Anda di halaman 1dari 4

Nama Jurnal, Tanggal : International Journal of Ophthalmology, vol.

12,
bulan dan Tahun No. 1, 18 Januari 2019

Judul Artikel : Valproic acid’s effects on visual acuity in


retinitis pigmentosa: a systemic review and
Meta-analysis

Latar Belakang : Retinitis pigmentosa (RP) merupakan penyakit


degenerasi retina yang progresif. Biasanya RP
bermula di daerah perifer retina kemudian
menyebar ke daerah makula dan fovea. Awal mula
RP dipresentasikan seperti penglihatan pada
malam hari, kemudian berkembang menjadi
penyempitan lapang pandang (visual fields (VS))
yang menyebabkan penglihatan menjadi seperti
berada di terowongan dan pada akhirnya akan
berkembang menjadi kebutaan total. RP dapat
mengakibatkan disfungsi sel batang mata secara
gradual. Pertama-tama kerusakan sel penglihatan
malam terjadi di mid-perifer retina yang banyak
mengandung sel batang, dan kerusakan
selanjutnya menuju ke daerah sentral retina yang
banyak mengandung sel kerucut. Pada akhirnya
proses penyakit ini juga akan mengakibatkan
kerusakan pada sel kerucut yang awalnya hanya
terjadi kerusakan pada sel batang. Kejadian kasus
RP sebanyak 1:4000. RP sendiri menunjukkan
heterogentias yang tinggi karena lebih dari 50 gen
mengalami mutasi yang dapat menyebabkan non-
syndrome RP. Berdasarkan laporan, pada saat ini
terdapat 3100 gen yang bermutasi.
Saat ini, RP tidak dapat diobati karena tidak
mungkin untuk menghalangi hilangnya fotoreseptor
berserta fungsinya. Penggunaan neuroprotektor
menjadi dasar dalam metode pengobatan, dengan
melihat dari berbagai penelitian yang mengevaluasi
efek kuratif dalam pengobatan RP, seperti faktor
neurotropik, vitamin A, DHA dan lutein. Dalam
beberapa tahun terakhir, valpoic acid (VPA) telah
menarik perhatian peneliti karena berpotensi untuk
mengobati RP. VPA berfungsi untuk menstabilkan
emosi dan sebagai antikonvulsan, dimana VPA
dapat menyebabkan efek penghambatan terhadap
gamma-aminobutyric acid (GABA) di sistem saraf
pusat. Berdasarkan bukti empiris, VPA berpotensi
dalam pengobatan distrofi retina melalu efek
penghambatannya pada histone deacetylase dan
respon inflamasi melalui apoptosis sel mikroglia.
Namun, manfaat terapi pada RP masih tidak
meyakinkan dan kontroversial. Menurut Clemson
dkk, pengobatan VPA selama 4 bulan berkontribusi
dalam peningkatan best-corrected visual acuity
(BCVA) dab VF pada 5/7 pasien RP.
Pada penelitian lain, oleh Bhalla dkk, secara
retrospektif mempelajari 31 pasien yang menderita
variasi distrofi pigmen retina setelah pengobatan
dengan VPA selama rata-rata 9,8 bulan.
Dibandingkan dengan publikasi Clemson dkk,
Bhalla dkk menemukan bahwa keparahan VF terus
menurun pada 4/5 pasien dan rata-rata VF sangat
memburuk selama proses pengobatan dengan
VPA (P=0.002). Selain itu, VPA menyebabkan efek
samping yang tidak diinginkan. Baru-baru ini Iraha
dkk, menemukan bahwa tingkat VF meningkat
selama periode pengobatan selama 6 bulan,
namun kembali ke keadaan awal setelah
menghentikan pengobatan. Oleh sebab itu,
penelitian systemic review bersama dengan Meta-
analysis dilakukan yang bertujuan untuk
mengevaluasi bagaimana kontribusi VPA pada
pengobatan RP.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh


pemahaman secara menyeluruh mengenai
efikasi pengobatan valpoic acid (VPA)
terhadap ritinitis pigmentosa (RP)

Metodologi : Identifikasi dan Pemilihan Penelitian.


Pencarian literatur dilakukan oleh 2 investigator
(Chen WJ da Li MS) melalui databese yang berasal
dari PubMed, EMBASE, Cochrane Library,
Web of Science and Clinicaltrials.gov. tanpa
membatasi bahasa yang digunakan. Seluruh
penelitian terkait diperoleh sejak 10 Desember
2017. Kata kunci yang digunakan adalah
(“valproic acid” or “propylisopropylacetic acid”
or “2-propylpentanoic acid” or “divalproex” or
“depakene” or “depakine” or “convulsofin” or
“depakote” or “vupral” or “divalproex sodium”
or “semisodium valproate” or “ergenyl” or
“magnesium valproate” or “valproate” or
“valproate sodium” or “sodium valproate” or
“calcium valproate” or “valproate calcium” or
“dipropyl acetate”) dan (“retinitis pigmentosa”
or “rod cone dystrophy” or “pigmentary
retinopathy” or “retinopathy, pigmentary” or
“tapetoretinal degeneration”). Sebagai
tambahan, daftar referensi yang terdapat pada
literatur dilibatkan sebagai perbandingan.

