Anda di halaman 1dari 12

101

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERKAIT DENGAN SISTEM INFORMASI


KEPERILAKUAN AKUNTAN. STUDI KASUS INTENSITAS MORAL

Ikra Rumiki, SE, Msi


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sulawesi Utara
E-Mail : ikra.rumiki@stiesulut.ac.id

ABSTRAK

Manajer menjalankan tugas fungsinya sebagai aktor perencanaan, pengorganisasian dan


pengarahan, pengendalian serta pengambilan keputusan Akuntansi manajemen merupakan
sistem dimana semua data akuntansi keuangan yang masuk diseleksi dan akan diambil keputusan
segera oleh manajer guna mencapai tujuan khusus manajemen suatu perusahaan Dalam
pelaksanaan Akuntansi Manajemen para manajer perusahaan tidak terlepas dari kode etik
manajemen akuntansi yang berlaku di Indonesia yaitu Kompensi, Kerahasian, Integritas dan
Objektivitas. Penelitian ini mencoba mengkonstruksi mengenai masalah etika dan Intensi
Keperilakuan yang dimilikinya yang mencakup karakteristik-karakteristik yang merupakan
perluasan dari isu-isu yang terkait persepsi individu tentang masalah spesifik situasi pada
pengambilan keputusan dalam situasi etis yang berkaitan dengan sistem informasi. Data
dikumpulkan dengan menggunakan Kuisioner Analisis Structural Equational Modeling (SEM)
Keywords: Pengambilan Keputusan dan Intensi Keperilakuan

PENDAHULUAN dalam pertumbuhan arus penciptaan,


Area Global ekonomi dikala ini mengkonsumsi serta distribusi data
sudah mensyaratkan pertumbuhan praktik- memegang peranan berarti. Urgensi peranan
praktik akutansi manajemen yang inovatif teknologi dalam proses massifikasi data
serta relevan. Konsekuensinya, sistem terjalin kala hasil teknologi menolong
akutansi manajemen atas dasar kegiatan mengganti pola komunikasi yang dibatasi
sudah dibesarkan serta diimplementasikan di oleh ruang serta waktu jadi pola komunikasi
banyak organisasi. Fokus sistem akuntansi data tanpa batasan. tetapi pesatnya
manajemen sudah diperluas supaya pertumbuhan ilmu pengetahuan serta
membolehkan para manajer melayani teknologi di Indonesia pula tidak luput dari
dengan lebih baik kebutuhan pelanggan akibat untuk sikap penggunanya, baik positif
serta mengelola rantai nilai industri. Lebih ataupun negatif. Salah satu akibat negatif
jauh lagi, buat mengamankan serta dari pertumbuhan ilmu pengetahuan serta
mempertahankan keunggulan kompetitif, teknologi merupakan ketakutan banyak
para manajer wajib menekankan pada orang terhadap terus menjadi meningkatnya
waktu, mutu, dan efisiensi, serta data penyalahgunaan sistem data serta teknologi.
akuntansi wajib terbuat buat menunjang Teknologi Data( TI) yang terus menjadi
tujuan fundamental organisasi. Teknologi tumbuh pula bawa isu- isu yang terpaut

