PENDAHULUAN
1 Kontributor utama
Dampak Pandemi Covid-19: Perspektif Adaptasi dan Resiliensi Sosial Ekonomi Pertanian 635
permasalahan tersebut perlu diurai lebih lanjut sehingga diperoleh
solusi yang tepat.
Pandemi Covid-19 yang mulai merebak di Indonesia pada bulan
Maret 2020 turut menambah daftar permasalahan yang harus dihadapi
oleh penyuluh dalam melaksanakan tanggung jawab penyuluhan
kepada petani. Kondisi ini menuntut penyuluh untuk bekerja secara
cerdas dan kreatif agar diseminasi teknologi pertanian dapat diterima
dan dikembangkan oleh petani. Pandemi Covid-19 menjadi tantangan
tersendiri bagi penyuluh untuk terus menjalankan tugasnya
memajukan dan menyejahterakan petani.
Diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), juga
berimbas pada aktivitas penyuluhan. Metode tatap muka yang
biasanya dihadiri oleh banyak orang, sekarang tidak bisa dilakukan.
Berbagai permasalahan tersebut mendorong perlunya dicari alternatif
metode penyuluhan yang sesuai dengan kondisi saat ini. Optimalisasi
pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi salah
satu alternatif metode komunikasi yang dapat dilakukan oleh
penyuluh dalam kondisi keterbatasan jumlah tenaga penyuluh dan
keterbatasan interaksi. Penggunaan TIK dalam penyuluhan pertanian
diharapkan mampu menjangkau khalayak yang lebih luas dan
membuat aktivitas penyuluhan menjadi lebih menarik dengan
kemasan-kemasan baru yang dimungkinkan dengan kehadiran TIK.
Penyuluh dapat mengatasi kendala dalam penerapan TIK yaitu
sarana, keterampilan, dan budaya yang dengan menggunakan TIK
untuk mengoptimalkan penyuluhan pertanian. Tujuan penulisan
makalah ini adalah: (1) membahas penggunaan TIK pada sektor
pertanian dan penyuluhan; (2) menganalisis dampak pandemi dan
respons terhadap penggunaan TIK; dan (3) optimalisasi penggunaan
TIK untuk penyuluhan pertanian pada masa pandemi Covid-19.
METODE
Dampak Pandemi Covid-19: Perspektif Adaptasi dan Resiliensi Sosial Ekonomi Pertanian 641
Penggunaan TIK sangat membantu berjalannya kegiatan
penyuluhan, terlebih lagi pada masa pandemi dengan penerapan
pembatasan (PSBB). Pertemuan tatap muka dibatasi sehingga
pengggunaan TIK menjadi keniscayaan. Selama larangan untuk
berkumpul diterapkan, kegiatan pelatihan dan pertemuan tidak lagi
bisa dilakukan, padahal kegiatan penyampaian informasi dan
teknologi harus terus dilakukan agar upaya menjaga produksi
pertanian tetap bisa terwujud. Beberapa penyuluh yang dihubungi
dalam wawancara melalui telepon menyatakan bahwa penggunaan
media komunikasi, khususnya telepon seluler, sangat membantu
dalam menjembatani kondisi tersebut. Petani, paling tidak ketua atau
pengurus kelompok tani saat ini telah memiliki perangkat
komunikasi tersebut, khususnya di wilayah yang terjangkau akses
internet, sehingga komunikasi antara penyuluh dengan petani
binaannya masih terus terjalin.
Media sosial dalam bentuk WhatsApp menjadi media favorit yang
banyak dimanfaatkan untuk berkomunikasi oleh penyuluh dan petani,
juga oleh petani dan pedagang. Dalam jumlah yang lebih terbatas,
sekitar 28% dari penyuluh yang diwawancari melalui telepon juga
menggunakan media sosial YouTube sebagai sumber dan media
penyuluhan, namun belum memproduksi konten sendiri, melainkan
hanya memanfaatkan konten yang sudah tersedia dan dapat diakses
secara bebas. Dari sisi petani, penggunaan Youtube sebagai sumber
informasi belum banyak dilakukan, hanya kurang dari 10% petani yang
diwawancari melalui telepon yang menyatakan mengakses Youtube
dan hanya sepertiga di antaranya yang menggunakannya untuk
mencari informasi teknologi tentang pertanian.
