kerja dapat utang dan jumlah sendiri yang tercermin
diukur dengan rasio perputaran modal kerja. dalam struktur modal perusahaan akan
Keberhasilan suatu usaha agar dapat berjalan berpengaruh terhadap profitabilitas. Setiap
dengan baik yaitu dengan melihat dari perusahaan harus dapat memahami bagaimana
kegiatan operasionalnya selama perusahaan menghasilkan profit, karena hal ini berkaitan
tersebut berjalan dan dari kondisi keuangan dengan kemampuan perusahaan dan sumber-
perusahaan. Semakin tinggi perputaran kas sumber yang ada pada perusahaan seperti
berarti semakin cepat kembalinya kas masuk penjualan, kas, modal dan karyawan.
pada perusahaan. Perputaran kas yang tinggi Pengendalian terhadap perputaran modal kerja,
menunjukan penggunaan kas yang tinggi pula. perputaran kas, dan struktur modal tersebut
Tetapi apabila tingkat perputaran kas terlalu diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas
tinggi berarti jumlah kas yang tersedia perusahaan. Penelitian ini merupakan

56
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya.


Beberapa penelitian yang telah dilakukan yang Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja,
berkaitan dengan pengaruh perputaran modal Perputaran Kas, dan Perputaran Piutang
kerja, perputaran kas, dan struktur modal Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan
terhadap profitabilitas menunjukan pengaruh Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di
dan signifikan. Akan tetapi ada beberapa Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-
peneliti yang mendapatkan hasil yang berbeda menyatakan bahwa tingkat perputaran kas
yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas
antara perputaran modal kerja dengan tingkat yang dilakukan oleh perusahaan, karena
profitabilitas. Dari perbedaaan hasil yang tingkat perputaran kas menggambarkan
diperoleh, penulis ingin menguji kembali kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
bagaimana pengaruh perputaran modal kerja , laba yang berkaitan dengan tingkat
perputaran kas, dan struktur modal terhadap pengembalian atas investasi. Sebaliknya
profitabilitas dengan menjadikan perusahaan apabila jumlah kas relatif kecil berarti
penyedia spare part otomotif sebagai objek perputaran kas tinggi sehingga perusahaan
penelitian dalam skripsi yang berjudul akan atau dapat berada dalam keadaan
bangkrut. Menurut Kasmir (2011:141)
Perputaran Kas, dan Struktur Modal Terhadap Perputaran kas adalah perbandingan antara
Profitabilitas Perusahaan Penyedia Spare Part penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Tingkat
Otomotif Periode 2007- perputaran kas merupakan ukuran efisiensi
penggunaan kas yang dilakukan oleh
Perputaran Modal Kerja perusahaan.
Menurut Welas (2006), perputaran
modal kerja (working capital turnover) Struktur Modal
merupakan rasio yang digunakan untuk Struktur modal dalam penelitian ini
mengukur berapa kali dana yang ditanamkan diukur dari Debt to Equity ratio (DER)
dalam modal kerja berputar dalam satu periode dikarenakan DER mencerminkan besarnya
atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh proporsi antara total debt (total hutang) dan
setiap modal kerja yang digunakan. Munawir total (total modal
(2011) menyatakan bahwa untuk menghitung sendiri). Total debt merupakan total liabilities
tingkat perputaran modal kerja (turnover (baik utang jangka pendek maupun jangka
capital) yaitu dengan membagi antara total panjang); sedangkan total
penjualan dengan jumlah modal kerja rata- merupakan total modal sendiri (total modal
rata. Rasio ini menunjukan hubungan antara saham yang disetor dan laba yang ditahan)
modal kerja dengan penjualan dan yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
menunjukan banyaknya penjualan yang dapat menunjukkan komposisi dari total hutang
diperoleh perusahaan untuk tiap ukuran modal terhadap total ekuitas. Menurut Nurhasanah
kerja. Menurut Azlina (2009) dalam jurnal
Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan
Struktur Modal dan Skala Perusahaan terhadap
menyatakan bahawa rasio yang umum
beroperasi, modal kerja berputar terus menerus digunakan untuk melihat pengaruh pinjaman
dalam perusahaan karena digunakan untuk dari kreditor baik digunakan sebagai tambahan
membiayai operasi sehari-hari. modal maupun sumber dana untuk pembelian
aktiva adalah rasio hutang yaitu dilihat dari
Perputaran Kas struktur modal antara lain Debt to Equity Ratio
Perputaran kas merupakan kemampuan (DER). Debt to Equity Ratio adalah variabel
kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga yang mendefinisikan seberapa banyak proporsi
dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dari modal perusahaan yang sumber
dalam satu periode tertentu. Menurut
57
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

