Anda di halaman 1dari 14

Jurnal MODERAT, Volume 4, Nomor 4, November 2018, hlm 1-14 ISSN: 2442-3777 (cetak)

Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)


POTRET IRISAN BUMI DESA TONRONG RIJANG DALAM TRANSECT
PADA PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF

PORTRAIT OF EARTH SLICES IN TONRONG RIJANG VILLAGE IN


TRANSECT ON PARTICIPATORY DEVELOPMENT PLANNING

Ahmad Mustanir1), Akhmad Yasin2), Irwan3), Muhammad Rusdi4)


1) 2) 3)
Dosen Ilmu Pemerintahan STISIP Muhammadiyah Rappang
4)
Dosen Ilmu Administrasi Negara STISIP Muhammadiyah Rappang
E-mail: ahmadmustanir74@gmail.com

ABSTRAK

Sangat penting mengetahui penggunaan metode Transect sebagai metode


perencanaan partisipatif dalam penggalian potensi dan permasalahan secara
visual serta praktek pada perencanaan pembangunan partisipatif di Desa
Tonrong Rijang Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang. Dengan
metode Transect akan dapat diketahui gambaran irisan bumi Desa Tonrong
Rijang untuk didiskusikan lebih lanjut dalam membuat sebuah perencanaan
pembangunan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan observasi, wawancara mendalam serta melakukan studi kepustakaan
yang berkaitan dengan penelitian. Teknik yang digunakan dalam menganalisi
penelitian ini adalah Analisis Data Model Interaktif. Teknik ini mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Transect merupakan hal yang baru dan tidak
dikenal oleh masyarakat desa dalam sebuah perencanaan pembangunan. Proses
interaksi sosial masyarakat terjadi dalam perencanaan pembangunan serupa
dengan transect, seperti saat melakukan pendampingan kepada „pihak luar‟
dalam kegiatan tertentu, tetapi kegiatan dominan hanya dalam bentuk
musyawarah mufakat seperti yang telah lazim dan turun temurun dilakukan.
Potret irisan bumi Desa Tonrong Rijang merupakan wilayah datar 100%.
Sebagian besar wilayahnya berupa lahan pertanian, peternakan, dan perkebunan
dengan tingkat kesuburan tanah rata-rata sedang. Luas wilayah Desa Tonrong
Rijang ditaksir sekitar 340 ha/m2. Areal paling luas dipergunakan untuk
persawahan yaitu sekitar 221,31 Ha/m2 dengan sawah irigasi teknis yang lebih
luas dibandingkan sawah tadah hujan dan pemukiman seluas 41,28 Ha/m2.
Hampir tidak ada lahan yang digunakan untuk kolam tambak ataupun lahan
kritis.

Kata Kunci: Irisan Bumi, Partisipasi Masyarakat, Partisipatif, Perencanaan


Pembangunan, Transect

Halaman|1
Jurnal MODERAT, Volume 4, Nomor 4, November 2018, hlm 1-14 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
A. PENDAHULUAN pembangunan daerah. Namun,
Perencanaan pembangunan kenyataaannya banyak daerah belum
merupakan sebuah proses sepenuhnya mengakomodasi aspirasi
pengembangan kapasitas masyarakat lokal, karena sebagian besar proposal
dalam jangka panjang sehingga yang diajukan berdasarkan aspirasi
memerlukan perencanaan yang tepat lokal telah tersingkir dalam rapat
dan akurat. Perencanaan ini berarti koordinasi yang menempatkan
harus mampu mencakup kapan, dimana proposal yang diajukan tingkatan
dan bagaimana pembangunan harus pemerintahan yang lebih tinggi tanpa
dilakukan agar mampu merangsang memperhatikan proposal yang diajukan
pertumbuhan ekonomi dan sosial oleh tingkat pemerintahan yang lebih
masyarakat secara berkesinambungan. rendah. Akibatnya, proposal akhir yang
Perencanaan pembangunan daerah masuk ke pusat biasanya di dominasi
yang bersifat desentralisasi membuka oleh program yang diajukan oleh level
era baru bagi pemerintahan daerah. pemerintahan yang lebih tinggi
Dimana dalam Sistem Perencanaan khususnya pemerintah provinsi dan
Pembangunan Nasional Indonesia saat pusat (Kuncoro, 2004:58).
ini menggunakan dua pendekataan top Dalam Undang-undang Nomor
down dan bottom up tujuannya untuk 25 tahun 2004 tentang Sistem
menjamin keseimbangan antara Perencanaan Pembangunan Nasional
prioritas Nasional dengan aspirasi (SPPN), mendefinisikan perencanaan
prioritas lokal, walaupun pada sebagai suatu proses untuk menentukan
kenyataanya sebagian besar daerah tindakan masa depan yang tepat,
belum mengakomodasi aspirasi lokal melalui urutan pilihan, dengan
dikarenakan sebagian besar program memperhitungkan sumber daya yang
yang diajukan berdasarkan aspirasi tersedia. Dengan di
lokal telah tersingkir dalam rapat implementasikannya Undang-undang
koordinasi yang menempatkan Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
proposal yang diajukan oleh tingkat Perencanaan Pembangunan Nasional
pemerintahan yang lebih tinggi tanpa (SPPN) diharapkan semua program
memperhatikan proposal yang pembangunan daerah akan terintegrasi
diajukan oleh tingkat pemerintahan dengan perencanaan program
yang lebih rendah. pembangunan Nasional. Untuk hal
Sistem perencanaan tersebut, unsur pemerintahan dan
pembangunan Nasional Indonesia yang masyarakat memiliki peran yang
meliputi pendekataan top down dan strategis dalam melakukan terobosan-
Bottom up, diatas kertas nampaknya terobosan yang mengarah pada
akan menjamin adanya keseimbangan perbaikan kondisi yang sesuai dengan
antara prioritas Nasional dengan kebutuhan masyarakat. Salah satu cara
aspirasi lokal dalam perencanaan yang cukup relevan untuk mengkaji

