PENDAHULUAN
1
Berdasarkan masalah di atas,maka penulis mengangkat judul dari makalah
ini yaitu’’ Sejarah Awal Muangthai Sampai Menjelang Kedatangan Bangsa
Barat’’.
Bedasarkan latar belakang yang tersaji diatas, maka yang akan dikaji di
dalam makalah ini, diantaranya sebagai berikut:
1.3 Tujuan
2
1.4 Manfaat Penelitian
Makalah ini diharapkan dapat berguna dan memberi manfaat sebagai berikut:
3
BAB II PEMBAHASAN
Kerajaan Thai (nama resmi bahasa Thai: ราชอาณาจัก รไทย Ratcha Anachak
Thai; atau Prathēt Thai), yang lebih sering disebut Thailand dalam bahasa Inggris,
atau dalam bahasa aslinya Mueang Thai (dibaca: "meng-thai", sama dengan versi
Inggrisnya, berarti "Negeri Thai"), adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang
berbatasan dengan Laos dan Kamboja di timur, Malaysia dan Teluk Siam di
selatan, dan Myanmar dan Laut Andaman di barat. Kata "Thai" (ไทย) berarti
"kebebasan" dalam bahasa Thai, namun juga dapat merujuk kepada suku Thai,
sehingga menyebabkan nama Siam masih digunakan di kalangan warga negara
Thai terutama kaum minoritas Tionghoa.
4
Sukhothai ('Fajar Kebahagiaan'). Di tahun 1300, Sukhothai dikuasai oleh kerajaan
Ayutthaya, sampai akhirnya direbut oleh Burma di tahun 1767. Jatuhnya
Ayutthaya merupakan pukulan besar bagi bangsa Thai, namun tak lama kemudian
Raja Taksin berhasil mengusir Burma dan mendirikan ibukotanya di Thon Buri.
Di tahun 1782 Raja pertama dari Dinasti Chakri yang berkuasa sampai hari ini
mendirikan ibukota baru di Bangkok.
Raja Mongkut (Rama IV) dan putranya, Raja Chulalongkorn (Rama V),
sangat dihormati karena berhasil menyelamatkan Thailand dari penjajahan barat.
Saat ini, Thailand merupakan negara monarki konstitusional, dan kini dipimpin
oleh YM Raja Bhumibol Adulyadej.
2.1.1 Geografi
Cuaca setempat adalah tropis dan bercirikan monsun. Ada monsun hujan,
hangat dan berawan dari sebelah barat daya antara pertengahan Mei dan
September, serta monsun yang kering dan sejuk dari sebelah timur laut dari
November hingga pertengahan Maret. Tanah genting di sebelah selatan selalu
panas dan lembap. Kota-kota besar selain ibu kota Bangkok termasuk Nakhon
Ratchasima, Nakhon Sawan, Chiang Mai, dan Songkhla.
5
2.1.2 Politik
2.1.3 Demografi
Populasi Kerajaan Thai didominasi etnis Thai dan etnis Lao, yang
berjumlah 3/4 dari seluruh penduduk. Selain itu juga terdapat komunitas besar
etnis Tionghoa yang secara sejarah memegang peranan yang besar dalam bidang
ekonomi. Etnis lainnya termasuk etnis Melayu di selatan, Mon, Khmer dan
berbagai suku orang bukit.
6
Kebudayaan Masa Perunggu diduga dimulai sejak 5600 tahun yang lalu di
Thailand (Siam). Kemudian, datang berbagai imigran antara lain suku bangsa
Mon, Khmer dan Thai. Salah satu kerajaan besar yang berpusat di Palembang,
Sriwijaya, pernah berkuasa sampai ke negeri ini, dan banyak peninggalannya yang
masih ada di Thailand. Bahkan, seni kerajinan di Palembang dengan Thailand
banyak yang mirip.
Suku Akha adalah masyarakat adat suku bukit yang hidup di desa-desa
kecil di dataran tinggi di pegunungan Thailand. Mereka terdapat juga di Burma,
Laos, dan provinsi Yunnan di Cina. Diperkirakan mereka berasal dari Cina
bermigrasi ke Asia Tenggara pada tahun 1900-an. Perang sipil di Burma dan Laos
mengakibatkan peningkatan imigran Akha di provinsi utara Thailand Chiang Rai
dan Chiang Mai, di mana mereka merupakan salah satu yang terbesar dari suku
bukit.
