Disusun Oleh:
DEPARTEMEN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2020
PENJELASAN MODUL PBL PELAYANAN
Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan secara langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud untuk mencapai hasil yang pasti meningkatkan
mutu kehidupan pasien. Pelayanan Kefarmasian yang diselenggarakan di apotek, puskesmas, klinik maupun
rumah sakit haruslah mampu menjamin ketersediaan obat yang aman, bermutu dan berkhasiat dan sesuai
dengan amanat Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Dalam rangka peningkatan
penggunaan obat rasional untuk mencapai keselamatan pasien, dilakukan pelayanan kefarmasian sesuai
standar di fasilitas kesehatan. Pelayanan Kefarmasian di Apotek berperan penting dalam penjaminan mutu,
manfaat, keamanan dan khasiat sediaan farmasi dan alat kesehatan. Selain itu pelayanan kefarmasian
bertujuan untuk melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional dalam rangka
keselamatan pasien (patient safety).
Problem Based Learning (PBL) dalam pelayanan ini akan terbagi dalam 3 sub materi swamedikasi,
komunitas dan pelayanan rumah sakit. Masing-masing sub materi akan berisi tentang kasus Polifarmasi dan
Etika Pelayanan, Subtitusi Obat, Aturan Pakai Khusus, Kondisi Khusus, DRP 1 (obat tanpa indikasi, indikasi
tanpa obat), dan DRP 2 (interaksi obat, ESO, dosis). Jalannya PBL Pelayanan dengan membagi mahasiwa
masing-masing 5-7 mahasiswa per kelompok dengan tiap kasus pelayanan akan dibahas oleh 3-4 kelompok.
Diskusi kasus akan dibahas pada pertemuan selanjutnya antara dosen dengan mahasiswa.
, Agustus 2020
PRESENTATION
Poin Poin Presentasi
Patofisiologi Penyakit
Etiologi of Case
Permasalahan Kasus
Penyelesaian Kasus
*) Cheklist (√)
PHARMACEUTICAL CARE
(PELAYANAN KEFARMASIAN)
Learning Outcome
1. Memahami tingkat empati dan memberi contoh empati
2. Menganalisis kebutuhan pasien dalam hal pilihan obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhan,
pedoman, dan peraturan.
3. Untuk memilih batas pengobatan sendiri yang diperbolehkan dan merujuk pasien ke dokter atau fasilitas
yang sesuai jika diperlukan
4. Merumuskan pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan dan keamanan pasien
5. Memberitahukan pasien tentang informasi rinci tentang indikasi obat, pemberian, dosis, dan efek
samping
6. Memberikan informasi secara rinci mengenai kondisi penyimpanan yang tepat kepada pasien dan
memastikan obat di apotek disimpan dengan benar pada kelembaban, suhu, dan tanggal kadaluwarsa
yang sesuai.
7. Menjelaskan alasan pelarangan dan risiko permintaan pasien yang tidak dapat diproses.
8. Memberi gambaran tentang pemantauan pengobatan baik secara terapeutik maupun efek sampingnya
dengan opini subjektif dari pasien
9. Memberikan informasi rinci mengenai data yang diperlukan untuk dokumentasi di pelayanan pengobatan
sendiri
a. Mahasiswa harus menilai riwayat penyakit dan riwayat pengobatan sesuai skenario kasus dengan
melakukan role play “apoteker-pasien-dokter / pengamat” secara bergantian dalam kelompok kecil (2-3
orang)
b. Mahasiswa harus melakukan role play sesuai kriteria yang terlampir dalam lembar observasi: Prinsip
Dasar Keterampilan Laboratorium ”. Pengamat harus memberikan umpan balik kepada apoteker, pasien /
dokter, sehingga orang tersebut dapat melakukan perannya dengan tepat.
c. Mahasiswa harus mendefinisikan manifestasi klinis, masalah klinis, DRP dan masalah yang berhubungan
dengan pelayanan kefarmasian.
d. Mahasiswa harus menyusun rekomendasi dan rencana terapi sesuai dengan kasusnya
e. Mahasiswa wajib mengeluarkan obat atau alat kesehatan dan memberikan informasi, edukasi kepada
pasien atau tenaga kesehatan lainnya.
BASIC PRINCIPALS OF LABORATORY SKILLS
No Aspek Point
0 1 2
1. ASPEK KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTRAPERSONAL DASAR
a. Pengenalan dan pembukaan diri (Introduction)→ Memperkenalkan
diri, mempersilahkan duduk membina sambung rasa, menyebut nama
pasien, membangun kepercayaan, menunjukkan empati.
b. Mendengarkan aktif (Active Listening) → refleksi isi, refleksi
perasaan, merangkum
c. Bertanya (polite asking) → pertanyaan membuka, pertanyaan
mendalam
d. Penggunaan Bahasa nonverbal dan etika → cara berbicara dan
intonasi sesuai, ekspresi wajah konsisten dengan isi pembicaraan,
penampilan menarik tetapi tidak mencolok, sopan dan mengakhiri
aktivitasnya dengan ucapan terimakasih.
