Anda di halaman 1dari 7

Volume VI Nomor 4, November 2016 ISSN: 2089-4686

LATAR BELAKANG
PENGEMBANGAN MODEL KONSELING
KB BERBASIS VIDEO Indonesia merupakan salah satu negara
Astri Nurdiana dengan jumlah penduduk terbanyak di
(Program Studi Kebidanan dunia setelah Cina, India, dan Amerika.
Universitas Singaperbangsa Karawang) Proporsi penggunaan kontrasepsi di
Firman Wirakusumah Indonesia sebesar 55,8% pada tahun 2010
(Fakultas Kedokteran dan 59,7% pada tahun 2013. Angka
Universitas Padjadjaran) cakupan peserta keluarga berencana (KB)
Kuswandewi Mutyara aktif Kabupaten Karawang sebesar 62,78%
(Fakultas Kedokteran pada tahun 2012, cakupan KB suntik
Universitas Padjadjaran) berjumlah paling tinggi yaitu sebanyak
51,83%, dilanjutkan dengan jumlah
ABSTRAK akseptor KB pil sebanyak 26,8% dan yang
Salah satu rendahnya cakupan MKJP paling rendah adalah cukupan metode
adalah karena rendahnya pengetahuan kontrasepsi implan dan IUD yaitu sebanyak
calon akseptor mengenai MKJP. Video 3,84% cakupan akseptor implan dan
dapat menjadi alternatif media konseling sebanyak 3,63% cakupan akseptor IUD.
KB yang menarik dan mudah diingat oleh Data survei demografi kesehatan
calon akseptor untuk mengatasi Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyatakan
permasalahan tersebut. Rancangan sebanyak 12,1% akseptor pil, 10,3%
penelitian ini adalah eksperimen semu akseptor suntik, 5,6% akseptor IUD dan
dengan pre-post test design. Sampel 3,5% akseptor implan mengehentikan
penelitian adalah 62 ibu nifas 10−14, terdiri penggunaannya karena alasan tidak
atas kelompok kontrol dan perlakuan. Pre nyaman dengan efek samping yang
test pengetahuan dilakukan dengan dirasakan. Berdasarkan data tersebut,
mengisi enam pertanyaan pada hari ke implan dan IUD merupakan alat kontrasepsi
10−14 masa nifas. Post test pengetahuan yang lebih nyaman dibandingkan dengan
dilakukan pada 36−40 hari masa nifas. Pre suntik dan pil. Alat kontrasepsi IUD dan
test pemilihan MKJP dilakukan dengan implan efektif dalam mencegah kehamilan
wawancara dan post test pemilihan MKJP dengan angka kegagalan sebesar 0,05/100
dilakukan observasi sampai ibu nifas kelahiran lebih rendah dibandingkan pil dan
menggunakan alat kontrasepsi. Hasil suntik yaitu sebesar 0,3/100 kelahiran. Alat
penelitian didapatkan perbedaan kontrasepsi IUD dan implan lebih murah
pengetahuan MKJP pada kelompok kontrol dibandingkan dengan suntik dan pil, karena
dan perlakuan sebelum dengan sesudah pemasangan IUD dan implan dilakukan
perlakuan (p<0,05). Terapat korelasi positif satu kali untuk jangka waktu 3−12 tahun,
antara konseling KB menggunakan video sedangkan suntik dan pil diberikan setiap
dengan pengetahuan (r=0,664), 1−3 bulan dan akseptor harus
penggunaan media video merupakan faktor mengeluarkan biaya untuk setiap
yang paling dominan memengaruhi pelayanan. Berdasarkan uraian di atas alat
pengetahuan (p<0,001), pengetahuan kontrasepsi IUD dan implan merupakan alat
responden tentang MKJP merupakan faktor kontrasepsi yang nyaman digunakan,
yang paling dominan memengaruhi murah, efek samping ringan, memiliki
pemilihan MKJP (p=0,002). Konseling KB efektivitas paling tinggi, dan dapat
menggunakan video dapat meningkatkan digunakan untuk jangka panjang, namun
kerja otak kanan karena visualisasi gambar, kontrasepsi implan dan IUD masih menjadi
warna, gerak dan suara, hal tersebut metode kontrasepsi yang tidak diminati.
menciptakan memori jangka panjang Cakupan penggunaan MKJP lebih
mengenai informasi yang disampaikan, rendah dibandingkan dengan non-MKJP
penggunaan video efektif digunakan diantaranya disebabkan karena kurangnya
sebagai media konseling KB yang dapat pengetahuan calon akseptor tentang MKJP
membantu meningkatkan pengetahuan dan dan banyaknya stigma negatif yang beredar
pemilihan MKJP. mengenai MKJP di masyarakat Indonesia.
Kualitas komunikasi dan konseling KB tidak
Kata Kunci: Karawang, KB, Kontrasepsi, hanya menuntut bidan untuk dapat
MKJP, Video berkomunikasi dengan baik tetapi bidan
harus memiliki pengetahuan yang