JIUTSU, Volume 7 Nomor 1 Tahun


2019
dengan etika. Konsekuensi dari
berkembangnya teknologi ini membagikan keuangan buat tujuan perencanaan,
cerminan kalau tiap pergantian senantiasa pengendalian serta keputusan manajmen.
bawa kebaikan serta keburukan. Berartinya Pergaulan yang beragam di mana
isu- isu etika yang terpaut dengan TI manusia hidup, bekerja, dan memainkan
bertabiat sangat kritis dalam warga kita peranannya sehari- hari serta lingkungan
dikala ini( Peslak, 2006). pergaulan ini seringkali memiliki norma-
Berkembangnya para hacker dan norma etika yang berbeda( Conger&
cracker merupakan salah satu contoh isu Loch, 2001) pada waktu saat ini globalisasi
yang terkait dengan pelanggaran etika menyebabkab perubahan yang sangat besar
sistem informasi. Praktik akuntansi dalam terhadap area bisnis industri. Akuntansi
dunia bisnis sudah bergeser serta hadapi manajemen hendak menolong industri buat
pergantian yang sangat radikal akibat mengapresiasikan peran industri dalam
kemajuan TI. Salah satu bentuk dari berkompetisi, industri dituntut buat
perubahan tersebut merupakan pemindahan melaksanakan program continous
catatan- catatan transaksi industri ataupun improvement( revisi berkelanjutan) yang
organisasi dari media kertas ke media bisa menggunakan Flexible manufacturing
elektronik- digital dengan dorongan pc. Di systems sebuah sistem yang terintegrasikan
lain pihak, terus menjadi tergantungnya semua proses automasisasi dari unit- unit
organisasi kepada sistem data komputerisasi, kerja lewat stasiun- stasiun kerja dalam
membuka sumber- sumber baru untuk sistem manajemen, strategic cost
kerawanan pengendalian serta ancaman management, Just In Time, Activity Based
keamanan terhadap organisasi( Marsus, Management, sasaran cost, Evaluation Value
2005). Persaingan masa saat ini Added, Total Quality Management, Balance
sesungguhnya lebih mempengaruhi pada score card. Menempatkan profesi akuntan
tingkatan industri, sebab globalisasi bawa manajemen bagaikan anggota senior dalam
mereka langsung ke dalam arena kompetisi akuntan manajemen, yang berfungsi secara
dunia. Buat bisa bersaing di pasar global, aktif dalam penentuan sasaran- sasaran
industri tetap melaksanakan update serta strategik industri, bukan cuma sebagi
revisi teknologi yang digunakan, penyedia data akuntansi untuk pengambil
fleksibilitas, keahlian melaksanakan inovasi, keputusan perihal ini terjalin di banyak
menyesuaikan diri serta implementasi negeri maju. masa teknologi data dimana
teknologi. Serta kemampuan sistem kemajuan teknologi tumbuh sangat kilat,
teknologi yang data yang profesional, serta pc ialah perlengkapan penciptaan yang
sehubungan dengan perihal tersebut hingga dominan, knowledge workers ialah sumber
akuntansi sebagi sesuatu sistem yang energi manusia yang dominan dalam
terintegrasi memegang peranan berarti melaksanakan bisnis, hingga peranan
dalam perihal memegang peranan berarti akuntan manajemen haruslah membiasakan
dalam perihal berikan masukan / informasi misalnya yang dahulu cuma sebatas
berfungsi dalam tradisional cost accounting,
serta cuma beroperasi dalam general routine
accounting information and report hendak
mengalami efek digesar oleh pakar pc serta digunakan oleh industri supaya senantiasa
handal lain, dan fitur lunak pc. Supaya kompetitif, disamping itu akuntan
senantiasa memiliki nilai didalam masa manajemen pula harusnya tidak lagi cuma
teknologi data akuntan manajemen wajib sebagi penyedia data keuangan untuk
menaikkan kompetensinya misalnya pengambilan keputusan namun pula wajib
dibidang perancangan desain, menginstalasi, dapat menempatkan diri bagaikan pengambil
serta mengoperasikan management yang keputusan itu sendiri.

Gambar 1.2 The Satisficing Model (Robbins, 1991)

Akuntansi manajemen merupakan menganalisis, menafsirkan serta


proses mempersiapkan laporan operasional mengkomunikasikan data kepada manajer.
bisnis yang menolong manajer ataupun buat penuhi tujuan organisasi". Sebaliknya
pimpinan membuat keputusan jangka organisasi bisa didefenisikan bagaikan
pendek serta jangka panjang. Akuntansi sekelompok orang yang menyatu bersama
manajemen menolong bisnis mengejar sebab sebagian tujuan bersama. Dengan kata
tujuannya dengan mengenali, mengukur, lain Akuntansi Manajemen serta Laporan
Akuntansi menyajikan data yang paling
utama diperuntukan buat berikan cerminan bayaran penuh ( full cost accounting) 2.
keadaan financial dalam pencapaian tujuan Data Akuntansi Diferensial ( Differential
industri. Dilain pihak para manajer wajib Accounting Information) 3. Data Akuntansi
memastikan tujuan perusahan, menjabarkan Pertanggungjawaban( Responbility
tujuan tersebut, mengevaluasi serta Accounting) Ada pula ciri data yang
mengambil aksi buat pencapaian, setelah itu bermutu: 5. Pas Waktu: Data wajib pas
mengatur apa yang sudah diresmikan. Data waktu sebab apabila telat hingga
akuntansi sangat menolong melaksanakan informasiinformasi wajib pas waktu sebab
guna manajer tersebut, baik dalam apabila telat hingga data itu 6. Relevan:
pengambilan keputusan ataupun Relevan merupakan kesesuaian data tersebut
perencanaan dan pengawasan 1. Akuntansi dengan kebutuhan manajemen.

