Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MENGENAL JENIS TANAMAN REMPAH OBAT


DAUN SIRIH (Pipper Betle Linn)

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Tanaman Rempah dan Obat
Dosen Pengampu : Bu HJ. Karmanah, SP., M.Si

Oleh :

Nama : Anisya Liestianti


NPM : 41204720120038

PROGRAM STUDI KIMIA (EKSTENSI)

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU DAN PENGETAHUAN

UNIVERSITAS NUSA BANGSA

BOGOR

2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan.
Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW.
Semoga syafaatnya mengalir pada kita kelak.
Makalah dengan judul “Mengenal Jenis Tanaman Rempah dan Obat Daun Sirih
(Piper Betle Linn)” dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Tanaman Rempah dan
Obat.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan.
Kritik yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi kesempurnaan
makalah. Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan. Terima kasih atas semua
pihak yang membantu penyusunan dan membaca makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………..i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………. 1
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………….. 1
1.2. Tujuan …………………………………………………………………... 1
BAB II TINJAUANPUSTAKA ……………………………………………………2
2.1 Taksonomi ………………………………………………………………..2
2.2 Morfologi ………………………………………………………………...2
2.3 Syarat Tumbuh dan Cara Perbanyakan …………………………………..3
BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………………...4
3.1. Kandungan Senyawa Metabolit yang Berfungsi Sebagai Rempah/ Obat
3.2. Jalur Metabolit Sekunder…………………………………………………5
3.3 Bagian Tanaman yang digunakan sebagai Rempah/Obat dan
Pemanfaatannya………………………………………………………………8
BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………… .11
Simpulan ……………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan memakai tanaman
sebagai obat alternatif dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan sebelum
adanya pelayanan kesehatan secara formal atau rumah sakit yang menggunakan
berbagai jenis obat modern. Pengetahuan tentang tanaman obat tradisional ini
telah diwariskan dari nenek moyang sampai ke generasi saat ini.Pengobatan dan
pendayagunaan obat tradisional ini merupakan salah satu program pelayanan
kesehatan dasar dan sebagai pengobatan alternatif di bidang kesehatan.Salah satu
jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat adalah daun Sirih
(Piper betle). Daun sirih (Piper betle) banyak digunakan sebagai bahan obat
alternatif untuk mengobati berbagai jenis penyakit seperti obat pembersih mata,
menghilangkan bau badan, mimisan, sariawan, pendarahan gusi, batuk,
bronchitis, keputihan dan obat kulit sebagai perawatan untuk kecantikan atau
kehalusan kulit.Rebusan daun sirih mengandung antiseptik atau antibakteri.
(Bustanusssalam,et al.2015). Dengan khasiat tersebut masyarakat biasanya
memanfaatkannya baik sebagai antiseptic untuk mencegah penyakit diare,
Pemanfaatan rebusan dan ekstrak daun sirih sebagai bahan antibakteri alami
mempunyai keuntungan. Hal ini dikarenakan tanaman tersebut memiliki senyawa
alami yang lebih aman dibandingkan dengan penggunaan obat yang mengandung
bahan sintetik.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang antibakteri
ekstrak daun sirih.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi obat tradisional
2. Untuk mengetahui manfaat dan komponen kimia daun sirih (Piper betle
L) sebagai antibakteri

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Taksonomi

Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Piperales Family : Piperaceae

Genus : Piper

Species : Piper betle Linn

Gambar 2.1 Daun Sirih Hijau (Inayatullah, 2012)

2.2 Morfologi

Tanaman Sirih termasuk dalam family piperaceae, merupakan jenis tumbuhan


merambat dan bersandar pada batang pohon lain, yang tingginya 5-15 meter. Sirih 6
memiliki daun tunggal letaknya berseling dengan bentuk bervariasi mulai dari bundar
telur atau bundar telur lonjong, pangkal berbentuk jantung atau agak bundar berlekuk
sedikit, ujung daun runcing, pinggir daun rata agak menggulung ke bawah, panjang 5-
18 cm, lebar 3-12 cm. Batang sirih berwarna cokelat kehijauan, berbentuk bulat,

2
berkerut, dan beruas yang merupakan tempat keluarnya akar. Morfologi daun sirih
berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, teksturnya
agak kasar jika diraba, dan mengeluarkan bau khas aromatis jika diremas. Panjang
daun 6-17,5 cm dan lebar 3,5-10 cm. Sirih memiliki bunga majemuk yang berbentuk
bulir dan merunduk. Bunga sirih dilindungi oleh daun pelindung yang berbentuk
bulat panjang dengan diameter 1 mm. Buah terletak tersembunyi atau buni, berbentuk
bulat, berdaging dan berwarna kuning kehijauan hingga hijau keabu-abuan. Tanaman
sirih memiliki akar tunggang yang bentuknya bulat dan berwarna cokelat kekuningan.
Daun berwarna hijau, permukaan atas rata, licin agak mengkilat, tulang daun agak
tenggelam permukaan bawah agak kasar, kusam, tulang daun menonjol, bau
aromatiknya khas dan rasanya pedas. Batang tanaman berbentuk bulat dan lunak
berwarna hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut
(Inayatullah, 2012). Tanaman sirih merupakan tanaman yang perdu, merambat,
batang berkayu, berbuku buku dan bersalur (Kharisma et al., 2010). Daun sirih
mempunyai bau aromatik khas dan rasa pedas. Daun sirih 7 merupakan daun tunggal.
Tangkai daun bulat, warna coklat kehijauan panjang 1,5–8 cm (Kristio, 2007).

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Sirih dan Cara Perbanyakan

Daun sirih juga memiliki karakteristik lingkungan tumbuh yang dapat menunjang
pertumbuhannya, yang bisa dulur perhatikan diantaranya berikut ini:

 Tanaman sirih merupakan tanaman yang dapat tumbuh dengan maksimal


apabila berada di daerah yang dingin, atau lebih tepatnya diatas 300 mdpl.
 Tanaman sirih pada umumnya tidak terlalu membutuhkan sinar matahari yang
terlalu banyak, yaitu sekitar 60% hingga 70%
 Tanah yang diperlukan adalah tanah yang subur, lempung liat dan berpasir.
 pH tanah yang diperlukan agar daun sirih dapat tumbuh maksimal adalah  6-7.

Sirih merupakan tanaman yang tumbuh menggunakan sulur. Jika ingin


membudidayakan sirih, ambil bagian dari ujung atas sulur, sekitar 40-50 cm.Agar
sirih dapat tumbuh dengan baik, tanaman ini memerlukan sandaran untuk dapat
hidup. Tempat untuk bersandarnya dapat berupa pohon, seperti, kapuk randu,
dadap, kelor atau gamal.

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Kandungan Senyawa Metabolit yang Berfungsi Sebagai Rempah/ Obat

Daun sirih dipercaya memiliki banyak khasiat untuk mengobati berbagai


penyakit yang ada di masyarakat, yaitu sebagai obat sariawan, luka, gatal, mata gatal
dan merah, mimisan atau keluarnya darah dari hidung, serta menghilangkan bau
badan, bau mulut, jerawat, dan menguatkan gigi agar tidak mudah tanggal.

Khasiat obat ini dikarenakan senyawa aktif yang dikandungnya terutama


adalah minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap dan
mengandung aroma atau wangi yang khas. Minyak atsiri dari daun sirih mengandung
30% fenol dan beberapa derivatnya yaitu euganol allypyrocatechine 26,8- 42,5%,
cineol 2,4-4,8%, mehyl euganol 4,2-15,8%, caryophyllen 3-9,8%, hidroksi kavikol,
kavikol 7,2-16,7%, kabivetol 2,7-6,2%, estragol, ilypryrokatekol 9,6%, karvakol 2,2-
5,6%, alkaloid, flavonoid, triterpenoid atau steroid, saponin, terpen, fenilpropan,
terpinen, diastase 0,8-1,8%, dan tannin 1-1,3%.10 Pada konsentrasi 0,1-1% phenol
bersifat bakteriostatik, sedangkan pada konsentrasi 1-2% phenol bersifat bakteriosida.
(C. Novita, 2016)

Kavikol merupakan komponen paling banyak dalam minyak atsiri yang


memberi bau khas pada sirih.Persenyawaan fenol ini diketahui memiliki aktivitas
antibakteri yang umumnya aktif terhadap Escherichia coli, Posiodomonas auruginosa,
Streptococcos epidermidis, Staphylococcus aureus dan pirogen Streptococcus
(Arambewela, et al., 2005). Pada umumnya senyawa yang memiliki keefektifan untuk
dapat menyembuhkan penyakit berasal dari senyawa metabolit sekunder. Senyawa
metabolit sekunder tersebut yaitu alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin,
tanin.

4
(1) Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar.
Sebenarnya, flavonoid terdapat dalam semua tanaman hijau dan dalam
tanaman aglikon flavonoid (yaitu flavonoid tanpa gula terikat) terdapat dalam
berbagai bentuk struktur. Semuanya mengandung 15 atom karbon dalam inti
dasarnya, yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin
aromatik yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon. Flavonoid adalah
senyawa polar karena memiliki sejumlah gugus hidroksil yang tidak
terdistribusi. Pelarut polar seperti etanol, metanol, etilasetat, atau campuran
dari pelarut tersebut dapat digunakan untuk mengekstrak flavonoid dari
jaringan tumbuhan. Pengambilan bahan aktif dari suatu tanaman dapat
dilakukan dengan ekstraksi bekerja menghambat fase penting dalam
biosintesis prostaglandin, yaitu pada lintasan siklooksigenase. Flavonoid juga
menghambat fosfodiesterase, aldoreduktase, monoamine oksidase, protein
kinase, DNApolymerase dan lipooksigenase.
(2) Tanin diketahui mempunyai aktifitas antiinflamasi, astringen, antidiare,
diuretik dan antiseptik. Sedangkan aktivitas farmakologi saponin yang telah
dilaporkan antara lain sebagai antiinflamasi, antibiotik, antifungi, antivirus,
hepatoprotektor serta antiulcer.
(3) Saponin dapat bekerja sebagai antimikroba. Senyawa ini akan mersak
membran sitoplasma dan membunuh sel. Senyawa flavonoid diduga memiliki
mekanisme kerja mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel
tanpa dapat diperbaiki lagi.
(4) Fenol sebagai agen antibakteri berperan sebagai toksin dalam protoplasma,
merusak dan menembus dinding serta mengendapkan protein sel bakteri.

3.2. Jalur Metabolit Sekunder

Semua organisme perlu mentransformasi dan mengubah senyawa organik


menjadi bahan makanan agar dapat bertahan hidup, berkembang dan bereproduksi.
Senyawa organik dijadikan bahan dasar untuk menyusun jaringan dan juga
menghasilkan energi berupa ATP. Senyawa organik diolah dalam tubuh organisme

5
melalui reaksi kimia yang kompleks dengan bantuan enzim.. Tanaman mempunyai
kemampuan untuk mensintesis senyawa organik dari senyawa anorganik melalui
proses fotosintesis, sedangkan hewan dan mikroorganisme tidak memiliki
kemampuan tersebut. Mereka memperoleh senyawa organik dari asupan makanan.
Proses pengolahan senyawa organik dalam tubuh organisme dinamakan metabolisme,
sedangkan tahapan dan jalur yang terlibat disebut dengan jalur metabolism.

Secara umum, ada dua macam metabolisme, yaitu metabolisme primer dan
metabolisme sekunder. Metabolisme primer menghasilkan metabolit primer,
sedangkan metabolisme sekunder menghasilkan metabolit sekunder. Metabolisme
primer terdapat dalam semua organisme dengan proses dan jalur yang hampir sama,
sedangkan metabolisme sekunder mempunyai jalur dan produk yang spesifik dan
unik untuk setiap organisme. Metabolit sekunder dihasilkan pada tingkat
pertumbuhan atau kondisi tertentu. Kelompok senyawa ini diproduksi dalam jumlah
terbatas, tidak terus-menerus dan hanya untuk tujuan spesifik. Adanya kemampuan
tanaman untuk melakukan fotosintesis menyebabkan produk metabolit sekunder yang
dihasilkan tanaman sangat berbeda dari metabolit sekunder yang dihasilkan
organisme lainnya. Pada tanaman, senyawa metabolit sekunder memiliki beberapa
fungsi, diantaranya sebagai atraktan (menarik organisme lain), pertahanan terhadap
patogen, perlindungan dan adaptasi terhadap stress lingkungan, pelindung terhadap
sinar ultra violet, sebagai zat pengatur tumbuh dan untuk bersaing dengan tanaman
lain (alelopati). Jalur Pembentukan Metabolit Sekunder Bahan dasar penyusun
senyawa metabolit sekunder berasal dari metabolisme primer, dan secara garis besar
terbagi menjadi empat yaitu asetil koenzim A, asam sikimat, asam mevalonat dan
metileritritol fosfat (Dewick, 2009; Kabera et al., 2014). Berdasarkan bahan dasar
tersebut kemudian dikenal adanya jalur asetat malonat, jalur sikimat, jalur mevalonat
dan jalur metileritritol fosfat. Aneka jenis senyawa metabolit sekunder disintesis dari
salah satu atau kombinasi dari bahan dasar penyusun tersebut.Pada pembentukan
metabolit sekunder sebagai aktivitas antibakteri pada Daun Sirih (Piper Bettel) ini
terbentuk melalui Jalur Shikimat

6
Jalur Shikimat hanya terdapat pada mikroorganisme dan tanaman, sedangkan
hewan tidak memiliki jalur ini (Herrmann & Weaver, 1999). Senyawa intermediat
utama dari jalur ini adalah asam shikimat,.

Gambar 2. Jalur pembentukan asam shikimat


Sumber : (Gleason and Chollet, 2012)

L-fenilalanin dan L-tirosin merupakan unit pembangun dari senyawa-senyawa


kelompok fenilpropan dan poliketida aromatik (termasuk flavonoid). Bersama
Ltriptofan, kedua asam amino tersebut juga merupakan unit pembangun dari
kelompok senyawa alkaloid. Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang
terbanyak ditemukan di alam. Alkaloid dapat ditemukan dalam berbagai bagian
tumbuhan antara lain biji, daun, ranting dan kulit kayu. Kuinin, morfin dan striknin
adalah alkaloid yang terkenal dan mempunyai efek fisiologis dan psikologis. Semua
alkaloid mengandung paling sedikit sebuah atom nitrogen yang biasanya bersifat
basa. Alkaloid berasal dari beberapa asam amino yang dibedakan atas alkaloid
alilsiklik berasal dari asam amino ornitin dan lisin, alkaloid aromatik berasal dari
fenilalanin dan tiroksin, dan alkaloid aromatik jenis indol berasal dari triptofan.
Flavanoid adalah kelompok senyawa polifenolik dalam tanaman yang biasa
ditemukan pada sayuran, buah, bunga, biji, mapun madu dan propolis (Ahmadet al.,

7
2015). Kelompok ini merupakan jenis fenolik terbesar yang ditemukan di alam, yang
terbentuk melalui jalur shikimat. Flavonoid Senyawa-senyawa ini merupakan zat
warna merah, ungu, dan biru, dan sebagian zat warna kuning yang ditemukan dalam
tumbuh-tumbuhan.

Mekanisme kerja flavonoid sebagai antimikroba dapat dibagi menjadi 3 yaitu


menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membran sel dan
menghambat metabolisme energi. Mekanisme antibakteri flavonoid menghambat
sintesis asam nukleat adalah cincin A dan B yang memegang peran penting dalam
proses interkelasi atau ikatan hidrogen dengan menumpuk basa asam nukleat yang
menghambat pembentukan DNA dan RNA. Flavonoid menyebabkan terjadinya
kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom,dan lisosom sebagai hasil
interaksi antara flavonoid dengan DNA bakteri.18 Mekanisme antibakteri senyawa
fenol dalam membunuh mikroorganisme yaitu dengan mendenaturasi protein sel.
Ikatan hidrogen yang terbentuk antara fenol dan protein mengakibatkan struktur
protein menjadi rusak. Ikatan hidrogen tersebut akan mempengaruhi permeabilitas
dinding sel dan membran sitoplasma sebab keduanya tersusun atas protein.
Permeabilitas dinding sel dan membran sitoplasma yang terganggu dapat
menyebabkan ketidakseimbangan makromolekul dan ion dalam selsehingga sel
menjadi lisis.

Mekanisme kerja antibakteri tanin mempunyai daya antibakteri dengan cara


memprepitasi protein. Efek antibakteri tanin melalui reaksi dengan membran sel,
inaktivasi enzim dan inaktivasi fungsi materi genetik. Mekanisme kerja tanin sebagai
antibakteri adalah menghambat enzim reverse transkriptase dan DNA topoisomerase
sehingga sel bakteri tidak dapat terbentuk.

3.3. Bagian Tanaman yang digunakan sebagai Rempah/Obat dan


Pemanfaatannya

Bagian tanaman dari daun sirih yang digunakan secara turun temurun untuk
pengobatan tradisional seperti pengobatan batuk, sakit gigi, penyegar dan sebagainya,

8
yaitu : akar, biji dan daun berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering
dimanfaatkan untuk pengobatan adalah bagian daunnya. Pemanfaatan tradisional ini
disebabkan adanya sejumlah zat kimia atau bahan alami, diantaranya :

1. Menyembuhkan luka. Manfaat daun sirih hijau yang utama adalah membantu


percepatan penyembuhan luka. Antioksidan di dalam daun sirih hijau mampu
menyembuhkan stres oksidatif sehingga dapat menyembuhkan luka lebih cepat.
Kompres luka dengan daun sirih yang sudah ditumbuk, kemudian balut dengan
perban.
2. Mengobati nyeri. Daun sirih tinggi akan chavicol yang berfungsi sebagai zat
anti inflamasi. Meminum air rebusannya akan membantu meringankan nyeri di
dalam tubuh.
3. Mengobati gangguan pencernaan. Minum air rebusan sirih akan membantu
penyerapan mineral dan nutrisi. Sementara mengurapi perut dengan minyak daun
sirih bermanfaat untuk memperlancar pencernaan.
4. Mengobati sakit tenggorokan. Sifat anti bakteri dan anti-inflamasi pada daun
sirih menjadikannya obat alami untuk demam dan sakit tenggorokan.
5. Antiseptik yang membunuh bakteri Candida penyebab leukorrhea atau
keputihan. Rebus 5-10 lembar daun sirih ke dalam 250 ml air. Setelah direbus,
saring airnya dan gunakan untuk mencuci area kewanitaan yang bermasalah.
Ekstrak daun sirih telah dikembangkan dalam beberapa bentuk sediaan misal
pasta gigi, sabun, obat kumur karena terdapat daya antiseptic. Obat kumur yang
beredar di pasaran adalah obat kumur yang mengandung bahan kimia seperti alkohol
dan bahan antiseptik/antimikroba. Alkohol sebagai zat pelarut dapat menimbulkan
beberapa efek seperti sensasi terbakar ketika berkontak dengan mukosa dan rasa
kering pada mukosa mulut. Pengunaan yang berlebihan bahan antiseptik obat kumur
akan merusak keseimbangan bakteri dalam mulut karena kandungan alkohol dan
antiseptiknya membunuh mikroorganisme dalam mulut termasuk mikroorganisme
normal yang ada di dalam mulut.9 Efek penggunaan obat kumur berbahan kimia

9
sebenarnya dapat diminimalisir dengan menggunakan bahan alami, salah satu bahan
alami yang dapat digunakan yaitu daun sirih. Kandungan yang terdapat pada daun
sirih berupa minyak atsiri yang didalamnya terdapat senyawa fenol yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri pada mulut.
Telah dilakukan uji daya antiseptik ekstrak etanol daun sirih formula obat kumur
terhadap bakteri S. aureus secara in vitro. Pengujian dilakukan dengan metode
koefisien fenol menggunakan bakteri S. aureus ATCC 25923. (Almashyuri, 2019)

10
BAB IV

KESIMPULAN

Daun sirih merupakan tanaman rempah/obat Indonesia yang banyak


dimanfaatkan, Terutama pada bagian daunnya dikarenakan terdapat kandungan
minyak atsiri dari daun sirih hijau yang komponen utamanya terdiri atas fenol dan
beberapa derivatnya diantaranya adalah euganol dan kavikol yang berkhasiat sebagai
antibakteri yang dikembangkan menjadi produk pasta gigi, obat kumur dan antiseptic.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arambewela, L. Kumaratunga, K. G. A., & Dias, K., 2005. Studies of Piper


betle on Srilanka, J. Natn. Sci. Foundation Sri Lanka, 2, 133-139.

Almasyhuri & D. Sundari.2015. Uji Aktivitas Antiseptik Ekstrak Etanol Daun


Sirih (Piper betle Linn.) dalam Obat Kumur terhadap Staphylococcus aureus
secara in Vitro. Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol 9. No 1. e-ISSN: 2354-8770.
Jakarta. Indonesia.

Bustanussalam,et al.2015. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle


Linn) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923. Jurnal Fitofarmaka, Vol.5.
No 2. Hlm 59-60.

Carolina.N & Wulan. N. 2015. Potensi Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle
L.) sebagai Alternatif Terapi Acne vulgaris. Jurnal Farmakologi. Vol.5. No.2.
Hlm 145. Universitas Lampung.

Gleason, F and Chollet, R. 2012. Plant Biochemistry. Massachusetts: Jones &


Bartlett Learning.

Herrmann, K.M. and Weaver, L.M. 1999. The Shikimate Pathway. Annual
Reviewof Plant Physiology and Plant Molecular Biology,50, 473-503.

Inayatullah, S. (2012) Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aereus. Jurnal Fitokimia. Universitas Islam
Negeri Jakarta.

Kharisma dan Lisa, E.P. 2010. Khasiat Perasan Daun Sirih (Piper Betle L.)
Terhadap Bakteri Aeromonas Hydrophylla yang Menyerang Ikan Lele (Clarias
Batrachus). Surabaya: Fakultas Pertanian Universitas Airlangga.

12
Khan.A. J, Kumar.N., 2011, Evaluation of Antibacterial Properties of xtracts of
Piper betel Leaf.Journal of Pharmaceutical and Biomedical Sciences, ISSN No-
2230-7885, 11(01)

Kristio, D. 2007. Tanaman Obat Indonesia. Multiply Journal.


toiusd.multiply.com/journal. Diakses pada 10 Oktober 2020.

13

Anda mungkin juga menyukai