Dampak Pandemi Covid-19: Perspektif Adaptasi dan Resiliensi Sosial Ekonomi Pertanian 645
petani dengan jalan membuat rencana penyuluhan, mencari
informasi terbaru, dan menguasai teknologi informasi dalam rangka
untuk penguatan kapasitas dirinya. Proses adaptasi ini sangat
diperlukan jika penyuluh tidak ingin ditinggalkan oleh petani.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan multimedia, yang
juga dimanfaatkan dalam penyuluhan pertanian, akhirnya berdampak
pada peningkatan kualitas penyuluh. Selain ilmu pertanian, penyuluh
pertanian juga perlu memahami teknologi informasi dan komunikasi.
Oleh karena itu penyuluh harus mampu mengaplikasikan teknologi
informasi sebelum melakukan kegiatan promosi.
Pengurangan aktivitas masyarakat dan aparat pemerintah di kantor
berdampak pada pelayanan publik. Perolehan data strategis yang
dibutuhkan untuk kebijakan yang seharusnya dilakukan melalui survei
lapangan pun terhenti. Inisiatif Badan Pusat Statistik untuk mulai
melakukan sensus daring jauh sebelum pandemi Covid-19 menjadi
salah satu langkah baik bagi pemerintah untuk melakukan
transformasi digital. Pada masa depan, kegiatan statistik door-to-door
harus dikurangi dan diganti dengan metode survei daring untuk
meningkatkan tingkat respons dan memberikan hasil yang lebih cepat.
Respons Petani dan Peternak
Sumardjo (2020) mengungkapkan bahwa jaringan komunikasi
digital memberikan peluang bagi petani dan peternak meraih
networking, inovasi, pasar virtual, dan meningkatkan modal manusia.
Beberapa fitur Pak Tani Digital yang telah diperkenalkan adalah: (1)
Petani, (2) Pak Tani Digital, (3) LimaKilo, (4) Pantau Harga, dan (5)
Simbah. Aplikasi petani adalah perusahaan startup sosial yang terkait
dengan media dan pasar digital petani Indonesia. "Aplikasi petani"
mendorong terwujudnya pasar pertanian digital pada tahun 2021,
yang berhasil untuk menghubungkan petani dengan berbagai
pemangku kepentingan pertanian, seperti pembeli akhir, pemasok
alat/bahan pertanian, pengangkut, dll.
Aplikasi Pak Tani Digital dapat dilakukan untuk mengetahui harga
hingga pembelian barang langsung dari petani ke konsumen akhir.
Melalui aplikasi LimaKilo petani dapat langsung menjual produk
Dampak Pandemi Covid-19: Perspektif Adaptasi dan Resiliensi Sosial Ekonomi Pertanian 647
Timur, tidak ada kelompok peternak babi, jadi informasi hanya
dikumpulkan dari TV, SMS, atau telepon (Prisma 2020b).
