Ini Dokumen
Ini Dokumen
LATAR BELAKANG
PENGEMBANGAN MODEL KONSELING
KB BERBASIS VIDEO Indonesia merupakan salah satu negara
Astri Nurdiana dengan jumlah penduduk terbanyak di
(Program Studi Kebidanan dunia setelah Cina, India, dan Amerika.
Universitas Singaperbangsa Karawang) Proporsi penggunaan kontrasepsi di
Firman Wirakusumah Indonesia sebesar 55,8% pada tahun 2010
(Fakultas Kedokteran dan 59,7% pada tahun 2013. Angka
Universitas Padjadjaran) cakupan peserta keluarga berencana (KB)
Kuswandewi Mutyara aktif Kabupaten Karawang sebesar 62,78%
(Fakultas Kedokteran pada tahun 2012, cakupan KB suntik
Universitas Padjadjaran) berjumlah paling tinggi yaitu sebanyak
51,83%, dilanjutkan dengan jumlah
ABSTRAK akseptor KB pil sebanyak 26,8% dan yang
Salah satu rendahnya cakupan MKJP paling rendah adalah cukupan metode
adalah karena rendahnya pengetahuan kontrasepsi implan dan IUD yaitu sebanyak
calon akseptor mengenai MKJP. Video 3,84% cakupan akseptor implan dan
dapat menjadi alternatif media konseling sebanyak 3,63% cakupan akseptor IUD.
KB yang menarik dan mudah diingat oleh Data survei demografi kesehatan
calon akseptor untuk mengatasi Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyatakan
permasalahan tersebut. Rancangan sebanyak 12,1% akseptor pil, 10,3%
penelitian ini adalah eksperimen semu akseptor suntik, 5,6% akseptor IUD dan
dengan pre-post test design. Sampel 3,5% akseptor implan mengehentikan
penelitian adalah 62 ibu nifas 10−14, terdiri penggunaannya karena alasan tidak
atas kelompok kontrol dan perlakuan. Pre nyaman dengan efek samping yang
test pengetahuan dilakukan dengan dirasakan. Berdasarkan data tersebut,
mengisi enam pertanyaan pada hari ke implan dan IUD merupakan alat kontrasepsi
10−14 masa nifas. Post test pengetahuan yang lebih nyaman dibandingkan dengan
dilakukan pada 36−40 hari masa nifas. Pre suntik dan pil. Alat kontrasepsi IUD dan
test pemilihan MKJP dilakukan dengan implan efektif dalam mencegah kehamilan
wawancara dan post test pemilihan MKJP dengan angka kegagalan sebesar 0,05/100
dilakukan observasi sampai ibu nifas kelahiran lebih rendah dibandingkan pil dan
menggunakan alat kontrasepsi. Hasil suntik yaitu sebesar 0,3/100 kelahiran. Alat
penelitian didapatkan perbedaan kontrasepsi IUD dan implan lebih murah
pengetahuan MKJP pada kelompok kontrol dibandingkan dengan suntik dan pil, karena
dan perlakuan sebelum dengan sesudah pemasangan IUD dan implan dilakukan
perlakuan (p<0,05). Terapat korelasi positif satu kali untuk jangka waktu 3−12 tahun,
antara konseling KB menggunakan video sedangkan suntik dan pil diberikan setiap
dengan pengetahuan (r=0,664), 1−3 bulan dan akseptor harus
penggunaan media video merupakan faktor mengeluarkan biaya untuk setiap
yang paling dominan memengaruhi pelayanan. Berdasarkan uraian di atas alat
pengetahuan (p<0,001), pengetahuan kontrasepsi IUD dan implan merupakan alat
responden tentang MKJP merupakan faktor kontrasepsi yang nyaman digunakan,
yang paling dominan memengaruhi murah, efek samping ringan, memiliki
pemilihan MKJP (p=0,002). Konseling KB efektivitas paling tinggi, dan dapat
menggunakan video dapat meningkatkan digunakan untuk jangka panjang, namun
kerja otak kanan karena visualisasi gambar, kontrasepsi implan dan IUD masih menjadi
warna, gerak dan suara, hal tersebut metode kontrasepsi yang tidak diminati.
menciptakan memori jangka panjang Cakupan penggunaan MKJP lebih
mengenai informasi yang disampaikan, rendah dibandingkan dengan non-MKJP
penggunaan video efektif digunakan diantaranya disebabkan karena kurangnya
sebagai media konseling KB yang dapat pengetahuan calon akseptor tentang MKJP
membantu meningkatkan pengetahuan dan dan banyaknya stigma negatif yang beredar
pemilihan MKJP. mengenai MKJP di masyarakat Indonesia.
Kualitas komunikasi dan konseling KB tidak
Kata Kunci: Karawang, KB, Kontrasepsi, hanya menuntut bidan untuk dapat
MKJP, Video berkomunikasi dengan baik tetapi bidan
harus memiliki pengetahuan yang
komprehensif dan terkini tentang semua untuk post test pemilihan MKJP
jenis alat kontrasepsi, mencakup cara kerja, diobeservasi sampai dengan akseptor
kekurangan, kelebihan, efek samping, serta menggunakan alat kontrasepsi.
cara penggunaan alat kontrasepsi tersebut.
