Anda di halaman 1dari 24

REVIEV JURNAL

OLEH :

NAMA : SYAHRUL
NIM : 81141702
PEMINATAN : KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA
DOSEN : IBU DR. LINTJE BOEKOESOE,M.KES

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
ERGONOMI DAN FAAL KERJA

JUDUL : ANALISIS ERGONOMI PADA PEMBELAJARAN PRAKTEK DI


LABORATORIUM DAPUR STIPAR TRIATMA JAYA BADUNG(1)
JURNAL : Perhotelan dan Pariwisata
VOLUME : Vol.9 No.2
TAHUN : 2019
PENULIS : Ni Ketut Dewi Irwanti dan Ni Nyoman Rusmiati
RIVIEWER : Syahrul
TANGGAL : 27 Maret 2020
ABSTRAK :
The kitchen laboratory is a place used by students for cooking practices. In the laboratory
there are equipment such as work desks, stoves, shelves and sinks for washing equipment. All
of the equipment in this kitchen is not much different from the quality used in five-star hotels
and is generally an imported product whose size is not necessarily in accordance with the
dimensions or size of the student's body. tools that do not fit the dimensions of the user's body
plus the conditions of the room that are hot enough will run the risk of increasing workload,
fatigue and complaints of skeletal muscles. Therefore this study was conducted to analyze the
workload, fatigue and complaints of skeletal muscles which was done by measuring the
microclimate of the room, anthropometry, work pulse, fatigue, and complaints of skeletal
muscles. The measured microclimates are wet temperature, humidity, light intensity, and
sound intensity. The results of the study showed that only the shelves were in line with
student anthropometry. Workload, fatigue and complaints of skeletal muscles have increased
significantly between before practice and after practice.
TUJUAN PENELITIAN :
1) Untuk mengetahui kesesuaian antara perlengkapan termasuk meja kerja, kompor, rak dan
sink tempat untuk mencuci peralatan dengan antropometri mahasiswa di laboratorium
STIPAR Triatma Jaya
2) Untuk mengetahui kondisi mikroklimat di laboratorium dapur ditinjau dari aspek
ergonomic
3) Untuk mengetahui beban kerja, kelelahan dan keluhan otot skeletal mahasiswa setelah
melakukan pembelajaran praktik di laboratorium dapur
SUBJEK PENELITIAN :
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Diploma III Program Studi Perhotelan
Konsentrasi Food and Beverage
METODE PENELITIAN :.
Dengan menggunakan purposive sampling maka diperoleh sampel sebanyak 20
mahasiswa. Variabel yang diteliti adalah ukuran-ukuran perlengkapan dapur, kondisi
mikroklimat di dapur ditinjau dari aspek ergonomi sebagai variabel yang dikaji secara
deskriptif. Variabel bebas yang akan diteliti adalah beban kerja, kelelahan dan gangguan
muskuloskeletal mahasiswa. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1)
kuesioner Nordic Body Map untuk mendata gangguan muskuloskeletal, (2) antropometer
untuk mengukur antropometri mahasiswa, (3) meteran logam untuk mengukur alat-alat yang
digunakan dalam kegiatan praktikum, (4) luxmeter untuk mengukur intensitas penerangan,
(5) stop watch untuk menghitung denyut nadi mahasiswa, dan (5) timbangan untuk mengukur
berat badan mahasiswa.
Data yang diperoleh dianalisis dengan cara berikut ini (1) Ukuran peralatan praktik di
dapur seperti meja kerja, kompor, rak dan sink tempat untuk mencuci peralatan yang
digunakan dalam praktikum dianalisis dengan uji persentil 5 dan 95 dan disesuaikan dengan
antropometri mahasiswa (2) mikroklimat laboratorium dapur dianalisis secara deskriptif. (3)
Beban kerja, kelelahan dan keluhan otot skeletal dianalisis dengan uji t paired pada taraf
signifikansi 5%.
HASIL PENELITIAN :
Hasil analisa dari penelitian  yang dilakukan adalah :
1) Rerata umur subjek dalam penelitian ini adalah 18,60 ± 0,68. Umur subjek berada dalam
kategori umur produktif dan pada umur tersebut kemampuan fisik dan otot dalam kondisi
maksimal (Kroemer & Grandjean, 2009). Indeks massa tubuh (IMT) berada pada rentang
8,62 dengan rerata 20,43. Indeks massa tubuh ini berada dalam kondisi normal sehingga
dikategorikan mampu mengerjakan pekerjaan dengan optimal karena dalam usia
produktif dan kondisi fisik yang baik.
2) Rerata mikroklimat di laboratorium dapur secara umum sudah memenuhi kaidah
ergonomi. Kecuali suhu bola basah diperoleh 30,76 ºC, mengacu pada Peraturan Menteri
Tenaga Kerja (1999) tentang NAB indeks suhu bola basah menunjukkan bahwa kondisi
di laboratorium dapur cenderung panas.
3) Mengingat waktu kerja di laboratorium dapur tidak seperti jam kerja pada umumnya (8
jam kerja) maka suhu di dapur masih dalam kategori nyaman untuk dapat melakukan
aktivitas. Manuaba (1998) menyebutkan nilai ambang batas suhu adalah 33 ºC dengan
kelembaban relatif 70-80%.
4) meja kompor dan sink belum sesuai dengan antropometri mahasiswa dimana ketinggian
equipment adalah 87 cm sedangkan tinggi siku berdiri pada persentil 5 adalah 95,5 cm.
Khusus untuk ketinggian meja kerja 87 cm dimungkinkan untuk aktivitas-aktivitas yang
membutuhkan tekanan seperti aktivitas mengolah (mengulek) bumbu, memotong daging,
dan sebagainya.
KESIMPULAN :
Dari hasil analisis dan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1) Perlengkapan yang ada di laboratorium dapur STIPAR Triatma Jaya kecuali rak belum
sesuai dengan antropometri mahasiswa.
2) Kondisi mikroklimat masih dalam batas-batas kenyamanan.
3) Terdapat perbedaan yang signifikan pada skor beban kerja, kelelahan, dan keluhan otot
skeletal sebelum dan sesudah kerja. Terjadi peningkatan skor beban kerja sebesar
58,89%, keluhan otot skeletal sebesar 51%, dan kelelahan 57%.

