(PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)
Oleh :
KELOMPOK 6
AUNIA SYARIF 1447042004
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji patut disampaikan kepada Allah SWT. Serta tak lupa pula kita kirimkan salawat dan
salam kepada junjungan kita Nabi Mugammad Saw. atas selesainya pembuatan makalah kami yang
Seperti kata pepatah, “Tak ada gading yang tak retak”, hasil kami tidaklah sesempurna apa yang di
inginkan pembaca. Namun, kami sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan makalah
ini. Untuk itu kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk memperbaiki dam makalah ini lebih baik.
Oleh karena itu, kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi
Makassar, 11 Oktober2015
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
A. LatarBelakang .......................................................................................1
B. RumusanMasalah .................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 4
A. Kesimpulan ............................................................................................. 13
B. Saran....................................................................................................... 13
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri manusia. Kegiatan belajar sangat
dipengaruhi bermacam-macam faktor. Metode dan strategi belajar sangat menentukan keberhasilan
pembelajaran. Keberhasilan siswa mencapai suatu tahap hasil belajar memungkinkannya untuk belajar
Mengajar tidak secara otomatis menjadikan siswa belajar. Seorang guru sebaiknya memiliki pola
pembelajaran yang dapat menerangkan proses, menyebutkan dan menghasilkan lingkungan belajar
tertentu sehingga siswa dapat berinteraksi yang selanjutnya berakibat terjadinya perubahan tigkah
laku siswa secara khusus. Melalui pemahaman berbagai model pembelajaran yang banyak
dikembangkan di kelas, seorang guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran lewat pemikiran di
belakang meja sebelum yang bersangkutan menghadapi siswa. Model pembelajaran dapat membantu
guru dalam penguasaan kemampuan dan keterampilan yang berkaitan dengan upaya mengubah
tingkah laku siswa sejalan dengan rencana yang telah ditetapkan.Hal ini berarti model pembelajaran
diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, baik di kelas maupun di luar
kelas.
Strategi pembelajaran tidak terlepas dari teori belajar yang dihasilkan oleh pakar-pakar pendidikan.
Teori belajar yang bersumber dari pakar pendidikan atau pakar psikologi pendidikan banyak
macamnya. Misalnya teori belajar assosiasi, teori belajar conditioning, teori belajar deduktif hipotesis,
teori belajar sosial, teori belajar eklektif, teori belajar medan kognitif, teori belajar kognitif, teori
Disadari atau tidak, mungkin saja para guru atau pendidik di sekolah sudah menerapkan sebagian dari
teori-teori itu dalam melaksanakan tugasnya, mungkin juga dengan tidak disadarinya guru telah
menggunakan kombinasi delapan teori belajar yang relevan untuk para siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Namun dalam pembahasan makalah ini, hanya akan dikhususkan pada bagaimana teori
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
2. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan teori pembelajarn menurut Thorndike
BAB II
PEMBAHASAN
Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati,
diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang
Berdasarkan teori stimulus-respon, Thorndike menyatakan bahwa cara belajar manusia dan binatang
pada dasarnya sama, karena belajar pada dasarnya terjadi melalui pembentukan asosiasi antara
stimulus dan respon. Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi
antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu
perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi
atau berbuat sedangkan respon dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya
perangsang
hidup itu dalam tingkah lakunya itu merupakan hubungan antara stimulus dan respon adapun teori
thorndike ini disebut teori koneksionisme. Belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respon
sebanyak-banyaknya. Dalam artian dengan adanya stimulus itu maka diharapkan timbulah respon
yang maksimal teori ini sering juga disebut dengan teori trial and error dalam teori ini orang yang
bisa menguasai hubungan stimulus dan respon sebanyak-banyaknya maka dapat dikatakan orang ini
merupakan orang yang berhasil dalam belajar. Adapun cara untuk membentuk hubungan stimulus dan
Dalam teori trial and error ini, berlaku bagi semua organisme dan apabila organisme ini dihadapkan
dengan keadaan atau situasi yang baru maka secara otomatis oarganisme ini memberikan respon atau
tindakan-tindakan yang bersifat coba-coba atau bisa juga berdasarkan naluri karena pada dasarnya
disetiap stimulus itu pasti ditemukakn respon. Apabila dalam tindakan-tindakan yang dilakukan itu
menelurkan perbuatan atau tindakan yang cocok atau memuaskan maka tindakan ini akan disimpan
dalam benak seseoarang atau organisme lainnya karena dirasa diantara tindakan-tindakan yang paling
cocok adalah itu, selama yang telah dilalakukan dalam menanggapi stimulus dan situasi baru. Jadi
dalam teori ini pengulangan-pengulangan respon atau tindakan dalam menanggapi stimulus atau
situasi baru itu sangat penting sehingga seseorang atau organisme mampu menemukan tindakan yang
tepat dan dilakukan secara terus menerus agar lebih tajam dan tidak terjadi kemunduran dalam
tindakan atau respon terhadap stimulus.Menurut Thorndike, terjadinya asosiasi stimulus dan respon
a. Hukum kesiapan, yang mempunyai tiga ciri: (1) Jika seseor ang berkeinginan untuk bertindak dan
keinginan tersebut dilaksanakan, maka dia akan puas dan tidak melakukan tindakan yang lain. (2 )
Jika seseorang berkeinginan untuk bertindak dan keinginan itu tidak dilaksanakan, maka dia tidak
puas dan akan melakukan tindakan yang lain. (3) Jika seseorang tidak mempunyai keinginan untuk
bertindak, tetapi dia melakukan tindakan itu, maka dia merasa tidak puas dan akan melakukan
tindakan lain.