Halaman|2
Jurnal MODERAT, Volume 4, Nomor 4, November 2018, hlm 1-14 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
kondisi lingkungan pedesaan adalah kekecewaan di tingkat desa dan
dengan penerapan pendekatan kecamatan yang sudah memenuhi
Transect, dengan harapan akan tercipta kewajiban membuat rencana tapi
sebuah sistem perencanaan realisasinya sangat minim.
pembangunan desa yang partisipatif Pada beberapa kegiatan baik
dalam proses pengelolaan sumber daya observasi maupun dalam beberapa
yang ada khususnya di wilayah kegiatan pemberdayaan
pedesaan. Transect ini adalah salah kemasyarakatan di Desa Tonrong
satu metode dari Participatory Rural Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang
Appraisal (PRA). Bisa dikatakan peneliti melihat pendekatan partisipatif
sebagai pendekatan, metode atau dilakukan dengan cara partisipasi
teknik, karena di dalamnya memang dimaknai, yaitu “partisipasi masyarakat
terdapat unsur-unsur tersebut. Di adalah keikutsertaan masyarakat untuk
dalamnya terdapat beberapa teknik- mengakomodasikan kepentingan
teknik identifikasi, pengukuran dan mereka dalam proses penyusunan
pelibatan masyarakat secara partisipatif rencana pembangunan”.
(Asep Supriatna, 2014). Dari pengertian di atas dapat
Pendekatan partisipatif yang disimpulkan bahwa partisipasi
dilakukan Pemerintah Daerah masyarakat merupakan keterlibatan
Kabupaten Sidenreng Rappang dengan atau keikutsertaan seseorang
cara menyusun rencana program masyarakat dalam proses interaksi
pembangunan yang dianggap sangat sosial, pengidentifikasian masalah dan
dibutuhkan masyarakat untuk potensi yang ada di masyarakat dalam
meningkatkan kesejahteraannya. situasi tertentu, baik dalam
Pendekatan partisipatif dilakukan pengambilan keputusan (solusi)
dengan melibatkan semua elemen menangani masalah, pelaksanaan upaya
masyarakat dan stakeholders dalam mengatasi masalah, dan proses
perencanaan pembangunan melalui keterlibatan masyarakat di dalam
kegiatan seperti musyawarah mengevaluasi perubahan yang terjadi.
perencanaan pembangunan (Mustanir, Dari definisi ini penulis melihat bahwa
Ahmad, Abadi, 2016). keterlibatan partisipasi masyarakat
Tetapi seperti yang dikemukakan yang rendah di Desa Tonrong Rijang
oleh Marbyanto (2008), sebagai dapat mengakibatkan perencanaan
berikut: Pendekatan partisipatif dalam pembangunan tidak dapat mencapai
perencanaan pembangunan masih hasil yang maksimal. Transect adalah
menjadi retorika. Kegiatan perencanaan salah satu metode untuk mengatasi
pembangunan masih didominasi oleh permasalahan tersebut.
kebijakan kepala daerah, hasil reses
DPRD dan program SKPD. Kondisi ini
berakibat timbulnya akumulasi