JUDUL : Merancang Ulang Manual Material Handling Troli Kursi Ergonomis


Untuk Mengurangi Tingkat Keluhan Rasa Sakit dan Meningkatkan
Produktivitas Kerja Karyawan Banquet(2)
JURNAL : Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah dalam BIdang Teknik Industri
VOLUME : Vol. 5, No. 1
TAHUN : 2019
PENULIS : Anwardi, Ekie Gilang Permata, Nofirza dan Harpito
RIVIEWER : Syahrul
TANGGAL : 27 Maret 2020
ABSTRAK :
Keselamatan dan kenyamanan dalam berkerja merupakan hal yang paling terpenting bagi
karyawan departement banquet terlebih sebuah hotel berbintang yaitu Aryaduta Pekanbaru.
Karyawan banquet selama ini bekerja sering mengalami rasa nyeri dan sakit pada anggota
bagian tubuh diantaranya bagian bahu dan tangan yang disebakan ketika karyawan membawa
tumpukan kursi yang berjumlah 10 kursi yang memiliki berat sekitar 40 kg untuk
perlengkapan acara dengan menggunkan troli kursi yang tidak ergonomi dari stotre barang ke
grandball room yang memiliki jarak sekitar 60 meter. Penerapan perancangan ulang troli
kursi yang ergonomi untuk mengurangi tingkat keluhan rasa sakit dan meningkatkan
produktivitas kerja karyawan banquet di Hotel Aryaduta dengan menggunakan data
antropometri dan untuk mengukur kelehan dengan menggunakan metode %CVL, lebih
ergonomis dari kondisi awal dimana persentase keluhan tidak nyaman karyawan sebelum
perancangan sebesar 69,04% sedangkan setelah perancangan sebesar 8,33%. Setelah
perancangan terjadi penurunan denyut nadi karyawan pada %CVL sebesar 3,08% dan waktu
baku yang didapat setelah perancangan sebesar 2,92 menit yang dimana sebelum
perancangan sebesar 3,51 menit. Peningkatan Produktivitas kerja karyawan setelah
perancangan dalam memabawa tumpukan kursi sebesar 20,58% yang dimana rata-rata setiap
karyawan banquet dapat membawa tumpukam kursi sebanyak 21 tumpuk/ jam yang dimana
sebelumnya dengan menggunakan troli kursi lama membawa tumpukkan kursi sebanyak 17
tumpuk/jam.
TUJUAN PENELITIAN :
untuk mengukur kelehan karyawan departement banquet hotel berbintang Aryaduta
Pekanbaru
SUBJEK PENELITIAN :
karyawan departement banquet hotel berbintang Aryaduta Pekanbaru
METODE PENELITIAN :.
1) Studi Pendahuluan : Wawancara dan Observasi
2) Studi Pustaka
3) Identifikasi Masalah
4) Perumusan Masalah
5) Tujuan Penelitian
6) Batasan Masalah
7) Pengumpulan Data
A. Data Primer : Kuesioner, Data Antropometri, Denyut Jantung dan Waktu Proses
B. Data Sekunder : Profil Perusahaan
8) Pengolahan Data
A. Menghitung Denyut Jantung %CVL
B. Menghitung Waktu Baku
HASIL PENELITIAN :
Hasil analisa dari penelitian  yang dilakukan adalah :
1) rata-rata %CVL (cardiovasculair load) nadi karyawan hotel stetelah seselesai bekerja
menggunakan troli kursi lama saat membawa kursi sebesar 37,86% dan rata-rata %CVL
(cardiovasculair load) nadi karyawan hotel stetelah seselesai bekerja menggunakan
perancangan ulang troli kursi ergonomi sebesar 34,78 %. Artinya beban yang diterima
tubuh menurun 3,08% saat karyawan hotel menggunakan perancangan ulang troli kursi
ergonomi.
2) Dalam menentukan besarnya produktivitas untuk penggunaan kondisi troli lama dan
setelah perancangan ulang troli ergonomi dapat diketahui dengan output standar yang
dihasilkan dan waktu kerja yang digunakan oleh karyawan hotel.
a) Troli Lama
Dalam 1 hari kerja selama 480 menit, waktu baku proses pemindahan kursi dengan
menggunakan troli lama adalah sebesar 136 tumpukan kursi dan umtuk rata-rata
setiap karyawan dapat membawa kursi sebanyak 17 tumpukan kursi/jam
b) Troli Peracangan Ulang Ergonomi
Dalam 1 hari kerja selama 480 menit, waktu baku proses pemindahan kursi dengan
menggunakan
troli lama adalah sebesar 164 tumpukan kursi dan umtuk rata-rata setiap karyawan
dapat membawa kursi sebanyak 21 tumpukan kursi/jam
KESIMPULAN :
Dari hasil analisis dan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
Aspek ergonomi yang didapat dari penelitian perancangan ulang troli kursi ergonomi
dapat dilihat dari segi fisiologi kerjanya. Karyawan hotel yang menggunakan troli kursi lama
rata-rata denyut nadinya sebesar 118,83 denyut/menit dan %CVL 37,86 %. Stelah melakukan
perancangan ulang troli kursi ergonomi rata-rata denyut nadi karyawan sebesar 113
denyut/menit dan 34,78 %. Dari tingkat keluhan rasa sakit yang diterima karyawan yang
disebar melalui kuesinoner nordic body map mengalami penurunan, yang awal menggunakan
troli lama sebesar 69,04% menurun menjadi 8,33% ketika menggunakan troli kursi ergonomi
sehingga prduktivitas kerja karyawan meningkat sebesar 20,88% dimana dalam 1 hari kerja
karyawan rata-rata hotel dapat membawa 164 tumpukan kursi/hari dengan troli kursi
ergonomi yang sebelum hanya dapat membawa rata-rata 136 tumpukan kursi/hari. Hal ini
dapat menujukkan perancangan ulang troli kursi ergonomic membuat beban yang diterima
tubuh menurun sehingga karyawan hotel menjadi lebih baik dari sebelumnnya.