187 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan


Volume VI Nomor 4, November 2016 ISSN: 2089-4686

komprehensif dan terkini tentang semua untuk post test pemilihan MKJP
jenis alat kontrasepsi, mencakup cara kerja, diobeservasi sampai dengan akseptor
kekurangan, kelebihan, efek samping, serta menggunakan alat kontrasepsi.
cara penggunaan alat kontrasepsi tersebut.
Konseling dapat dilakukan dengan Tabel 1. Rancangan Penelitian Eksperimen
menggunakan media konseling sebagai Semu
alat bantu untuk menyampaikan informasi
agar informasi yang disampaikan lebih Kelompok Pretest Konseling Posttest
jelas. Video dapat menjadi alternatif media
untuk menyampaikan informasi di era Perlakuan O1 Video O2
digital seperti sekarang, karena Kontrol O1 Tanpa Video O2
penggunaannya yang mudah, menarik,
serta dapat memberikan memori jangka Data yang digunakan dalam penelitian
panjang dalam otak. (Stoddard A et al, ini adalah data primer langsung dari
WHO, Winner B et al). responden penelitian, mencakup data
demografi, pengetahuan MKJP, serta
METODE PENELITIAN pemilihan MKJP. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah kuesioner dengan 6 soal
Subjek pada penelitian ini adalah ibu essay pengetahuan yang kemudian
nifas di Kabupaten Karawang yang tidak dilakukan pemberian skor pada jawaban
menggunakan alat kontrasepsi pascasalin responden dengan skala penilaian
seperti IUD dan MOW. Populasi dan 1−100.Instrumen penelitian lain yang
sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas digunakan adalah video yang dirancang
10−14 hari yang berada di 20 wilayah kerja oleh peneliti berisi fungsi KB, jenis alat
puskesmas dan memiliki akses transportasi kontrasepsi, kekurangan dan kelebihan alat
yang terjangkau di Kabupaten Karawang, kontrasepsi, serta dilengkapi dengan
sedangkan populasi terjangkau adalah ibu testimoni akseptor, pemasangan,
nifas 10−14 hari pada Bulan April sampai pencabutan IUD, implan, serta pelaksanaan
dengan Juni 2014 yang berada di 20 tindakan MOW dan MOP.
wilayah kerja puskesmas dan memiliki
akses transportasi yang terjangkau. Sampel Tabel 2. Sistim Pemberian Skor Kuesioner
adalah ibu nifas yang bersalin dalam
populasi terjangkau. Pemilihan subjek Soal Materi Bobot Skor
penelitian dilakukan dengan cara
1 AKDR 10 19,25
consecutive sampling.
2 Implan 10 19,25
Penelitian ini menggunakan rancangan
3 MOW 10 19,25
penelitian eksperimen semu dengan pre-
4 MOP 10 19,25
post test design yang Responden dibagi
Efek Kontrasepsi
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok 5 6 11,50
Hormonal
perlakuan dan kelompok kontrol, kelompok
6 Keuntungan MKJP 6 11,50
perlakuan adalah ibu nifas yang diberikan
Total 52 100
konseling KB menggunakan video. Pre test
pengetahuan dan pemilihan metode
Tabel 3. Kesetaraan Karakteristik
kontrasepsi dilakukan pada ibu 10−14 hari
Responden dengan Bidan yang
postpartum, dengan memberikan
Memberikan Konseling
pertanyaan essay tebuka menggunakan
kuesioner pada saat kunjungan rumah,
Kelompok
setelah pre test dilaksanakan, untuk Total Nilai
Karakteristik Perlakuan Kontrol
kelompok kontrol langsung diberikan p*
n=35 n=27 n=62 %
konseling KB oleh bidan tanpa
Pendidikan Ibu
menggunakan video, sedangkan untuk 22 18 40 64,5 0,756
 Rendah
kelompok perlakuan diberikan konseling KB (≤SMP) 13 9 22 35,5
oleh bidan dengan menggunakan video.  Tinggi (SMA-
Post test untuk pengetahuan dilakukan PT)
sebelum ibu datang ke bidan yaitu pada
hari ke 36−40 masa nifas dengan tujuan
untuk menghindari bias karena pemberian
konseling tambahan oleh bidan, sedangkan