pendanaannya berasal dari pinjaman atau sebagai berikut (Mamduh dan Halim,
kredit. 2003:87):
Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan aspek ROE =
fundamental perusahaan, karena selain
memberikan daya tarik yang besar bagi ROA (Return on Total Asset)
investor yang akan menanamkan dananya pada ROA sering disebut juga sebagai ROI
perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap (Return On Investment), Rasio ini mengukur
efektivitas dan effisiensi penggunaan semua kemampuan perusahaan menghasilkan laba
sumber daya yang ada di dalam proses bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Rasio
operasional perusahaan. Menurut Mamduh yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen
dan Halim (2003:85) rasio profitabilitas asset, yang berarti efisiensi manajemen. Rasio
sebagai rasio yang mengukur kemampuan ini bisa dihitung sebagai berikut (Mamduh dan
perusahaan menghasilkan keuntungan Halim, 2003:86) :
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset,
dan modal saham tertentu. Menurut Suryani, ROI =
Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam
Profitabilitas, Arus Kas Operasi, dan Arus Kas penelitian ini yang dipakai untuk
Bebas Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan menunjukkan rasio profitabilitas adalah ROI.
Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2005 Dalam penelitian ini, hipotesis yang
profitabilitas merupakan rasio yang digunakan dirumuskan adalah :
untuk mengukur kemampuan perusahaan H1 = Terdapat pengaruh perputaran
dalam menghasilkan laba (profit) pada tingkat modal kerja (working capital
penjualan, aset dan modal tertentu. Rasio turnover), perputaran kas (cash
profitabilitas sendiri dapat diukur dengan : turnover) dan struktur modal
(capital structure) terhadap
Profit Margin profitabilitas (ROI) pada
Profit margin adalah rasio yang perusahaan penyedia spare part
digunakan untuk menghitung sejauh mana otomotif periode 2007-2011.
kemampuan perusahaan menghasilkan laba H2 = Terdapat pengaruh perputaran
bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio modal kerja (working capital
ini bisa dilihat secara langsung pada analisis turnover) terhadap profitabilitas
comman-size untuk laporan rugi-laba. Rasio (ROI) pada perusahaan penyedia
ini bisa diinterpretasikan juga sebagai spare part otomotif periode 2007-
kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya 2011.
(ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode H3 = Terdapat pengaruh perputaran kas
tertentu. Rasio profit margin bisa dihitung (cash turnover) terhadap
sebagai berikut (Mamduh dan Halim, 2003:86) profitabilitas (ROI) pada
Laba Bersih perusahaan penyedia spare part
Profit Margin =
Penjualan otomotif periode 2007-2011.
H4 = Terdapat pengaruh struktur modal
ROE (Return on Equity) (capital structure) terhadap
Rasio ini mengukur kemampuan profitabilitas (ROI) pada
perusahaan menghasilkan laba berdasarkan perusahaan penyedia spare part
modal saham tertentu. Rasio ini merupakan otomotif periode 2007-2011.
ukuran profitabilitas dari sudut pandang Hipotesis di atas akan membuktikan
pemegang saham. Rasio ROE bisa dihitung apakah perputaran modal kerja (working
capital turnover), perputaran kas (cash
turnover), dan struktur modal (capital
58
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

structure) baik secara sendir-sendiri atau 2007-2011. Berdasarkan uraian tersebut


bersama-sama berpengaruh terhadap dapat digambarkan kerangka pemikiran
profitabilitas (ROI) pada perusahaan seperti gambar dibawah ini :
penyedia spare part otomotif periode

Gambar 1
Kerangka Penelitian

Perputaran modal kerja (X1)