Bahasa Akha adalah sebuah cabang bahasa Lolo / Yi, dari keluarga
rumpun bahasa Tibeto-Burman. Bahasa Akha berkaitan erat dengan bahasa Lisu
dan Lahu. Diduga bahwa suku Akha dulu berkaitan erat dengan suku pemburu
Lolo, suku yang pernah menguasai dataran Paoshan dan Teinchung sebelum
invasi Dinasti Ming (AD 1644) di Yunnan, Cina.
Para peneliti setuju bahwa Akha berasal dari daratan China, dan menolak
tentang apakah tanah air asli adalah perbatasan Tibet, sebagai yang diklaim oleh
orang Akha, atau lebih jauh ke selatan dan timur di Propinsi Yunnan, kediaman
utara kini Akha. Keberadaan hubungan historis di dokumentasikan dengan
pangeran Shan Kengtung, yang menunjukkan bahwa Akha berada di Burma
Timur pada awal tahun 1860-an. Memasuki Thailand dari Burma pada pergantian
abad ini, mereka menghindar dari perang sipil selama beberapa dekade di Burma.
7
Orang Akha tinggal di desa-desa di Pegunungan Thailand Utara, barat
daya Cina, Burma timur, Laos barat dan barat laut Vietnam. Di semua negara ini
mereka adalah etnis minoritas. Populasi saat ini Akha kira-kira 400.000 jiwa.
Penurunan ukuran desa di Thailand sejak tahun 1930 telah dicatat dan
dihubungkan dengan situasi ekologi dan ekonomi yang memburuk di pegunungan.
Agama asli orang Akha (zahv), sering digambarkan sebagai campuran
ibadah animisme dan leluhur, yang menekankan hubungan mereka dengan tanah
dan tempat mereka di dunia alam dan siklus. Suku Akha menekankan ritual dalam
kehidupan sehari-hari dan menekankan ikatan keluarga yang kuat.
8
(200an − 1400an), Kesultanan Pattani (1516–1771), Kesultanan Reman (1785–
1909) serta Kesultanan Singgora (1603–1689).
Kebanyakan suku Melayu Siam fasih berbicara bahasa Thai serta bahasa
Melayu setempat saja. Contohnya, suku Melayu di kawasan pesisir tenggara
Thailand yakni Pattani, Songkhla, serta Hat Yai, lebih cenderung menggunakan
logat Melayu Pattani, sedangkan suku Melayu di pesisir barat seperti Satun,
Phuket, dan Ranong, menuturkan logat Melayu Kedah. Suku Melayu di Bangkok
juga mempunyai logat Melayu Bangkok sendiri.
9
2.3 Sejarah dan kondisi Thailand pada Masa Kerajaan-kerajaan di
Thailand.
1. Kerajaan Sukhot’ai
10
Terkait dengan peradaban kerajaan bangsa Sukhot’ai tersebut George
Coedes menjelaskan sebagai berikut: Secara Geografis wilayah kekuasaan
kerajaan Sukhot’ai pada masa pemerintahan Rama Kamhaeng meliputi daerah-
daerah:sebelah timur dibatasi oleh Vien Chang (kini daerah Vientiane) sebelah
selatan berbatasan dengan Ligor sampai ke laut, barat berbatasan dengan Pegu
sampai ke laut, utara berbatasan dengan Luang Prabang (laos).
Sebagian besar rakyat Sukhot’ai terdiri dari bangsa Mon dan Kmhmer dan
dari merekalah Rama Kamhaeng menerima tulisan yang beliau pakai untuk
memindahkan bahasa T’ai ke dalam tulisan (alphabet). Pemindahan Bahasa T’ai
ke dalam tulisan ini terjadi tahun 1823. Alpabet baru tersebut yang kemudian
lebih terkenal sebagai alphabet Sukodaya pertama kali digunakan Rama
Kamhaeng pada sebuah prasastinya yang dibuat tahun 1292, sehingga prasasti
tersebut dapat dikatakan sebagai sumber sejarah tertua yang ditulis dalam bahasa
T’ai. Alpabet Sukodaya ciptaan Rama Kamhaeng selain dapat diterima oleh
rakyat Siam ternyata berpengaruh juga terhadap perkembangan tulisan-tulisan di
berbagai daerah Laos. Corak kebudayaan Sukhot’ai dapat dikatakan sebagai
kebudayaan hasil akulturasi dari bentuk unsur-unsur kebudayaan bangsa Mon,
Khmer, Burma dan ditambah kebudayaan Siam.