Diagram Pengambilan Keputusan dengan Rational Analysis

Data yang relevan hendak sangat Intensity), ialah suatu konstruk yang
menunjang manajemen dalam pengambilan mencakup karakteristik- karakteristik yang
keputusan. 7. Akurat: Data yang akurat ialah ekspansi dari isu- isu yang terpaut
hendak menjamin ketepatan dalam dengan imperatif moral dalam suatu suasana
pengambilan keputusan manajemen. 8. yang hendak pengaruhi anggapan orang
Broadscope: Broadscope merupakan menimpa permasalahan etika serta Intensi
keluasan data. Dengan data yang luas Keperilakuan yang dimilikinya. Banyak riset
manajemen bisa meminimalisir efek yang yang sudah memakai konstruk yang
bisa jadi mencuat dari keputusan yang diajukan oleh Jones serta Leitsch( 2004)
terbuat. Riset ini berupaya menghadirkan menyelidiki menimpa perbandingan
suatu konstruk yang diajukan oleh Jones( anggapan menimpa Keseriusan Moral dalam
1991) ialah Keseriusan Moral( Moral proses pembuatan keputusan; Watley serta
Mey( 2004) memakai Keseriusan Moral
buat menyelidiki peranan personal serta data hendak namun di sisi lain pula
yang bertabiat konsekuensial dalam proses membolehkan munculnya risiko- risiko yang
pembuatan keputusan. tadinya tidak sempat terdapat. Dalam profesi
akuntansi, dunia auditing pula membiasakan
Etika Sistem Informasi Komputerisasian dengan kebutuhan Teknologi Data( TI) di
Bersamaan dengan masa globalisasi dikala mana konsep paperless sudah mengambil
ini, bermacam dunia usaha dikala ini sangat alih konsep yang lama sehingga butuh
tergantung pada Teknologi Data( TI). dikaukan audit terhadap TI. Bagi Ron
Semacam yang diungkapkan oleh Isnaeni Weber, dalam salah satu bukunya:
Achdiat dalam detikInet( 2007), baginya Information System Controls and Audit(
tidak bisa dipungkiri kalau, dikala ini, Prentice- Hall, 2000), terdapat sebagian alibi
tingkatan ketergantungan dunia usaha serta berarti kenapa audit TI butuh dicoba, antara
zona usaha yang lain, tercantum badan- lain: Kerugian akibat kehabisan informasi;
badan pemerintahan terhadap TI terus Kesalahan dalam pengambilan keputusan;
menjadi lama terus menjadi besar. Resiko kebocoran informasi;
Pemanfaatan TI di satu sisi bisa tingkatkan Penyalahgunaan Pc; Kerugian akibat
keunggulan kompetitif sesuatu organisasi, kesalahan proses perhitungan; Tingginya
. nilai investasi fitur keras serta fitur lunak pc