Perputaran kas (X2) Profitabilitas

Struktur modal

METODOLOGI PENELITIAN dari pengujian asumsi klasik dan pengujian


Penelitian ini merupakan analisis hipotesis. Adapun pengujian asumsi klasik
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang digunakan adalah uji normalitas,
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh autokorelasi, multikolinearitas, dan
perputaran modal kerja, perputaran kas, dan heteroskedastisitas. Analisis yang digunakan
struktur modal terhadap profitabilitas. untuk menganalisis permasalahan yaitu
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini hubungan antara tingkat perputaran modal
adalah seluruh perusahaan penyedia spare part kerja, perputaran kas, dan struktur modal
otomotif yang terdaftar di BEI. Sampel adalah terhadap profitabilitas adalah analisis regresi
bagian dari jumlah dan karakteristik yang linear berganda. Analisis digunakan untuk
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, mengetahui pengaruh variabel bebas bersama-
2013:120). Metode pengambilan sampel sama terhadap variabel terikat. Adapun
menggunakan purposive sampling yaitu persamaan regresi linear berganda adalah :
sampel dipilih atas dasar kesesuaian Y = a + b 1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan Keterangan :
sampel yang telah ditentukan. Jenis data yang Y = Profitabilitas (ROI)
digunakan dalam penelitian ini adalah data X1 = Perputaran modal kerja
sekunder yaitu laporan keuangan. Data yang X2 = Perputaran arus kas operasi
diperlukan adalah perputaran modal kerja, X3 = Struktur modal (DER)
perputaran kas, dan struktur modal serta a = Konstanta
profitabilitas selama 5 tahun, yaitu tahun 2007 b1, b2 , b3 = Koefisien regresi
sampai dengan tahun 2011. Metode e = Suku kesalahan, berdistribusi
pengumpulan data yang diperoleh dari normal dengan rata-rata nol,
dokumen perusahaan yakni laporan keuangan untuk tujuan perhitungan, e
tahunan yang telah dipublikasikan periode diasumsikan nol.
2007 sampai 2011. Metode analisis data yang Model regresi untuk menguji hipotesis dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri penelitian ini menggunakan uji F (simultan)
59
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

dan uji t (parsial). Uji F digunakan untuk Koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengetahui apakah variabel independen secara mengukur seberapa jauh kemampuan model
bersama-sama atau simultan mempengaruhi dalam menerangkan variasi variabel dependen.
variabel dependen. Uji t atau uji parsial Nilai R2 determinasi adalah di antara nol dan
digunakan untuk mengetahui pengaruh satu. Nilai R2 yang kecil, berarti kemampuan
masing-masing variabel independen terhadap variabel-variabel independen dalam
variabel dependen. Pengujian melalui uji t menjelaskan variasi variabel dependen amat
dilakukan dengan menggunakan program terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti :
SPSS. variabel- variabel independen memberikan
Koefisien Determinasi hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan grafik yaitu normal p-p plot.


Hasil Uji Asumsi Klasik Kurva normal p-p plot untuk pengujian
a. Hasil Uji Normalitas normalitas regresi linear berganda antara
Uji normalitas digunakan untuk perputaran modal kerja, perputaran kas, dan
mengetahui apakah model regresi berdistribusi struktur modal terhadap profitabilitas dapat
normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan dilihat hasilnya sebagai berikut:

Gambar 2 Grafik Normal Probabilty Plot


Sumber : Data diolah, 2013

Hasil kurva normal probability plot sehingga dapat disimpulkan model regresi
memperlihatkan bahwa titik titik pada grafik berdistribusi normal.
berhimpit dan mengikuti garis diagonalnya,

b. Uji Autokorelasi Apabila nilai dW diantara -2 sampai +2 berarti


Analisis terhadap problem autokorelasi tidak ada autokorelasi
dilakukan dengan melihat nilai dW hitung.

60
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

Tabel 1
Hasil Uji Autokorelasi
dW hitung Keterangan
1,323 Tidak terdapat gejala autokorelasi
Sumber: Data diolah, 2013
dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
Berdasarkan Tabel 4.3 nilai dW sebesar 1,323 terjadi autokorelasi.
atau berada diantara -2 sampai +2 sehingga

c. Uji Multikolinearitas nilai variante inflation factor (VIF), jika nilai


Analisis terhadap problem VIF yang diamati lebih besar dari 10 maka
multikolinearitas dilakukan dengan melihat diduga terjadi problem multikolinearitas.