Halaman|3
Jurnal MODERAT, Volume 4, Nomor 4, November 2018, hlm 1-14 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
B. KAJIAN PUSTAKA lebih lanjut (Uddin, M.N. dan N.
1. Pengertian Transect Anjuman, 2013 :73-74).
Asep Supriatna (2014:43) Manfaat transek yaitu untuk
menyebutkan dalam pendekatan melihat dengan jelas mengenai kondisi
Participatory Rural Appraisal (PRA), alam dan rumitnya sistem pertanian
penelusuran lokasi (transect) sangat dan pemeliharaan sumber daya alam
penting untuk melakukan pengamatan yang terbatas yang dijalankan
langsung terhadap lingkungan dan masyarakat (Haddy, 1986).
sumberdaya masyarakat, dengan cara 2. Perencanaan Pembangunan
melakukan perjalanan bersama Sjafrizal (2014 :24) perencanaan
menelusuri wilayah desa. Melakukan pembangunan adalah cara atau teknik
transect diawali dari lokasi dengan titik untuk mencapai tujuan pembangunan
dengan ketinggian terendah menuju ke secara tepat, terarah dan efisien sesuai
titik tertinggi di desa yang diamati atau dengan kondisi daerah yang
disesuaikan dengan kesepakatan warga bersangkutan. Arthur W. Lewis
masyarakat. Hasil penelusuran lokasi mendefinisikan perencanaan
selanjutnya dituangkan ke dalam pembangunan suatu kumpulan
sebuah bagan yang disebut Bagan kebijaksanaan dan program
Transect yang berupa gambar irisan pembangunan untuk merangsang
lahan yang dilalui, sekaligus masyarakat dan swasta untuk
menggambarkan ketinggian lokasi dan menggunakan sumber daya yang
aktivitas perekonomian masyarakat tersedia secara lebih produktif.
pada berbagai ketinggian tersebut. Salah satu kegiatan
Data-data yang dicatat antara perencanaan pembangunan yang
lain: ketinggian lokasi, Sumber Daya biasanya dilaksanakan adalah
Alam (SDA), obyek-objek penting, musyawarah perencanaan
permasalahan yang dihadapi pembangunan, yaitu forum-forum
masyarakat dan lingkungan, kondisi multi-pihak terbuka yang secara
teknis, sosial, dan perekonomian bersama mengidentifikasi dan
masyarakat, keadaan sarana dan menentukan prioritas kebijakan
prasarana umum dan sebagainya. pembangunan masyarakat. (Tim Kerja
Transek adalah teknik Buku Panduan Penyelenggaraan
pengamatan langsung lingkungan dan Musrenbang, 2008:3) (Mustanir &
sumberdaya masyarakat, dengan cara Lubis, 2017).
berjalan menelusuri wilayah desa Musyawarah perencanaan
mengikuti suatu lintasan tertentu yang pembangunan merupakan forum
disepakati. Hasil pengamatan perencanaan (program) yang
dituangkan kedalam bagan atau gambar diselenggarakan oleh lembaga publik,
irisan muka bumi untuk didiskusikan yaitu pemerintah desa bekerjasama
dengan warga dan para pemangku

Halaman|4
Jurnal MODERAT, Volume 4, Nomor 4, November 2018, hlm 1-14 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
kepentingan lainnya. Musyawarah kelompok sosial dan warga, mengambil
perencanaan pembangunan yang peran, serta ikut mempengaruhi proses
menurut Sumpeno (2008:28) perencanaan, pelaksanaan dan
merupakan perencanaan pembangunan pemantauan kebijakan-kebijakan yang
bersama masyarakat adalah merupakan langsung mempengaruhi kehidupan
panduan atau model pembangunan desa mereka (Mustanir & Razak, 2017).
yang menitikberatkan pada peran serta Partisipasi masyarakat menurut
masyarakat dalam keseluruhan proses Isbandi (2007: 27) adalah keikutsertaan
pembangunan. masyarakat dalam proses
3. Konsep Partisipasi dan pengidentifikasian masalah dan potensi
Partisipasi Masyarakat yang ada di masyarakat, pemilihan dan
Menurut Adisasmita (2006:34) pengambilan keputusan tentang
Partisipasi anggota masyarakat adalah alternatif solusi untuk menangani
keterlibatan anggota masyarakat dalam masalah, pelaksanaan upaya mengatasi
pembangunan, meliputi kegiatan dalam masalah, dan keterlibatan masyarakat
perencanaan dan pelaksanaan dalam proses mengevaluasi perubahan
(implementasi) program/proyek yang terjadi.
pembangunan yang dikerjakan di Partisipasi sesuai dengan
dalam masyarakat. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2004
Slamet sebagaimana dikutip oleh tentang sistem Perencanaan
Suryono (2001:124) Partisipasi Pembangunan Nasional (sebagai salah
masyarakat dalam pembangunan satu tujuan SPPN Pasal 2 ayat 4 huruf
diartikan sebagai ikut serta masyarakat d) memaknai “partisipasi masyarakat
dalam pembangunan, ikut dalam adalah keikutsertaan masyarakat untuk
kegiatan pembangunan dan ikut serta mengakomodasikan kepentingan
pemanfaatan dan menikmati hasil-hasil mereka dalam proses penyusunan
pembangunan. rencana pembangunan.”
Selanjutnya, menurut Adisasmita Dari pengertian menurut para ahli
(2006:41) Partisipasi Masyarakat di atas dapat disimpulkan, bahwa
adalah pemberdayaan masyarakat, partisipasi masyarakat merupakan
peran sertanya dalam kegiatan keterlibatan atau keikutsertaan
penyusunan perencanaan implementasi seseorang masyarakat dalam proses
program/proyek pembangunan, dan interaksi sosial, pengidentifikasian
merupakan aktualisasi dan kesediaan masalah dan potensi yang ada di
dan kemauan masyarakat untuk masyarakat dalam situasi tertentu, baik
berkorban dan berkontribusi terhadap dalam pengambilan keputusan (solusi)
implementasi Program Pembangunan. menangani masalah, pelaksanaan upaya
Dengan demikian partisipasi mengatasi masalah, dan proses
masyarakat merupakan proses ketika keterlibatan masyarakat di dalam
warga, sebagai individu maupun