Total
EXERCISE Nama :
POS 1 KOMUNITAS NIM :
(Patient Assessment)
Patients Name:
Age :
Address :
Telphone Number:
Subjective Data :
Objective Data :
Disease History :
Medication History :
Patients Habits :
Other Data :
1.
2.
3.
4.
5.
STUDI KASUS PBL PELAYANAN KEFARMASIAN
Pertemuan TEMA PBL KASUS
1 Polifarmasi dan Seorang pasien datang ke apotek dengan keluhan mual muntah yang
Etika Pelayanan disertai nyeri pada perut. Pasien tersebut mengalami keluhan tersebut
sejak kemarin malam.
Klinik Maliki
Jl Gajayana 50 Malang
0341 722435
dr Aisyah 12/9/20
R/ Polycrol F tab X
S 3dd1 tab ac
R/ Sanmag sir I
Sprn 1C
R/ Ranitidine tab X
S 2dd1 tab
Klinik Maliki
Jl Gajayana 50 Malang
0341 722435
dr Hari 8/10/20
R/ Amoxan 500mg XV
S3dd1
R/ Voltaren 50mg X
Sprn
R/Imboost F X
S 1dd1
Klinik Maliki
Jl Gajayana 50 Malang
0341 722435
dr Aril 2/10/20
Tn Husna
dr Ahmad 22/11/20
R/ Levemir II
S 2dd 12 unit
R/ Glibenklamide 20
S 1dd1
R/ Neurodex 20
S 1dd1
Pro : Tn Sohib (50/60kg)
R/ CTM 4 mg No. VI
S 2 dd 1 tab
Seorang ibu datang ke apotek ingin membeli obat. Gejala yang ibu
tersebut alami meriang, pilek dan batuk disertai demam. Informasi apa
yang perlu anda dapatkan dan obat apa yang akan anda berikan. Obat
yang tersedia di apotek anda paratusin, demacolin, sumagesic,
panadol, proris, ponstan, silex, actived, dextral, fludane.
dr Samsu 22/10/20
R/ Cefixime tab XV
S 2dd1 habiskan
R/ Lopamid 2mg X
S 3dd1 tab
R/ Pharolit X
S 3dd1 prn
Mr. H (45 th) datang ke apotek untuk menebus resep dari dokter. Mr R
mengeluhkan kadar asam uratnya yang tinggi dan nyeri pada tumit
kakinya. Mr. R didiagnosa mengalami hiperurisemia.
Riwayat Penyakit : Maag
Riwayat Alergi : -
Pola Hidup : -
Riwayat Pengobatan : Mylanta
R/ Piroxcam 10 mg No. X
S prn 1 tab
R/ Omeprazole 20 mg No. XX
S 2 dd 2 caps
R/ Antasida No. X
S prn
Kasus 6 DRP 2 (interaksi Mrs. DS (43 th) datang ke apotek untuk menebus resepnya. Pasien
obat, ESO, dosis) telah memiliki riwayat hipertensi Stage 1 selama 1 tahun. Setelah
memeriksakan diri ke dokter pasien memiliki kadar kolesterol diatas
normal sehingga mendapatkan obat tambahan. Pasien menghendaki
resep hanya diambil separuhnya saja.
*stok obat apotek
Captopri 12,5 mg dr. Adrian Adriani
Amlodipin 10 mg SIP: 234/345/567
Alamat: Jl. Martadinata No.2
Malang
Malang, 2 September 2020
dr Hari 10/11/20
R/ Isoniazid 400mg XV
S1dd1 pc
R/ Rifampicin 450mg XV
S1dda pc
R/ Ethambutol 400mg XV
S 1dd1 pc
R/ Furosemid No. X
S s dd 1 tab
R/ Ranitidin No.X
S b dd 1 tab
Pro : Mr F
Daftar Pustaka
Pemerintah Republik Indonesia, (2009). Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tentang Kesehatan.
Jakarta
Cipolle RJ, Strand, L.M., and Morley, P.C, (1998). Pharmaceutical Care Practice. New York : McGraw -Hill, pp.
177-198.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2014). Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
58 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2005). Pharmaceutical care Untuk Penyakit Diaetes Mellitus,
Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2005). Pharmaceutical care Untuk Penyakit Hipertensi, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2005). Pharmaceutical care Untuk Penyakit Penyakit Jantung
Koroner, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2006).Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di sarana
Kesehatan, Jakarta.
Dipiro J.T., Talbert R.L., Yee G.C., Matzke G.R., Wells B.G. and Posey L.M.,. 2011, Pharmacotherapy: A
Pathophysiologic Approach, 8th ed., Mc Graw.
Beardsley RS, Kimberlen CL, Tindall WN, (2012). Communication Skills For Pharmacists. Fifth Edition.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, p. 5.
Rantucci MJ, (2006). Pharmacists Talking With Patients: A Guide to Patient Counseling. Second edition.United
State of America: Lippincot Williams & Wilkins
Ikatana Apoteker Indonesia, (2010). Standar Kompetensi Apoteker Indonesia. Jakarta.
Marrow N, Hargie O, (2001). Effective Communication, Pharmacy Practice. Taylor & Francis Inc, New York.
Miftahurrohmah N; Pramastya H [2016] Rujukan cepat Obat Tanpa Resep untuk Praktisi, Penerbit Buku
Kedokteran, Jakrta.