Tabel 2
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel VIF Keterangan
WCT 1,027 Tidak ada multikolinearitas
CT 1,023 Tidak ada multikolinearitas
DER 1,034 Tidak ada multikolinearitas
Sumber: Data diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa mempunyai nilai VIF < 10, sehingga dapat
semua variabel independent (perputaran modal disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi
kerja, perputaran kas, dan struktur modal) multikolinearitas.

d. Uji Heteroskedastisitas adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu Y


Analisis ada atau tidaknya problem adalah residual. Adapun hasil uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan heteroskedastisitas dapat dilihat dalam grafik
menggunakan scatterplot dimana sumbu X berikut ini:

Gambar 3 Grafik Scatterplot


Sumber : Data diolah, 2013

Berdasarkan gambar 4.2 titik-titik pada diatas titik 0 pada sumbu Y, dan juga tidak
scatterplot menyebar di kiri dan di kanan titik membentuk pola tertentu, ini menunjukkan
0 pada sumbu X serta menyebar di bawah dan
61
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

bahwa dalam model regresi tidak terdapat gejala heterokedastisitas.

Hasil Uji hipotesis a. Hasil Uji F


Berdasarkan uji asumsi klasik diatas terbukti Uji F digunakan untuk menganalisis
bahwa model regresi yang diusulkan telah pengaruh perputaran modal kerja, perputaran
memenuhi keempat asumsi klasik yaitu kas, dan struktur modal secara bersama-sama
mempunyai distribusi normal dan homogenitas terhadap profitabilitas. Hasil uji F dapat dilihat
serta terbebas dari gejala autokorelasi dan pada tabel berikut ini:
multikolinearitas.

Tabel 3
Hasil Uji F
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
a
1 Regression ,027 3 ,009 5,145 ,005
Residual ,063 36 ,002
Total ,091 29
Sumber: Data diolah, 2013
modal secara bersama-sama terhadap
Uji F yang dilakukan dengan cara profitabiliatas.
membandingkan antara tingkat signifikansi
dengan (5%). Pada uji F tingkat b. Hasil Uji t
signifikansi sebesar 0,005 atau lebih kecil dari Uji t digunakan untuk menganalisis
0,05 sehingga terdapat pengaruh perputaran pengaruh perputaran modal kerja, perputaran
modal kerja, perputaran kas, dan struktur kas, dan struktur modal secara sendiri-sendiri
terhadap profitabilitas. Hasil uji t dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 4
Hasil Uji t
Unstandarized Standarized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,063 ,011 5,614 ,000
X1 (WCT) ,000 ,000 -,214 -1.513 ,139
X2 (CT) ,000 ,000 ,303 2,146 ,039
X3 (DER) -,004 ,001 -,383 -2,700 ,011
Sumber: Data diolah, 2013

Uji t digunakan untuk mengetahui 2) Tingkat signifikansi untuk variabel


pengaruh dari masing-masing variabel perputaran kas (X2) sebesar 0,039 atau
independennya terhadap variabel lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat
dependentnya. Uji t yang dilakukan dengan pengaruh yang signifikan antara
cara membandingkan antara tingkat perputaran kas terhadap profitabilitas.
signifikansi dengan (5%). 3) Tingkat signifikansi untuk variabel
1) Tingkat signifikansi untuk variabel struktur modal (X3) sebesar 0,011 atau
perputaran modal kerja (X1) sebesar 0,139 lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat
atau lebih besar dari 0,05 sehingga tidak pengaruh yang signifikan antara struktur
terdapat pengaruh yang signifikan antara modal terhadap profitabilitas.
perputaran modal kerja terhadap Berdasarkan Tabel 4 persamaan regresi
profitabilitas. model 1 yang dihasilkan adalah:
ROI = 0,063 + 0,000WCT + 0,000CT
0,004DER
62
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

c. Hasil Koefisien determinasi dalam menerangkan variasi variabel dependen.