188 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan


Volume VI Nomor 4, November 2016 ISSN: 2089-4686

Kelompok Tabel 4 memperlihatkan bahwa nilai


Total Nilai
Karakteristik Perlakuan Kontrol rata-rata, median, rentang, serta rata-rata
p*
n=35 n=27 n=62 % persentase peningkatan pengetahuan pada
Usia Ibu (tahun) kelompok perlakuan lebih tinggi dibanding
 ≤20 4 9 13 21,0 0,036 kelompok kontrol baik sebelum maupun
 >20 31 18 49 79,0 sesudah perlakuan. Hasil uji-t didapatkan
X 24,9 27,4 26,3 nilai p<0,05 yang berarti bahwa terdapat
 SD 6,98 5,67 6,35
perbedaan rata-rata yang bermakna antara
 Median 23,0 28,0 24,5
16-43 17-37 16-43 dua kelompok data sebelum dengan
 Rentang sesudah perlakuan diberikan.
Pengalaman KB
 Tidak KB 10 17 27 43,3 0,007
25 10 35 56,5
Tabel 5. Perbedaan Pengetahuan tentang
 Pernah KB
MOW, MOP, IUD, Implan, Efek Samping
Paritas Kontrasepsi Hormonal dan Keuntungan
 satu 10 16 26 41,9 0,015 MKJP
 > satu 25 11 36 58,1
X 27,4 1,48 1,73
0,705
Sebelum Sesudah
 SD 5,68 0,64
2 Perlakuan Perlakuan
 Median 2 1 Pengguna MKJP Nilai p*
1-3 1-3 1-3 Kuran Kura
 Rentang Baik Baik
g ng
Pendamping Pengetahuan MOW
 Suami 18 11 29 46,8 0,403 Kontrol 26 1 24 3 0,5
 Keluarga 17 16 33 53,2 Perlakuan 33 2 12 23 <0,0001
Pendidikan Pengetahuan MOP
terakhir bidan 22 10 39 62,9 0,993 Kontrol 25 2 23 4 0,63
 D-3 13 17 23 37,1 Perlakuan 32 3 12 23 <0,0001
 D-4 Pengetahuan IUD
Partisipasi dalam Kontrol 27 0 27 0 -
pelatihan ABPK Perlakuan 28 7 8 27 <0,0001
 Tidak 13 10 23 37,1 0,993 Pengetahuan
 Ya 22 17 39 62,8 implan 25 2 21 6 0,12
Kontrol 31 4 5 30 <0,0001
Lama kerja bidan Perlakuan
 ≤ 10 tahun 16 12 28 45,2 0,921 Pengetahuan efek
 >10 tahun 19 15 34 54,8 kontrasepsi
X 13,51 13,78 13,63 hormonal
 SD 7,422 6,69 7,060 Kontrol 27 0 27 0 -
17 17 17
 Median Perlakuan 32 3 24 11 0,021
 Rentang 2-23 3-23 2-23 Pengetahuan
Ket: *Uji Kai-KuadratTabel 4 Perbedaan Keuntungan MKJP
Pengetahuan tentang MKJP Sebelum Kontrol 25 2 24 3 1,0
dengan Sesudah Perlakuan Perlakuan 31 4 19 16 <0,0001
*Uji Mc. Nemar
Tabel 4. Hasil Uji T
Tabel 5 memperlihatkan bahwa
% mayoritas responden pada kelompok
Sebelum Sesudah
Kelompok
Perlakuan Perlakuan
Pening- Nilai p* kontrol maupun perlakuan memiliki
katan pengetahuan kurang mengenai MOW,
Kontrol (n=27) MOP, IUD, implan, efek kontrasepsi
Rata-rata 29,91 37,39 46,7 0,02
(SD) (16,70) (20,77) hormonal dan keuntungan MKJP sebelum
Median 28,8 38,46 perlakuan diberikan dan tidak terdapat
Rentang 0–63 0–86,54 perbedaan pengetahuan yang signifikan
Perlakuan 88,5 <0,0001 pada kelompok kontrol setelah perlakuan
(n=35) 42,03 76,15
Rata-rata (11,745) (17,253) diberikan, perbedaan pengetahuan tentang
(SD) 42,3 82,69 MOW, MOP, IUD, implan, efek kontrasepsi
Median 11,54–69,23 25–100 hormonal dan keuntungan MKJP yang
Rentang signifikan terjadi pada kelompok perlakuan.
*Uji-t Berpasangan Hasil analisis statistik tidak terdapat
perbedaan pengetahuan sebelum dengan
sesudah perlakuan pada kelompok kontrol