JUDUL : Analisa Postur Kerja Manual Material Handling (MMH) pada Karyawan
Bagian Pembuatan Block Menggunakan Metode Rapid Upper Limb
Assessment (RULA) (Studi Kasus: PT Asia Forestama Raya)(3)
JURNAL : Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah dalam Bidang Teknik Industri
VOLUME : Vol. 5, No. 1
TAHUN : 2019
PENULIS : Muhammad Ihsan Hamdy, Muhammad Nur, Ahmad Mas’ari, Fajriah Elsa
Suheri
RIVIEWER : Syahrul
TANGGAL : 27 Maret 2020
ABSTRAK :
Sistem kerja yang tidak ergonomis dalam satu perusahaan seringkali kurang mendapat
perhatian dari pihak manajemen perusahaan. Salah satu bagian sistem yaitu pekerja. Pekerja
yang ada di suatu pabrik biasanya banyak melakukan sikap dan posisi kerja yang kurang
ergonomis. Hal ini secara sadar ataupun tidak akan berpengaruh terhadap produktifitas,
efisiensi dan efektivitas pekerja dalam menyelesaikannya. Posisi kerja yang dimaksud seperti
postur kerja dengan aktivitas Manual Material Handling (MMH). Cidera atau kecelakaan
kerja yang terjadi akibat aktivitas MMH ini selain merugikan pekerja secara langsung atas
rasa sakit yang diderita, juga berdampak buruk bagi kinerja perusahaan yaitu penurunan
produktivitas perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment
(RULA). RULA adalah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi yang
menginvestigasikan dan menilai posisi kerja yang dilakukan oleh tubuh bagian atas. PT. Asia
Forestama Raya merupakan sebuah industri yang memproduksi plywood untuk ekspor
maupun lokal. Dimana pada perusahaan ini masih terdapat aktivitas manual yaitu pada bagian
pembuatan block. Pada penelitian ini di bagikan kuesioner Nordic Body Map untuk
mengidentifikasi keluhan apa saja yang dirasakan oleh pekerja. Keluhan yang dirasakan
pekerja terasa hampir pada seluruh anggota tubuh pekerja. Keluhan yang paling banyak
dirasakan pekerja diantaranya adalah sakit pada punggung sebesar 47,14%. Sedangkan sakit
pada pinggang adalah sebesar 44,30%, serta sakit pergelangan tangan kanan dan kiri masing-
masing sebesar 44,17% dan 44,30%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisa kategori postur kerja dari pekerja pembuatan block di PT. Asia Forestama Raya.
Dari pengolahan data yang telah dilakukan, pada posisi pertama dan kedua didapat action
level 4 dengan skor akhir sebesar 7, berarti kondisi ini berbahaya sehingga pemeriksaan dan
perubahan posisi kerja harus dilakukan (saat itu juga). Hal ini disebabkan postur kerja ini
dilakukan dalam rentang waktu berulang sehingga dapat membahayakan pekerjanya.
Sedangkan pada postur kerja ketiga dan kelima terlihat bahwa postur kerja berada pada
action level 3 dengan besar skor akhir adalah 5. Dimana pada level ini diperlukan perbaikan
postur kerja se-segera mungkin. Berbeda pada postur kerja keempat, didapat skor akhir
sebesar 4, postur kerja ini termasuk dalam kategori action level 2 yang berarti tidak begitu
membahayakan pekerjanya. Namun akan berbahaya jika dilakukan terus-menerus sehingga
apabila semakin cepat dilakukan perbaikan akan lebih baik.
TUJUAN PENELITIAN :
untuk mengetahui sifat erginomis pekerja di PT. Asia Forestama Raya perusahaan yang
bergerak dibidang produksi plywood
SUBJEK PENELITIAN :
70 orang Pekerja perusahaan
METODE PENELITIAN :.
Pengolahan data menggunakan metode RULA dengan cara memberi penilaian pada
postur tubuh yang terbagi 3 segmen yaitu:
1. Penilaian Postur Tubuh Grup A
Dengan melakukan skor pengukuran derajat terhadap anggota tubuh lengan atas, lengan
bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan pada Grup A. Kemudian nilai
dari postur tubuh tersebut dimasukkan kedalam tabel postur tubuh grup A
2. Penilaian Postur Tubuh Grup B
Sama seperti pada grup A, terlebih dahulu dilakukan pengukuran skor terhadap anggota
tubuh yaitu leher, batang tubuh dan kaki. Kemudian nilai dari skor postur tubuh leher, batang
tubuh, dan kaki dimasukkan ke dalam Tabel untuk mengetahui skor grup B.
3. Penilaian Grand Score
Merupakan penilaian skor akhir setelah dilakukan penilaian postur tubuh Grup A dan
penilaian postur tubuh Grup B. Kemudian akan dilihat pada skor akhir berdasarkan kategori
postur kerja.
HASIL PENELITIAN :
Hasil analisa dari penelitian  yang dilakukan adalah :
1. Penilaian postur tubuh grup A
Penilaian postur tubuh grup A terdiri atas:
1) Lengan atas (Upper arm)
Pada saat melakukan pekerjaannya, lengan atas pekerja membentuk sudut 60° terhadap
tubuh pekerja, dan diberi skor 3. Karena pekerjaan ini dilakukan dalam keadaan lengan
bawah tertekan sehingga skor ditambahkan 1 menjadi 4.
2) Lengan bawah (Lower arm)
Pada saat melakukan pekerjaannya, lengan bawah pekerja membentuk sudut 500, maka
diberi skor = 2.
3) Pergelangan tangan (Wrist)
Pergelangan tangan membentuk sudut 20° maka diberi skor = 3.
4) Putaran pergelangan tangan (Wrist twist)
Telapak tangan tertekuk didekat dari putaran sehingga skor putaran pergelangan tangan
(Wrist twist) adalah 2.
2. Penilaian Postur Tubuh Grup B
1) Leher (neck) berada pada posisi menunduk sehingga skor untuk neck adalah 4.
2) Batang Tubuh (trunk) membentuk sudut >600 dengan skor = 4.
3) Kaki (legs) berada pada posisi normal/seimbang dengan skor = 1.
KESIMPULAN :
Dari hasil analisis dan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah pada posisi pertama
dan kedua didapat action level 4 dengan skor akhir sebesar 7, berarti kondisi ini berbahaya
sehingga pemeriksaan dan perubahan posisi kerja harus dilakukan (saat itu juga). Hal ini
disebabkan postur kerja ini dilakukan dalam rentang waktu berulang sehingga dapat
membahayakan pekerjanya. Sedangkan pada postur kerja ketiga dan kelima terlihat bahwa
postur kerja berada pada action level 3 dengan besar skor akhir adalah 5. Dimana pada level
ini diperlukan perbaikan postur kerja se-segera mungkin. Berbeda pada postur kerja keempat,
didapat skor akhir sebesar 4, postur kerja ini termasuk dalam kategori action level 2 yang
berarti tidak begitu membahayakan pekerjanya. Namun akan berbahaya jika dilakukan terus-
menerus sehingga apabila semakin cepat dilakukan perbaikan akan lebih baik.

