Review Jurnal Done
Review Jurnal Done
OLEH :
NAMA : SYAHRUL
NIM : 81141702
PEMINATAN : KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA
DOSEN : IBU DR. LINTJE BOEKOESOE,M.KES
JUDUL : Analisa Postur Kerja Manual Material Handling (MMH) pada Karyawan
Bagian Pembuatan Block Menggunakan Metode Rapid Upper Limb
Assessment (RULA) (Studi Kasus: PT Asia Forestama Raya)(3)
JURNAL : Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah dalam Bidang Teknik Industri
VOLUME : Vol. 5, No. 1
TAHUN : 2019
PENULIS : Muhammad Ihsan Hamdy, Muhammad Nur, Ahmad Mas’ari, Fajriah Elsa
Suheri
RIVIEWER : Syahrul
TANGGAL : 27 Maret 2020
ABSTRAK :
Sistem kerja yang tidak ergonomis dalam satu perusahaan seringkali kurang mendapat
perhatian dari pihak manajemen perusahaan. Salah satu bagian sistem yaitu pekerja. Pekerja
yang ada di suatu pabrik biasanya banyak melakukan sikap dan posisi kerja yang kurang
ergonomis. Hal ini secara sadar ataupun tidak akan berpengaruh terhadap produktifitas,
efisiensi dan efektivitas pekerja dalam menyelesaikannya. Posisi kerja yang dimaksud seperti
postur kerja dengan aktivitas Manual Material Handling (MMH). Cidera atau kecelakaan
kerja yang terjadi akibat aktivitas MMH ini selain merugikan pekerja secara langsung atas
rasa sakit yang diderita, juga berdampak buruk bagi kinerja perusahaan yaitu penurunan
produktivitas perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment
(RULA). RULA adalah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi yang
menginvestigasikan dan menilai posisi kerja yang dilakukan oleh tubuh bagian atas. PT. Asia
Forestama Raya merupakan sebuah industri yang memproduksi plywood untuk ekspor
maupun lokal. Dimana pada perusahaan ini masih terdapat aktivitas manual yaitu pada bagian
pembuatan block. Pada penelitian ini di bagikan kuesioner Nordic Body Map untuk
mengidentifikasi keluhan apa saja yang dirasakan oleh pekerja. Keluhan yang dirasakan
pekerja terasa hampir pada seluruh anggota tubuh pekerja. Keluhan yang paling banyak
dirasakan pekerja diantaranya adalah sakit pada punggung sebesar 47,14%. Sedangkan sakit
pada pinggang adalah sebesar 44,30%, serta sakit pergelangan tangan kanan dan kiri masing-
masing sebesar 44,17% dan 44,30%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisa kategori postur kerja dari pekerja pembuatan block di PT. Asia Forestama Raya.
Dari pengolahan data yang telah dilakukan, pada posisi pertama dan kedua didapat action
level 4 dengan skor akhir sebesar 7, berarti kondisi ini berbahaya sehingga pemeriksaan dan
perubahan posisi kerja harus dilakukan (saat itu juga). Hal ini disebabkan postur kerja ini
dilakukan dalam rentang waktu berulang sehingga dapat membahayakan pekerjanya.
Sedangkan pada postur kerja ketiga dan kelima terlihat bahwa postur kerja berada pada
action level 3 dengan besar skor akhir adalah 5. Dimana pada level ini diperlukan perbaikan
postur kerja se-segera mungkin. Berbeda pada postur kerja keempat, didapat skor akhir
sebesar 4, postur kerja ini termasuk dalam kategori action level 2 yang berarti tidak begitu
membahayakan pekerjanya. Namun akan berbahaya jika dilakukan terus-menerus sehingga
apabila semakin cepat dilakukan perbaikan akan lebih baik.
TUJUAN PENELITIAN :
untuk mengetahui sifat erginomis pekerja di PT. Asia Forestama Raya perusahaan yang
bergerak dibidang produksi plywood
SUBJEK PENELITIAN :
70 orang Pekerja perusahaan
METODE PENELITIAN :.
