ABSTRAK
A B S T R AC T
Aspek
Pengembangan
1. Aspek Daya
Tarik Pariwisata
2. AspekJ.
Aksesibilitas
K.
3. Aspek Fasilitas
Analisis SWOT
Olahan Data
G. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Air Terjun Temburun Kabupaten
Kepulauan Anambas dan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Kepulauan Anambas. Alasan pemilihan dilokasi air tejun karena dilihat dari
kondisi topografi banyak sekali memiliki potensi wisata alam, khususnya
wisata air yang sangat berpotensi untuk dikembangkan namun masih sangat
membutuhkan perhatian dari pemerintah daerah.
2. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif
Kualitatif, dimana metode yang digunakan adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian
yaitu perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. “Data yang
dikumpulkan dari penelitian deskriptif kualitatif adalah berupa kata-kata,
gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan
metode kualitatif. Selain itu semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi
kunci terhadap apa yang sudah diteliti”. (Lexy J.Moleong, 2007:06-11).
3. Jenis dan Sumber Data Penelitian
a. Data Primer
Data primer merupakan data utama yang dihasilkan dari penelitian
melalui beberapa teknik pengumpulan data yang dipakai oleh peneliti,
seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi yang berupa kata-kata
dan tindakan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang berupa sumber data sekunder
merupakan data pelengkap atau pendukung dalam penelitian ini.
Adapun yang menjadi sumber data sekunder ini bersumber dari
literatur buku, jurnal dan internet.
4. Teknik Penentuan Informan
Dalam penelitian ini, peran informan sangat penting dan perlu. Untuk
menentukan informan dalam konteks obyek penelitian diklarifikasikan
berdasarkan kompetisi tiap-tiap informan. Teknik penentuan informan
dilakukan secara purposif. Peran informan menjadi salah satu kunci untuk
memperoleh informasi yang memadai. Jumlah informan menjadi
pengecualian ketika informan yang diperoleh sudah dipandang memadai
sehingga pencarian informasi atau data dapat dihentikan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat dan lengkap sebagaimana yang
diharapkan mengenai variabel Strategi Pengembangan Objek Wisata Air
Terjun Temburun Di Kabupaten Kepulauan Anambas, maka teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam meneliti ini antara lain :
a. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung dengan cara mengumpulkan
data serta mencatat gejala-gejala yang nampak pada obyek penelitian
merupakan salah satu teknik pengmpulan data dimana peneliti terjun
langsung sebagai partisipan atau non partisipan. Dengan teknik
observasi peneliti dapat memperoleh gambaran langsung dan
mengetahui keadaan yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Alat yang
digunakan dalam observasi adalah daftar catatan (checklis).
b. Interview (wawancara)
Teknik wawancara atau lisan yaitu penulis mewawancarai
langsung dengan informan yang mengetahui permasalahan yang
diteliti Interview menggunakan Interview guide (pedoman wawancara)
yang ditujukan kepada key informan. Alat yang digunakan dalam
wawancara adalah berupa pedoman wawancara.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui buku-buku ataupun
literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian. Alat yang
digunakan dalam dokumentasi adalah kamera.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan dipahami. Analisis data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah analisis secara kualitatif dengan menggunakan model
analisis interaktif. Aktifitas dalam analisis data yaitu :
1. Redukasi Data (Pemilihan/Sortir)
Redukasi data merupakan bagian dari proses analisis yang
mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal
yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga dapat
membuat kesimpulan akhir.
2. Penyajian Data
Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskriptif dalam
bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan
sajian data harus mengacu pada rumusan masalah sehingga dapat
menjawab permasalahan-permasalahan yang diteliti.
3. Penarikan Kesimpulan
Dari awal pengumpulan data, peneliti harus sudah memahami apa
arti dari berbagai hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan
peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, arahan, sebab-
akibat, dan berbagai proporsi, kesimpulan perlu diverifikasi agar
penelitian yang dilakukan benar dan bisa dipertahankan.
I. Hasil Penelitian
Dalam pengembangan obyek wisata harus mempunyai strategi
perencanaan pembangunan yang baik, sehingga mampu memberikan dampak
positif dari pengembangan obyek wisata tersebut. Pengembangan pariwisata
tidak terlepas dari peranan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Kepulauan Anambas. Oleh karena itu, sektor pariwisata harus dikembangkan
dengan serius, agar dapat menambah daya tarik bagi wisatawan. Adapun yang
harus dilakukan adalah dengan peningkatan pelayanan serta mempermudah
akses menuju lokasi obyek wisata. Pengembangan pariwisata diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dan adanya lapangan
kerja baru.