b. Hukum latihan, yang berprinsip utama pada latihan (pengulangan). Oleh karena itu, jika guru
sering memberi latihan (S ) dan siswa menjawabnya (R), maka prestasi belajar siswa pada pelajaran
tersebut akan meningkat. Thorndike menyatakan bahwa pengulangan tanpa ganjaran tidak efektif,
karena asosiasi S dan R hanya diperkuat oleh ganjaran. Jadi hukum latihan ini mengarah pada
c. Hukum akibat, yang menunjukkan bahwa jika suatu hubungan dapat dimodifikasi seperti halnya
hubungan antara stimulus dan respon, dan hubungan tersebut diikuti oleh peristiwa yang diharapkan,
maka kekuatan hubungan yang terjadi semakin meningkat. Sebaliknya, jika kondisi peristiwa yang
tidak diharapkan mengikuti hubungan tersebut, maka kekuatan hubungan yang terjadi semakin
berkurang.
Hukum belajar ini timbul dari percobaan thorndike pada seekor kucing yang lapar dan ditaruh
dalam kandang, yang ditaruh makanan diluar kandang tersebut tepat didepan pintu kandang. Makanan
ini merupakan effect positif atau juga bisa dikatakan bentuk dari ganjaran yang telah diberikan dari
perangsang dan situasi yang mempengaruhinya. Dalam dunia pendidikan Law of Effect ini terjadi
pendidikan menurut Thorndike yang lebih memegang peranan adalah pemberian reward dan inilah
yang lebih dianjurkan. Teori Thorndike ini biasanya juga disebut teori koneksionisme karena dalam
hukum belajarnya ada “Law of Effect” yang mana disini terjadi hubungan antara tingkah laku atau
respon yang dipengaruhi oleh stimulus dan situasi dan tingkah laku tersebut mendatangkan
hasilnya(Effect).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seseorang akan melakukan pekerjaan jika hasil
pekerjaan itu akan memberikan rasa menyenangkan/memuaskan,. Sebaliknya, jika hasil tersebut tidak
membawa dampak menyenangkan, maka seseorang tidak melaksakan pekerjaan tersebut. Jika
dikaitkan dengan pembelajaran PKN, teori ini cocok diterapkan pada anak kelas satu, karena mereka
1. Pada saat seseorang berhadapan dengan situasi yang baru, berbagai respon yang ia lakukan.
Adapun respon-respon tiap-tiap individu berbeda-beda tidak sama walaupun menghadapi situasi yang
sama hingga akhirnya tiap individu mendapatkan respon atau tindakan yang cocok dan memuaskan.
Seperti contoh seseorang yang sedang dihadapkan dengan problema keluarga maka seseorang pasti
akan menghadapi dengan respon yang berbeda-beda walaupun jenis situasinya sama, misalnya orang
2. Dalam diri setiap orang sebenarnya sudah tertanam potensi untuk mengadakan seleksi terhadap
unsur-unsur yang penting dan kurang penting, hingga akhirnya menemukan respon yang tepat. Seperti
orang yang dalam masa pekembangan dan menyongsong masa depan maka sebenarnya dalam diri
orang tersebut sudah menegetahui unsur yang penting yang harus dilakukan demi mendapatkan hasil
seseorang dalam keadaan stress karena diputus oleh pacarnya dan ia mengalami ini bukan hanya kali
ini melainkan ia pernah mengalami kejadian yang sama karena hal yang sama maka sudah barang
tentu ia akan merespon situasi tersebut seperti yang ia lakukan seperti dahulu yang ia lakukan.