Diagram Pengambilan Keputusan dengan Intuitif Emosional

Etika dimaksud bagaikan filsafat moral yang seyogyanya dicoba) ataupun kurang baik(
berkaitan dengan riset tentang tindakan- yang seyogyanya dihindari) ataupun nilai-
tindakan baik maupun kurang baik manusia nilai aksi manusia buat menggapai
di dalam menggapai kebahagiaannya. Apa kebahagiaan dan tentang kearifannya dalam
yang dibicarakan di dalam etika merupakan berperan( Bourke, 1966 dalam Pramumijoyo
aksi manusia, ialah tentang mutu baik( yang serta Warmada, 2004). berikutnya Sistem
Data bagi Hansen/ Mowen( 2004) kalau
akuntansi Manajemen merupakan“ Sistem Komponen- komponen dari karakteristik-
data yang menciptakan keluaran( output) karakteristik tersebut ialah:( 1) besaran
dengan memakai masukan( input) serta konsekuensi( the magnitude of
memprosesnya buat menggapai tujuan consequences), didefinisikan bagaikan
spesial manajemen”. Proses( pengolahan) jumlah kerugian( ataupun khasiat) yang
merupakan inti dari sesuatu sistem data dihasilkan oleh pengorbanan( ataupun
akuntansi manjemen serta digunakan buat kebermanfaatan) dari suatu aksi moral;( 2)
mengganti masukan jadi keluaran yang konsensus sosial( social consensus)
penuhi tujuan sesuatu sistem. Sesuatu proses didefinisikan bagaikan tingkatan konvensi
bisa dijelas kan oleh kegiatan semacam sosial kalau suatu aksi dikira jahat ataupun
pengumpulan( collecting), pengukuran( baik;( 3) probabilitas dampak( probability of
measuring), penyimpanan( storing), analisis( effect) ialah suatu guna bersama dari
analysis), pelaporan( reporting), serta mungkin kalau aksi tertentu hendak secara
pengelolaan( managing) data. Pada sisi lain aktual mengambil tempat serta aksi tersebut
Jones( 1991) mengajukan suatu konstruk hendak secara aktual menimbulkan
yang terpaut dengan isu- isu moral yang kerugian( khasiat) yang terprediksi;( 4)
diketahui dengan Keseriusan Moral. kesegeraan temporal( temporal immediacy)
Keseriusan Moral merupakan suatu konstruk merupakan jarak ataupun waktu antara pada
yang mencakup karakteristik- karakteristik dikala terjalin serta dini mula konsekuensi
yang ialah ekspansi dari isu- isu yang dari suatu aksi moral tertentu( waktu yang
terpaut dengan imperatif moral dalam suatu kian pendek menampilkan kesiapan yang
suasana. Keseriusan Moral bertabiat lebih besar);( 5) keakraban( proximity)
multidimensi, serta komponen- komponen merupakan perasaan keakraban( sosial,
bagiannya ialah ciri dari isu- isu moral, budaya, psikologi, ataupun raga) yang
Keseriusan Moral fokus pada isu moral, dipunyai oleh pembawa moral( moral agent)
bukan pada pembawa moral( moral agent) buat sang pelakon dari kejahatan(
ataupun konteks organisasi. Permasalahan kemanfaatan) dari sesuatu aksi tertentu;( 6)
Etika Persepsian, norma- norma orang konsentrasi dampak( concentration of effect)
dilekatkan dalam konsep- konsep individu merupakan suatu guna infers dari jumlah
orang yang didasarkan pada keyakinan serta orang yang pengaruhi serta dipengaruhi oleh
sistem nilai yang dianut. Robins dalam suatu aksi yang dicoba. Praktek industri
bukunya menarangkan kalau:“ Role is a set maju kelas dunia mereka mengenali
of expected behavior patern attributed to pasarnya serta produknya. Mereka secara
someone occupying a given position in a kontinyu berusahan membetulkan rancangan
social unit” disini Robins menekankan kalau produk, proses penciptaan, serta pengiriman.
kedudukan, ialah seperangkat pola sikap Industri tersebut bersaing jadi yang terbaik
yang menempel pada seorang, sebab dari yang terbaik dalam area global.
menyandang posisi ataupun jabatan tertentu Akuntansi manajemen wajib pula bertaraf
dalam masyarakat. dunia. Mereka wajib pintar, mempersiapkan
diri dengan baik, serta senantiasa menjajaki
pertumbuhan baru. Mereka pula wajib
terbiasa dengan kerutinan serta praktek- 7 ciri isu- isu moral ( magnitude of
praktek di negeri di mana industri consequences, social consensus, probability
beroperasi. Kedudukan akuntan manajemen of effect, temporal immediacy, proximity,
dalam sesuatu organisasi ialah kedudukan serta concentration of effect ) hendak secara
Tanggungjawab manajer( akuntan) positif berhubungan dengan sikap serta