Halaman|5
Jurnal MODERAT, Volume 4, Nomor 4, November 2018, hlm 1-14 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
mengevaluasi perubahan yang terjadi. Chambers memperkenalkan metode
(Mustanir, Abadi, & Nasri, 2016). Rapid Rural Appraisal (RRA) sebagai
Selanjutnya Slamet (2002:8) alternatif bagi para praktisi
menyatakan bahwa, partisipasi pembangunan yang memerlukan
masyarakat dalam pembangunan sebuah metodologi „penelitian‟ yang
adalah sebagai ikut sertanya bisa membantu mereka memahami
masyarakat dalam pembangunan, ikut masyarakat secara cepat, dengan
dalam kegiatan-kegiatan pembangunan, informasi aktual, dan biaya murah,
dan ikut serta memanfaatkan dan serta bisa mengajak masyarakat sebagai
menikmati hasil-hasil pembangunan. pelaku penelitian itu sendiri
4. Participatory Rural Appraisal (Chambers, 1992)
(PRA) Pada bukunya yang kedua
(World Bank, 1995) menjelaskan Chambers menggunakan istilah
PRA merupakan suatu proses dalam Participatory Rural Appraisal (PRA)
menganalisis, perencanaan dan untuk menggantikan RRA.
tindakan. Bank Dunia mendefinisikan Perkembangan konsep RRA sampai
PRA sebagai pendekatan partisipatif PRA terutama pada pemikiran
dan metode yang menekankan mengenai peran „Orang Luar‟ (para
pengetahuan lokal dan memungkinkan „profesional‟) bekerja di masyarakat
masyarakat setempat untuk melakukan dalam upaya mengatasi masalah
penilaian, analisis dan perencanaan kemiskinan dan pembangunan
mereka sendiri. PRA menggunakan (Adisasmita, 2013:8).
visualisasi dan latihan untuk Meskipun terdapat berbagai
memfasilitasi berbagi informasi, sumber PRA, nampaknya RRA adalah
analisis dan tindakan antara para sumber PRA yang paling langsung.
stakeholders (Uddin, M.N. dan N. PRA adalah metamorfosis dari RRA,
Anjuman:2013). sehingga PRA semula disebut dengan
Alam dan Ishan (2012) PRA is istilah „RRA partisipatif‟ (berkembang
the most suitable and appropriate tahun 1980-an) (Chambers, 2007).
method to indentify the existing
situation of the community. Bahwa C. METODE
PRA merupakan metode yang paling Studi ini dilakukan dengan
cocok dan sesuai untuk menggunakan tipe penelitian deskriptif
mengidentifikasi situasi yang ada di explanatory yang merupakan
masyarakat. kombinasi antara penelitian deskriptif
Participatory Rural Appraisal dan penelitian explanatory. Kedua tipe
(PRA) seringkali dilekatkan dengan penelitian ini digunakan untuk
nama Robert Chambers, sehingga menemukan jawaban yang menyeluruh
rasanya perlu dipahami peran Robert atas pertanyaan penelitian dalam
Chambers dalam pengembangan PRA. mengidentifikasi dan mengeksplorasi

Halaman|6
Jurnal MODERAT, Volume 4, Nomor 4, November 2018, hlm 1-14 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
transect sebagai metode pada (2006:157) sumber utama dalam
perencanaan pembangunan partisipatif. penelitian kualitatif ialah kata-kata dan
Pendekatan yang digunakan dalam tindakan selebihnya adalah data
penelitian ini adalah kualitatif. Menurut tambahan seperti dokumen dan lain-
Keith Punch (2006), Model lain.
karakteristik penelitian kualitatif akan Sumber data dalam penelitian
sangat memudahkan peneliti dalam adalah subyek dari mana data dapat
menemukan dan memahami pertanyaan diperoleh. Dijelaskan juga bahwa
penelitian. sumber data diklasifikasikan menjadi
Seperti yang disebutkan oleh tiga yaitu: Person, Place, dan Paper.
Creswell (2009), peneliti dapat Dalam penelitian ini salah satu sumber
menggunakan multiple methods that data yang diperlukan adalah informan.
are interactive and humanistic. Menurut Moleong (2006:132),
Creswell (2013:167) mengemukakan informan adalah orang yang
alasan menggunakan metode kualitatif dimanfaatkan untuk memberikan
karena pendekatan ini memiliki informasi dan data tentang situasi dan
kelebihan dalam mengungkap kondisi dari latar penelitian. Untuk
fenomena dari kebiasaan lazim mengambil sampel atau informan
pemerintahan desa dalam menyusun dalam penelitian ini menggunakan
perencanaan pembangunan. teknik pengambilan purposive
Selanjutnya, karena pendekatan sampling.
kualitatif mempunyai fleksibilitas yang Menurut Sugiyono (2009:96)
tinggi bagi peneliti ketika menentukan purposive sampling adalah teknik
langkah-langkah penelitian. Penelitian penentuan sampel dengan
kualitatif juga dapat memberi pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih
kesempatan ekspresi dan penjelasan cocok di gunakan untuk penelitian
yang lebih besar dalam bentuk kualitatif, atau penelitian-penelitian
penafsiran berdasarkan kepastian yang tidak melakukan generalisasi.
intuitif secara logis. Pada penelitian Dalam penelitian ini metode yang
kualitatif peneliti juga dapat sekaligus digunakan berdasarkan pada
berperan sebagai participant observer pertimbangan-pertimbangan bahwa
(partisipan pengamat) dengan kegiatan informan yang telah ditetapkan
seperti mencatat, merekam dan memiliki kompentensi, pengetahuan
mengamati (Jamaluddin Ahmad, yang cukup, dan kredibilitas untuk
2015:52). menjawab setiap pertanyaan-
1. Sumber Data pertanyaan dalam pelaksanaan
Sumber data adalah objek dimana wawancara. Adapun key Informan dari
data diperoleh untuk mempermudah penelitian ini adalah Kepala Desa,
dalam pengklasifikasikan data. Sekretaris Desa, Ketua BPD. Selain itu
Menurut Lofland dalam Moleong untuk melengkapi data penulis di ambil