189 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan


Volume VI Nomor 4, November 2016 ISSN: 2089-4686

dan terdapat perbedaan pengetahuan pendamping dan pengetahuan sebelum


sebelum dengan sesudah perlakuan pada perlakuan(Tabel 2).
kelompok perlakuan.
Tabel 7. Analisis Multivariabel Faktor yang
Tabel 6 Korelasi Penggunaan Media Memengaruhi Pengetahuan responden
Konseling KB dengan Pengetahuan tentang MKJP

Koefisien IK 95%
Korelasi antara Nilai p Variabel Koefisien p* OR
Korelasi Min Maks
Konseling KB 0,521 0,001* Usia Ibu 0,243 0,054 1,275 0,163 9.985
tanpa video dan Paritas 18.023 1,000 0,00 0,00 -
pengetahuan Pendidikan Ibu 1,877 0,097 6,533 0,713 59,86
Pendamping 1,542 0,108 4,674 0,714 30,60
Konseling KB 0,664 <0,0001* Pengetahuan 20,133 0,999 0,536 0,00 -
dengan video dan sebelum perlakuan
pengetahuan Media konseling 3,730 <0,001 41,69 5,566 312,3
*Pearson Ket:Variabel bebas pengetahuan
*Regresi logistik
Tabel 6 memperlihatkan bahwa
konseling KB menggunakan video dan Tabel 7 memperlihatkan bahwa media
pengetahuan berkorelasi positif kuat konseling merupakan faktor yang paling
(r=0,664) lebih erat dibanding konseling KB memengaruhi pengetahuan responden
tanpa video dan pengetahuan yang tentang MKJP dengan nilai p<0,05.
berkorelasi sedang (r=0,541). Hasil uji Responden yang diberikan konseling
korelasi antara konseling KB menggunakan menggunakan video 41,69 kali berpeluang
video dan non-video dengan pengetahuan mendapat pengetahuan baik dibandingkan
didapat nilai p<0,05. dengan responden yang diberikan
konseling tanpa video.