akuntansi manajemen meliputi: pembuatan keputusan moral. Banyak riset
tadinya mangulas menimpa pembuatan
1. Melindungi tingkatan kopentensi keputusan etis, hendak namun difokuskan
handal yang dibutuhkan dengan pada ciri personal yang dipunyai orang
terusmenerus meningkatkan semacam gender, umur, pembelajaran,
pengetahuan serta kemampuan, tingkatan moralitas, pula sosial ataupun
2. Melaksanakan tugas- tugas faktor- faktor organisasional semacam hawa
profesionalnya cocok dengan hukum, etis industri, pengaruh kelompok sejawat,
peraturan serta standar teknis yang serta kode etik. Metaanalisis dari riset ini
berlaku; melaporkan hasil yang masih simpang siur,
3. Menyusun laporan serta saran yang serta setelah itu merekomendasikan
lengkap dan jelas sehabis pengujian empiris berikutnya, spesialnya
melaksanakan analisis yang benar dalam kemauan pembuatan keputusan etis
terhadap data yang relevan serta bisa serta Keseriusan Moral orang ( Ford &
dipercaya, mereka menolong orang- Richardson, 1994; Loe et al., 2000),
orang yang bertanggung jawab sehingga periset mengajukan hipotesis riset
melakukan tujuan dasar organisasi. bagaikan berikut::
Tanggungjawab ini berbentuk H1: Intensitas Moral berpengaruh secara
mengambil keputusan serta negatif terhadap Intensi Keperilakuan
pemberian arah yang memandu seseorang.
aktivitas- aktivitas yang mengarah H2: Intensitas Moral berpengaruh secara
tujuan industry. positif terhadap Masalah Etika Persepsian
yang dimiliki oleh seseorang Hubungan
Hubungan Intensitas Moral dan Intensi Masalah Etika Persepsian dan Intensi
Keperilakuan Keperilakuan.
Keseriusan Moral pengaruhi masing- masing H3: Masalah Etika Persepsian berpengaruh
komponen dari sikap serta pembuatan secara negatif terhadap Intensi Keperilakuan
keputusan etis( Jones, 1991; Goals et al, seseorang
2006), bukti- bukti sudah melaporkan kalau Riset yang dicoba oleh Watley serta May (
manusia bisa merespon secara berbeda isu- 2004) menciptakan kalau data personal
isu moral dengan suatu metode yang secara mempunyai pengaruh terhadap Intensi
sistematis berhubungan dengan Keperilakuan etis lewat anggapan serta
karakteristik- karakteristik dari isu- isu pendekatan. Anggapan memerankan peranan
tersebut. Jones( 1991) menggambarkan yang sangat berarti dalam pembuatan
kalau bersumber pada teori psikologi sosial, keputusan secara universal ( Morris serta Mc
Donald, 1995). sebaliknya campuran dari
komponen- komponen Keseriusan Moral Skala Pengukuran Variabel
yang tercantum dalam suatu suasana etis Intensitas Moral diukur dengan mengajukan
hendak membentuk anggapan orang enam pernyataan yang mengacu pada
menimpa apakah suatu suasana memiliki isu skenario Goles et al., (2006) yang diadopsi
etika ataupun tidak, jadi keseriusan moral, dari Ellis and Griffit (2001) yang harus diisi
ialah bagian integral dari suatu model isu oleh responden yang terdiri dari 5 skala
kontinjen dari sikap serta pembuatan likert mulai dari sangat tidak setuju (1)
keputusan moral yang bisa membentuk sampai sangat setuju (5) yang mengacu pada
sesuatu anggapan orang menimpa skenario yang mencerminkan enam
permasalahan etika ( Perceived Ethical komponen Intensitas Moral. Masalah Etika
Problem). Konsekuensi potensial serta Persepsian diukur dengan sebuah pernyataan
implikasi dari permasalahan etika bisa yang dikembangkan oleh Singhapakdi et al.
memancing anggapan serta keahlian (1998) yang harus diisi oleh responden
pembuatan keputusan kala mereka hadapi berdasar skenario dengan 5 poin skala likert
suasana sensitif yang bertabiat etis. Etika mulai dari sangat tidak setuju (STS) sampai
Persepsian yang dipunyai orang ialah hasil sangat setuju (SS). demikian pula intensi
dari uraian norma- norma sosial. Sehabis keperilakuan juga diukur dengan kuesioner
seseorang orang melaksanakan evaluasi yang dikembangkan oleh Singhapakdi et al.
terhadap karakteristik- karakteristik dari isu (1996) yang juga telah digunakan oleh Goles
moral serta mempunyai anggapan terhadap et al. (2006), yaitu sebuah pernyataan yang
suatu suasana etis hingga hendak pengaruhi mengacu pada skenario di mana responden
perilakunya setelah itu ( Goles et al., 2006 ) diminta mengisi pernyataan-pernyataan