Halaman|7
Jurnal MODERAT, Volume 4, Nomor 4, November 2018, hlm 1-14 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
pula informan adalah aparatur desa dan dianalisis dengan pemaparan serta
tokoh-tokoh masyarakat. interpretasi secara mendalam. Teknik
2. Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini
Untuk memperoleh data yang adalah Analisis Data Model Interaktif
akurat, relevan, dan dapat (Interactive Model Of Analysis) yang
dipertanggungjawabkan maka peneliti dikembangkan oleh Miles dan
menggunakan beberapa teknik dalam Huberman (Sugiyono:2015). Teknik
pengumpulan data karena masing- tersebut mengemukakan aktivitas
masing mempunyai kelebihan dan dalam analisis data kualitatif dilakukan
kekurangan. Adapun beberapa teknik secara interaktif dan berlangsung
pengumpulan data dalam penelitian ini, secara terus menerus sampai tuntas,
yaitu: Observasi, proses pengambilan sehingga datanya jenuh. analisis
data dalam penelitian di mana peneliti datanya, yaitu Collection Data,
atau pengamat dengan mengamati Reduction Data, Display Data, dan
kondisi yang berkaitan dengan fokus Conclusion Drawing/Verifyng.
penelitian. Wawancara, adalah proses
percakapan dengan maksud tertentu. D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Wawancara ini bertujuan untuk Metode pendekatan Participatory
mendapatkan pandangan atas Rural Appraisal (PRA) yang dilakukan
penggunaan metode lazim yang di Desa Tonrong Rijang pada upaya
digunakan dalam perencanaan penyusunan perencanaan
pembangunan, penggunaan metode pembangunan, penelusuran lokasi
transect sebagai metode partisipatif, (transect) dilakukan dengan melakukan
serta upaya pelibatan semua elemen pengamatan langsung terhadap
masyarakat dan pihak terkait dalam lingkungan dan sumberdaya
berbagai perencanaan pembangunan masyarakat. Cara ini dilakukan dengan
yang partisipatif. Studi kepustakaan melakukan perjalanan bersama tokoh-
(library research), yaitu dengan tokoh masyarakat menelusuri wilayah
membaca buku, dokumen-dokumen, desa dengan jalur-jalur yang telah
undang-undang, dan media informasi disepakati sebelumnya. Istilah transect
lainnya yang berkaitan dengan transect, sekalipun merupakan hal yang baru
dan perencanaan pembangunan dalam masyarakat. Namun kegiatan
partisipatif. dengan model transect seperti ini
3. Teknik Analisis Data adalah sesuatu hal yang telah lazim
Penelitian deskriptif dilakukan oleh masyarakat jika ingin
dimaksudkan untuk menggambarkan melihat suatu kondisi atau kegiatan di
fenomena-fenomena yang terjadi di bahagian wilayah desa mereka.
lapangan terutama berkaitan dengan Desa Tonrong Rijang memiliki 2
masalah yang diteliti. Data yang Dusun, 4 RW dan 9 RT. Dalam
diperoleh di lapangan selanjutnya kegiatan pengabdian masyarakat yang