PEMBAHASAN

Hasil uji beda pengetahuan sebelum


dengan sesudah perlakuan didapat nilai
p<0,05, yang berarti bahwa terdapat
perbedaan signifikan antara pengetahuan
sebelum dan sesudah perlakuan baik pada
kelompok kontrol maupun kelompok
perlakuan (Tabel 4). Perbedaan signifikan
pada kedua kelompok terjadi karena kedua
kelompok diberikan konseling KB,
konseling KB merupakan upaya
pemecahan masalah dengan harapan
sesudah konseling diberikan terdapat
perbedaan pengetahuan dan perilaku
responden mengenai KB. Pemberian
konseling KB pada kedua kelompok
tersebut menyebabkan perbedaan
Gambar 1 Responden dengan signifikan skor pengetahuan sebelum
Pengetahuan Kurang Sesudah Perlakuan dengan sesudah perlakuan pada kedua
kelompok yang diteliti. Hasil penelitian ini
Gambar 1 memperlihatkan masih sejalan dengan penelitian Handini tentang
terdapat beberapa responden dengan pengaruh konseling KB terhadap
pengetahuan kurang sesudah diberikan pengetahuan dan sikap dalam penggunaan
konseling menggunakan video dan tanpa alat kontrasepsi pada ibu unmet need
video. Hal tersebut dapat terjadi karena sebelum dengan sesudah diberikan
adanya variabel yang dapat menjadi konseling KB, konseling KB yang diberikan
perancu pengetahuan responden yaitu usia oleh bidan memberikan perubahan yang
responden, paritas, pendidikan ibu, signifikan terhadap pengetahuan dan sikap
ibu.

190 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan


Volume VI Nomor 4, November 2016 ISSN: 2089-4686

Penelitian Moodi dkk yang dilakukan di


80
Iran terhadap pasangan pra-nikah
menyatakan hal yang sama, bahwa 70
konseling dapat meningkatkan secara 60
signifikan pengetahuan dan sikap 50
seseorang. Tabel 4 memperlihatkan bahwa
terdapat peningkatan skor pengetahuan 40
antara kedua kelompok yang diteliti yaitu 30
meningkat 46,7% pada kelompok kontrol 20
dan 88,5% pada kelompok perlakuan.
Kelompok yang diberikan konseling dengan 10
menggunakan media video memiliki 0
Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan
peningkatan pengetahuan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok responden
yang diberikan konseling tanpa Gambar 2. Arah Korelasi Konseling KB
menggunakan video. Menggunakan Video dengan Pengetahuan
Penggunaan media pada saat
pemberian informasi sangat berpengaruh Penggunaan media video merupakan
terhadap daya ingat seseorang, karena hal yang baru dilakukan pada konseling KB
pemberian informasi melibatkan aktivitas di Kabupaten Karawang. Konseling KB
otak kiri dan kanan. Informasi yang yang biasa dilakukan oleh bidan pada
diberikan dengan menggunakan gambar, umumnya menggunakan media lembar
gerak, warna dan suara lebih banyak balik alat bantu pengambilan keputusan
melibatkan kerja otak kanan dibandingkan ber-KB (ABPK) atau tanpa menggunakan
dengan pemberian informasi melalui media. Hal ini menyebabkan penggunaan
tulisan, yang berarti bahwa informasi dalam media video menjadi lebih menarik bagi
bentuk video lebih dapat diingat responden, responden penelitian akan
dibandingkan informasi dalam bentuk memperhatikan dengan seksama isi yang
tulisan atau gambar tidak bergerak. Hal terdapat dalam video, sehingga secara
tersebut menyebabkan responden yang tidak disadari memori responden bekerja
diberikan konseling KB menggunakan video untuk mendapatkan informasi tentang
memiliki peningkatan pengetahuan yang MKJP tersebut dapat diingat secara baik
lebih tinggi dibandingkan dengan oleh responden. Responden yang diberikan
responden yang diberikan konseling tanpa konseling menggunakan video 41,69 kali
mengunakan video. lebih berpeluang memiliki pengetahuan
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang baik dibandingkan dengan responden
Coolen dkk tentang efektifitas penggunaan yang diberikan konseling tanpa video.
video dalam pelatihan kegawatdaruratan Intelligent Television (INT) dalam
pada anak, didapatkan hasil bahwa laporannya tentang “Video Use and Higher
penggunaan media video sebagai alat Education” mengatakan bahwa
pemberi informasi menyebabkan penggunaan video sebagai media
perbedaan skor pengetahuan antara pembelajaran mengalami peningkatan
sebelum dan sesudah perlakuan dengan sejak tahun 2008, penggunaan media
nilai p <0,05. Kekuatan korelasi antara memiliki pengaruh yang besar bagi siswa
penggunaan media video dan pengetahuan dilihat dari kepuasan siswa, akses yang
sebesar 0,664 (Tabel 6), yang berarti mudah didapat serta operasionalisasi video
terdapat korelasi positif dengan keeratan yang mudah, meskipun begitu tetap
hubungan kuat. Arah korelasi positif dalam terdapat keterbatasan yaitu diperlukannya
suatu analisis bermakna hubungan kedua alat untuk mengakses video tersebut.
variabel bersifat searah, maka semakin O’Hagan dalam tulisannya tentang
banyak menggunakan video semakin baik “Using Video to Support Learning” bahwa
pula pengetahuan seseorang serta semakin penggunaan video akan efektif digunakan
tinggi jumlah pengguna MKJP. sebagai media pembelajaran jika
menggunakan durasi video yang singkat,
tetap terlibat dalam komunikasi dengan
siswa sebelum, selama dan setelah
pemutaran video dan selektif dalam
menggunakan klip yang terdapat dalam