Koefisien determinasi (R2) pada intinya Hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada
mengukur seberapa jauh kemampuan model tabel berikut ini:

Tabel 5
Hasil Koefisien Determinasi
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Durbin-Watson
Square the Estimate
a
1 ,548 ,300 ,242 ,04195002 1,323
Sumber: Data diolah, 2013

Hasil dari pengolahan data diperoleh profitabilitas pada perusahaan penyedia spare
nilai R2 sebesar 0,242 yang mempunyai arti part otomotif periode 2007-2011. Hal ini
bahwa variabel perputaran modal kerja, dapat terjadi karena pada beberapa perusahaan
perputaran kas, dan struktur modal penyedia spare part otomotif mempunyai
mempengaruhi profitabilitas sebesar 24,2%, hutang lancar yang lebih besar dari aktiva
sedangkan 75,8% sisanya dipengaruhi oleh lancar sehingga peningkatan perputaran kerja
variabel-variabel lain diluar penelitian. tidak selalu diikuti dengan kenaikan
profitabilitas.
Hasil uji t menunjukkan bahwa tingkat Hasil penelitian ini sejalan dengan
signifikansi untuk variabel perputaran modal Berhasak (2008) yang menyatakan bahwa
kerja (X1) sebesar 0,139 atau lebih besar dari tidak ada pengaruh signifikan antara
0,05 sehingga tidak terdapat pengaruh antara manajemen modal kerja terhadap tingkat
perputaran modal kerja terhadap profitabilitas. profitabilitas. Hasil uji t menunjukkan bahwa
Pengaruh perputaran modal kerja (working tingkat signifikansi untuk variabel perputaran
capital turnover) terhadap profitabilitas (ROI) kas (X2) sebesar 0,039 atau lebih kecil dari
pada perusahaan penyedia spare part otomotif 0,05 sehingga terdapat pengaruh antara
periode 2007-2011 adalah positif. Efisiensi perputaran kas terhadap profitabilitas. Variabel
modal kerja dapat dinilai dengan perputaran kas (cash turnover) berpengaruh
menggunakan rasio antara total penjualan positif terhadap profitabilitas (ROI) pada
dengan jumlah modal kerja rata-rata yang perusahaan penyedia spare part otomotif
sering disebut working capital turnover periode 2007-2011. Semakin tinggi perputaran
(perputaran modal kerja). Rasio ini kas maka profitabilitas juga cenderung tinggi,
menunjukkan hubungan antara modal kerja demikian pula sebaliknya semakin rendah
dengan penjualan yang dapat diperoleh perputaran kas maka profitabilitas juga
perusahaan untuk tiap rupiah modal yang cenderung rendah.
dikeluarkan. Pada penelitian ini terdapat pengaruh
Tingkat profitabilitas yang rendah bila perputaran kas terhadap profitabilitas. Suatu
dihubungkan dengan modal kerja dapat perusahaan dapat diindikasikan berhasil
menunjukkan kemungkinan rendahnya volume apabila perputaran kas yang terjadi selama
penjualan dibanding dengan ongkos yang periode keuangan tertentu mengalami
digunakan. Sehingga untuk menghindari itu, kenaikan. Perputaran kas yang terjadi selama
diharapkan adanya pengelolaan modal kerja periode tertentu dapat dijadikan sebagai acuan
yang tepat di dalam perusahaan. Perusahaan para investor dalam menambah investasi bagi
yang dikatakan memiliki tingkat profitabilitas perusahaan dalam pendanaan operasional
tinggi berarti tinggi pula efisiensi penggunaan dimasa yang akan datang. Perputaran kas
modal kerja yang digunakan perusahaan merupakan perbandingan antara penjualan
tersebut (Munawir, 2011). Namun hasil dengan jumlah kas rata-rata. Perputaran kas
penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran menunjukkan kemampuan kas dalam
modal kerja tidak berpengaruh terhadap menghasilkan pendapatan sehingga dapat