Analisa strategi pengembangan obyek wisata Air Terjun Temburun di
Kabupaten Kepulauan Anambas dengan melihat potensi obyek wisata tersebut
melalui aspek-aspek pengembangan sebagai berikut :
1. Daya Tarik Pariwisata
Berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah
(RIPPDA) Kabupaten Kepulauan Anambas ada beberapa faktor yang terdapat
di kawasan Air Terjun Temburun yang dijadikan sebagai daerah tujuan
wisata, antara lain sebagai berikut :
a. Aktivitas
Yang dimaksud aktivitas disini adalah segala hal yang dilakukan
wisatawan selama berkunjung di objek wisata serta aktivitas
masyarakat setempat yang menjadi hal yang menarik untuk diikuti
oleh wisatawan. Berbagai aktivitas wisata yang bisa dilakukan oleh
para pengunjung yang datang ke Air Terjun Temburun antara lain :
Tracking, pemandian, tamasya, panoramik hutan mangrove, dan
menikmati keindahan Air Terjun Temburun yang memiliki kontur
berundak-berundak sebanyak 7 (tujuh) tingkat.
b. Amenitas
Merupakan sarana dan prasarana yang mendukung
kenyamanan wisatawan pada saat menikmati obyek dan daya tarik
wisata yang disajikan seperti: gazebo. Ketersediaan fasilitas-fasilitas
pendukung merupakan hal yang harus diperhatikan, agar wisatawan
merasa nyaman dan memperoleh kepuasaan dalam kegiatan wisatanya.
Air Terjun Temburun adalah tempat wisata yang berpotensi sebagai
obyek wisata alam unggulan. Hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan
Air Terjun Temburun yang masih bersifat alami dan berpemandangan
indah serta memungkinkan untuk penyediaan fasilitas yang baik untuk
wisatawan. Air Terjun Termburun tersebut masih dalam proses
pengembangan dan pengolahan oleh Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Anambas.
c. Aksesibilitas
Aksesibilitas untuk menuju kawasan Air Terjun Temburun
sebagian jalan telah diaspal dengan kondisi baik, dan sebagian masih
jalan tanah dan berbatu, dapat diakses dalam waktu 1 (satu) jam
menggunakan motor dan mobil, dan dapat juga diakses dengan
menggunakan kendaraan laut, sekitar 30 menit dari Tarempa.
2. Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan cara untuk menyediakan sarana transportasi
publik bagi wisatawan yang berpengaruh terhadap biaya, waktu dan jarah
tempuh serta kenyamanan ketika berwisata. Objek wisata Air Terjun
Temburun sudah mempunyai akses yang bagus dengan kondisi jalan yang
sudah memadai.
Objek wisata Air Terjun Temburun dapat ditempuh melalui jalur darat
dan laut. Jika ditempuh melalui jalur darat biasanya pengunjung
menggunakan sepeda motor yang jarak tempuhnya diperkirakan sekitara satu
jam dengan menggunakan sepeda motor. Perjalanan ini akan melewati
Kampung Baru, Bukit Tengkorak, Kampung Tengah hingga Desa Rintis
sebelum sampai ke lokasi air terjun.
Ketersediaan jalan sudah mampu mendukung arus pergerakan
penduduk serta kendaraan dimana jalan yang ada sebagian besar sudah
beraspal dengan lebar rata-rata 4 meter. Dilihat dari kondisinya, terdapat
beberapa ruas jalan yang mengalami kerusakan baik berat maupun ringan, dan
juga belum adanya angkutan umum untuk mengantar pengunjung menuju
obyek wisata.
3. Fasilitas (Sarana dan Prasarana)
Fasilitas merupakan sarana penunjang yang dapat menciptakan rasa
menyenangkan yang disertai dengan kemudahan dan pemenuhan kebutuhan
wisatawan dalam menikmati produk wisata yang ditawarkan. Orang
melakukan perjalanan ke suatu tempat karena ada beberapa pertimbangan,
salah satunya karena ketersediaan fasilitas yang lebih lengkap di tempat
tujuannya. Ketersediaan fasilitas pendukung mempengaruhi perkembangan
jumlah wisatawan di objek wisata Air Terjun Temburun. Dari observasi
peneliti, di kawasan Air Terjun Temburun terdapat 4 (empat) gazebo atau
tempat peristirahatan, toilet, dan area parkir yang tidak cukup luas.