a. Dengan sering melakukan pengulangan dalam memecahkan suatu permasalahan, anak didik
akan memiliki sebuah pengalaman yang berharga. Selain itu dengan adanya sistem pemberian hadiah,
akan membuat anak didik menjadi lebih memiliki kemauan dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapinya.
b. Teori ini sering juga disebut dengan teori trial dan error dalam teori ini orang yang bisa
menguasai hubungan stimulus dan respon sebanyak- banyaknya sehingga orang akan terbiasa berpikir
c. Teori ini mengarahkan anak untuk berfikir linier dan konvergen. Belajar merupakan proses
pembentukan atau shapping yaitu membawa anakmenuju atau mencapai target tertentu.
a. Teori ini sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak
variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah
dan respon ini dan tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara
c. Terlalu memandang manusia sebagai mekanismus dan otomatisme belaka disamakan dengan
hewan. Meskipun banyak tingkah laku manusia yang otomatis, tetapi tidak selalu bahwa tingkah laku
manusia itu dapat dipengaruhi secara trial and error. Trial and error tidak berlaku mutlak bagi
manusia.
d. Memandang belajar hanya merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan respon. Sehingga
yang dipentingkan dalam belajar ialah memperkuat asosiasi tersebut dengan latihan-latihan, atau
e. Karena belajar berlangsung secara mekanistis, maka pengertian tidak dipandangnya sebagai
suatu yang pokok dalam belajar. Mereka mengabaikan pengertian sebagai unsur yang pokok dalam
belajar.
Aplikasi teori Thorndike sebagai salah satu aliran psikologi tingkah laku dalam pembelajaran
tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pembelajaran, karakteristik
siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Setiap pembelajaran yang berpegang pada teori
belajar behavioristik telah terstruktur rapi, dan mengarah pada bertambahnya pengetahuan pada siswa.
a. Sebelum memulai proses belaja rmengajar, pendidik harus memastikan siswanya siap mengikluti
pembelajaran tersebut. Jadi setidaknya ada aktivitas yang dapat menarik perhatian siswa untuk
b. Pembelajaran yang diberikan sebaiknya berupa pembelajaran yang kontinu, hal ini dimaksudkan
menyenangkan, contoh dan soal latihan yang diberikan tingkat kesulitannya bertahap, dari yang
mudah sampai yang sulit. Hal ini agar siswa mampu menyerap materi yang diberikan.
d. Pengulangan terhadap penyampaian materi dan latihan, dapat membantu siswa mengingat
e. Supaya peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran, proses harus bertahap dari yang
f. Peserta didik yang telah belajar dengan baik harus segera diberi hadiah, dan yang belum baik
g. Dalam belajar, motivasi tidak begitu penting, karena perilaku peserta didik terutama ditentukan
oleh penghargaan eksternal dan bukanolehintrinsic motivation. Yang lebih penting dari ini ialah
h. Materi yang diberikan kepada peserta didik harus ada manfaatnya untuk kehidupan anak kelak
i. Thorndike berpendapat, bahwa cara mengajar yang baik bukanlah mengharapkan murid tahu
bahwa apa yang telah di ajarkan, tetapi guru harus tahu apa yang hendak diajarkan. Dengan ini guru
harus tahu materi apa yang harus diberikan, respon apa yang diharapkan dan kapan harus memberi
j. Tujuan pendidikan harus masih dalam batas kemampuan belajar peserta didik dan harus terbagi
dalam unit-unit sedemikian rupa sehingga guru dapat menerapkan menurut bermacam-macam situasi.
Penerapan teori pembelajaran Thorndike jika dikaitkan dengan pembelajaran PKN, teori ini
cocok diterapkan pada anak kelas rendah, karena mereka merasa senang apabila memperoleh hadiah
dari gurunya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan teori stimulus-respon, Thorndike menyatakan bahwa cara belajar manusia dan binatang
pada dasarnya sama, karena belajar pada dasarnya terjadi melalui pembentukan asosiasi antara
stimulus dan respon. Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi
antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu
perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi
atau berbuat sedangkan respon dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya
perangsang.
Teori belajar Thorndike di sebut “ Connectionism” karena belajar merupakan proses pembentukan
koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Teori ini sering juga disebut “Trial and error” dalam
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan atau pengetahuan para pembaca
tentang “teori pembelajarn menurut Thorndike”. Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan yang
DAFTAR PUSTAKA
http://nurulmathedc.blogspot.co.id/2012/04/teori-pembelajaran-thorndike.html
http://anwar-math.blogspot.co.id/2014/10/kelebihan-dan-kekurangan-teori-belajar.html
http://pandidikan.blogspot.co.id/2010/04/teori-thorndike-dalam-belajar.html