Tugas2farklin (Sitimunawara)
Tugas2farklin (Sitimunawara)
Npm : 2043700290
2. a. Takifilaksis adalah suatu fenomena berkurangnya kecepatan respon terhadap aksiobat pada
pengulangan penggunaan obat dalam dosis yang sama. Respon mula-mulatidak terulang
meskipun dengan dosis yang lebih besar.
b. Desensitisasi adalah adalah metode untuk mengurangi atau menghilangkan reaksinegatif
organisme untuk suatu zat atau stimulus.Dalam farmakologi, desensitisasi adalah hilangnya
tanggap terhadap melanjutkan ataumeningkatkan dosis obat
c. Toleransi adalah suatu fenomena berkurangnya respon terhadap dosis obat yangsama.
Untuk memperoleh respon yang sama perlu dosisnya diperbesar. Ada tiga macamtoleransi,
yaitu:
1) Toleransi primer, ialah toleransi bawaan yang terdapat pada sebagian orang
dan binatang.
2) Toleransi sekunder, ialah toleransi yang diperbolehkan akibat penggunaan obatyang
sering diulangi.
3) Toleransi silang, ialah toleransi yang terjadi akibat penggunaan obat-obat
yangmempunyai struktur kimia yang serupa, dapat pula terjadi antara zat-zat yang
berlainan,misalnya alkohol dan barbital.d. Resistensi adalah berasal dari kata resist + ance,
menunjukan pada posisi sebuahsikap untuk berperilaku bertahan, berusaha melawan,
menentang atau
Prolog:
1. Interaksi secara farmasetik (inkompatibilitas) Interaksi farmasetik atau disebut juga
inkompatibilitas farmasetik bersifat langsung dan dapat secara fisik atau kimiawi, 2. Interaksi
secara farmakokinetik Interaksi dalam proses farmakokinetik yaitu absorpsi, distribusi,
metabolisme dan ekskresi (ADME) dapat meningkatkan ataupun menurunkan kadar plasma obat.
Interaksi obat secara farmakokinetik yang terjadi pada suatu obat tidak dapat diekstrapolasikan
(tidak berlaku) untuk obat lainnya meskipun masih dalam satu kelas terapi, disebabkan karena
adanya perbedaan sifat fisikokimia, yang menghasilkan sifat farmakokinetik yang berbeda.
Contohnya, interaksi farmakokinetik oleh simetidin tidak dimiliki oleh H2-bloker lainnya;
interaksi oleh terfenadin, aztemizole tidak dimiliki oleh antihistamin non-sedatif lainnya.
Interaksi yang terjadi pada proses absorpsi gastrointestinal sebelum obat Direktorat Pembinaan
SMK (2013) 29 Dasar-Dasar Farmakologi 2 diabsorpsi contohnya adalah interaksi antibiotika
(tetrasiklin, fluorokuinolon) dengan besi (Fe) dan antasida yang mengandung Al, Ca, Mg,
terbentuk senyawa khelat yang tidak larut sehingga obat antibiotika tidak diabsorpsi. Interaksi
yang terjadipada proses distribusi terjadi karena pergeseran ikatan protein plasma. Contohnya,
fenilbutazon dapat menggeser warfarin (ikatan protein 99%) dan tolbutamid (ikatan protein 96%)
sehingga kadar plasma warfarin dan tolbutamid bebas meningkat. Interaksi yang terjadi pada
proses metabolisme obat terjadi dengan mekanisme berupa: penghambatan (inhibisi)
metabolisme, induksi metabolisme, dan perubahan aliran darah hepatik. Hambatan ataupun
induksi enzim pada proses metabolisme obat terutama berlaku terhadap obat-obat atau zat-zat
yang merupakan substrat enzim mikrosom hati sitokrom P450 (CYP). Interaksi yang terjadi pada
proses ekskresi obat, dapat terjadi melalui mekanisme pada proses ekskresi melalui empedu dan
pada sirkulasi enterohepatik, sekresi tubuli ginjal, dan karena terjadinya perubahan pH urin.
Gangguan dalam ekskresi melalui empedu terjadi akibat kompetisi antara obat dan metabolit
obat untuk sistem transport yang sama, contohnya kuinidin menurunkan ekskresi empedu
digoksin, probenesid menurunkan ekskresi empedu rifampisin. m. Interaksi secara
farmakodinamik. Interaksi farmakodinamik adalah interaksi obat yang bekerja pada sistem
reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama sehingga terjadi efek yang aditif,
sinergistik, atau antagonistik, tanpa ada perubahan kadar plasma ataupun profil farmakokinetik
lainnya. Interaksi farmakodinamik umumnya dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang
segolongan dengan obat yang berinteraksi, karena klasifikasi obat adalah berdasarkan efek
farmakodinamiknya. Selain itu, umumnya kejadian interaksi farmakodinamik dapat diramalkan
sehingga dapat dihindari. Contoh interaksi pada reseptor yang bersifat antagonistik misalnya:
interaksi antara β-bloker dengan agonis-β2 pada penderita asma; interaksi antara penghambat
reseptor dopamine (haloperidol, metoclo-pramid) dengan levodopa pada pasien parkinson.