yang ada yang didasarkan pada skenario
dengan 5 poin skala likert mulai dari sangat
METODOLOGI PENELITIAN tidak setuju (STS) sampai sangat setuju (SS)
mengenai apakah responden akan
Sampel dan Metoda Pengumpulan Data
melakukan hal yang sama dengan aktor
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang
dalam skenario seandainya mereka
didasarkan pada subjek penelitian adalah
mengalami hal yang sama seperti dalam
mahasiswa akuntansi S1, 2 perguruan tinggi
skenario
yang menyelenggarakan program studi
akutansi sebagai praktisi dan calon praktisi Analisis Data
akuntansi yang sudah terjun maupun Data dianalisis menggunakan Structural
nantinya akan terjun ke dalam dunia profesi Equation Modeling (SEM) dengan bantuan
akuntansi yang terkait dengan penggunaan program AMOS, kemudian untuk
sistem informasi. Data dikumpulkan dengan menentukan validitas dan reliabilitas data
cara mengumpulkan subjek dalam satu dilakukan pengujian terhadap Measurement
ruangan dan kemudian memberikan skenario Model Fit variable penelitian dengan
dan kuesioner yang harus diisi oleh subjek. melihat hasil Confirmatory Factor Analysis
(CFA). Uji asumsi SEM, yang terdiri dari uji
asumsi normalitas data dan uji asumsi data
outliers. untuk mengetahui apakah struktur
model telah memenuhi ketentuan-ketentuan “kedekatan” untuk kelima skenario sehingga
yang digunakan dalam Structural Equation tidak dapat disertakan untuk analisis
Modeling, setelah itu pengujian hipotesis selanjutnya. Pengukuran dengan
penelitian dilkukan dengan melihat menggunakan construct reliability, Intensitas
pengaruh langsung dan tidak langsung Moral untuk kelima skenario memiliki nilai
variabel yang diteliti. dengan syarat reliabilitas yang cukup
mendekati standar yaitu 0,6 sehingga
HASIL ANALISIS instrumen ini dapat dikatakan cukup
Statistik Deskriptif reliabel. Hasil pengujian terhadap overall
Peneliti mengunpulkan responden dalam model fit hanya dapat dilakukan terhadap
satu kelas kemudian meminta mereka untuk variabel intensitas moral karena variabel
membaca skenario kemudian mengisi Masalah Etika Persepsian dan Intensi
sejumlah pertanyaan diajukan. Kuesioner Keperilakuan hanya terdiri dari satu item
yang disebarkan berjumlah 120 kusioner, 37 pertanyaan. menunjukkan kriteria-kriteria
responden tidak lengkap mengisi pertanyaan overall-model-fit variabel Intensitas Moral
dalam kuesioner sehingga tidak dapat untuk tiap-tiap skenario, begitu juga untuk
digunakan. menunjukkan mean serta deviasi pengukuran dengan variance extracted nilai
standar masing-masing variabel sehingga reliabilitas Intensitas Moral adalah sesuai
dapat diketahui variasi nilai-nilai yang dengan yang disyaratkan yaitu 0,5 sehingga
diberikan oleh responden. Untuk komponen juga dapat disimpulkan instrumen ini
variabel Intensitas Moral, mean yang lebih memang reliabel.
tinggi menunjukkan tingkat Intensitas Moral
yang lebih tinggi. Untuk variabel Masalah Hasil Pengujian terhadap Asumsi SEM
Etika Persepsian, mean yang lebih tinggi Hasil pengujian terhadap asumsi-asumsi
menunjukkan tingkat penilaian responden SEM yaitu pengujian terhadap normalitas
terhadap masalah etika persepsian yang data dan pengujian terhadap adanya data
lebih tinggi, untuk variabel intensi outliers menunjukkan bahwa normalitas data
keperilakuan, mean yang lebih rendah dapat dipenuhi serta tidak ada bukti yang
menunjukkan tingkat Intensi Keperilakuan mendukung adanya data outliers.
yang lebih tinggi, yang artinya responden
berkeinginan untuk bertindak berbeda Hasil Pengujian Nomological ( Evaluasi
(bertindak lebih etis). Goodness Of Fit Overall Model )
Uji terhadap validitas nomological (Evaluasi
Hasil Pengujian Measurement Model Fit Goodness Of Fit Overall Model) dilakukan
Hasil uji overall-model-fit untuk kelima untuk menguji kesesuaian struktur model
skenario adalah valid dan reliable sehingga sehingga penelitian ini sah dilakukan karena
dapat digunaka. Hanya satu item yang tidak modelnya telah sesuai dengan kriteria yang
dapat digunakan karena lambdanya berada ditentukan dalam validitas model SEM
di bawah 0,3 yaitu item Intensitas Moral (Structural Equation Model). Kriteria yang
biasanya digunakan adalah Chy-Square (χ
110