Konseling dapat dilakukan dengan Tabel 1. Rancangan Penelitian Eksperimen
menggunakan media konseling sebagai Semu
alat bantu untuk menyampaikan informasi
agar informasi yang disampaikan lebih Kelompok Pretest Konseling Posttest
jelas. Video dapat menjadi alternatif media
untuk menyampaikan informasi di era Perlakuan O1 Video O2
digital seperti sekarang, karena Kontrol O1 Tanpa Video O2
penggunaannya yang mudah, menarik,
serta dapat memberikan memori jangka Data yang digunakan dalam penelitian
panjang dalam otak. (Stoddard A et al, ini adalah data primer langsung dari
WHO, Winner B et al). responden penelitian, mencakup data
demografi, pengetahuan MKJP, serta
METODE PENELITIAN pemilihan MKJP. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah kuesioner dengan 6 soal
Subjek pada penelitian ini adalah ibu essay pengetahuan yang kemudian
nifas di Kabupaten Karawang yang tidak dilakukan pemberian skor pada jawaban
menggunakan alat kontrasepsi pascasalin responden dengan skala penilaian
seperti IUD dan MOW. Populasi dan 1−100.Instrumen penelitian lain yang
sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas digunakan adalah video yang dirancang
10−14 hari yang berada di 20 wilayah kerja oleh peneliti berisi fungsi KB, jenis alat
puskesmas dan memiliki akses transportasi kontrasepsi, kekurangan dan kelebihan alat
yang terjangkau di Kabupaten Karawang, kontrasepsi, serta dilengkapi dengan
sedangkan populasi terjangkau adalah ibu testimoni akseptor, pemasangan,
nifas 10−14 hari pada Bulan April sampai pencabutan IUD, implan, serta pelaksanaan
dengan Juni 2014 yang berada di 20 tindakan MOW dan MOP.
wilayah kerja puskesmas dan memiliki
akses transportasi yang terjangkau. Sampel Tabel 2. Sistim Pemberian Skor Kuesioner
adalah ibu nifas yang bersalin dalam
populasi terjangkau. Pemilihan subjek Soal Materi Bobot Skor
penelitian dilakukan dengan cara
1 AKDR 10 19,25
consecutive sampling.
2 Implan 10 19,25
Penelitian ini menggunakan rancangan
3 MOW 10 19,25
penelitian eksperimen semu dengan pre-
4 MOP 10 19,25
post test design yang Responden dibagi
Efek Kontrasepsi
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok 5 6 11,50
Hormonal
perlakuan dan kelompok kontrol, kelompok
6 Keuntungan MKJP 6 11,50
perlakuan adalah ibu nifas yang diberikan
Total 52 100
konseling KB menggunakan video. Pre test
pengetahuan dan pemilihan metode
Tabel 3. Kesetaraan Karakteristik
kontrasepsi dilakukan pada ibu 10−14 hari
Responden dengan Bidan yang
postpartum, dengan memberikan
Memberikan Konseling
pertanyaan essay tebuka menggunakan
kuesioner pada saat kunjungan rumah,
Kelompok
setelah pre test dilaksanakan, untuk Total Nilai
Karakteristik Perlakuan Kontrol
kelompok kontrol langsung diberikan p*
n=35 n=27 n=62 %
konseling KB oleh bidan tanpa
Pendidikan Ibu
menggunakan video, sedangkan untuk 22 18 40 64,5 0,756
Rendah
kelompok perlakuan diberikan konseling KB (≤SMP) 13 9 22 35,5
oleh bidan dengan menggunakan video. Tinggi (SMA-
Post test untuk pengetahuan dilakukan PT)
sebelum ibu datang ke bidan yaitu pada
hari ke 36−40 masa nifas dengan tujuan
untuk menghindari bias karena pemberian
konseling tambahan oleh bidan, sedangkan
Koefisien IK 95%
Korelasi antara Nilai p Variabel Koefisien p* OR
Korelasi Min Maks
Konseling KB 0,521 0,001* Usia Ibu 0,243 0,054 1,275 0,163 9.985
tanpa video dan Paritas 18.023 1,000 0,00 0,00 -
pengetahuan Pendidikan Ibu 1,877 0,097 6,533 0,713 59,86
Pendamping 1,542 0,108 4,674 0,714 30,60
Konseling KB 0,664 <0,0001* Pengetahuan 20,133 0,999 0,536 0,00 -
dengan video dan sebelum perlakuan
pengetahuan Media konseling 3,730 <0,001 41,69 5,566 312,3
*Pearson Ket:Variabel bebas pengetahuan
*Regresi logistik
Tabel 6 memperlihatkan bahwa
konseling KB menggunakan video dan Tabel 7 memperlihatkan bahwa media
pengetahuan berkorelasi positif kuat konseling merupakan faktor yang paling
(r=0,664) lebih erat dibanding konseling KB memengaruhi pengetahuan responden
tanpa video dan pengetahuan yang tentang MKJP dengan nilai p<0,05.
berkorelasi sedang (r=0,541). Hasil uji Responden yang diberikan konseling
korelasi antara konseling KB menggunakan menggunakan video 41,69 kali berpeluang
video dan non-video dengan pengetahuan mendapat pengetahuan baik dibandingkan
didapat nilai p<0,05. dengan responden yang diberikan
konseling tanpa video.
PEMBAHASAN