JUDUL : THE RISK FACTORS OF LUNG FUNCTION INTERFERENCE CAUSED


BY FORMALDEHIDE EXPOSURE (STUDY ON PT OPQ PLYWOOD
INDUSTRY IN LUMAJANG DISTRICT)(4)
JURNAL : Jurnal Wiyata
VOLUME : Vol. 6 No. 2
TAHUN : 2019
PENULIS : Kurnia Ardiansyah Akbar
RIVIEWER : Syahrul
TANGGAL : 27 Maret 2020
ABSTRAK :
Background: Formaldehyde, which is the main adhesive material used in the plywood industry, that abso
the inhalation tract can cause lung damage and affect lung function even to cause cancer.
determinant factors that affect lung function disorders caused by formaldehyde exposure. Determinants facto
height, weight, BMI, workload, working period, working time, the use of masks, work history, smoking
workers and the number of cigarettes consumed. The research was conducted on gluing workers unit PT. OP
district in April - July 2013. Methods: observational with cross-sectional research design. The total popu
research was 53 with a sample of 39 workers. The sampling was done by simple random sampling syste
there was an effect between lung function disorders with working period (0.008) and number of cigarettes
day (0.029). The results also showed that there was no significant effect between lung function disorde
height, weight, BMI, workload, working time, the use of masks, work history, and workers smokin
Conclusion: The working period and the number of cigarettes consumed with lung function disor
formaldehyde exposure in gluing unit PT. OPQ workers in Lumajang district.
TUJUAN PENELITIAN :
untuk melihat faktor determinan yang mempengaruhi gangguan faal paru akibat paparan formaldehid.
determinan yang diamati dalam penelitian adalah umur, tinggi badan, berat badan, IMT, beban kerja, mas
kerja, penggunaan masker, pengalaman kerja, perilaku merokok serta jumlah rokok yang dikonsumsi oleh
pengeleman plywood PT. OPQ Kabupaten Lumajang pada bulan april – juli 2013.
SUBJEK PENELITIAN :
53 pekerja dengan jumlah sampel 39 pekerja
METODE PENELITIAN :.
Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian observasional. Rancang bangun
penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah crosssectional yaitu penelitian
pendekatan observasi atau pengumpulan data untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor risiko dengan efek sesaat (point time approach) artinya tiap subjek penelitian yang
hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel
subjek pada saat penelitian.
Tempat penelitian adalah di Perusahaan Plywood OPQ yang terletak di Kabupaten
Lumajang. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Juli tahun 2013. Populasi
dalam penelitian ini merupakan pekerja unit pengeleman PT. OPQ yang berjumlah 53 orang
dengan sampel penelitian 39 orang. Sampel penelitian dilakukan dengan sistem simple
random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah usia, tinggi badan, berat
badan, IMT, beban kerja, masa kerja, lama kerja pemakaian masker, riwayat pekerjaan, dan
perilaku merokok pekerja serta jumlah batang rokok yang dikonsumsi per hari. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah gangguan faal paru pekerja. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara wawancara dengan kuesioner dan pengukuran langsung berat badan,
tinggi badan, IMT, dan faal paru pekerja.
HASIL PENELITIAN :
Hasil analisa dari penelitian  yang dilakukan adalah :
1) Berdasarkan uji laboratorium mengenai faal paru didapatkan data bahwa terdapat 13
orang atau 33,3% memiliki kondisi faal paru yang normal, sedangkan 26 orang atau
66,7% memiliki kondisi faal paru yang tidak normal. Proporsi perbandingan antara orang
yang memiliki faal paru normal dan faal paru yang tidak normal sebesar 1 : 2. Hasil
tersebut menunjukkan kejadian gangguan faal paru lebih tinggi daripada pekerja yang
memiliki faal paru yang baik atau normal
2) terdapat pengaruh signifikan antara gangguan faal paru yang dialami pekerja dengan
masa kerja (0.008) dan jumlah rokok yang dikonsumsi per hari (0.029). Hasil penelitian
juga menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara gangguan faal paru
yang dialami pekerja dengan umur, tinggi badan, berat badan, IMT, beban kerja, lama
kerja, penggunaan masker, pengalaman kerja dan perilaku merokok perkerja.
KESIMPULAN :
1) Karaketristik pekerja unit pengeleman PT. OPQ berdasarkan usia berkisar pada usia 17
sampai 39 tahun, sedangkan rerata IMT pekerja diketahui dalam kondisi normal.
2) Faal paru pada pekerja unit pengeleman PT. OPQ mayoritas mengalami gangguan dengan
mayoritas gangguan adalah gangguan faal paru campuran antara restriksi dan obstruksi.
3) Faktor determinan yang berpengaruh terhadap gangguan faal paru pada pekerja unit
pengeleman PT. OPQ adalah masa kerja dan jumlah batang rokok per hari yang
dikonsumsi oleh pekerja.

JUDUL : APLIKASI ERGONOMI PADA SERAGAM OLAHRAGA DAPAT


MENINGKATKAN KENYAMANAN DAN MEMPERBAIKI RESPON
SUHU KULIT KETIKA BEROLAHRAGA PADA SISWA SMP DI SMP
“KESUMA SARI” DENPASAR BALI(5)
JURNAL : Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic)
VOLUME : Vol.3, No.1 : 1
TAHUN : 2017
PENULIS : Suci Wahyu Ismiyasa, I Nyoman Adi Putra, Ketut Tirtayasa dan Susy
Purnawati
RIVIEWER : Syahrul
TANGGAL : 28 Maret 2020
ABSTRAK :
Pemilihan seragam olahraga disesuaikan dengan aktivitas olahraga yang dilakukan.; Untuk
itu pemilihannya haruslah nyaman digunakan, menyerap keringat, adanya sirkulasi antara
pakaian dengan kulit, ukuran seragam yang sesuai digunakan dengan harga yang murah dan
terjangkau. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji secara terukur penerapan aplikasi
ergonomi pada seragam olahraga dapat mewujudkan kenyamanan dalam berolahraga pada
siswa SMP. Desain penelitian ini menggunakan rancangan pretest-posttest control group
design melibatkan 2 kelompok subjek yaitu Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan
masingmasing berjumlah 12 orang sampel. Penelitian dilakukan di SMP Kesuma Sari,
Sesetan, Denpasar, Bali. Data yang diukur adalah umur, tinggi badan, berat badan, suhu
lingkungan, kuesioner kenyamanan berpakaian, respon suhu kulit dan respon denyut nadi
pemulihan. Hasil analisis deskriptif pada penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan
bermakna (p<0,05) pada variabel kenyamanan dan suhu permukaan kulit, tidak ada
perbedaan bermakna (p>0,05) pada variabel denyut nadi pemulihan. Nilai rerata selisih
kenyamanan sebelum dan sesudah Kelompok Kontrol terjadinya penurunan sebesar (-
4,17±4,668) dan pada Kelompok Perlakuan terjadi peningkatan sebesar (2,50±3,477). Nilai
rerata selisih suhu kulit sebelum dan sesudah Kelompok Kontrol terjadi peningkatan suhu
sebesar (0,57°C±0,64) dan pada Kelompok Perlakuan terjadi peningkatan suhu sebesar
(0,01°C±0,65). Rerata penurunan denyut nadi pemulihan pada Kelompok Kontrol
(107,03±15,19) dan Kelompok Perlakuan (106,93±16,37) tidak jauh berbeda sehingga tidak
ada pengaruh diantara keduanya. Disimpulkan bahwa aplikasi ergonomi pada seragam
olahraga meningkatkan kenyamanan dalam berolahraga pada siswa SMP, aplikasi ergonomi
seragam olahraga memperbaiki respon suhu kulit dalam berolahraga pada siswa SMP, dan
aplikasi ergonomic seragam olahraga tidak ada pengaruh terhadap respon denyut nadi
pemulihan dalam berolahraga pada siswa SMP.
TUJUAN PENELITIAN :
untuk mengkaji secara terukur penerapan aplikasi ergonomi pada seragam olahraga dapat
mewujudkan kenyamanan dalam berolahraga pada siswa SMP.
SUBJEK PENELITIAN :
Populasi penelitian di bagi denga dua kelompok. Pada Kelompok Kontrol berjumlah 12
orang dan Kelompok Perlakuan juga berjumlah 12 orang. Objeknya adalah siswa SMP
Kesuma Sari di daerah Sesetan Denpasar Bali. Teknik penentuan sampel menggunakan
random sampling sederhana. Dari jumlah populasi yang ada dipilih calon sampel yang
memenuhi kriteria inklusi. Jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 24 orang.
METODE PENELITIAN :.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, menggunakan rancangan pretest-posttest
control group design. Desain ini melibatkan dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan
eksperimen disebut Kelompok Perlakuan dan yang lain tidak diberi apa-apa disebut
Kelompok Kontrol. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan membuktikan aplikasi
ergonomi pada seragam olahraga terhadap kenyamanan, suhu kulit dan denyut nadi
pemulihan.
HASIL PENELITIAN :
Hasil analisa dari penelitian  yang dilakukan adalah :
1) Pada usia 12 tahun, anak sudah memiliki kemampuan untuk memaham informasi abstrak
dan pada usia 14 tahun anak-anak sudah dapat mengambilkesimpulan dari informasi
abstrak. Kondisi psikologi ini menjadikan anak-anak lebih mempercayai yang ada dalam
pikirannya dan sulit untuk menerima sebuah pendapat tanpa alasan yang masuk akal.
Anak-anak pun menjadi pribadi yang penentang baik guru maupun orang tua.
2) nilai variabel sebelum, setelah dan selisih mempunyai nilai P<0,05 maka didapat
kesimpulan Ho ditolak yaitu ada perbedaan yang signifikan di antara ke dua data
Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan. Dengan rerata selisih Kelompok Kontrol
-4,17 yaitu terjadi penurunan kenyamanan berpakaian dan rerata selisih Kelompok
Perlakuan 2,50 yaitu terjadi peningkatan kenyamanan berpakaian.
KESIMPULAN :
1) Aplikasi ergonomi pada seraga olahraga meningkatkan kenyamanan dalam berolahraga
pada siswa SMP Kesuma Sari
2) Aplikasi ergonomi pada seragam olahraga memperbaiki respon suhu kulit dalam
berolahraga pada siswa SMP Kesuma Sari
3) Aplikasi ergonomi pada seragam olahraga tidak ada pengaruh terhadap respon denyut
nadi pemulihan dalam berolahraga pada siswa SMP Kesuma Sari