191 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan


Volume VI Nomor 4, November 2016 ISSN: 2089-4686

video. Hasil analisis multivariabel reversible contraception. Fam Med.


penggunaan media video dengan 2013; 45(10): 701–7.
pengetahuan dapat menjelaskan hubungan Eliason S, Baiden F, Quansah-Asare G,
sebesar 70,6%, dan 29,3% dapat Graham-Hayfron Y, Bonsu D, Phillips J,
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terukur dkk. Factors influencing the intention of
pada saat penelitian. women in rural Ghana to adopt
postpartum family planning. Reprod
DAFTAR PUSTAKA Health. 2013;10: 34.
Gebremariam A, Addissie A. Knowledge
Ahmed S, Creanga AA, Gillespie DG, Tsui and perception on long acting and
AO. Economic status, education and permanent contraceptive methods in
empowerment: implications for maternal adigrat town, tigray, northern ethiopia: a
health service utilization in developing qualitative study. Int J Family Med.
countries. PLoS One. 2010; 5(6): 2014; 2014: 6
e11190. Grunloh DS, Casner T, Secura GM, Peipert
Amy JJ, Tripathi V. Contraception for JF, Madden T. Characteristics
women: an evidence based overview. associated with discontinuation of long-
BMJ. 2009; 339: b2895. acting reversible contraception within
Angeles G, Guilkey D, Mroz T. The effects the first 6 months of use. Obstet
of education and family planning Gynecol. 2013 Dec;122(6):1214–21.
programs on fertility in Indonesia. J Gubhaju B. The influence of wives' and
economic development and cultural husbands' education levels on
chance. 2005; 54(1): 165–200. contraceptive method choice in Nepal,
Anguzu R, Tweheyo R, Sekandi JN, 1996-2006. Int Perspect Sex Reprod
Zalwango V, Muhumuza C, Tusiime S, Health. 2009; 35(4): 176–85.
dkk. Knowledge and attitudes towards Halili SH, Sulaiman S, Rashid MRA.
use of long acting reversible Keberkesanan proses pembelajaran
contraceptives among women of menggunakan teknologi sidang video. J
reproductive age in Lubaga division, Pendidikan Malaysia. 2011; 36(1): 55–
Kampala district, Uganda. BMC Res 65.
Notes. 2014;7:153. Handini H. Pengaruh konseling KB
Brockmeyer A, Kishen M, Webb A. terhadap pengetahuan dan sikap dalam
Experience of IUD/IUS insertions and penggunaan alat kontrasepsi pada ibu
clinical performance in nulliparous unmet need. Bandung: Universitas
women--a pilot study. Eur J Contracept Padjadjaran; 2012.
Reprod Health Care. 2008 Sep;13(3): Hough M. Counselling skill and theory.
248–54. British: British Library Cataloguing
Buch SV, Treschow FP, Svendsen JB, Publication Data; 2011.
Worm BS. Video- or text-based e- Hubeis AVS. Pengaruh desain pesan video
learning when teaching clinical instruksional terhadap peningkatan
procedures? A randomized controlled pengetahuan petani tentang pupuk
trial. Adv Med Educ Pract. 2014; 5: 257– Agrodyke. J Agro Ekonomi. 2007; 25: 1–
62. 10
Consortium M, Initiative EL. The horizon Intelligent Television. Video use and higher
report. Stanford: The New Media education. New York: Intelligent
Consortium; 2008. Television; 2009.
Coolen EH, Draaisma JM, Hogeveen M, Jacob Annama. A comprehensive textbook
Antonius TA, Lommen CM, Loeffen JL. of midwifery and gynecological nursing.
Effectiveness of high fidelity video- Edisi ke 3. New Delhi: Jaypee; 2012
assisted real-time simulation: a Kulczycki A. Husband-wife agreement,
comparison of three training methods for power relations and contraceptive use in
acute pediatric emergencies. Int J Turkey. Int Fam Plan Perspect. 2008;
Pediatrics. 2012; 2012: 8 34(3):127–37.
Dickerson LM, Diaz VA, Jordon J, Davis E, Kusyanti T. Pengaruh pendidikan
Chirina S, Goddard JA, dkk. kesehatan reproduksi dengan film
Satisfaction, early removal, and side tentang resiko kehamilan remaja
effects associated with long-acting terhadap keikutsertaan kontrasepsi
modern pengantin remaja di KUA Kota

