Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Sanad
Sanad secara bahasa berasal dari kata sanada,yasnudu,sanadan yang
secara bahasa berarti mu’tamad (sandaran, tempat bersandar, tempat
berpegang, yang dipercaya, yang sah). Sedangkan pengertian sanad secara
terminologis ialah ;

Artinya : silsilah beberapa orang (yang meriwayatkan hadits) yang


menghubungkannya kepada matan Hadist.1

Silsilah beberapa orang maksudnya ialah susunan atau rangkaian


beberapa orang yang menyampaikan materi hadits tersebut. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sanad hanya berlaku pada serangkaian
beberapa orang.2

Al-Badru bin Jama’ah dan al-Thibi mengatakan bahwa sanad ialah :

Artinya : berita tentang jalan matan.3

Disamping kata sanad, ada juga istilah lain yang berkaitan dengannya
yakni isnad, musnid, dan musnad. Kata-kata tersebut secara bahasa dan
terminologis mempunyai arti yang luas, sebagaimana telah digariskan oleh
para Ahli Hadits.

1
Ibid
2
Utang Ranuwijaya, Op. Cit., h. 92.
3
Al-Suyuthi, Op,. h. 14.
Kata isnad berarti menyandarkan, mengasalkan (mengembalikan ke
asal), dan mengangkat. Sebagaimana yang dijelaskan disini ialah :

Artinya : menyandarkan hadist kepada orang yang mengatakannya.4

Atau :

Artinya : mengasalkan hadist kepada orang yang mengatakannya.5

Definisi antara sanad dan isnad terdapat adanya perbedaan. Isnad


lebih menunjukkan kepada sebuah proses terjadinya periwayatan hadist,
dengan menyebutkan dari siapa hadist itu diterima. Sedangkan sanad ialah
susunan secara berurutan orang-orang tersebut sebelum matan hadist.

Adapun istilah musnad mempunyai beberapa arti, yakni :

1. Hadist yang disandarkan kepada orang yang


meriwayatkannya.
2. Berarti nama kitab yang menghimpun hadist-hadist dengan
sistem penyusunannya berdasarkan nama-nama sahabat,
seperti kitab musnad Ahmad bin Hanbal.

4
Muhammad Jamal al-Din al-Qasimi, Qawa’id al-Tahdits (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1979), cet.ke-1,
h.202; Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib, Op.Cit., h. 33.
5
Mahmud al-Thahhan, Taysir, h. 15.
3. Kumpulan hadist yang meriwayatkan dengan menyebutkan
sanad-sanadnya secara lengkap, seperti musnad al-syihab
dan musnad al-firdaus.
4. Nama bagi hadist marfu’ (disandarkan kepada Nabi) dan
sanadnya muttashil (bersambung).6

Maksud dari sanadnya bersambung adalah bahwa setiap rawi hadist


yang bersangkutan benar-benar menerimanya dari rawi yang berada di
atasnya dan begitu selanjutnya sampai pada pembawa pertama. 7 Menurut
Imam al-Bukhari, suatu hadist bisa disebut sanadnya bersambung apabila
murid dan guru atau rawi pertama dengan rawi kedua benar-benar pernah
bertemu walaupun hanya sekali. Sementara menurut Imam Muslim, sanad
hadist dapat disebut bersambung apabila ada kemungkinan bertemu bagi
kedua rawi di atas,

dimana keduanya hidup dalam satu kurun waktu, dan tempat


tinggalnya tidak terlalu jauh menurut ukuran saat itu, meskipun keduanya
belum pernah bertemu sama sekali.8

Adapun pengertian dari musnid ialah orang yang meriwayatkan hadist


dengan sanadnya sendiri baik ia mengetahui ilmu hadist atau sekedar
meriwayatkan.9

B. Pengertian Matan
Kata matan atau al-matn secara bahasa berarti “tanah yang meninggi.”
Secara terminologi matan berarti :
6
Al-Suyuthi, Loc. Cit; Al-Qasimi, Loc. Cit; Mahmud al-Thahhan, Taysir, Loc. Cit
7
Nuruddin ‘Itr, Op. Cit., II/2
8
Al-Suyuthi, Op. Cit., h.52; Ibnu Hajar, Hadyu al-Sari Muqaddimah Fath al-Bari (Beirut: Dar al-Fikr,1991), h. 12;
Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib, Ushul, h. 313. Lihat juga, Ali Mustafa Yaqub, Imam Bukhari dan Metodologi Kritik
dalam Ilmu Hadis (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996), cet.ke-3, h.21;
9
Taysir, h. 19; Mustholakhul Hadist
Artinya : lafadz-lafadz hadist yang di dalamnya mengandung makna-makna
tertentu.10

Menurut Ibnu Jama’ah, matan berarti suatu kalimat tempat


berakhirnya sanad. Kalimat “tempat berakhirnya sanad” atau “lafadz-lafadz
yang di dalamnya mengandung makna-makna tertentu”, menunjukkan
pemahaman yang sama, yaitu bahwa yang disebut dengan matan ialah
materi atau lafadz hadist itu sendiri yang penulisannya ditempatkan setelah
sanad dan sebelum mudawwin (orang yang membukukan hadist).

C. Pengertian Rawi

Rawi adalah orang yang meriwayatkan atau menyampaikan Hadits.


Rangkaian para rawi yang menyampaikan hadits disebut sanad. Adapun
syarat-syarat yang harus dipenuhi seseorang ketika menyampaikan riwayat
Hadist sehingga riwayatnya dinyatakan sah ialah orang itu harus :

1. Beragama islam;
2. Baligh;
3. Berakal;
4. Tidak fasiq;
5. Tidak terdapat tingkah laku yang mengurangi atau
menghilangkan kehormatan (muru’ah);
6. Mampu menyampaikan hadist yang telah dihafalnya;

10
Al-Suyuthi, Lo. Cit; Al-Qasimi, Loc. Cit; Al-Qasimi, Loc. Cit; Mahmud al-thahhan, Tasyir, Loc. Cit; Muhammad
‘Ajjaj al-Khatib, Loc. Cit
7. Sekiranya dia memiliki catatan Hadist , maka catatan itu dapat
dipercaya; dan
8. Mengetahui dengan baik apa yang merusakkan maksud Hadist
yang diriwayatkannya secara makna.11

Pada umumnya, ulama Ahli Hadist membagi tata cara penerimaan


riwayat hadist ke dalam 8 macam, yakni :

1. Mendengar dari ucapan guru


2. Membaca dihadapan guru
3. Izin (al-ijazah)
4. Pemberian (al-Munawwalah)
5. Tulisan (al-Kitabah)
6. Pemberitahuan (al-I’lam)
7. Pesan (al-wasiyah)
8. Mendapatkan hadits dari tulisan guru yang tidak diriwayatkan
(Al-wijadah)

11
Ibnu al-Shalah, Op. Cit., h. 114-117.

Anda mungkin juga menyukai