11
negara sampai Sarakiang (P’ichit), Song Kwe (P’isnulok), Lum (Lomsak), Bacha,
Sakha sampai ke pinggir-pinggir Mekong seta perbatasan Vien Chan dan Vieng
Kham. Kearah selatan beliau telah menaklukkan daerah sampai ke Khiont’i, Prek
(Paknam P’o) Sup’an-naphum, Ratburi, P’echaburi, sampai perbatasan Si
Thammarat (Ligor). Kearah barat beliau telah menaklukkan negeri sampai ke
Muong Chot, Hangsavati (Pegu). Kearah utara beliau melakukan penaklukan ke
daerah Muong P’le (P’re), Muong Man, Muong P’lua (di sungai Nan) dan di
bagian lain Mekong sampai Muong Chava (Luang Prabang).
12
sebut menjadi Budha. Dijelaskan ia menyadari bahwa jalan terpendek untuk
mencapai kesempurnaan adalah menjadi biksu. Salah satu peninggalan Lo T’ai
yang cukup tekenal adalah Traibhumi katha (Traipum Pa Ruang), berisi tentang
kosmologi Budhisme. Dalam prasasti ini dijelaskan ajaran budha untuk bisa
menahan diri dari perbuatan yang tidak terpuji serta ajaran untuk tidak melakukan
balas dendam bahkan dianjurkan untuk memberi maaf dan ampunan bagi yang
melakukan kesalahan. Ia juga dikenal tokoh yang mengadakan perbaikan
kosmologi Budhisme berupa kalender Budha yang dimulai ketika Budha masih
berada di Nirwana. Karena pengabdian keagamaannya Lo T’ai menyandang gelar
Dharmaraja (Hall, 1988:157).
2. Kerajaan Ayut’ia
Setelah pendirian Ayut’ia tahun 1350 wilayah yang mengaku setia pada
raja-rajanya jadi terkenal sebagai orang-orang Eropa sering menyebut kota itu
sendiri ”kota Siam”. Kerajaan baru Ayut’ia adalah kerajaan kuat yang segera
menghancurkan kekuasaan beliau. Ayut’ia berhasil menguasai Menam tengah dan
selatan dan banyak daerah-daerah disemenanjung Melayu termasuk ternassserim
dan tavoy yaitu Burma sekarang dan berdaulat atas Sukhot’ai. Ku blai Khan dan
pengganti-penggantinya telah mendorong T’ai untuk memereteli kekaisaran
Khmer sesuai dengan politik fragmentasi Cina yang tradisional itu yang
dijalankan kearah “orang-orang barbar diselatan”. Tetapi kelemahan kekuatan
Mongol pertengahan abad XIV memungkinkan terciptanya negara yang begitu
kuat seperti Ayut”ia. Segera setelah Mongol digantikan oleh Ming, situasi
berubah radikal. Raja-raja Siam rupanya sadar akan hal ini, karena itu mereka
secara teratur mengirim utusan-utusan ke Nanking ibukota Ming, dan dengan
bersusah payah menanamkan hubungan-hubungan persahabatan. Sebagai para
diplomat T’ai tidak pernah dikalahkan. Pergeseran kekuatan pusat utama T’ai
dilembah Menam Sukopati trt’ai jauh diutara ke Ayut’ia diselatan mempunyai
konsekuensi membahayakan Kamboja, Angkor sekarang berada dalam posisi
terjangkau oleh serangan. Telah terbukti kesimpulannya bahwa Ramadhipati tidak
13
merebut Angkor tahun 1353, tetapi tentu tidak diragukan bahwa segera setelah
menaklukkan Kamboja.
Kurun waktu 1395-1408 kosong dalam sejarah Siam. Raja Raksasa, Ram
Raja, putra Ramasuen, menduduki tahta tetapi tidak ada apa-apa tercatat tentang
menantang pemerintahannya. Tahun 1408 beliau diturunkan melalui
pemberontakan di istana dipimpin oleh Bomomaraja I, yang menggantikannya
naik tahta sebagai Int’araja(1408-1424). Yang pertama di Sukhot’ai, dimana
orang-orang Siam campurtangan dan mendesak penyelesaiannya tahun 1410.
