CP MK : Mahasiswa menguasai Konsep Dasar MBS Sub CP MK : Mahasiswa dapat menjelaskan dan memberikan contoh tentang: - Sejarah Munculnya Manajemen Berbasis Sekolah Uraian Materi : Secara etimologis manajemen berasal dari bahasa Perancis yaitu ménagement yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pelaksanaan fungsi-fungsi perencaanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah pemberian otonomi dan kewenangan pada tingkat sekolah. Tanggung jawab dan pengambilan keputusan kegiatan operasional sekolah diserahkan kepada kepala sekolah, para guru, orang tua, para siswa, dan anggota masyarakat lainnya. Pelaksana tingkat sekolah, bagaimanapun mereka dapat menyesuaikan, atau menjalankan kegiatan sekolah sesuai kebijakan pemerintah pusat (Bank Dunia). Sejak tahun 1960-an sampai 1970-an telah banyak inovasi yang dilakukan dan dikembangkan. Pada tahun 1980-an, saat terjadi perkembangan manajemen dalam dunia industri dan organisasi komersial mencapai kesuksesan, orang-orang mulai percaya bahwa untuk memperbaiki mutu pendidikan, perlu adanya lompatan dari tataran pengajaran dalam kelas ke tataran organisasi. Model MBS diterapkan di Kanada lebih dikenal dengan pendelegasian keuangan. Langkah awal dimulai pertengahan tahun 1970 dengan 7 sekolah rintisan dan diadopsi dalam sistem yang lebih luas menjadi pendekatan manajemen-mandiri secara komperhensif pada tahun 1980-1981, yang pada akhirnya hingga saat ini telah dilembagakan. Di tahun 1986, sekolah rintisan yang melibatkan 14 sekolah, memperluas pendekatan dengan melibatkan layanan konsultan pusat. Pada tahun 1986-1987 program pengembangan professional guru dengan pendanaan dari school-based budget dilakukan setengah hari per minggu. Pada tahun 1994, Provinsi Alberta merencanakan untuk memulai retrukturisasi sistem secara keseluruhan. Model MBS di Hongkong lebih dikenal sebagai School Management Intiative (SMI), yang menekankan pada inisiatif sekolah dalam manajemen sekolah, lahirnya kebijakan SMI ini ialah untuk memecahkan beberapa masalah- masalah pendidikan. Prinsip-prinsip MBS yang ditawarkan di Hongkong adalah perlunya telaah ulang secara terus menerus terhadap pembelajaan anggran pemerintah, perlunya evaluasi secara sistematis terhadap hasil, definisi, yang lebih baik tentang tanggung jawab, hubungan erat antara tanggung jawab sumber daya dan tanggung jawab manajemen, perlu adanya organisasi dan kerangka kerja yang sesuai, hubungan yang jelas antara pembuat kebijakan dengan agen-agen pelaksana. Model MBS di Inggris disebut Grant Maintained School (GMS). Atau manajemen swakelola pada tingkat lokal. Dinamakan seperti itu karena, adanya undang-undang pendidikan tahun 1988, antara lain berisi adanya kurikulum inti nasional, adanya ujian nasional, serta pelaporan nasional. Kontrol terhadap anggaran sekolah diberikan kepada lembaga pengelola/pengawas beserta para kepala sekoalah menengah keatas dan sebagian sekolah dasar dalam waktu lima tahun. Juga memberikan pilihan pada orang tua dengan cara membantu mengembangkan diversifikasi, meninghkatkan akses, mengizinkan sekolah- sekolah negeri untuk keluar dari kontrol otoritas pendidikan lokal. Berdasarkan suara mayoritas orang tua siswa. MBS di Australia, School Based Management merupakan refleksi pengelolaan desentralisasi pendidikan yang menempatkan sekolah sebagai lembaga yang memiliki kewenangan untuk menetapkan kebijakan yang menyangkut visi, misi, dan tujuan atau sasaran sekolah yang membawa implikasi terhadap pengembangan kurikulum sekolah dan program-program operatif sekolah yang lain. MBS di Australia dibangun dengan memperhatikan kebijakan dan panduan dari pemerintah negara bagian di satu pihak, dan di pihak lain dari partisipasi masyarakat melalui school council dan parent and community association. Perpaduan keduanya melahirkan dokumen penting penyelenggaraan MBS yaitu school policy yang memuat visi, misi, sasaran, pengembangan kurikulum, dan prioritas program, school planning review serta school annual planning quality assurance. Akuntabilitas dilakukan melalui external and internal monitoring Kebijakan MBS di Indonesia secara relatif sungguh-sungguh baru dimulai sejak tahun 1999/2000, yaitu dengan peluncuran dana bantuan yang disebut dengan Bantuan Operasional Manajemen Mutu. Dana bantuan ini disetor langsung ke rekening sekolah, tidak melalui alur birokrasi pendidikan diatasnya (Dinas Diknas). Memasuki tahun anggaran 2003, dana BOMM itu diubah namanya menjadi dana rintisan untuk MPMBS, khususnya untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Program ini sejalan dengan implementasi dari Undang- Undang (UU) No 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah dibidang pendidikan dan Undang-Undang No 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional (Propenas). Terminologi MBS atau pendidikan berbasis masyarakat (PBM) dimuat dalam Undang-Undang No 25 tahun 2000 tentang Propenas. Menurut Undang-Undang ini MBS dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kemandirian sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Perwujudan school/community – based education ini ditandai dengan pembentukan Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan Kabupaten atau Kota. Sejarah baru pengelolaan pendidikan di Indonesia melalui MBS menjadikan pengelolaan pendidikan di Indonesia berpola desentralisasi, otonomi, pengambilan keputusan secara partisipatif.