Pengolahan data menggunakan metode RULA dengan cara memberi penilaian pada
postur tubuh yang terbagi 3 segmen yaitu:
1. Penilaian Postur Tubuh Grup A
Dengan melakukan skor pengukuran derajat terhadap anggota tubuh lengan atas, lengan
bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan pada Grup A. Kemudian nilai
dari postur tubuh tersebut dimasukkan kedalam tabel postur tubuh grup A
2. Penilaian Postur Tubuh Grup B
Sama seperti pada grup A, terlebih dahulu dilakukan pengukuran skor terhadap anggota
tubuh yaitu leher, batang tubuh dan kaki. Kemudian nilai dari skor postur tubuh leher, batang
tubuh, dan kaki dimasukkan ke dalam Tabel untuk mengetahui skor grup B.
3. Penilaian Grand Score
Merupakan penilaian skor akhir setelah dilakukan penilaian postur tubuh Grup A dan
penilaian postur tubuh Grup B. Kemudian akan dilihat pada skor akhir berdasarkan kategori
postur kerja.
HASIL PENELITIAN :
Hasil analisa dari penelitian yang dilakukan adalah :
1. Penilaian postur tubuh grup A
Penilaian postur tubuh grup A terdiri atas:
1) Lengan atas (Upper arm)
Pada saat melakukan pekerjaannya, lengan atas pekerja membentuk sudut 60° terhadap
tubuh pekerja, dan diberi skor 3. Karena pekerjaan ini dilakukan dalam keadaan lengan
bawah tertekan sehingga skor ditambahkan 1 menjadi 4.
2) Lengan bawah (Lower arm)
Pada saat melakukan pekerjaannya, lengan bawah pekerja membentuk sudut 500, maka
diberi skor = 2.
3) Pergelangan tangan (Wrist)
Pergelangan tangan membentuk sudut 20° maka diberi skor = 3.
4) Putaran pergelangan tangan (Wrist twist)
Telapak tangan tertekuk didekat dari putaran sehingga skor putaran pergelangan tangan
(Wrist twist) adalah 2.
2. Penilaian Postur Tubuh Grup B
1) Leher (neck) berada pada posisi menunduk sehingga skor untuk neck adalah 4.
2) Batang Tubuh (trunk) membentuk sudut >600 dengan skor = 4.
3) Kaki (legs) berada pada posisi normal/seimbang dengan skor = 1.
KESIMPULAN :
Dari hasil analisis dan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah pada posisi pertama
dan kedua didapat action level 4 dengan skor akhir sebesar 7, berarti kondisi ini berbahaya
sehingga pemeriksaan dan perubahan posisi kerja harus dilakukan (saat itu juga). Hal ini
disebabkan postur kerja ini dilakukan dalam rentang waktu berulang sehingga dapat
membahayakan pekerjanya. Sedangkan pada postur kerja ketiga dan kelima terlihat bahwa
postur kerja berada pada action level 3 dengan besar skor akhir adalah 5. Dimana pada level
ini diperlukan perbaikan postur kerja se-segera mungkin. Berbeda pada postur kerja keempat,
didapat skor akhir sebesar 4, postur kerja ini termasuk dalam kategori action level 2 yang
berarti tidak begitu membahayakan pekerjanya. Namun akan berbahaya jika dilakukan terus-
menerus sehingga apabila semakin cepat dilakukan perbaikan akan lebih baik.
TUJUAN PENELITIAN :
evaluasi sistem tanggap darurat kebakaran di lingkungan kerja PT X yang meliputi
manajemen tanggap darurat, sarana proteksi aktif, dan sarana penyelamatan jiwa.
SUBJEK PENELITIAN :
penerapan sistem tanggap darurat kebakaran di PT X
METODE PENELITIAN :.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
pengamatan langsung/ observasi dan wawancara kepada pihak perusahaan. Identifikasi
bahaya kebakaran di lingkungan kerja PT X dilakukan dengan meninjau kegiatan operasional
yang berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran.
Dalam penelitian ini, pengumpulan data menggunakan checklist komponen-komponen
yang harus ada dalam penerapan sistem tanggap darurat kebakaran. Peninjauan dilakukan di
4 area kerja yang telah ditentukan dari hasil identifikasi bahaya kebakaran yang kemudian
dibandingkan dengan standar-standar berikut:
1) NFPA 10, NFPA 13, NFPA 14, NFPA 72, dan NFPA 101;
2) Kepmen PU No. 11/2000;
3) Permen PU No. 26/2008;
HASIL PENELITIAN :
PT X memiliki 4 area kerja yang berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran berdasarkan
proses kerja yang dilakukan. Area-area tersebut yaitu area office, produksi elektronik,
mekanik, dan modul surya. Keempat area ini menggunakan beberapa peralatan dan bahan-
bahan/ material yang berbahaya. Peralatan yang dimaksud yaitu kompor, crane, solder, laser,
dan sebagainya, serta material seperti bensin, solar, oli, gas LPG, dan gas asetilen.
Sesuai dengan klasifikasi kebakaran yang tercantum dalam Permenakertrans No. 4/1980,
bahaya kebakaran yang terdapat di lingkungan kerja PT X termasuk dalam kelas A (bahan
padat bukan logam), kelas B (bahan cair dan gas), dan kelas C (kebakaran listrik). Selain itu,
berdasarkan klasifikasi bahaya kebakaran dalam Kepmenaker No. 186/1999, PT X yang
merupakan jenis EnviroSan: Vol. 2, Nomor 2, Desember 2019 73 tempat kerja pabrik
elektronika termasuk klasifikasi bahaya kebakaran sedang 1.
KESIMPULAN :
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa PT X memiliki 4 area
kerja yang berpotensi besar terjadi kebakaran berdasarkan kegiatan operasionalnya, yaitu area
office, produksi elektronik, mekanik, dan modul surya. Hasil akhir evaluasi sistem tanggap
darurat kebakaran di lingkungan kerja PT X menunjukkan tingkat kesesuaian terhadap
standar yang berlaku sebesar 57,75 %. Angka tersebut menunjukkan tingkat keandalan
dengan nilai Kurang (K).
Saran yang dapat diberikan yaitu pihak perusahaan perlu mempertimbangkan untuk
melengkapi sarana-sarana yang berkaitan dengan kedaruratan, khususnya kebakaran. Selain
sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, juga untuk menjaga aset-aset
perusahaan agar dampak terburuk dari bencana kebakaran dapat ditekan seminimal mungkin.
SUBJEK PENELITIAN :
Informan utama dalam penelitian ini adalah pekerja divisi karoseri bagian produksi body bus
PT. X Magelang. Informan triangulasi dalam penelitian ini yaitu pekerja bagian Safety
Health and Enviroment (SHE) dan pengawas divisi karoseri bagian produksi body bus.
METODE PENELITIAN :.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat
kualitatif.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Informan
utama dalam penelitian ini adalah pekerja divisi karoseri bagian produksi body bus PT. X
Magelang. Informan triangulasi dalam penelitian ini yaitu pekerja bagian Safety Health and
Enviroment (SHE) dan pengawas divisi karoseri bagian produksi body bus. Pengumpulan
data penelitian dilakukan dengan cara pengukuran kebisingan dengan observasi lingkungan
kerj dan proses kerja, wawancara mendalam (indepth interview) kepada informan utama dan
dokumentasi. Pengumpulan fakta dari fenomena atau peristiwaperistiwa yang bersifat khusus
kemudian masuk pada kesimpulan yang bersifat umum.
Uji validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Metode triangulasi sumber dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sedangkan uji validitas
dengan metode triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan menggunakan dokumen-dokumen
dan observasi.