Sebanyak 43% peternak unggas dari hasil survei mulai menjual
panen ayam mereka melalui Facebook. Mereka juga menyediakan
strategi pengiriman pesanan, menurunkan harga ayam, dan
mempromosikan ayam kepada teman dan kerabat. Internet dipakai
untuk promosi ayam dan memperoleh informasi tentang ternak ayam
di NTT. Selama pandemi Covid-19, sebanyak 43% peternak unggas
NTT, 50% peternak babi NTT, dan 45% peternak Jawa Timur dan Jateng
aktif menggunakan internet. Para petani menggunakan internet untuk
mendapatkan informasi tentang cara beternak dan menjual ternak
dengan benar. Petani yang tidak menggunakan internet mengklaim
bahwa mereka tidak memiliki teknologi untuk mengakses internet dan
menggunakan telepon untuk melakukan panggilan atau mengirim
pesan. Ada indikasi bahwa peternak tidak memiliki keterampilan
untuk mempromosikan produk mereka melalui internet. Dari
perspektif peningkatan tingkat literasi TIK petani, ini mungkin
merupakan peluang intervensi TIK untuk memungkinkan mereka
beradaptasi dengan situasi saat ini. Petani mengetahui bahwa
mengakses banyak hal melalui internet lebih mudah, namun petani
belum menyadarinya karena tidak memiliki ponsel pintar. Akibat
dampak Covid-19, peternak mulai menyesuaikan rencana mereka
untuk meningkatkan metode pemeliharaan ternak, menggunakan
internet untuk mengakses pasar dan informasi, dan mengajukan
pinjaman karena kenaikan biaya produksi (Prisma 2020b).
Dampak Pandemi Covid-19: Perspektif Adaptasi dan Resiliensi Sosial Ekonomi Pertanian 649
Persentase penggunaan internet di perdesaan adalah sebagai berikut:
sosial media (79,33%); mendapatkan informasi/berita (61,30%);
hiburan (44,20%); mengerjakan tugas sekolah (36,57%); akses e-mail
(17,09%); pembelian/penjualan barang dan jasa (7,53); fasilitas
finansial (1,94%); dan lainnya (10,02%).
60
50
40
30
20
10
0
2014 2015 2016 2017 2018
Kesimpulan
Penyuluhan hingga saat ini masih menjadi ujung tombak
diseminasi hasil pertanian dan sosialisasi penerapannya di tingkat
petani. Namun, berbagai macam permasalahan penyuluhan seperti
keterbatan SDM dan kualitas serta fasilitas penunjangnya, dapat
menjadi kendala dalam mencapai keberhasilan penyuluhan. Pandemi
Covid-19 membuat proses penyuluhan semakin berat. Pemanfaatan
TIK menjadi sarana yang dapat membantu penyuluh dalam
menjalankan tugas pada masa pandemi Covid-19. Pemanfaatan TIK
dalam sektor pertanian dan penyuluhan pertanian masih belum
optimal, namun sudah mulai terlihat pemanfaatannya dalam berbagai
bentuk, misalnya penggunaan media sosial dan media daring untuk
pemasaran hasil pertanian, cyber extension, penggunaan media sosial
untuk menyampaikan teknologi tepat guna atau informasi lainnya.
Strategi pendorong digitalisasi pada tujuh sektor strategis
(pertanian, ekonomi kreatif, pendidikan, inklusi keuangan, kesehatan,
transportasi/logistik, dan pariwisata) telah dilakukan oleh Kementerian
Kominfo. Transformasi digitalisasi ditandai dengan potensi
penggunaan internet di tingkat petani dan perdesaan sebesar 93,9%.
Penyuluh pertanian saat ini dituntut untuk menguasai teknologi
informasi agar dapat membantu petani memperoleh informasi yang
dibutuhkan. Adanya jaringan komunikasi digital memberikan peluang
bagi petani dan peternak meraih networking, inovasi, pasar virtual, dan
meningkatkan modal manusia. Pada masa pandemi Covid-19 saat ini,
beberapa fitur Pak Tani Digital yang telah diperkenalkan dapat di-
manfaatkan petani maupun peternak untuk memasarkan produknya.
Dampak Pandemi Covid-19: Perspektif Adaptasi dan Resiliensi Sosial Ekonomi Pertanian 651
Saran
Keterbatasan jumlah penyuluh ditambah tantangan pembatasan
berinteraksi yang harus dihadapi dengan adanya pendemi Covid-19,
penyuluh dituntut untuk lebih kreatif dalam menyusun materi
penyuluhannya. Kapasitas penyuluh dan petani (petani maju/milenial/
ketua kelompok/gapoktan) pada masa depan perlu ditingkatkan agar
memiliki kemampuan dan keterampilan untuk memproduksi sendiri
isi (konten) media TIK baik secara perorangan maupun berkelompok.