2); Probability; Norm Chy-Square;


Goodness-of-fit-index (GFI); Adjusted yang dapat membentuk suatu persepsi
Goodness-of-Fit (AGFI); Root Mean Square individu mengenai masalah etika (Perceived
Residual (RMR), dan Root Mean Square Ethical Problem). Pemahaman norma-norma
Error of Approximation (RMSEA). Tabel 4 sosial membutuhkan penyesuaian nilai-nilai
menunjukkan bahwa secara keseluruhan yang secara intrinsik menuntun perilaku dan
model fit, meskipun ada beberapa skenario menentukan jika perilaku pengaruhan
yang kriteria fitnya pada level sedang, diterima atau ditolak karena norma-norma
sehingga dapat disimpulkan bahwa individu dilekatkan dalam konsep-konsep
dinyatakan cukup valid. pribadi individu yang didasarkan pada
kepercayaan dan sistem nilai yang dianut.
Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Konsekuensi potensial dan implikasi dari
Pengujian untuk hipotesis 1, 2, dan 3 masalah etika dapat memancing persepsi
dilakukan dengan membandingkan nilai dan keterampilan pembuatan keputusan
Critical Ratio (CR) terhadap nilai t-tabel. ketika mereka mengalami situasi sensitif
menunjukkan bahwa pengaruh Intensitas yang bersifat etis. Kombinasi dari
Moral terhadap Intensi Keperilakuan (H1) komponen-komponen Intensitas Moral yang
menunjukkan bahwa CR terhadap nilai t- terkandung dalam sebuah situasi etis akan
tabel untuk semua skenario berada pada membentuk persepsi individu mengenai
tingkat signifikansi yang dapat menerima apakah sebuah situasi mengandung isu etika
hipotesis 1, 2, dan 3 dalam penelitian ini. atau tidak(Singhapakdi et al., 1996; Tim
Hipotesis 1 menyatakan bahwa Intensitas Goals et al., 2006).
Moral berpengaruh secara negatif terhadap Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa
Intensi Keperilakuan seseorang. Hasil Masalah Etika Persepsian berpengaruh
analisis menunjukkan bahwa hipotesis 1 secara negatif terhadap Intensi Keperilakuan
untuk kelima skenario dapat didukung, yang seseorang terdukung hanya untuk skenario
artinya bahwa Intensitas Moral memang 2, 4, dan 5, sedangkan untuk skenario 1 dan
memiliki pengaruh secara negatif terhadap 3 tidak dapat terdukung. Skenario 1 terkait
Intensi Keperilakuan seseorang. Selain itu, dengan sebuah situasi di mana sebuah
hipotesis 2 yang menyatakan bahwa Penyedia Jasa Internet (Internet Service
Intensitas Moral berpengaruh secara positif Provider/ISP) menawarkan registrasi secara
terhadap Masalah Etika Persepsian yang online. Setiap pengguna yang terhubung ke
dimiliki oleh seseorang juga terdukung internet dapat mengakses dan menjelajah ke
untuk kelima skenario. Morris dan Mc semua jejaring (network), serta mendaftar
Donald (1995) menemukan bahwa intensitas untuk jasa internet yang ditawarkan. Apa
moral persepsian dari sebuah isu yang tidak diketahui oleh pengguna adalah
mempengaruhi moral judgment seseorang. ketika pengguna melakukan registrasi, ISP
Intensitas Moral, merupakan bagian integral tersebut dapat mengamati seluruh piranti
dari sebuah model isu kontinjen dari (perangkat kerasnya) untuk menilai sistem
perilaku dan pembuatan keputusan moral yang dimiliki pengguna, apakah potensial
untuk memasarkan sebuah software baru

JIUTSU, Volume 7 Nomor 1 Tahun


2019
111

kepada pengguna. Tabel 5 menunjukkan


terdapat hubungan negatif antara Intensitas harus ada standar etika yang bersifat
Moral dan Intensi Keperilakuan, yang universal, sedangkan di sisi lain tidak ada
artinya bahwa ketika seseorang menilai standar yang benar dan absolut yang dapat
suatu situasi mengandung Intensitas Moral diterapkan untuk semua masyarakat, dengan
yang tinggi, maka ia tidak akan melakukan kata lain lain penerapan suatu etika
tindakan yang melanggar norma-norma tergantung pada situasi tempat di mana etika
kemoralan seperti yang terkandung dalam tersebut diterapkan, karena ada faktor-faktor
situasi tersebut, meskipun pengaruh yang yang mempengaruhi penerapan suatu etika
ditunjukkan tidak signifikan sehingga tidak sehingga tidak bersifat universal, misalnya
dapat memberikan dukungan terhadap pengaruh budaya tertentu.
hipotesis 3. Penelitian ini telah berhasil
Hasil analisis menunjukkan pengaruh membuktikan bahwa situasi etika khususnya
positif dan signifikan antara Masalah Etika yang terkait dengan masalah etika sistem
Persepsian dan Intensi Keprilakuan informasi komputerisasian bersifat sangat
seseorang, yang artinya bahwa seseorang spesifik sehingga untuk kondisi di Indonesia
yang menilai situasi di atas mengandung hasil penelitian ini beragam untuk berbagai
masalah etika tidak menjamin bahwa situasi etis. Hipotesis 1 dan 2 terdukung
mereka tidak melakukan apa yang dilakukan untuk kelima skenario. Untuk hipotesis 3,
oleh aktor seperti dalam skenario 3. Temuan menemukan bahwa pada skenario 1 dan 3
ini justru memberikan gambaran bahwa tidak terdukung, sedangkan ketiga skenario
untuk kondisi di Indonesia, di mana harga lainnya terdukung. Temuan yang
software-software masih terlalu tinggi, menyatakan tidak terdukungnya hipotesis 3
mengarahkan seseorang pada perilaku untuk untuk skenario 1 dan 3 memberikan
tidak membayar biaya lisensi seperti yang gambaran untuk situasi di Indonesia bahwa
ditetapkan. Menunjukkan bahwa responden masyarakat khususnya mahasiswa akuntansi
menjawab kuesioner senyatanya seperti apa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
yang mereka lakukan, dan bukan secara tidak berperilaku mengikuti kode etik
normatif. persepsian yang terkait dengan pembayaran
biaya lisensi. Meskipun responden
KESIMPULAN DAN SARAN menyatakan bahwa skenario 1 dan 3
Pentingnya isu-isu etika yang terkait melibatkan masalah etis, tetapi responden
dengan Teknologi Informasi (TI) bersifat tidak berkeinginan untuk mengikuti kode
sangat kritis dalam masyarakat kita saat ini etik yang mereka persepsikan. Banyak
(Peslak, 2006), seiring dengan pesatnya alasan untuk temuan ini, yaitu pembajakan
perkembangan TI belakangan ini. Penilaian software di Indonesia yang masih sangat
seseorang terhadap suatu masalah etika tinggi. Hasil analisis juga dapat mendukung
berbeda-beda antara satu dengan yang lain. adanya pengaruh tidak langsung Intensitas
Dalam arti, relativitas dari standar etika Moral terhadap Intensi Keperilkuan melalui
masih menjadi pertentangan. Di satu sisi masalah etika persepsian lebih tinggi
dibandingkan pengaruh langsungnya.