192 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan


Volume VI Nomor 4, November 2016 ISSN: 2089-4686

Bandung. Bandung: Universitas using intrauterine contraceptive devices.


Padjadjaran; 2013. J Obstet Gynaecol Can. 2010; 32(4):
Lamvu G, Steiner MJ, Condon S, Hartmann 335–8.
K. Consistency between most important Winner B, Peipert JF, Zhao Q, Buckel C,
reasons for using contraception and Madden T, Allsworth JE, dkk.
current method used: the influence of Effectiveness of long-acting reversible
health care providers. Contraception. contraception. N Engl J Med. 2012 May
2006;73(4): 399–403. 24;366(21):1998–2007.
M Lentz, Rogerio A Lobo, David M World Health Organisation. medical
Gershenson. Comprehensive eligibility criteria for contraceptive use.
gynecology. Philadelphia: Elsevier Switzerland: WHO; 2009.
Mosby; 2012. X F, Gibbons, Gerrard M, Oullette JA,
McLeod J. Counselling skills a practical Burzette R. Understanding and
guide for counsellors and helping changing health behaviour.
professionals. New York: Open Amesterdam: The Harwood Academic;
University Press; 2011. 2013.
Mendez A, Seikaly H, Ansari K, Murphy R,
Cote D. High definition video teaching
module for learning neck dissection. J
Otolaryngol Head Neck Surg. 2014; 43:7
Mestad R, Secura G, Allsworth JE, Madden
T, Zhao Q, Peipert JF. Acceptance of
long-acting reversible contraceptive
methods by adolescent participants in
the Contraceptive CHOICE Project.
Contraception. 2011; 84(5): 493–8.
Moodi M, Miri MR, Reza Sharifirad G. The
effect of instruction on knowledge and
attitude of couples attending pre-
marriage counseling classes. J Educ
Health Promot. 2013; 2: 52.
O`Hagan C. Using video to support
learning. Derby: SEDA Publication;
2013.
Rustler F. Mind mapping for dummies.
West Sussex: John Wiley & Sons, Ltd;
2012.
Santroct JW. Adolescence Perkembangan
Remaja. Jakarta: Erlangga; 2003.
Shattuck D, Kerner B, Gilles K, Hartmann
M, Ng'ombe T, Guest G. Encouraging
contraceptive uptake by motivating men
to communicate about family planning:
the Malawi Male Motivator project. Am J
Public Health. 2011 Jun; 101(6): 1089–
95.
Stoddard A, McNicholas C, Peipert JF.
Efficacy and safety of long-acting
reversible contraception. Drugs. 2011
May 28; 71(8): 969–80.
Tilahun T, Coene G, Luchters S, Kassahun
W, Leye E, Temmerman M, dkk. Family
planning knowledge, attitude and
practice among married couples in
Jimma Zone, Ethiopia. PLoS One. 2013;
8(4): e61335.
Wiebe ER, Trouton KJ, Dicus J. Motivation
and experience of nulliparous women

193 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai