Oleh :
BOGOR
2020
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan.
Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW.
Semoga syafaatnya mengalir pada kita kelak.
Makalah dengan judul “Mengenal Jenis Tanaman Rempah dan Obat Daun Sirih
(Piper Betle Linn)” dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Tanaman Rempah dan
Obat.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan.
Kritik yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi kesempurnaan
makalah. Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan. Terima kasih atas semua
pihak yang membantu penyusunan dan membaca makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Genus : Piper
2.2 Morfologi
2
berkerut, dan beruas yang merupakan tempat keluarnya akar. Morfologi daun sirih
berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, teksturnya
agak kasar jika diraba, dan mengeluarkan bau khas aromatis jika diremas. Panjang
daun 6-17,5 cm dan lebar 3,5-10 cm. Sirih memiliki bunga majemuk yang berbentuk
bulir dan merunduk. Bunga sirih dilindungi oleh daun pelindung yang berbentuk
bulat panjang dengan diameter 1 mm. Buah terletak tersembunyi atau buni, berbentuk
bulat, berdaging dan berwarna kuning kehijauan hingga hijau keabu-abuan. Tanaman
sirih memiliki akar tunggang yang bentuknya bulat dan berwarna cokelat kekuningan.
Daun berwarna hijau, permukaan atas rata, licin agak mengkilat, tulang daun agak
tenggelam permukaan bawah agak kasar, kusam, tulang daun menonjol, bau
aromatiknya khas dan rasanya pedas. Batang tanaman berbentuk bulat dan lunak
berwarna hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut
(Inayatullah, 2012). Tanaman sirih merupakan tanaman yang perdu, merambat,
batang berkayu, berbuku buku dan bersalur (Kharisma et al., 2010). Daun sirih
mempunyai bau aromatik khas dan rasa pedas. Daun sirih 7 merupakan daun tunggal.
Tangkai daun bulat, warna coklat kehijauan panjang 1,5–8 cm (Kristio, 2007).
Daun sirih juga memiliki karakteristik lingkungan tumbuh yang dapat menunjang
pertumbuhannya, yang bisa dulur perhatikan diantaranya berikut ini:
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
(1) Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar.
Sebenarnya, flavonoid terdapat dalam semua tanaman hijau dan dalam
tanaman aglikon flavonoid (yaitu flavonoid tanpa gula terikat) terdapat dalam
berbagai bentuk struktur. Semuanya mengandung 15 atom karbon dalam inti
dasarnya, yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin
aromatik yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon. Flavonoid adalah
senyawa polar karena memiliki sejumlah gugus hidroksil yang tidak
terdistribusi. Pelarut polar seperti etanol, metanol, etilasetat, atau campuran
dari pelarut tersebut dapat digunakan untuk mengekstrak flavonoid dari
jaringan tumbuhan. Pengambilan bahan aktif dari suatu tanaman dapat
dilakukan dengan ekstraksi bekerja menghambat fase penting dalam
biosintesis prostaglandin, yaitu pada lintasan siklooksigenase. Flavonoid juga
menghambat fosfodiesterase, aldoreduktase, monoamine oksidase, protein
kinase, DNApolymerase dan lipooksigenase.
(2) Tanin diketahui mempunyai aktifitas antiinflamasi, astringen, antidiare,
diuretik dan antiseptik. Sedangkan aktivitas farmakologi saponin yang telah
dilaporkan antara lain sebagai antiinflamasi, antibiotik, antifungi, antivirus,
hepatoprotektor serta antiulcer.
(3) Saponin dapat bekerja sebagai antimikroba. Senyawa ini akan mersak
membran sitoplasma dan membunuh sel. Senyawa flavonoid diduga memiliki
mekanisme kerja mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel
tanpa dapat diperbaiki lagi.
(4) Fenol sebagai agen antibakteri berperan sebagai toksin dalam protoplasma,
merusak dan menembus dinding serta mengendapkan protein sel bakteri.
5
melalui reaksi kimia yang kompleks dengan bantuan enzim.. Tanaman mempunyai
kemampuan untuk mensintesis senyawa organik dari senyawa anorganik melalui
proses fotosintesis, sedangkan hewan dan mikroorganisme tidak memiliki
kemampuan tersebut. Mereka memperoleh senyawa organik dari asupan makanan.
Proses pengolahan senyawa organik dalam tubuh organisme dinamakan metabolisme,
sedangkan tahapan dan jalur yang terlibat disebut dengan jalur metabolism.
Secara umum, ada dua macam metabolisme, yaitu metabolisme primer dan
metabolisme sekunder. Metabolisme primer menghasilkan metabolit primer,
sedangkan metabolisme sekunder menghasilkan metabolit sekunder. Metabolisme
primer terdapat dalam semua organisme dengan proses dan jalur yang hampir sama,
sedangkan metabolisme sekunder mempunyai jalur dan produk yang spesifik dan
unik untuk setiap organisme. Metabolit sekunder dihasilkan pada tingkat
pertumbuhan atau kondisi tertentu. Kelompok senyawa ini diproduksi dalam jumlah
terbatas, tidak terus-menerus dan hanya untuk tujuan spesifik. Adanya kemampuan
tanaman untuk melakukan fotosintesis menyebabkan produk metabolit sekunder yang
dihasilkan tanaman sangat berbeda dari metabolit sekunder yang dihasilkan
organisme lainnya. Pada tanaman, senyawa metabolit sekunder memiliki beberapa
fungsi, diantaranya sebagai atraktan (menarik organisme lain), pertahanan terhadap
patogen, perlindungan dan adaptasi terhadap stress lingkungan, pelindung terhadap
sinar ultra violet, sebagai zat pengatur tumbuh dan untuk bersaing dengan tanaman
lain (alelopati). Jalur Pembentukan Metabolit Sekunder Bahan dasar penyusun
senyawa metabolit sekunder berasal dari metabolisme primer, dan secara garis besar
terbagi menjadi empat yaitu asetil koenzim A, asam sikimat, asam mevalonat dan
metileritritol fosfat (Dewick, 2009; Kabera et al., 2014). Berdasarkan bahan dasar
tersebut kemudian dikenal adanya jalur asetat malonat, jalur sikimat, jalur mevalonat
dan jalur metileritritol fosfat. Aneka jenis senyawa metabolit sekunder disintesis dari
salah satu atau kombinasi dari bahan dasar penyusun tersebut.Pada pembentukan
metabolit sekunder sebagai aktivitas antibakteri pada Daun Sirih (Piper Bettel) ini
terbentuk melalui Jalur Shikimat
6
Jalur Shikimat hanya terdapat pada mikroorganisme dan tanaman, sedangkan
hewan tidak memiliki jalur ini (Herrmann & Weaver, 1999). Senyawa intermediat
utama dari jalur ini adalah asam shikimat,.
7
2015). Kelompok ini merupakan jenis fenolik terbesar yang ditemukan di alam, yang
terbentuk melalui jalur shikimat. Flavonoid Senyawa-senyawa ini merupakan zat
warna merah, ungu, dan biru, dan sebagian zat warna kuning yang ditemukan dalam
tumbuh-tumbuhan.
Bagian tanaman dari daun sirih yang digunakan secara turun temurun untuk
pengobatan tradisional seperti pengobatan batuk, sakit gigi, penyegar dan sebagainya,
8
yaitu : akar, biji dan daun berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering
dimanfaatkan untuk pengobatan adalah bagian daunnya. Pemanfaatan tradisional ini
disebabkan adanya sejumlah zat kimia atau bahan alami, diantaranya :
9
sebenarnya dapat diminimalisir dengan menggunakan bahan alami, salah satu bahan
alami yang dapat digunakan yaitu daun sirih. Kandungan yang terdapat pada daun
sirih berupa minyak atsiri yang didalamnya terdapat senyawa fenol yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri pada mulut.
Telah dilakukan uji daya antiseptik ekstrak etanol daun sirih formula obat kumur
terhadap bakteri S. aureus secara in vitro. Pengujian dilakukan dengan metode
koefisien fenol menggunakan bakteri S. aureus ATCC 25923. (Almashyuri, 2019)
10
BAB IV
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Carolina.N & Wulan. N. 2015. Potensi Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle
L.) sebagai Alternatif Terapi Acne vulgaris. Jurnal Farmakologi. Vol.5. No.2.
Hlm 145. Universitas Lampung.
Herrmann, K.M. and Weaver, L.M. 1999. The Shikimate Pathway. Annual
Reviewof Plant Physiology and Plant Molecular Biology,50, 473-503.
Inayatullah, S. (2012) Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aereus. Jurnal Fitokimia. Universitas Islam
Negeri Jakarta.
Kharisma dan Lisa, E.P. 2010. Khasiat Perasan Daun Sirih (Piper Betle L.)
Terhadap Bakteri Aeromonas Hydrophylla yang Menyerang Ikan Lele (Clarias
Batrachus). Surabaya: Fakultas Pertanian Universitas Airlangga.
12
Khan.A. J, Kumar.N., 2011, Evaluation of Antibacterial Properties of xtracts of
Piper betel Leaf.Journal of Pharmaceutical and Biomedical Sciences, ISSN No-
2230-7885, 11(01)
13