Uji reliabilitas data dalam penelitian ini adalah pengecekan kesesuaian informasi
dilakukan dengan melakukan verifikasi informasi yang diperoleh dari informan
dengan hasil observasi peneliti.
HASIL PENELITIAN :
Penelitian ini terdiri dari lima informan utama (IU), yang berjenis kelamin laki-laki.
Informan pertama berusia 42 tahun, informan kedua berusia 25 tahun, informan ketiga
berusia 26 tahun, informan keempat berusia 22 tahun, dan informan utama kelima berusia 32
tahun. Pendidikan terakhir informan utama yaitu SMA.
Dalam penelitian ini terdapat tiga informan triangulasi yang berjenis kelamin laki-laki.
Informan triangulasi pertama berusia 40 tahun dan informan triangulasi kedua berusia 24
tahun. Pendidikan terakhir dari kedua informan triangulasi yaitu S1. Informan triangulasi
pertama dalam penelitian ini merupakan manajer di bagian produksi body bus, sedangkan
informan triangulasi kedua adalah pekerja Safety Health and Environment (SHE).
KESIMPULAN :
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1) PT.X Magelang sudah mempunyai P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja). Kondisi lingkungan kerja diantaranya, hasil pengukuran kebisingan didapatkan
hasil 85,2 dBA, iklim kerja di bagian produksi body bus nilai ISBB rata-rata sebesar
24,68 (0C), ada pekerjaan manual berpotensi bahaya menimbulkan keluhan otot dan
tentang hasil observasi dan indepth interview lingkungan pekerjaan tidak mempengaruhi
kondisi psikologi pekerja. Berdasarkan proses kerja masih banyak proses yang berisiko
tinggi terhadap potensi kecelakaan, kebakaran dan pencemaran lingkungan yang berujung
pada penyakit akibat kerja.
2) Bagian produksi body bus PT. X Magelang berpotensi bahaya antara lain tersandung alat
dan bahan yang kurang rapi, terbentur, terjatuh, terpukul, iklim kerja panas, keluhan otot,
terbakar dari percikan api las, iritasi pernapasan (terhirup debu, asap hasil mengelas,
menggerinda), iritasi kulit terkena bahan kimia wash bensin, tergores (mesin gerinda dan
plat), gangguan pendengaran akibat kebisingan, jari terpotong mesin gerinda , jari terjepit
mesin uncoiller, iritasi mata (terkena gram, radiasi sinar las), tertimpa (pipa, material,
penyangga bagasi), tersengat listrik, dan kebakaran
3) Tingkat penilaian risiko bahaya yang terdapat di bagian produksi body bus PT. X
Magelang terdapat 4 tingkatan
JUDUL : Analisis Sistem Tanggap Darurat Bencana Rumah Sakit X di Jakarta Selatan
Tahun 2018 (5)
JURNAL : Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat
VOLUME : Vol. 11 Edisi 2
TAHUN : 2019
PENULIS : Nur Annilawati dan Azizah Musliha Fitri
RIVIEWER : Syahrul
TANGGAL : 28 Maret 2020
ABSTRAK :
Latar Belakang: Keadaan darurat merupakan kejadian yang tidak diinginkan yang dapat
membahayakan dan merusak lingkungan sekitar. Rumah sakit memiliki potensi terjadi
keadaan darurat seperti kebakaran dan bencana alam gempa bumi menurut data
identifikasi risiko, maka rumah sakit harus siap siaga dalam menghadapi bencana dengan
melakukan penyiapan sumberdaya, baik fasilitas maupun sumberdaya manusia. Upaya
pencegahan untuk meminimalisir risiko yaitu dengan cara perencanaan sistem tanggap
darurat bencana, penting dilakukan untuk menanggulangi semua kejadian bencana secara
cepat, tepat, dan akurat, serta untuk menekan timbulnya korban jiwa dan kerugian akibat
kejadian bencana. Metode: Penelitian kualitatif ini dilakukan di Rumah Sakit X di Jakarta
Selatan pada bulan Mei sampai Juni 2018. Informan utama pada penelitian ini adalah
perawat dan security. Sedangkan informan kunci pada penelitian ini adalah wakil ketua tim
K3 Rumah Sakit X. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Rumah Sakit X memiliki
sistem tanggap darurat bencana, namun masih terdapat kekurangan terutama dalam hal
pelatihan dan simulasi, tim tanggap darurat serta sarana penyelamatan jiwa. Kesimpulan:
Rumah Sakit X perlu melakukan pelatihan tanggap darurat bencana secara berkala,
membentuk dan menetapkan tim tanggap darurat bencana, serta melakukan pemeriksaan
dan evaluasi terkait dengan sarana tanggap darurat bencana.