Yang lain terjadi tahun berikutnya di Chengmai dan sebagai akibatnya
mangkatnya Sen Muang Ma. Pasukan Siam dipimpin oleh raja T’ammaraja III,
dari Sukhot’ai dikirim untuk mendudukan salah seseorang dari penuntut tahta itu.
14
Sebelum maju langsung ke Chiengmai diserangnya dulu kota P’ayao, dulunya
sebuah negara T’ai merdeka, baru kearah barat laut.
Ketika Int’araja mati tahun 1424, beliau meninggalkan tiga orang putra.
Perjuangan merebut tahta segera mulai pecah antara dua saudara yang lebih tua.
Tahun 1438 suatu langkah penting terjadi untuk mengkonsolidasikan kerajaan
Siam itu. Boromaraja II mengangkat putra sulungnya, Ramesuen sebagai
gubernur di P’itsanulok, disana menyatukan apa yang ditinggalkan kerajaan
Sukhot’ai lama sebagai propinsi Siam. Segera setelah itu, tahun 1442, perang
perebutan kekuasaan yang lain di Chiengmai membuka kesempatan bagi orang-
orang Siam campur tangan. Pangeran Ramaseun, yang menggantikannya sebagai
Boromo Trailokanat (1448-1488), biasanya disingkat dengan Trailok, telah
meninggalkan jasa atas sejarah pemerintahan negeri itu. Rencananya bertujuan
menciptakan sistem pemerintahan terpusat. Sampai pada zamannya pemerintahan
propinsi yang bermacam-macam itu sangat sedikit yang berada dibawah
pengawasan terpusat.
15
Portugis Tindakan lain pemerintahan trailok adalah peraturan tentang
tingkatan sakdina. Sejak jaman dulu dalam sistem masyarakat T’ai setiap orang
harus mempunyai sejumlah tanah yang berbeda-beda luasnya menurut
kedudukannya. Pemerintahan trailok merupakan salah satu pemerintahan yang
tidak putus-putusnya berperang melawan chiengmai.
16
Tetapi tahun 1545, perselisihan perebutan kekuasaan di chiengmai membuka
kesempatan bagi siam untuk campur tangan dan berhasil.
3. Kerajaan Siam
1) Rama I(Chulalok)1782-1809;
2) Rama II(Nobhalai)1809-1824;
6) Rama VI(Vajiravudh)1910-1925;
7) Rama VII(Prajadhipok)1925-1935;
17
2.4 Peran Raja Pada Masa Kerajaan Siam
Rama I dipulihkan sebagian besar sistem sosial dan politik dari kerajaan
Ayutthaya, promulgating kode hukum baru, pengadilan mengembalikan upacara
dan menerapkan disiplin pada rahib Buddha. Pemerintahannya dilakukan oleh
enam besar kementerian yang dipimpin oleh pangeran kerajaan. Empat dari
wilayah-wilayah tertentu yang diberikan : di Kalahom selatan; yang Mahatthai di
utara dan timur; yang Phrakhlang daerah segera selatan ibukota; dan
Krommueang area sekitar Bangkok. Dua lainnya adalah pelayanan tanah (Krom
Na) dan pelayanan istana kerajaan (Krom Wang). Pasukan itu dikendalikan oleh
wakil Raja dan saudara, yang Uparat. Burma, melihat kekacauan yang menyertai
penggulingan Taksin, menginvasi Siam lagi pada 1785. Rama memungkinkan
mereka untuk menduduki baik utara dan selatan, tetapi Siam Uparat memimpin
pasukannya ke barat Siam dan mengalahkan Burma dalam pertempuran di dekat
Kanchanaburi. Ini besar terakhir Burma Invasi Siam, meskipun hingga akhir 1802
pasukan Burma harus diusir dari Lanna. Pada tahun 1792 diduduki orang Siam
Luang Prabang dan membawa sebagian besar di Laos di bawah pemerintahan
Siam tidak langsung. Kamboja juga efektif dikuasai oleh Siam. Pada saat
kematiannya pada tahun 1809 Rama aku telah menciptakan Kekaisaran Siam
mendominasi area jauh lebih besar daripada Thailand modern.
18
Tetapi selama pemerintahan Rama II pengaruh barat lagi mulai terasa di Siam.