PENGENDALIAN KECELAKAAN DAN SISTEM TANGGAP DARUAT

JUDUL : ANALISIS PENERAPAN SISTEM TANGGAP DARURAT


KEBAKARAN DI PT X(1)
JURNAL : Jurnal EnviroSan
VOLUME : Vol. 2, Nomor 2
TAHUN : 2019
PENULIS : Zaki Muthahhari Lubis, Juli Soemirat dan Didin Agustian Permadi
RIVIEWER : Syahrul
TANGGAL : 27 Maret 2020
ABSTRAK :
Kebakaran merupakan api yang tidak terkendali yang dapat terjadi karena bereaksinya 3
unsur, yaitu bahan mudah terbakar, sumber panas, dan oksigen. Kebakaran ini berpotensi
terjadi pada industri yang memiliki ketiga unsur tersebut yang dampaknya dapat
mengakibatkan kerugian bagi aset-aset perusahaan, termasuk fasilitas dan pekerjanya. Maka
dari itu, kebakaran termasuk salah satu jenis keadaan darurat yang paling umum terjadi pada
industri. Bagi industri yang terdapat potensi bahaya tersebut, perlu memiliki suatu sistem
tanggap darurat kebakaran untuk mempersiapkan hal-hal teknis yang harus dilakukan ketika
kebakaran itu terjadi. PT X merupakan salah satu industri di Indonesia yang bergerak
dibidang elektronik yang mempunyai potensi bahaya kebakaran di 4 area kerja, yaitu area
office, produksi elektronik, mekanik, dan modul surya. Dengan demikian, perlu dilakukan
evaluasi sistem tanggap darurat kebakaran di lingkungan kerja PT X yang meliputi
manajemen tanggap darurat, sarana proteksi aktif, dan sarana penyelamatan jiwa. Kondisi
eksisting dari masing-masing komponen tersebut dibandingkan dengan beberapa standar
yang berlaku, yaitu NFPA 10, 13, 14, 72, 101, Kepmen PU No. 11/2000, dan Permen PU
No. 26/2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem tanggap darurat
kebakaran di PT X atas dasar standar yang berlaku sebesar 57,75 %. Angka tersebut
menunjukkan tingkat keandalan dengan nilai Kurang (K), karena terdapat beberapa
komponen yang penerapannya belum ada dan untuk beberapa komponen yang sudah ada,
tidak sesuai dengan standar yang berlaku.

TUJUAN PENELITIAN :
evaluasi sistem tanggap darurat kebakaran di lingkungan kerja PT X yang meliputi
manajemen tanggap darurat, sarana proteksi aktif, dan sarana penyelamatan jiwa.
SUBJEK PENELITIAN :
penerapan sistem tanggap darurat kebakaran di PT X
METODE PENELITIAN :.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
pengamatan langsung/ observasi dan wawancara kepada pihak perusahaan. Identifikasi
bahaya kebakaran di lingkungan kerja PT X dilakukan dengan meninjau kegiatan operasional
yang berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran.
Dalam penelitian ini, pengumpulan data menggunakan checklist komponen-komponen
yang harus ada dalam penerapan sistem tanggap darurat kebakaran. Peninjauan dilakukan di
4 area kerja yang telah ditentukan dari hasil identifikasi bahaya kebakaran yang kemudian
dibandingkan dengan standar-standar berikut:
1) NFPA 10, NFPA 13, NFPA 14, NFPA 72, dan NFPA 101;
2) Kepmen PU No. 11/2000;
3) Permen PU No. 26/2008;
HASIL PENELITIAN :
PT X memiliki 4 area kerja yang berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran berdasarkan
proses kerja yang dilakukan. Area-area tersebut yaitu area office, produksi elektronik,
mekanik, dan modul surya. Keempat area ini menggunakan beberapa peralatan dan bahan-
bahan/ material yang berbahaya. Peralatan yang dimaksud yaitu kompor, crane, solder, laser,
dan sebagainya, serta material seperti bensin, solar, oli, gas LPG, dan gas asetilen.
Sesuai dengan klasifikasi kebakaran yang tercantum dalam Permenakertrans No. 4/1980,
bahaya kebakaran yang terdapat di lingkungan kerja PT X termasuk dalam kelas A (bahan
padat bukan logam), kelas B (bahan cair dan gas), dan kelas C (kebakaran listrik). Selain itu,
berdasarkan klasifikasi bahaya kebakaran dalam Kepmenaker No. 186/1999, PT X yang
merupakan jenis EnviroSan: Vol. 2, Nomor 2, Desember 2019 73 tempat kerja pabrik
elektronika termasuk klasifikasi bahaya kebakaran sedang 1.

KESIMPULAN :
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa PT X memiliki 4 area
kerja yang berpotensi besar terjadi kebakaran berdasarkan kegiatan operasionalnya, yaitu area
office, produksi elektronik, mekanik, dan modul surya. Hasil akhir evaluasi sistem tanggap
darurat kebakaran di lingkungan kerja PT X menunjukkan tingkat kesesuaian terhadap
standar yang berlaku sebesar 57,75 %. Angka tersebut menunjukkan tingkat keandalan
dengan nilai Kurang (K).
Saran yang dapat diberikan yaitu pihak perusahaan perlu mempertimbangkan untuk
melengkapi sarana-sarana yang berkaitan dengan kedaruratan, khususnya kebakaran. Selain
sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, juga untuk menjaga aset-aset
perusahaan agar dampak terburuk dari bencana kebakaran dapat ditekan seminimal mungkin.

