Anda di halaman 1dari 7

A.

DEFINISI DASAR HUKUM PENDIDIKAN


Hukum adalah aturan yang harus ditaati, bila dilanggar mendapat sangsi sesuai dengan
aturan yang berlaku. Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat berpijak
atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan
pendidikan. Tetapi tidak semua kegiatan pendidikan dilandasi oleh aturan-aturan baku ini,
contohnya aturan cara mengajar, cara membuat persiapan, supervisi, yang sebagian besar
dikembangkan sendiri oleh para pendidik.
Dasar hukum Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di Indonesia,
agar pendidikan yang sedang berlangsung mempunyai pondasi atau pijakan yang kuat karena
pendidikan disetiap negara tidak sama, Untuk di Indoinesia diperlukan landasan pendidikan
berupa dasar hukum, dasar hukum filsafat, dasar hukum historis, dasar hukum sosiaI budaya,
dasar hukum psikologis beserta dasar hukum sosiologis dan antropologis. Maka dari itu,
dalam tulisan ini akan dibahas mengenai dasar hukum pendidikan. Agar pendidikan berhasil
mewujudkan visi, misi, dan tujuannya yang telah diwariskan secara efektif dan efisien sesuai
jenis dan jenjang pendidikan,. maka dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran
baik di sekolah, pendidikan di keluarga maupun pendidikan di masyarakat perlu
memperhatikan dasar hukum sebagai dasar dalam melaksanakan aktivitas pendidikan dan
pembelajaran. Dasar hukum dan pembeIajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai dasar
bertumpu atau dasar dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan
tentang kebijakan dan praktek pendidikan. Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis
selalu bertolak dan sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu.
Landasan dan asas tersebut sangat penting. Karena pendidikan merupakan pilar utama
terhadap perkembangan manusia dan rnasyarakat bangsa tertentu.

B. DASAR HUKUM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA


1. Salah satu tujuan di Proklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945 adalah Untuk Mencerdaskan kehidupan bangsa (Alinea ke-4
pembukaan UUD) 1945) yang kemudian dijabarkan pada batang tubuh UUD 1945
(paska Amandernen ke-4), Bab XIII tentang pendidikan dan Kebudayaan, PasaI 31
disebutkan Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pernerintah wajib
membiayainya.
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
4. Negara rnemperioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnva dua puluh persen
dari anggaran pendapatan dan be1anja negara serta dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Berdasarkan pasal 31 tersebut kemudian lahirlah berbagal Undang-Undang dan Peraturan
Pemerintah serta Peraturan Mentri yang mengatur pelaksanaan sistem Pendidikan Nasional di
Indonesia, yaitu:
1. UU No.20 Tahun 2000 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. UU No. 14 Tahun 2006 Ientang Guru dan Dosen
3. PP No. 19 lahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
4. PP No. 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaani
5. PERMENDIKNAS No. 22 Tahun 2006 Tentang Stadar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah
6. PERMENDIKNAS No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dun Menengah
7. PERMENDIKNAS No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas No. 22-
2006 dan Perrnendiknas No. 23-2006
8. PERMENDIKNAS No.16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompettmsi Guru
9. PERMENDIKNAS No.19 lahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
10. PERMENDIKNAS No.21 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan
11. PERMENDIKNAS No.41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
Dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal I UU No.12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
dikatakan yang dimaksud dengan:
1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pemeliharaan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spirituaI keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
2. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan
program profesi, serta program spesialis yang diseIenggarakan oleh perguruan tinggi
berdasarkan kebudayaan banga Indonesia.
UUD 1945 yang menjadi dasar hukum pendidikan terdapat pada Alinea Keempat yang
berbunyi: Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pernerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalarn suatu Undang-Undang Dasar
negara indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia Yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia, dan
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosiaI bagi seluruh rakyat Indonesia. Sesuai
dengan Pembukaan UUD 1945 pendidikan di Indonesia seharusnya berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945.
Undang - Undang Dasar 1945 merupakan hukum tertinggi di Indonesia Pasal pasal yang
bertaIian dengan pendidikan dalam Undang Undang Dasar 1945 hanya 2 pasal, yaitu pasal
31 dan 32. Pasal 31 mengatur tentang pendidikan kewajiban pemerintah membiayai wajib
beIajar 9 tahun di SD dan SMP, anggaran pcndidikan minimal 20% dari APBN dan APBD
dan sistem pendidikan nasional. Sedangkan pasal 32 mengatur tentang kebudayaan
Pendidikan Berdasarkan UU RI Nomor 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional. UU RI
Nomor 2 Tahun 1989 memuat 59 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umurn (istilah-
istilah dalam undang-undang), kedudukan fungsi dan tujuan, hak-hak warga negara untuk
memperoleh pendidikan, satuan jalur dan jenis pendidikan. Jenjang pendidikan peserta didik,
tenaga kependidikan. sumber daya pendidikan, kurikulurn, hari beIajar dan libur sekolah,
bahasa pengantar, penilaian, peran serta masvarakat, badan pertimbangan pendidikan
nasional, pengelolaan, pengawasan, ketentuan lain-lain, ketentuan pidana, ketentuan
peralihan dan ketentuan penutup.
C. IMPLIKASI LANDASAN HUKUM TERHADAP KONSEP PENDIDIKAN
Sebagai implikasi dari landasan hukum pendidikan, maka pengembangan konsep
pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Ada perbedaan yang jelas antara pendidikan akademik dan pendidikan profesional.
 Pendidikan Akademik : Menyiapkan para ahli agar mampu mengembangkan ilmu,
teknik atau seni di bidang masing-masing melalui aktualisasi diri secara utuh.
 Pendidikan Profesional : Menyiapkan anak didik agar ahli dalam menerapkan teori
tertentu, jumlah mereka dibatasi sesuai kebutuhan, lulusan wajib bekerja di tempat
tertentu.
2. Pendidikan profesional tidak cukup hanya menyiapkan ahli dalam menerapkan statu
teori, tetapi juga mempelajari cara membina tenaga pembantu dan mengusahakan
alat-alat bekerja.
3.  Sebagai konsekuensi dari beragamnya kemampuan dan minat siswa serta
dibutuhkannya tenaga verja menengah yang banyak maka perlu diciptakan berbagai
ragam sekolah kejuruan.
4. Untuk merealisasikan terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya maka perlu
perhatian yang sama terhadap pengembangan afeksi, kognisi dan psikomotor pada
semua tingkat pendidikan. 
Dengan cara :
 Tidak menganak-tirikan pendidikan humaniora.
 Setiap bidang studi apapun dimasukan aspek afektif.
 Penguasaan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik harus diberi skor
5. Pendidikan humaniora perlu lebih menekankan pada pelaksanaan dalam kehidupan
seharí-hari agar pembudayaan nilai-nilai Pancasila akan lebih mudah dicapai.   
6. Melaksanakan kurikulum muatan lokal :
 Norma daerah
 Alat Peraga, alat belajar, media pendidikan daerah.
 Contoh pelajaran setempat
 Teori-teori cocok dengan daerah tempatan.
 Partisipasi anak daerah pada usaha-usaha daerah.
 Pengembangan keterampilan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja daerah.
 Siswa diikutsertakan memecahkan masalah masyarakat setempat.
 Bidang studi cocok dengan kebutuhan daerah itu.
7. Perlu diselenggarakan suatu kegiatan badan kerjasama antara sekolah masyarakat dan
orang tua untuk menampung aspirasi, mengawasi pelaksanaan pendidikan, untuk
kemajuan di bidang pendidikan.