Pada 1785 Inggris menduduki Penang, dan pada 1819 mereka mendirikan
Singapura. Segera pengungsi Inggris Belanda dan Portugis sebagai utama
ekonomi Barat dan pengaruh politik di Siam. Inggris dan Siam keberatan dengan
sistem ekonomi, di mana monopoli perdagangan dipegang oleh pangeran kerajaan
dan bisnis menjadi subyek pajak yang sewenang-wenang. Pada 1821 pemerintah
British India mengirim misi untuk menuntut bahwa pembatasan angkat Siam
perdagangan bebas - tanda pertama dari sebuah isu yang mendominasi politik
Siam abad ke-19.
19
4. Rama IV(Mongkut)1851-1868 terbuka kembali berhubungan dengan
bangsa barat.
20
Kamboja yang saat itu Siam berusaha untuk meluaskan wilayahnya ke daerah itu
sehingga terjadi konflik dengan Prancis yang berkuasa atas Indo-China .Dalam
krisis iniPrancis berusaha menguasai dan memblokir Bangkok sehingga terjadi
perjajian Siam-Prancis (1893) berisi;semua daerah di sebelah timursungai
Mekong di serahkan kepada Prancis,begitu pula daerah lembah sungai
Menam.Perjanjian Siam-Prancis ini di protes keras oleh Inggris karena
perdagangan antara inggris-Siam terhenti,sehingga timbul pula krisis inggris
dengan Prancis.Sebenrnya antara Ingris dan Prancis sama sama ingin menguasai
Siam.Inggris yang telah menguasai Burma ingin meluaskan ekspansinya ke arah
timur menuju Siam.Demikian pula Prancis yang telah menguasai Indo-China
bermaksud meluaskan daerah jajahannya ke arah barat menuju Siam,sehingga
kalau keduanya tetap sama sma terus meluaskan ekspansinya tidak menutup
kemungkinan Siam menjadi ajang peperangan adu kekuatan antara inggris dengan
Prancis.Untuk menghindari peperangan antara Inggris dengan Prancis maka
keduanya tahun 1896 mengadakan perjanjian Status-quo untuk membentuk
membentuk zonc netral isinya sbb;
21
progresif, seperti pengembangan rencana nasional untuk pendidikan seluruh
rakyat, mendirikan klinik di mana vaksinasi gratis diberikan terhadap cacar, dan
perluasan terus kereta api.
7. Rama VII(Prajadhipok)1925-1935
22
orang lain, yang kesederhanaan dan rajin kemauan untuk belajar, dan yang agak
berkarat, tapi masih ampuh, sihir mahkota.
23
berlebihan dan pemotongan gaji yang tetap. Ini jelas tidak populer di antara para
pejabat, dan merupakan salah satu aktivitas untuk memicu kudeta tahun 1932.
Pada tahun 1932, dengan negara jauh di dalam depresi, Dewan Tertinggi
memilih untuk memperkenalkan pemotongan pengeluaran resmi, termasuk
anggaran militer. Raja meramalkan bahwa kebijakan ini akan menciptakan
ketidakpuasan, terutama dalam tentara, dan karena itu ia mengadakan pertemuan
khusus para pejabat untuk menjelaskan mengapa luka itu diperlukan. Dalam
berbicara ia menyatakan sebagai berikut:
Aku sendiri tahu apa-apa tentang keuangan, dan semua yang bisa saya lakukan
adalah mendengarkan pendapat orang lain dan memilih yang terbaik ... Jika saya
telah membuat kesalahan, aku benar-benar layak untuk dimaafkan oleh orang-
orang Siam.
24
sebagai "Promotor." Dengan demikian mengakhiri 150 tahun monarki absolut
Siam.
25
Mahidol Adulyadej yang meninggal tetapi memiliki putra, yakni Ananda dan
Bhumibol. Kemungkinan Ananda Mahidol menjadi raja tampak lebih jelas.
Bagaimanapun juga, konflik yang sama seputar raja berikutnya terjadi lagi.
Namun, karena negara telah mempunyai sistem pemerintahan yang baru,
Kabinetlah yang menentukan jawabannya. Suara terbelah antara Pangeran
Chulachakrapongse dan Pangeran Ananda Mahidol. Pada tanggal 2 Maret 1935,
Ananda Mahidol terpilih sebagai Raja Siam berikutnya, menggantikan
Prajadhipok yang mengundurkan diri, pada usia 9 tahun. Karena Raja Ananda
Mahidol masih terlampau kecil dan sedang bersekolah di Lausanne, Parlemen
menunjuk Pangeran Kolonel Anuwatjaturong, Pangeran Letnan Athitaya
Dibhabha, dan Chao Phraya Yommaraj sebagai pengisi jabatan sementara.