Upaya itu bisa dilakukan melalui berbagai pelatihan, seperti pelatihan
membuat konten YouTube yang berisikan teknologi tepat guna atau
kearifan lokal serta berbagai informasi yang bermanfaat lainnya.
Konten produksi sendiri dapat dimulai dengan penyebarluasan
kepada khalayak terdekat seperti petani sekitar, sekelompok,
segapoktan, sedesa, dan seterusnya semakin meluas. Selain itu,
diperlukan keberpihakan dinas teknis yang mewadahi penyuluh untuk
mendukung ketersediaan sarana dan prasarana TIK (komputer, laptop,
kuota internet maupun jaringan internet), termasuk juga ketersediaan
materi penyuluhan pada website dinas teknis sesuai dengan kebutuhan
penyuluh dan petani. Optimalisasi TIK pada penyuluhan pertanian
akan semakin meningkat apabila sosialisasi TIK dan pembangunan
infrastrukutur pendukungnya terus ditingkatkan.
Optimalisasi pemanfaatan TIK dalam penyuluhan pertanian harus
diiringi dengan pembangunan fasilitas infrastruktur telekomunikasi.
Selain itu, diperlukan juga peningkatan keterampilan baik bagi
penyuluh maupun petani agar lebih “friendly” terhadap perubahan
teknologi melaui program pelatihan. Dengan pendekatan tersebut
diharapkan kendala budaya dan kesenjangan digital dapat teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dampak Pandemi Covid-19: Perspektif Adaptasi dan Resiliensi Sosial Ekonomi Pertanian 653
approaches-in-ARD/Feature-articles/Delivery-of-Agricultural-Extension-
Services-to-Farmers-in-Developing-Countries.html
Mulyandari RS, Ananto EE. 2005. Teknik implementasi pengembangan
sumber informasi pertanian nasional dan lokal P4MI. Informatika Pertan
14: 802-817.
Mulyandari RS, Sumardjo, Panjaitan NK, Lubis DP. 2010. Implementasi cyber
extension dalam komunikasi inovasi pertanian. Informat Pertan. 19(2): 17-
43.
Pramana S. 2020. Strategi pemerintah dan masyarakat di era disrupsi Covid-
19. [Internet]. medcom.id 20 April 2020. [diunduh 2020 Sep 30]. Tersedia:
https://www.medcom.id/pilar/kolom/VNnXlR2k-strategi-pemerintah-
dan-masyarakat-di-era-disrupsi-covid-19.
Prayoga K. 2018. Dampak penetrasi teknologi informasi dalam transformasi
sistem penyuluhan pertanian di Indonesia. JSEP. 11(1): 46-59.
Prisma. 2020a. Dampak COVID-19 di pertanian: perspektif petani. Jakarta
(ID): Kementerian PPN/Bappenas.
Prisma. 2020b. Survei dampak Covid-19 di Pertanian–Perspektif Peternak.
Jakarta (ID): Kementerian PPN/Bappenas.
Purwatiningsih NA, Fatchiya A, Mulyandari RSH. 2018. Pemanfaatan
Internet dalam Meningkatkan Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten
Cianjur. J Penyul. 14(1): 93-105.
Sumardjo, Baga LM, Mulyandari R.S.H. 2010. Cyber extension: peluang dan
tantangan dalam revitalisasi penyuluhan pertanian. Bogor (ID): PT
Penerbit IPB Press.
Sumardjo. 2020. Tantangan dan peluang profesi penyuluh dalam
pembangunan nasional. Makalah disampaikan pada Webinar Kuliah
Umum: Tantangan dan Peluang Penyuluh Dalam Pembangunan
Nasional; 2020 Agu 8; Lampung, Unila.
Wijaya AS , Sarwoprasodjo S, Febrina D. 2019. Cyber extension: penggunaan
media dan kelancaran pencarian informasi di kalangan penyuluh
pertanian Kabupaten Bogor. J Penyul dan Pembang. 17(2):114-123.