JUDUL : PENERAPAN HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND


RISK CONTROL (HIRARC) SEBAGAI PENGENDALIAN POTENSI
KECELAKAAN KERJA DI BAGIAN PRODUKSI BODY BUS PT. X
MAGELANG(2)
JURNAL : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
VOLUME : Volume 4, Nomor 1
TAHUN : 2016
PENULIS : Annisa Devi Primasari, Hanifa Maher Denny, Ekawati
RIVIEWER : Syahrul
TANGGAL : 27 Maret 2020
ABSTRAK :
Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) is a tool or a method to
identify, assess or measure and control hazards based activities work in every workplace.
PT. X Magelang doesn’t have HIRARC method so that the company is also hasn’t apply
SMK3. The aim of this research was to describe the identified of potential hazards, the risk
assessment and control (HIRARC). The study utilized qualitative approach using interview
and field observation. The subjects of this research were five informants and the production
of the body bus, while triangulation informants are the manager of body bus area and the
staff of SHE The finding of this research was able to identify some potential hazards such as
minor injuries, scratches, slips and trips, falls, burns, back/neck, RSI (Repetitive Strain
Injury), cuts, hearing loss, toppling incidents, inhalations. While the potential of risks
belonged to extreme 9,2% high 44,6% medium 21,5% and low 24,6%.
TUJUAN PENELITIAN :
Pengendalian Potensi Kecelakaan Kerja Dibagian Produksi Body Bus Pt. X Magelang

SUBJEK PENELITIAN :
Informan utama dalam penelitian ini adalah pekerja divisi karoseri bagian produksi body bus
PT. X Magelang. Informan triangulasi dalam penelitian ini yaitu pekerja bagian Safety
Health and Enviroment (SHE) dan pengawas divisi karoseri bagian produksi body bus.
METODE PENELITIAN :.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat
kualitatif.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Informan
utama dalam penelitian ini adalah pekerja divisi karoseri bagian produksi body bus PT. X
Magelang. Informan triangulasi dalam penelitian ini yaitu pekerja bagian Safety Health and
Enviroment (SHE) dan pengawas divisi karoseri bagian produksi body bus. Pengumpulan
data penelitian dilakukan dengan cara pengukuran kebisingan dengan observasi lingkungan
kerj dan proses kerja, wawancara mendalam (indepth interview) kepada informan utama dan
dokumentasi. Pengumpulan fakta dari fenomena atau peristiwaperistiwa yang bersifat khusus
kemudian masuk pada kesimpulan yang bersifat umum.
Uji validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Metode triangulasi sumber dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sedangkan uji validitas
dengan metode triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan menggunakan dokumen-dokumen
dan observasi.
Uji reliabilitas data dalam penelitian ini adalah pengecekan kesesuaian informasi
dilakukan dengan melakukan verifikasi informasi yang diperoleh dari informan
dengan hasil observasi peneliti.
HASIL PENELITIAN :
Penelitian ini terdiri dari lima informan utama (IU), yang berjenis kelamin laki-laki.
Informan pertama berusia 42 tahun, informan kedua berusia 25 tahun, informan ketiga
berusia 26 tahun, informan keempat berusia 22 tahun, dan informan utama kelima berusia 32
tahun. Pendidikan terakhir informan utama yaitu SMA.
Dalam penelitian ini terdapat tiga informan triangulasi yang berjenis kelamin laki-laki.
Informan triangulasi pertama berusia 40 tahun dan informan triangulasi kedua berusia 24
tahun. Pendidikan terakhir dari kedua informan triangulasi yaitu S1. Informan triangulasi
pertama dalam penelitian ini merupakan manajer di bagian produksi body bus, sedangkan
informan triangulasi kedua adalah pekerja Safety Health and Environment (SHE).
KESIMPULAN :
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1) PT.X Magelang sudah mempunyai P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja). Kondisi lingkungan kerja diantaranya, hasil pengukuran kebisingan didapatkan
hasil 85,2 dBA, iklim kerja di bagian produksi body bus nilai ISBB rata-rata sebesar
24,68 (0C), ada pekerjaan manual berpotensi bahaya menimbulkan keluhan otot dan
tentang hasil observasi dan indepth interview lingkungan pekerjaan tidak mempengaruhi
kondisi psikologi pekerja. Berdasarkan proses kerja masih banyak proses yang berisiko
tinggi terhadap potensi kecelakaan, kebakaran dan pencemaran lingkungan yang berujung
pada penyakit akibat kerja.
2) Bagian produksi body bus PT. X Magelang berpotensi bahaya antara lain tersandung alat
dan bahan yang kurang rapi, terbentur, terjatuh, terpukul, iklim kerja panas, keluhan otot,
terbakar dari percikan api las, iritasi pernapasan (terhirup debu, asap hasil mengelas,
menggerinda), iritasi kulit terkena bahan kimia wash bensin, tergores (mesin gerinda dan
plat), gangguan pendengaran akibat kebisingan, jari terpotong mesin gerinda , jari terjepit
mesin uncoiller, iritasi mata (terkena gram, radiasi sinar las), tertimpa (pipa, material,
penyangga bagasi), tersengat listrik, dan kebakaran
3) Tingkat penilaian risiko bahaya yang terdapat di bagian produksi body bus PT. X
Magelang terdapat 4 tingkatan