II. Penutup
A. Kesimpulan
Sebagai bab penutup dalam penulisan skripsi ini, maka peneliti akan
merumuskan beberapa kesimpulan dari penelitian ini, disamping itu
dikemukakan juga saran-saran yang menurut peneliti dapat berguna untuk
Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Temburun di Kabupaten
Kepulauan Anambas. Kesimpulan dari penelitian yaitu :
1. Dalam mengembangkan potensi objek wisata Air Terjun Temburun,
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan telah melakukan pembenahan-
pembenahan. Adapun pembenahan yang dilakukan antara lain
menyediakan sarana penunjang pariwisata, memperbaiki aksesibilitas
dan fasilitas menuju objek wisata.
2. Dalam mengembangkan berbagai potensi tersebut terdapat beberapa
hambatan antara lain terbatasnya anggaran pengembangan dan
kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia.
3. Untuk mengatasi hambatan tersebut diperlukan adanya peningkatan
promosi wisata guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
B. Saran
Adapun saran-saran dari peneliti adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah daerah dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Kepulauan Anambas hendaknya melakukan evaluasi terhadap
pengelolaan obyek wisata selama ini.
2. Dalam mengembangkan objek wisata Air Terjun Temburun harus
lebih memprioritaskan penambahan dan peningkatan fasilitas, sarana
prasarana yang ada di kawasan objek wisata Air Terjun Temburun,
seperti menambah jumlah akomodasi dan warung makan. Hal ini dapat
menjadi daya tarik bagi pengunjung dan juga dapat meningkatkan
kunjungan wisatawan.
3. Kegiatan wisata perlu ditambah, sehingga dapat memperpanjang
tinggal wisatawan dan memberikan kenyamanan bagi para wisatwan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Buchory Achmad Herry, Saladin Djaslim. 2010. Manajemen Strategik,
Bandung : CV. Linda Karya. Cetakan Pertama
Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwsataan, Bandung : Alfabeta
Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta : PT.
Pradnya Paramita
Purnomo Hari Setiawan, Zulkeiflimansyah. 2007. Manajemen Strategi,
Jakarta : Lembaga Penerbit
Purwanto Iwan. 2006. Manajemen Strategi, Yogyakarta : Yrama Widya.
Cetakan Pertama
Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Reksohadiprodjo. 2003. Manajemen Strategi, Yogyakarta : BPFE
Ridwan, 2012. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, Jakarta : PT.
Sofmedia
Salusu J. 1996. Pengambilan Keputusan Stratejik, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Soekadijo. 1996. Anatomi Pariwisata : Memahami Pariwisata Sebagai
“Systemtic Linkange”. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Spillane, James J. 2002. Pariwisata Indonesia: Siasat Ekonomi dan Rekayasa
Budaya,Yogyakarta : Kanisius
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta
________. 2012. Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabet
Suwantoro Gamal, SH. 1997. Dasar-dasar Pariwisata, Yogyakarta : Penerbit
Swastha, Basu dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern,
Yogyakarta : Liberty
Wahab Salah. 1989. Pemasaran Pariwisata, Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Cetakan Pertama
Yoeti, Oka A. 1987. Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Angkasa
B. Dokumen
Fisip Umrah 2011, “Pedoman Teknik Penulisan Usulan Penelitian dan
Skripsi Serta Ujian Sarjana”
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2012-2022
C. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Pengembangan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
D. Jurnal
Asriandy, Ian. 2016. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun
Bissapu di Kabupaten Bantaeng. 103 halaman
(http://repository.unhas.ac.id diakses 15 Februari 2016, 19.21 WIB)
Hasworo, Sukmawati Ardhika. 2012. Skripsi. Strategi Pengembangan Obyek
Wisata Batik Kota Pekalongan. 101 halaman
(http://eprints.undip.ac.id)
Panjaitan, Irawati Uli. 2015. Analisis Potensi Dan Strategi Pengembangan
Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh-Teroh Desa Rumah Galuh
Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat Sumatera Utara. 87
halaman (http://jurnal.usu.ac.id)
Pradikta, Angga. 2013. Skripsi. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Waduk
Gunungrowo Indah dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Pati. 129 halaman (http://lib.unnes.ac.id)
Yunitasari. 2014. Eksistensi Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus Di Desa
Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri). 173
halaman (http://jurnal.fkip.uns.ac.id)