Halaman|8
Jurnal MODERAT, Volume 4, Nomor 4, November 2018, hlm 1-14 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
pernah dilakukan dengan metode persawahan yaitu sekitar 221,31 Ha/m2
transect saat melaksanakan sebuah dengan sawah irigasi teknis yang lebih
kegiatan perencanaan pembangunan luas dibandingkan sawah tadah hujan
diawali dari lokasi Dusun Mattonrong dan pemukiman seluas 41,28 Ha/m2.
Salo dengan mengitari 2 RW dan 5 RT Hampir tidak ada lahan yang
selanjutnya di Dusun Tonrong Rijang digunakan untuk kolam tambak
dengan mengitari 2 RW dan 4 RT. ataupun lahan kritis. Dengan Sumber
Kegiatan ini melibatkan banyak unsur Daya Manusia (SDM) jumlah
masyarakat. penduduk menurut data terakhir adalah
Hasil penelusuran lokasi yang 657 perempuan dan 670 laki-laki,
dilakukan tersebut selanjutnya jumlah keseluruhan 1.327 orang. Mata
dituangkan ke dalam sebuah bagan pencaharian penduduk yang dominan
irisan bumi yang disebut Bagan adalah petani dan buruh tani, dengan
Transect yang berupa gambar irisan sedikit diantaranya adalah karyawan
lahan yang dilalui, sekaligus swasta dan pegawai negeri sipil,
menggambarkan ketinggian dan pengusaha kecil, serta pengrajin
rendahnya lokasi dan aktivitas industri rumah tangga. Jumlah
perekonomian masyarakat pada kepadatan penduduk 390/km².
berbagai titik ketinggian dan rendahnya Dari segi infrastruktur saat
lokasi tersebut. transect dilakukan memperlihatkan
Data-data yang dicatat saat jalanan yang merupakan sarana
transect tersebut antara lain: ketinggian trasportasi untuk pengangkutan, baik
dan rendahnya lokasi, sumber daya untuk hasil-hasil pertanian dan juga
alam yang tersedia, objek-objek untuk kelancaran pengangkutan
penting, permasalahan yang dihadapi perdagangan merupakan sarana vital
masyarakat dan lingkungannya, kondisi sebagai penunjang aktifitas masyarakat.
teknis, sosial, budaya dan Beberapa jalan di desa sedikit
perekonomian masyarakat, keadaan mengalami kerusakan, sehingga hal ini
sarana dan prasarana umum dan lain menjadi sebuah masalah dalam
sebagainya. menunjang aktifitas ekonomi maupun
Hasil dari penelusuran lokasi aktifitas keseharian masyarakat sebagai
(transect) diperoleh gambaran Desa pengguna jalan. Salah satu penyebab
Tonrong Rijang merupakan wilayah rusaknya jalan di desa adalah setiap
datar 100%. Sebagian besar tahunnya terjadi genangan banjir yang
wilayahnya berupa lahan pertanian, tiap tahunnya terjadi ini diperparah
peternakan, dan perkebunan dengan dengan rusak dan tidak berfungsinya
tingkat kesuburan tanah rata-rata dengan baik saluran. Juga saluran air
sedang. Luas wilayah Desa Tonrong yang berfungsi sebagai aliran air untuk
Rijang ditaksir sekitar 340 Ha/m2. menyalurkan luapan air ketika musim
Areal paling luas dipergunakan untuk hujan dan sebagai saluran untuk

Halaman|9
Jurnal MODERAT, Volume 4, Nomor 4, November 2018, hlm 1-14 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
mengalirkan pembuangan limbah kebutuhan masyarakat tidak
rumah tangga belum maksimal mengabaikan aspirasi masyarakat dari
dibangun. tingkat dibawahnya. Seperti yang
Gambaran yang diperoleh diatas disampaikan oleh Sekretaris Desa:
adalah salah satu hasil dari penulusuran “Walaupun kami sudah berusaha
wilayah atau transect yang dilakukan mengakomodasi semua permasalahan
di Desa Tonrong Rijang. Hasil dari dan kebutuhan warga di tingkatan
transect tersebutlah yang kemudian bawah seperti RT, namun kami juga
dibawa dalam proses penyusunan mengalami hal yang sulit untuk dapat
perencanaan pembangunan. mengakomodasi semua masalah dan
Jika melihat hasil dari transect kebutuhan warga di tingkat RT
maka ini sesuai dengan teori tersebut. Olehnya kami melakukan
sebelumnya yang utarakan oleh Asep pertemuan warga di tingkat dusun
Supriatna, Uddin, M.N dan N, ataupun desa dengan peserta para
Anjuman bahwa transek yang ketua RW beserta pengurusnya,
merupakan pengamatan terhadap asumsinya bahwa masing-masing ketua
lingkungan secara langsung, yang bila RW dapat memahami dan tahu betul
dituangkan dalam bagan gambar irisan apa yang menjadi masalah, potensi
bumi dapat menggambarkan kondisi serta kebutuhan masyarakatnya.
wilayah dengan berbagai data seperti Dalam mengakomodasi semua masalah
tinggi rendahnya lokasi lahan, sumber- dan kebutuhan warga itu juga
sumber daya alam yang ada di desa, dilakukan dengan kegiatan berupa
kondisi sosial masyarakat, kondisi penelusuran wilayah”
ekonominya, keadaan sarana dan Hal ini juga seperti yang di
prasarana umum di desa, budaya atau utarakan oleh Ketua BPD Desa
kebiasaan-kebiaasan masyarakat serta Tonrong Rijang:
hal-hal lainnya yang di butuhkan pada “Memang idealnya masyarakat
saat penyusunan sebuah rencana secara keseluruhan mengusulkan apa
pembangunan. yang menjadi kebutuhan mereka
Transect seperti halnya berdasarkan permasalahannya, tetapi
musyawarah mufakat bagi aparat karena keterbatasan waktu, tempat dan
pemerintah desa juga merupakan kesibukan dari warga yang tidak
wadah penjaringan aspirasi dan memungkinkan diadakannya
kebutuhan masyarakat, karena saat pertemuan warga di tingkat RT atau
transect dilakukan terjadi interaksi lebih rendah dari itu dan saya rasa ini
berupa percakapan ataupun dialog antar cukup mewakili apa yang dibutuhkan
warga masyarakat. Walaupun transect seluruh warga”.
dilakukan di tingkat desa atau paling Walaupun salah seorang tokoh
tidak di tingkatan dusun, penjaringan masyarakat, mengemukakan:
aspirasi masyarakat, masalah dan