Pada tahun 1944, Jepang terlihat akan segera kalah, dan Bangkok hancur
akibat terjangan militer Sekutu. Ditambah lagi dengan krisis ekonomi,
pemerintahan Plaek Pibulsonggram menjadi tidak populer. Pada bulan Juli, Plaek
Pibulsonggram digulingkan, dan Parlemen mengadakan konvensi lagi dengan
menunjuk Khuang Aphaiwong yang merupakan seorang pengacara sebagai
perdana menteri. Jepang akhirnya menyerah pada tanggal 15 Agustus 1945. Raja
26
Ananda Mahidol dan Pangeran Bhumibol Adulyadej ketika mengunjungi kawasan
pecinan Bangkok, 1946.
27
1935. Tetapi, kematian misterius kakaknya di bulan Juni 1946 menjadikannya raja
pada 9 Juni 1946.
Bhumibol memerintah dengan seorang wakil raja hingga tahun 1950 dan
naik takhta sebagai Raja Rama IX. Kepemimpinannya mendapat tempat di hati
rakyat karena sentuhan-sentuhan pribadinya. Penggemar musik jazz dan lagu
kontemporer, ia memperoleh anggota kehormatan dari Institut Musik dan Seni
Wina (Austria). Ia selalu memberi waktu untuk menyerahkan diploma pada setiap
lulusan universitas negeri di Thailand. Tugasnya itu kemudian diambil alih oleh
putra-putri raja.
Raja yang gemar fotografi dan mengarang atau menerjemahkan ini dikenal
seorang atlet berlayar dan memperoleh medali emas dalam Asian Games (SEA
GAMES) pada tahun 1967 di Manila (Filipina). Ia juga selalu kontak dengan
atlet-atlet negaranya yang meraih medali emas. Pada awal Juni 2006, raja
merayakan peringatan ke-60 tahun kenaikan takhta. Para raja atau keluarga
kerajaan dari 25 negara menghadiri acara peringatan tersebut.
28
Raja memanggil Jenderal Suchinda dan Mayjen Chamlong Srimuang yang
pro-demokrasi. Kedua jenderal menghadap raja sambil berlutut. Raja hanya minta
agar demokrasi ditegakkan. Sejak itu, kudeta militer menjadi tabu. Pada ulang
tahunnya yang ke-78 pada tahun 2005, raja mengkritik Perdana Menteri Thaksin
Shinawatra agar bersedia menerima kritik karena itu adalah konsekuensi sebagai
pemimpin.
"Jika Anda berpikir dia bertakhta untuk kekuasaan, Anda salah," demikian
komentar umum tentang Raja Bumibol di Thailand dalam rangka Peringatan 50
Tahun Raja Bhumibol bertakhta pada tahun 1996 lalu.
"Saya ingin menyatakan kalau saya bisa dikritik. Mungkin saya kadang-
kadang membuat kesalahan. Kasih tahu saya saja kalau memang saya salah. Dan
kalau seseorang mengkritik Raja, saya ingin tahu mengapa? Saya salahnya di
mana?" kata sang raja.
29
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
30
Kerajaan Thai merupakan tempat terletaknya beberapa wilayah geografis
yang berbeda. Di sebelah utara, keadaannya bergunung-gunung, dan titik
tertingginya berada di Doi Inthanon (2.576 m). Sebelah timur laut terdiri dari
Hamparan Khorat, yang dibatasi di timur oleh sungai Mekong. Wilayah tengah
negara didominasi lembah sungai Chao Phraya yang hampir seluruhnya datar, dan
mengalir ke Teluk Thailand. Di sebelah selatan terdapat Tanah Genting Kra yang
melebar ke Semenanjung Melayu.
DAFTAR PUSTAKA
31
Hall, D.G.E. 1988. Sejarah Asia Tenggar. Surabaya: Usaha Nasional
http://id.wikipedia.org/wiki/Siam
http://id.wikipedia.org/wiki/Ananda_Mahidol
http://id.wikipedia.org/wiki/Bhumibol_Adulyadej
32