JUDUL : Analisis Upaya Pencegahan dan Pengendalian Kecelakaan Kerja Pada


Sebuah Pabrik Semen di Tuban(3)
JURNAL : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
VOLUME : Volume 3, Nomor 3
TAHUN : 2015
PENULIS : A’izzatul Umamah, Hanifa Maher Denny dan Bina Kurniawan
RIVIEWER : Syahrul
TANGGAL : 28 Maret 2020
ABSTRAK :
Every organization had risks to face when performing their activities. PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk. is a cement company. The company had created accident prevention
programs but there was still accident happened to their employees. The study aimed to
analyze the efforts of accident prevention an control implemented by PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk especially for Tuban I Plant. Method used in this study was qualitative with
observational approach. Results showed that management of PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk had created the OSH policy and they were reputed to give support in
implementing accident prevention. After risks assessed, results obtained that the risks
included in low level risks were unorganized equipment, spilled/scattered material,
unergonomic work station, vibration, boredom, people without interest appearance,
excavator usage, electrical usage, transporter truck usage, incompetent personnel, and light
radiation, whereas the medium level risks included noise, dust, rotating equipment, high
temperature material, gas, and vapor, coal dust, height, scattered/spilled material, and high
pressure, and the high level risks included height, noise, and high temperature material.
The efforts implemented by OSH section included activity’s impact identification and
assessment, safety inspection (unsafe action and condition), safety talk (internal and
contractor), recondition and completion of OSH norm sign, OSH training (basic of OSH),
managing and supplying the PPE, assessment of 5R implementation, Equipment securing
activity ( Log Out and Tag Out), and Plant Equipment Certification. The conclusion of the
study was the innovation of preventing and controlling accident needed to be done in work
place.
TUJUAN PENELITIAN :
1) Mendeskripsikan gambaran umum PT. Semen Indoensia (Persero) Tbk.
2) Mendeskripsikan komitmen manajemen PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. khususnya
di Pabrik Tuban I dalam upaya pencegahan dan pengendalian kecelakaan kerja
3) Menilai risiko di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. khususnya di area Pabrik Tuban I
4) Mendeskripsikan upaya pencegahan dan pengendalian kecelakaan kerja yang diterapkan
di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. khususnya di area Pabrik Tuban I
5) Menyusun desain alternatif upaya pencegahan dan pengendalian kecelakaan kerja di PT.
Semen Indonesia (Persero) Tbk. khususnya di area Pabrik Tuban I.
SUBJEK PENELITIAN :
Terdapat dua informan yaitu informan utama dan informan triangulasi. Informan utama
adalah pengelola K3, sedangkan informan triangulasi adalah pekerja di Pabrik Tuban PT.
Semen Indonesia (Persero) Tbk.
METODE PENELITIAN :.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang berorientasi pada
logika induktif (mendapatkan gagasan dengan meneliti secara induktif dari data spesifik ke
data yang lebih umum) dengan pendekatan observasional dengan menggunakan studi
dokumentasi terhadap penerapan upaya pencegahan dan pengendalian kecelakaan kerja
melalui data sekunder dan wawancara mengenai penerapan upaya pencegahan dan kejadian
kecelakaan kerja yang pernah dialami pekerja. Pengambilan sample dilakukan dengan
purposive sampling.
HASIL PENELITIAN :
1) Dokumen penilaian risiko yang dibuat pengelola K3 di PT. Semen Indonesia (Persero)
Tbk dinamakan dokumen Identifikasi dan Penilaian Dampak Kegiatan (IPDK). IPDK
sendiri dibedakan pembuatannya menjadi dua, yaitu untuk pihak eksternal dan pihak
internal. Untuk pihak eksternal yang akan melakukan pekerjaan dalam perusahaan harus
mengisi form IPDK. Sedangkan untuk pihak internal IPDK dibuat oleh pengelola K3
bersama dengan pekerja di unit terkait. Hasil penilaian risiko yang dilakukan
diinformasikan kepada pekerja yang berkaitan.
2) Pada tahun 2014 terjadi satu kecelakaan kerja di Pabrik Tuban PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk yang mengakibatkan dua orang cedera. Pada saat terjadi kecelakaan,
pengelola K3 akan melakukan investigasi kecelakaan. Investigasi ini dibantu oleh pekerja
unit terkait dan kepolisian apabila terjadi kematian atau kejadia fatal lainnya.
3) Program K3 dengan sasaran zero accident yang disusun oleh pengelola K3 PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk terdiri dari program Identifikasi dan Penilaian Dampak Kegiatan,
melaksanakan Safety Inspection, Safety Talk, Rekondisi dan melengkapi rambu Norma
K3, pengelolaan dan Penyediaan alat pelindung diri, melakukan penilaian implementasi
5R, kegiatan pengamanan peralatan (Log out dan Tag out), dan sertifikasi peralatan
pabrik.
KESIMPULAN :
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1) PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
persemenan dengan produksi utama semen Portland.
2) Manajemen PT. Semen Indoenesia (Persero) Tbk. telah membuat kebijakan yang berisi
tentang pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja dan manajemen dianggap
memberikan dukungan terhadap pelaksanaan pencegahan dan pengendalian kecelakaan di
tempat kerja, salah satu bentuk dukungan manajemen adalah dengan menyediakan
peralatan pelindung diri yang disesuaikan dengan risiko yang dihadapi.
3) Penilaian risiko di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk dilakukan dengan pembuatan
dokumen IPDK (Identifikasi dan Penilaian Dampak Kegiatan) di masing-masing unit
kerja, sedangkan hasil penilaian risiko yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa yang
termasuk dalam risiko rendah yaitu adanya benda berserakan, ceceran (spill).

JUDUL : (The Role of Socialization in Disaster Emergency Response System as a


Means of Landslides Mitigation in RW 06 Kelurahan Cimahpar (4)
JURNAL : Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat
VOLUME : Vol 2 (1)
TAHUN : 2020
PENULIS : Vivi Permata Sari1, Aji Hermawan, Sugeng Heri Suseno dan Danang Aria
Nugroho2
RIVIEWER : Syahrul
TANGGAL : 28 Maret 2020
ABSTRAK :
Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang terjadi akibat bergesernya
pergerakan tanah dan material batuan lainnya. Faktor yang menyebabkan tanah longsor
adalah struktur tanah yang tidak mendukung dan adanya beban tambahan pada aktivitas
manusia yang menyebabkan daya dukung dan daya tahan tanah menjadi menurun.
Masyarakat di RW 06 Kelurahan Cimahpar merupakan wilayah yang rawan terkena dampak
bencana tanah longsor, pada tahun 2019 ini setidaknya telah terjadi empat rumah yang
terkena dampak bencana tersebut. Wilayah RW 06 Kelurahan Cimahpar merupakan daerah
yang dilewati aliran sungai, dan banyaknya warga yang membangun rumah diatas struktur
tanah yang rawan longsor. Adanya sosialisasi mengenai sistem tanggap darurat bencana
tanah longsor bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar dapat
meminimalisir dampak buruk yang terjadi akibat bencana tersebut, dan melakukan mitigasi
bencana.
TUJUAN PENELITIAN :
untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar dapat meminimalisir dampak buruk
yang terjadi akibat bencana tersebut, dan melakukan mitigasi bencana.
SUBJEK PENELITIAN :
sasaran adalah para ibu sebanyak 45 orang di wilayah RW 06 Kelurahan Cimahpar.
METODE PENELITIAN :.
Kegiatan dosen mengabdi sosialisasi sistem tanggap darurat bencana tanah longsor
merupakan program Stasiun Lapang Agro Kreatif (SLAK) dari Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat IPB, yang dilaksanakan tanggal 26 Oktober 2019 hingga 26
Desember 2019. Jenis kegiatan yang dilakukan adalah penyampaian materi dalam bentuk
presentasi yang dilaksanakan dalam suatu ruangan, dan dihadiri oleh para peserta, sebagai
sasaran dari kegiatan.
Tahap persiapan dilakukan dengan mencari sumber data informasi melalui kelurahan
setempat, mengenai wilayah yang sering terkena dampak bencana. Setelah didapatkan
informasi, dilakukan tahap survey lapangan oleh fasilitator untuk memastikan keadaan
wilayah sekitar RW 06 Kelurahan Cimahpar yang rawan bencana longsor dan termasuk
dalam wilayah RW siaga.
Pada tahap pelaksanaan kegiatan, sasaran adalah para ibu sebanyak 45 orang di wilayah
RW 06 Kelurahan Cimahpar. Kegiatan dilaksanakan pada hari senin, 18 November 2019 di
Aula RW 06, yang disampaikan oleh Dosen Mengabdi Yudith Vega Paramitadevi, S.T, M.Si
dari Sekolah Vokasi IPB Program Keahlian Teknik dan Manajemen Lingkungan. Materi
yang diberikan adalah Peran Ibu dalam Membangun Kesiapsiagaan Bencana di Keluarga.
Dalam materi ini disampaikan bagaimana meminimalisir dampak dari sebuah bencana, dan
apa saja yang harus dilakukan saat bencana dan pasca bencana.
HASIL PENELITIAN :
Kelurahan Cimahpar merupakan wilayah yang masuk dalam Kota Bogor sejak tahun
1995, yang terdiri dari 16 Rukun Warga (RW) dan 64 Rukun Tetangga (RT). Keadaan
demografi Kelurahan Cimahpar memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara
2. Sebelah Selatan : Kelurahan Katulampa, K ecamatan Bogor Timur
3. Sebelah barat : Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara
4. Sebelah Timur : Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor
Kelurahan Cimahpar memiliki wilayah dengan luas kurang lebih 442 ha, dan terletak di
ketinggian 2500 diatas permukaan laut dengan curah hujan 3.000-4.000.
Berdasarkan data yang didapat dari kelurahan setempat, selama dua tahu terakhir bencana
yang umumnya terjadi di wilayah cimahpar adalah banjir, kebakaran, dan yang paling rentan
adalah tanah longsor. Bencana tersebut terutama menyebakan kerugian material.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2010, Tanah Longsor merupakan
salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni
atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng
tersebut. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan pada tanah atau batuan
penyusun lereng.
Tanah longsor yang terjadi di RW 06 Kelurahan Cimahpar selama di tahun 2019 ini, telah
terjadi empat kali bencana longsor. Kejadian tersebut terjadi di RT 01 sebanyak 1 rumah, RT
02 sebanyak 2 rumah, dan RT 03 sebanyak 1 rumah..
Ciri khas dari longsor adalah massa tanah yang bergerak secara gravitasi mengandung air
yang banyak (jenuh). Korban dari bencana di RW 06 Kelurahan Cimahpar adalah rumah
yang dibangun searah aliran air menuju sungai. Jenis tanah tidak berpengaruh pada terjadinya
longsor melainkan tekstur tanah yang menunjukkan pengaruh yang cukup signifikan.
KESIMPULAN :
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Kegiatan dosen mengabdi, program Stasiun Lapang Agro Kreatif (SLAK) IPB mengenai
sosialisasi sistem tanggap darurat tanah longsor di RW 06 Kelurahan Cimahpar, disambut
baik oleh masyarakat sekitar. Belum adanya kegiatan sistem tanggap darurat dalam wilayah
Rukun Warga (RW) siaga ini menjadi penting dilakukan. Kegiatan ini diharapkan agar
dilakukan secara berkelanjutan sehingga masyarakat dapat memahami dan melakukan aksi
nyata untuk mencegah terjadinya bencana longsor dan apa saja yang dapat dilakukan saat
terjadi bencana dan pasca bencana,terutama peran para ibu dalam keluarga dan yang paling
dekat dengan aktivitas sehari-hari di lingkungan sekitarnya.