TUJUAN PENELITIAN :
Upaya pencegahan untuk meminimalisir risiko yaitu dengan cara perencanaan sistem
tanggap darurat bencana, penting dilakukan untuk menanggulangi semua kejadian bencana
secara cepat, tepat, dan akurat, serta untuk menekan timbulnya korban jiwa dan kerugian
akibat kejadian bencana.
SUBJEK PENELITIAN :
Informan utama pada penelitian ini adalah tenaga pelaksana/ karyawan Rumah Sakit X yang
terlibat langsung dalam penanganan tanggap darurat bencana yang diantaranya: perawat dan
security. Informan kunci pada penelitian ini adalah pekerja yang terlibat langsung dalam
proses pengawasan sistem tanggap darurat bencana yang mengetahui dan memiliki
informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian yang diantaranya: wakil ketua tim k3
Rumah Sakit X.
METODE PENELITIAN :.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit X yang berlokasi di Jakarta Selatan. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2018. Informan penelitian ini adalah mereka yang
terkait dengan sistem tanggap darurat bencana di Rumah Sakit X. Pemilihan informan ini
mengacu pada prinsip kesesuaian dan kecukupan dengan cara mencari informan yang
mengetahui tentang informasi apa yang akan diteliti, sehingga memudahkan peneliti
memahami objek yang diteliti.
HASIL PENELITIAN :
1 Kebijakan tanggap darurat bencana Ada dan Sesuai
2 Prosedur tanggap darurat bencana Ada dan Sesuai
3 Sumberdaya manusia dan pelatihan tanggap darurat Ada dan Belum Sesuai
. bencana
4 Organisasi dan tanggung jawab dalam tim tanggap Ada dan Belum Sesuai
. darurat bencana
5 Komunikasi dan informasi tanggap darurat bencana Ada dan Sesuai
6 Sarana dan prasarana penyelamatan jiwa Ada dan Belum sesuai
KESIMPULAN :
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1) Rumah Sakit X telah memiliki kebijakan terkait dengan tanggap darurat bencana.
2) Rumah Sakit X telah memiliki SOP mengenai tanggap darurat bencana dan dilaksanakan
berdasarkan atas instruksi pimpinan rumah sakit.
3) Sumber daya manusia yang ada di Rumah Sakit X telah diberikan pelatihan serta simulasi
untuk meningkatkan kemampuan serta keterampilan dalam pelaksanaan tanggap darurat
bencana.
4) Tim tanggap darurat bencana di Rumah Sakit X masih ditangani oleh Organisasi K3 atau
komite K3 dan security.
5) Sistem komunikasi dan informasi di Rumah Sakit X terdiri dari jaringan komunikasi yang
terhubung dengan posko security.
6) Sarana penyelamatan jiwa yang ada di Rumah Sakit X sudah cukup baik, namun masih
terdapat beberapa fasilitas yang belum sesuai seperti sarana jalan keluar, tanda petunjuk
arah, pencahayaan darurat, pintu darurat, tangga darurat dan tempat berhimpun
sementara.