H a l a m a n | 10
Jurnal MODERAT, Volume 4, Nomor 4, November 2018, hlm 1-14 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
“Segala permasalahan dan kebutuhan masyarakat, karena saat
kebutuhan masyarakat sendiri yang transect dilakukan terjadi interaksi
tahu, oleh karena itu penjaringan berupa percakapan ataupun dialog antar
aspirasi dengan metode apapun warga masyarakat. Potret irisan bumi
(musyawarah warga atau transect) Desa Tonrong Rijang merupakan
harus dilakukan secara menyeluruh wilayah datar 100%. Sebagian besar
terhadap masyarakat. Setelah wilayahnya berupa lahan pertanian,
mendapatkan informasi yang lengkap peternakan, dan perkebunan dengan
barulah dibuat daftar prioritas dari tingkat kesuburan tanah rata-rata
semua masalah dan kebutuhan yang sedang. Luas wilayah Desa Tonrong
telah diperoleh, penentuan prioritas Rijang ditaksir sekitar 340 Ha/m2.
penanganan pun harus dilakukan oleh Areal paling luas dipergunakan untuk
masyarakat.” persawahan, yaitu sekitar 221,31 Ha/m2
dengan sawah irigasi teknis yang lebih
E. SIMPULAN luas dibandingkan sawah tadah hujan
Transect adalah hal yang baru dan pemukiman seluas 41,28 Ha/m2.
dan tidak dikenal sebelumnya oleh Hampir tidak ada lahan yang
masyarakat desa dalam sebuah digunakan untuk kolam tambak
perencanaan pembangunan. Walaupun ataupun lahan kritis di desa ini.
kegiatan dengan model seperti ini lekat
dalam keseharian masyarakat saat F. ACKNOWLEDGEMENT
merencanakan pembangunan desanya. Terimakasih kepada Direktorat
Transect pernah dilakukan saat Riset dan Pengabdian Masyarakat,
kegiatan pendampingan masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset
dengan beberapa hasil yang dibawa ke dan Pengembangan Kementerian Riset,
dalam musyawarah perencanaan Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
pembangunan. Republik Indonesia atas bantuan
Proses interaksi sosial pendanaan dan kesempatan yang
masyarakat banyak terjadi dalam diberikan kepada kami dalam
perencanaan pembangunan serupa mengikuti Hibah Penelitian Dosen
dengan transect, seperti saat Pemula 2018.
melakukan pendampingan kepada
„pihak luar‟ dalam kegiatan tertentu, G. DAFTAR PUSTAKA
tetapi kegiatan dominan hanya dalam Adisasmita, Rahardjo. (2006).
bentuk musyawarah mufakat seperti Membangun Desa Partisipatif.
yang telah lazim dan turun temurun Yogyakarta: Graha Ilmu.
dilakukan. Transect seperti halnya
musyawarah mufakat bagi aparat Adisasmita, Rahardjo. (2013).
pemerintah desa juga merupakan Pembangunan Perdesaan.
wadah penjaringan aspirasi dan Pendekatan Partisipatif Tipologi

H a l a m a n | 11
Jurnal MODERAT, Volume 4, Nomor 4, November 2018, hlm 1-14 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Strategi Konsep Desa Isbandi. (2007). Perencanaan
Pertumbuhan Yogyakarta: Graha Partisipatoris Berbasis Aset
Ilmu. Komunitas: dari Pemikiran
Menuju Penerapan. Depok: FISIP
Ahmad, Jamaluddin. (2015) Metode UI Press.
Penelitian Administrasi Publik
Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: KMW PNPM P2KP. (2014).
Gava Media Participatory Rural Appraisal
(PRA): Alternatif Metodologi
Alam, A. and Ishan, S. (2012). Role of Partisipatif. Disarikan dari
Participatory Rural Appraisal in Participatory, Pemberdayaan
Community Dvelopment (A Case dan Demokrasi Komunitas.
Study of Barani Area Studio Driya Media dan
Development Project in KPMNT.
Agriculture, Live Stock and
Forestry Development in Kohat). Kuncoro, Mudradjad. (2004). Otonomi
Int. J. Acad. Res. Busi. & Soc. dan Pembangunan Daerah,
Sci. 2 (8): 25-38. Jakarta: Erlangga.