JIUTSU, Volume 7 Nomor 1 Tahun


2019
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, Leonard J. 2000. Business and pengalaman- pengalaman. Universitas
Professional Ethics for Accountant. Gadjah Mada, Yogyakarta
South-Western College Publishing, Kreitner, Robert and Kinicki. (2000).
Canada Organisational Behaviour. 5th Edition.
Chia, A. and Mee, L. (2000). “The Effects Leitsch, Deborah L. 2004. Differences in the
of Issue Characteristics on the Perceptions of Moral Intensity in the
Recognition of Moral Issues,” Journal Moral Decision Process: An Empirical
of Business Ethics, Vol.27, No.3, pp. Examination of Accounting Students.
255-269 Journal of Business Ethics 53: 313–323
Cooper, R. Donald and Schindler S Pamela. Malhotra, Y., and Galleta, DF., A
2001. Business Research Methods Multidimensional Commitment Model
Duska, Ronald F., and Brenda Shay Duska. of Volitional Systems Adoption and
2003. Accounting Ethics. Blackwell Usage Behavior. Journal of
Publishing Ltd, United Kingdom Management Information Systems, Will
Ellis, T Selwyn; David Griffith. 2001. The be Published, (Summer 2005), 1-46
evaluation of IT ethical scenarios using May, D.R. and Pauli, K.P., 2002. The role of
a multidimensional scale. Database for moral intensity in ethical decision
Advances in Information Systems; making. Business and Society 41, 84-
Winter 2001; 32, 1; ProQuest 117
Computing pg. 75 Michelson, G., Wailes, N., van der Laan, S.
Quarterly 10, 773-803 Goels, Tim, et al., and Frost, G., 2004. Ethical investment
2006. Moral Intensity and Ethical processes and outcomes. Journal of
Decision Making: A Contextual Business Ethics 52, 1-10
Extension. Database for Advances in Peslak, Alan R. 2006. Ethics and Moral
Information Systems, Spring 37, p.86- Intensity: An Analysis of Information
95 Technology and General Education
Gozali, Imam. (2001). Model persamaan Students. Working Paper Information
structural: konsep dan aplikasi dengan Sciences and Technology, Penn State
program AMOS Ver. 5.0. Badan University
Penerbit Universitas Diponegoro, Pramumijoyo, Subagya dan I Wayan
Semarang Warmada, 2004. Etika Rekayasa Untuk
Hoffmann E., Erik Hoelzl., and Erich Rekayasawan akuntan. Materi Seminar,
Kirchler. 2006. A Comparison of Yogyakarta, 8 Mei 2004
Model Describing the Impact of Moral Academy of Management Review, Vol.10
Decision Making on Investment No.3, 540-
Decision. Working Paper. University of Watley D. Loy, and Douglash R. May. 2004.
Vienna Enhancing moral intensity: the roles of
H.M. Jogiyanto. 2004. Metodologi personal and consequential information
Penelitian Bisnis: salah kaprah dan in ethical decision-making. Journal of
Business Ethics 50, 105-126

Anda mungkin juga menyukai