63
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

dilihat berapa kali uang kas berputar dalam 3. Perputaran kas berpengaruh secara parsial
satu periode tertentu. Semakin tinggi terhadap Return On Investment (ROI)
perputaran kas ini akan semakin baik. Karena pada perusahaan penyedia spare part
ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan otomotif periode 2007-2011.
kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan 4. Struktur modal berpengaruh secara parsial
semakin besar. terhadap Return On Investment (ROI)
Perputaran kas masih berhubungan pada perusahaan penyedia spare part
dengan penjualan yang tinggi pada perusahaan otomotif periode 2007-2011.
otomotif sehingga perputaran kas dapat Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan
digunakan untuk memprediksi keuntungan diatas, ada beberapa hal yang dapat
perusahaan. Hasil uji t juga menunjukkan disarankan penulis ;
bahwa tingkat signifikansi untuk variabel 1. Bagi peneliti berikutnya, disarankan agar
struktur modal (X3) sebesar 0,011 atau lebih mencari variabel lain yang berpengaruh
kecil dari 0,05 sehingga terdapat pengaruh terhadap profitabilitas.
antara struktur modal terhadap profitabilitas. 2. Bagi investor, disarankan untuk
Variabel struktur modal (capital structure) memperhatikan struktur modal dan
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perputaran kas dalam berinvestasi supaya
(ROI) pada perusahaan penyedia spare part memperoleh keuntungan yang diinginkan.
otomotif periode 2007-2011. 3. Bagi perusahaan, disarankan untuk
Pada penelitian ini struktur modal berhati-hati dalam menggunakan struktur
(capital structure) yang ditunjukkan dengan modal dan perputaran kas karena akan
DER berpengaruh terhadap profitabilitas. mempengaruhi profitabilitas.
Semakin tinggi nilai DER maka profitabilitas
semakin rendah, demikian pula sebaliknya DAFTAR PUSTAKA
semakin rendah nilai DER maka profitabilitas Abdul Halim, 1993. Dasar-Dasar
semakin tinggi. Hasil penelitian ini sejalan Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
dengan Nurhasanah (2012) menunjukkan Kedua. Yogyakarta: BPFE.
bahwa struktur modal berpengaruh terhadap Arista, 2012. Analisis Faktor-Faktor yang
profitabilitas perusahaan. Struktur modal Mempengaruhi Return Saham (Kasus
(DER) digunakan untuk mengukur seberapa pada Perusahaan Manufaktur yang Go
banyak dana yang di supply oleh pemilik Public di BEI Periode Tahun 2005-
perusahaan dalam proporsinya dengan dana 2009). Jurnal Ilmu Manajemen dan
yang diperoleh dari kreditur perusahaan. Akuntansi Terapan, Vol 3 (1).
Azlina, N. 2009. Pengaruh Tingkat Perputaran
Modal kerja, Struktur Modal dan Skala
KESIMPULAN Perusahaan terhadap Profitabilitas.
Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis Jurnal Pekbis Vol1 (2).
yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik Berhasak, E. 2008. Efek Modal Kerja
kesimpulan sebagai berikut : Terhadap Profitabilitas Perusahaan-
1. Perputaran modal kerja, perputaran kas, Perusahaan di Industri Manufaktur di
dan struktur modal berpengaruh secara Indonesia pada Tahun 2007. Tesis
simultan terhadap Return On Investment Program Studi Magister Manajemen,
(ROI) pada perusahaan penyedia spare part Universitas Indonesia, Jakarta.
otomotif periode 2007-2011. Brigham. E. F. & Weston J. F, 2001,
2. Perputaran modal kerja tidak berpengaruh Manajemen Keuangan, Alih Bahasa:
secara parsial terhadap Return On Dodo Suharto dan Herman Wibowo.
Investment (ROI) pada perusahaan Edisi Kedelapan, Buku Kedua,
penyedia spare part otomotif periode 2007- Erlangga, Jakarta.
2011. Damarathi P, 2008. Pengaruh Manajemen
Modal Kerja terhadap Profitabilitas