D. PERLUNYA LANDASAN HUKUM BAGI PENYELENGGARAAN


PENDIDIKAN
Didalam penyelenggaraan pendidikan perlu adanya landasan hukum,Tanya kenapa?
Karena dalam kenyataannya, bahwa dalam penyusunan kebijaksanaan, pemerintah tidak
hanya membatasi diri berkenaan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara secara
umum.namun pengaturan itu juga menyangkut aspek khusus lain seperti aspek
perekonomian, hak milik, perkawinan dan pendidikan. Kebijaksanaan pemerintah itu berupa
ketentuan-ketentuan, baik bersifat umum maupun khusus tidak hanya tersirat dalam
kebiasaan dan adat istiadat. Akan tetapi dituangkan berupa surat keputusan, ketetapan,
peraturan pemerintah, dan Undang-undang.
Guru sebagai pelaksana pendidikan seyogianya menaruh perhatian terhadap
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah tersebut. Untuk itu, tugas guru baik langsung
maupun tidak langsung harus menunjang semua kebijaksanaan pemerintah dan mampu
mengikuti perkembangan dan perubahan kebijaksanaan pemerintah tersebut. Tidak hanya
yang berkenaan langsung dengan pendidikan, bahkan dari berbagai aspek kehidupan yang
memungkinkan mereka mengantarkan anak didik untuk memahami hak dan kewajibannya.
Tentu saja perhatian guru yang utama lebih diarahkan pada bidang pengajaran sesuai dengan
tugasnya. Dengan begitu guru dapat mewujudkan kegiatan pendidikan secara tepat dan
memungkinkan mereka untuk melakukan inovasi dalam bidang pendidikan.
Berdasarkan pembahasan diatas, disimpulkan bahwa guru harus memiliki pedoman dan
acuan dalam melaksanakan tugasnya sehingga penyimpangan-penyimpangan dalam bidang
pendidikan dapat dihindari. Dan kebijaksanaan pemerintah itu dituangkan dalam berbagai
bentuk ketetapan yang menjadi landasan hukum bagi para guru dalam mewujudkan tugasnya.
Guru tidak hanya terbatas memahami ketentuan berupa undang-undang pokok dibidang
pendidikan melainkan juga ketentuan lain seperti undang-undang dasar, ketetapan MPR
(GBHN), kepres, peraturan pemerintah, bahkan kurikulum yang ditetapkan dengan keputusan
menteri dan kode etik guru. Ketentuan itulah yang merupakan landasan hukum atau peraturan
perundang-undangan untuk mewujudkan kegiatan pendidikan.
Dengan demikian jelaslah landasan hokum diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan
terutama bagi pihak-pihak yang langsung terlibat didalam penyelenggaraan pendidikan
tersebut.
Sumber Referensi

Darmadi Hamid, 2019. Pengantar pendidikan era globalisasi konsep dasar, teori, strategi
dan implementasi dalam pendidikan globalisasi. An1mage https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=mICSDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&dq=konsep+dasar+hukum+pendidika
n&ots=Vig_LWvdOn&sig=gin403L8k5DbW34nvf13lBHnOko&redir_esc=y#v=onepage&q
=konsep%20dasar%20hukum%20pendidikan&f=true

https://andyyjr20.blogspot.com/2017/03/makalah-dasar-hukum-pendidikan-di.html

http://baharuddin-enrekang.blogspot.com/2012/09/landasan-hukum-pendidikan-
nasional.html#:~:text=Ketentuan%20itulah%20yang%20merupakan%20landasan,terlibat
%20didalam%20penyelenggaraan%20pendidikan%20tersebut. Minggu, 09 September 2012

Anda mungkin juga menyukai