JUDUL : Analisis Sistem Tanggap Darurat Bencana Rumah Sakit X di Jakarta Selatan
Tahun 2018 (5)
JURNAL : Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat
VOLUME : Vol. 11 Edisi 2
TAHUN : 2019
PENULIS : Nur Annilawati dan Azizah Musliha Fitri
RIVIEWER : Syahrul
TANGGAL : 28 Maret 2020
ABSTRAK :
Latar Belakang: Keadaan darurat merupakan kejadian yang tidak diinginkan yang dapat
membahayakan dan merusak lingkungan sekitar. Rumah sakit memiliki potensi terjadi
keadaan darurat seperti kebakaran dan bencana alam gempa bumi menurut data
identifikasi risiko, maka rumah sakit harus siap siaga dalam menghadapi bencana dengan
melakukan penyiapan sumberdaya, baik fasilitas maupun sumberdaya manusia. Upaya
pencegahan untuk meminimalisir risiko yaitu dengan cara perencanaan sistem tanggap
darurat bencana, penting dilakukan untuk menanggulangi semua kejadian bencana secara
cepat, tepat, dan akurat, serta untuk menekan timbulnya korban jiwa dan kerugian akibat
kejadian bencana. Metode: Penelitian kualitatif ini dilakukan di Rumah Sakit X di Jakarta
Selatan pada bulan Mei sampai Juni 2018. Informan utama pada penelitian ini adalah
perawat dan security. Sedangkan informan kunci pada penelitian ini adalah wakil ketua tim
K3 Rumah Sakit X. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Rumah Sakit X memiliki
sistem tanggap darurat bencana, namun masih terdapat kekurangan terutama dalam hal
pelatihan dan simulasi, tim tanggap darurat serta sarana penyelamatan jiwa. Kesimpulan:
Rumah Sakit X perlu melakukan pelatihan tanggap darurat bencana secara berkala,
membentuk dan menetapkan tim tanggap darurat bencana, serta melakukan pemeriksaan
dan evaluasi terkait dengan sarana tanggap darurat bencana.

TUJUAN PENELITIAN :
Upaya pencegahan untuk meminimalisir risiko yaitu dengan cara perencanaan sistem
tanggap darurat bencana, penting dilakukan untuk menanggulangi semua kejadian bencana
secara cepat, tepat, dan akurat, serta untuk menekan timbulnya korban jiwa dan kerugian
akibat kejadian bencana.
SUBJEK PENELITIAN :
Informan utama pada penelitian ini adalah tenaga pelaksana/ karyawan Rumah Sakit X yang
terlibat langsung dalam penanganan tanggap darurat bencana yang diantaranya: perawat dan
security. Informan kunci pada penelitian ini adalah pekerja yang terlibat langsung dalam
proses pengawasan sistem tanggap darurat bencana yang mengetahui dan memiliki
informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian yang diantaranya: wakil ketua tim k3
Rumah Sakit X.
METODE PENELITIAN :.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit X yang berlokasi di Jakarta Selatan. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2018. Informan penelitian ini adalah mereka yang
terkait dengan sistem tanggap darurat bencana di Rumah Sakit X. Pemilihan informan ini
mengacu pada prinsip kesesuaian dan kecukupan dengan cara mencari informan yang
mengetahui tentang informasi apa yang akan diteliti, sehingga memudahkan peneliti
memahami objek yang diteliti.
HASIL PENELITIAN :
1 Kebijakan tanggap darurat bencana Ada dan Sesuai
2 Prosedur tanggap darurat bencana Ada dan Sesuai
3 Sumberdaya manusia dan pelatihan tanggap darurat Ada dan Belum Sesuai
. bencana
4 Organisasi dan tanggung jawab dalam tim tanggap Ada dan Belum Sesuai
. darurat bencana
5 Komunikasi dan informasi tanggap darurat bencana Ada dan Sesuai
6 Sarana dan prasarana penyelamatan jiwa Ada dan Belum sesuai
KESIMPULAN :
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1) Rumah Sakit X telah memiliki kebijakan terkait dengan tanggap darurat bencana.
2) Rumah Sakit X telah memiliki SOP mengenai tanggap darurat bencana dan dilaksanakan
berdasarkan atas instruksi pimpinan rumah sakit.
3) Sumber daya manusia yang ada di Rumah Sakit X telah diberikan pelatihan serta simulasi
untuk meningkatkan kemampuan serta keterampilan dalam pelaksanaan tanggap darurat
bencana.
4) Tim tanggap darurat bencana di Rumah Sakit X masih ditangani oleh Organisasi K3 atau
komite K3 dan security.
5) Sistem komunikasi dan informasi di Rumah Sakit X terdiri dari jaringan komunikasi yang
terhubung dengan posko security.
6) Sarana penyelamatan jiwa yang ada di Rumah Sakit X sudah cukup baik, namun masih
terdapat beberapa fasilitas yang belum sesuai seperti sarana jalan keluar, tanda petunjuk
arah, pencahayaan darurat, pintu darurat, tangga darurat dan tempat berhimpun
sementara.

Anda mungkin juga menyukai