Chambers, Robert. (1992). Memahami Lewis, Arthur. Development Planning,


Desa Secara Partisipatif. New York: Harper & Row.
Yogyakarta: Kanisius dan
Oxfam. Marbyanto, Edy. Masalah dalam
perencanaan (Refleksi singkat
Chambers, Robert. (2007). From PRA untuk kasus perencanaan dan
to PLA and Pluralism: Practice penganggaran di Kaltim)
and Theory. Working Paper (http//edy-
#286, Institute of Development marbyanto.blogspt.com) diakses
Studies, University of Sussex, 19 Maret 2016.
Sussex, UK. pp. 7-12.
Moleong, Lexy J. (2006). Metodologi
Creswell, John W. (penerjemah Penelitian Kualitatif. Bandung:
Achmad Fawaid). (2013). PT. Remaja Rosdakarya.
Research Design Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Mustanir, Ahmad; Abadi, P. (2016).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. PARTISIPASI MASYARAKAT
DALAM MUSYAWARAH
Haddy. (1986). Fisiologi Tumbuhan, RENCANA PEMBANGUNAN
UMM Press, Malang DI KELURAHAN KANYUARA
KECAMATAN WATANG

H a l a m a n | 12
Jurnal MODERAT, Volume 4, Nomor 4, November 2018, hlm 1-14 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
SIDENRENG KABUPATEN Punch, Keith. (2006). Developing
SIDENRENG RAPPANG. Jurnal Effective Research Proposals,
Politik Profetik, 5(2), 247–261. Second Edition. Sage
Retrieved from http://journal.uin- Publication, hal. 33-35.
alauddin.ac.id/index.php/jpp/articl
e/viewFile/4347/3986. Sjafrizal. (2014). Perencanaan
Pembangunan Daerah Dalam
Mustanir, A., Abadi, P., & Nasri, A. Era Otonomi. Jakarta: Rajawali
(2016). Participation of Ethnic Pers.
Community Towani Tolotang in
Deliberation of Development Slamet, Y. (2002). Konsep-Konsep
Plan. In International Conference Dasar Partisipasi Sosial.
on Ethics in Governance Yogyakarta: PAU-SS UGM.
(ICONEG 2016) (Vol. 84, pp. 356
– 359). Makassar: Atlantis Press. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
https://doi.org/10.2991/iconeg- Administrasi. Edisi Revisi.
16.2017.79 Cetakan Ke 17. Bandung :
Alfabeta.
Mustanir, A., & Lubis, S. (2017).
Participatory Rural Appraisal in Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Deliberations of Development Kombinasi. Cetakan Ke 7.
Planning. In International Bandung : Alfabeta.
Conference On Democracy,
Accountability, and Governance Sumpeno, Wahyudin. (2015).
(ICODAG 2017) (Vol. 163, pp. Perencanaan Desa Terpadu
316–319). Pekanbaru: Atlantis (Panduan Perencanaan
Press. Pembangunan Berbasis
https://doi.org/10.2991/icodag- Masyarakat). Jakarta: CRS
17.2017.60. Indonesia.

Mustanir, A., & Razak, M. R. R. Supriatna, Asep. (2014). Relevansi


(2017). Nilai Sosial Budaya Pada Metode Participatory Rural
Partisipasi Masyarakat Etnik Appraisal Dalam Mendukung
Towani Tolotang Dalam Implementasi Undang-Undang
Musyawarah Rencana Pemerintahan Desa. Jurnal
Pembangunan. Prosiding Lingkar Widyaiswara. Edisi 1
Konferensi Nasional Ke-6 No. 1, Jan – Mar 2014, ISSN:
Asosiasi Program Pascasarjana 2355-4118. h.39-45.
Perguruan Tinggi Muhammadiyah
Aisyiyah (APPPTMA).

H a l a m a n | 13
Jurnal MODERAT, Volume 4, Nomor 4, November 2018, hlm 1-14 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Suryono, Agus. (2001). Teori dan Isu
Pembangunan. Jakarta: UM
Press.

Tim Kerja. (2008). Buku Panduan


Penyelenggaraan Musrenbang.

Tjokroamidjojo. (1991). Perencanaan


Pembangunan. Jakarta: Gunung
Agung.

Uddin, M.N. and N. Anjuman. (2013).


Participatory rural appraisal
approaches: an overview and an
exemplary application of focus
group discussion In climate
change adaptation and mitigation
strategies. Int. J. Agril. Res.
Innov. & Tech. 3 (2): 72-78,
December, 2013.

World Bank. (1995). The Participation


Sourcebook. Washington DC:
World Bank. h. 175.

Dokumen-Dokumen :
Undang-undang Nomor 25 tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN).

Undang-Undang Nomor 23 Tahun


2014 Tentang Pemerintahan
Daerah.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014


tentang Desa.

H a l a m a n | 14

Anda mungkin juga menyukai