PEMBAHASAN
A. Pengertian Sanad
Sanad secara bahasa berasal dari kata sanada,yasnudu,sanadan yang
secara bahasa berarti mu’tamad (sandaran, tempat bersandar, tempat
berpegang, yang dipercaya, yang sah). Sedangkan pengertian sanad secara
terminologis ialah ;
Disamping kata sanad, ada juga istilah lain yang berkaitan dengannya
yakni isnad, musnid, dan musnad. Kata-kata tersebut secara bahasa dan
terminologis mempunyai arti yang luas, sebagaimana telah digariskan oleh
para Ahli Hadits.
1
Ibid
2
Utang Ranuwijaya, Op. Cit., h. 92.
3
Al-Suyuthi, Op,. h. 14.
Kata isnad berarti menyandarkan, mengasalkan (mengembalikan ke
asal), dan mengangkat. Sebagaimana yang dijelaskan disini ialah :
Atau :
4
Muhammad Jamal al-Din al-Qasimi, Qawa’id al-Tahdits (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1979), cet.ke-1,
h.202; Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib, Op.Cit., h. 33.
5
Mahmud al-Thahhan, Taysir, h. 15.
3. Kumpulan hadist yang meriwayatkan dengan menyebutkan
sanad-sanadnya secara lengkap, seperti musnad al-syihab
dan musnad al-firdaus.
4. Nama bagi hadist marfu’ (disandarkan kepada Nabi) dan
sanadnya muttashil (bersambung).6
B. Pengertian Matan
Kata matan atau al-matn secara bahasa berarti “tanah yang meninggi.”
Secara terminologi matan berarti :
6
Al-Suyuthi, Loc. Cit; Al-Qasimi, Loc. Cit; Mahmud al-Thahhan, Taysir, Loc. Cit
7
Nuruddin ‘Itr, Op. Cit., II/2
8
Al-Suyuthi, Op. Cit., h.52; Ibnu Hajar, Hadyu al-Sari Muqaddimah Fath al-Bari (Beirut: Dar al-Fikr,1991), h. 12;
Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib, Ushul, h. 313. Lihat juga, Ali Mustafa Yaqub, Imam Bukhari dan Metodologi Kritik
dalam Ilmu Hadis (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996), cet.ke-3, h.21;
9
Taysir, h. 19; Mustholakhul Hadist
Artinya : lafadz-lafadz hadist yang di dalamnya mengandung makna-makna
tertentu.10
C. Pengertian Rawi
1. Beragama islam;
2. Baligh;
3. Berakal;
4. Tidak fasiq;
5. Tidak terdapat tingkah laku yang mengurangi atau
menghilangkan kehormatan (muru’ah);
6. Mampu menyampaikan hadist yang telah dihafalnya;
10
Al-Suyuthi, Lo. Cit; Al-Qasimi, Loc. Cit; Al-Qasimi, Loc. Cit; Mahmud al-thahhan, Tasyir, Loc. Cit; Muhammad
‘Ajjaj al-Khatib, Loc. Cit
7. Sekiranya dia memiliki catatan Hadist , maka catatan itu dapat
dipercaya; dan
8. Mengetahui dengan baik apa yang merusakkan maksud Hadist
yang diriwayatkannya secara makna.11
11
Ibnu al-Shalah, Op. Cit., h. 114-117.