Standar Integrasi Dan Eliminasi


Standar Integrasi; 1) Desain Penelitian:
randomized controlled trials (RCTs), Non-
randomized comparative researches seperti
single-arm researches, cross-over researches
dan Kohort. 2) Objek Penelitian: Pasien RP. 3)
Intervensi: VPA secara topikal dan oral. 4)
Variabel Hasil: skor awal dan akhir dari BCVA
dan FV. Eliminasi; duplikasi, jurnal review,
laporan kasus, hanya abstrak, penelitian in
vitro, topik yang tidak berhubungan dan respon
autor.

Pengumpulan Data
Dua peneliti (Chen WJ dan Li MS) mengumpulkan
informasi dari penelitian yang sesuai sebagai
berikut: nama penulis pertama, tahun penerbitan,
penelitian desain, jumlah pasien / mata, jenis
kelamin, intervensi, rata-rata usia, BCVA, VF, lama
pengobatan, dan skor kualitas. Analisis data hanya
untuk perlakuan terakhir dilakukan dengan syarat
peneliti melaporkan data asli dengan semua
tahapan tindak lanjut disertakan. Perselisihan
diselesaikan dengan mendiskusikan semua item
dengan reviewer lain (Ma L).

Penilaian Kualitas
Evaluasi penelitian RCT menggunakan Jadad
scale. Penelitian dengan desain Single-arm, cross-
over, and cohort studies dievaluasi menggunakan
Newcastle-Ottawa Scale (NOS) pada waktu yang
sama. Dengan menggunakan skala NOS, kualitas
penelitian diinterpretasikan sebagai buruk (nilai 0-
3), baik (nilai 4-6) dan sangat baik (7-9).

Analisis Data
Analisis data menggunakan Review Manager
[RevMan (Computer program), Version 5.3,
Copenhagen: The Nordic Cochrane Centre, The
Cochrane Collaboration, 2014].
Hasil : Karakteristik dari Kelayakan Penelitian
Dari 78 jurnal yang didapatkan, hanya 6 jurnal yang
sesuai dengan kriteri inklusi dan digunakan pada
penelitian ini. Secara keseluruhan, sebanyak 203
mata dari 116 pasien menjadi bagian penelitian.

Analisis Efikasi
Pengobatan jangka pendek dengan VPA adalah
selama 2 bulan, dan jangkan panjang adalah
selama 12 bulan. Berdasarkan hasil analisis data
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
pengobatan VPA memiliki skor yang baik pada
BCVA tetapi sedangkan skor pada VF tidak
konsisten pada semua penelitian.

Analisis Sensitivitas
Dilakukan analisis subkelompok untuk
mengeksplorasi sumber heterogentias pada BCVA
dan VF, yaitu mengenai lama perawatan, lokasi,
ukuran sampel dan desain penelitian. Hasilnya
adalah; 1) lebih banyak perubahan BCVA dalam
pengobatan jangka pendek (<6 bulan), 2) penelitian
dilakukan di Asia, 3) sampel yang digunakan
sebanyak 30 pasien atau kurang, dan 4)
merupakan penelitian prospektif.
Kesimpulan : Pengobatan RP dengan VPA secara signifikan
meningkatkan BCVA namun efek
penyembuhannya pada VF masih menjadi
kontroversial. Oleh sebab itu diperlukan lebih lanjut
untuk melakukan penelitian prospective trial, multi-
center trial dan RCT secara efektif menguji efek
klinis VF pada pasien RP.

Rangkuman dan Hasil : VPA berfungsi sebagai penstabil emosional dan


Pembelajaran antikonvulsan. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, VPA berpotensi sebagai neuroprotektor
dengan cara menghambat terjadinya kematian sel
dan proses inflamasi pada saraf. Kemudian, hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa VPA mampu
meningkatkan ketajaman penglihatan pasien
dengan durasi pemakaian selama kurang dari 6
bulan, namun pada penelitian ini tidak menjelaskan
mengenai efek samping yang terjadi pada pasien
setelah mengkonsumsi VPA, misalnya kejadian
hepatotoksisitas serta toksisitas neurologis dan
mitokondria.

Anda mungkin juga menyukai