64
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014

Perusahaan Go Public Sektor Pramono, J dan Khatimah, H. 2007. Pengaruh


Manufaktur di Indonesia Tahun 2002 Waktu dan Jenis Industri pada Strategi
2006. Skripsi Fakultas Ekonomi, Manajemen Modal Kerja: Survey pada
Universitas Indonesia, Jakarta. Industri Otomotif, Garment dan
Harjanti, W. 2009. Analisa Perputaran Piutang Makanan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
terhadap Modal Kerja pada Perusahaan Optimal Vol. 1 (1).
Jasa PT. ABJ Surabaya. Jurnal Media Qodriyah, R. 2012. Laba atau Arus Kas
Mhardhika Vol. 8 (2). sebagai Parametek Kinerja Perusahaan
Hayati, N dan Riani, C. 2011. Pengaruh Arus Berdasarkan Siklus Hidup Perusahaan
Kas terhadap Likuiditas pada (Studi Relevansi Nilai). Jurnal
Perusahaan Telekomunikasi yang Akuntansi dan Ekonomi Bisnis, Vol.1,
Terdaftar di BEI. Jurnal Spread, (1).
Vol.1(1) Riyanto, B. 2004. Dasar-dasar Pembelanjaan
IAI. 2007 . Standar Akuntansi Keuangan . Perusahaan. Yogyakarta : Liberty.
Edisi 2007. Jakarta: Penerbit Salemba Santoso, S. 2001. SPSS: Statistik Parametrik.
Empat Cetakan kedua, Jakarta: Penerbit PT
Julkarnain, 2011. Pengaruh Modal Kerja, Elex Media Komputindo Kelompok
Perputaran Modal Kerja, Perputaran Gramedia.
Kas, dan Perputaran Piutang Terhadap Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Profitabilitas Pada Perusahaan Industri Kombinasi. Bandung Alfabeta.
Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Sunrowiyati, 2009. Analisis Variabel-Variabel
BEI Tahun 2008-2011. Keuangan yang Memengaruhi Struktur
Mamduh, M.H. dan Halim, A. 2003. Analisa Modal Perusahaan Manufaktur yang
Laporan Keuangan. Edisi revisi. Go Public di Bursa Efek Jakarta.
Yogyakarta: Penerbit UPP AMP Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi Vol.1
YKPN. (1).
Mardiasmo, 1997. Akuntansi Keuangan Supriadi, Y dan Puspitasari, R. 2012.
Dasar. Yogyakarta: BPFE Pengaruh Modal Kerja Terhadap
Martono dan Harjito, 2005, Manajemen Penjualan dan Profitabilitas
Keuangan. Edisi pertama, cetakan Perusahaan. Jurnal Ilmiah Kesatuan
keempat, Jakarta: Penerbit Jala Sutia. Vol. 14.(1).
Miswanto, 2012. Kebijakan dalam Penentuan Suryani E, Arfan M dan Djalil MA. 2012.
dan Pendanaan Modal Kerja Pengaruh Profitabilitas, Arus Kas
Perusahaan. Jurnal Economia, Vol. Operasi, dan Arus Kas Bebas Terhadap
8(2) Dividen Kas pada Perusahaan
Munawir. 2011. Analisa Laporan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek
Keuangan.Yogyakarta: Liberty. Indonesia Periode 2005 2009. Jurnal
Nurhasanah, 2012. Pengaruh Struktur Modal Akuntansi Vol 1. (1).
Terhadap Profitabilitas Pada Sutarti. 2012. Penyajian Laporan Arus Kas
Perusahaan Manufaktur Yang menurut PSAK 2 Guna Mendukung
Terdaftar Di BEI. Jurnal Ilmiah Vol.IV Pengambilan Keputusan Investasi pada
(3) 2012 PT Pan Brothers Tbk. Jurnal Ilmiah
Ogolmagai, N. 2013. Leverage Pengaruhnya Kesatuan Vol. 14 (1).
terhadap Nilai Perusahaan pada Welas. 2006. Analisis Kinerja Keuangan
Industri Manufaktur yang Go Public di dengan Pendekatan Sistem Du Pont
Indonesia. Jurnal EMBA Vol. 11 (3). (Studi Empirik pada Perusahaan Rokok
Panigoro, W. 2010. Analisis Profitabilitas yang Sudah Go Public Periode Tahun
Perusahaan PT. Cahaya Nusa 2000 2004). Jurnal Akuntansi
Sulutarindo. Jurnal Economic Keuangan Vol.1(1)
Resources, Vol.11 (31).
65

Anda mungkin juga menyukai