Anda di halaman 1dari 11

https://www.azhabibisnis.

com/metode-kuantitatif-pengambilan-keputusan/

Metode Kuantitatif Pengambilan


Keputusan
A. Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan (Desicion making) adalah melakukan penilaian dan


menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa
perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada
beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat identifikasi masalah
utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan
keputusan yang terbaik.

Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh


banyak ahli, diantaranya adalah :

G.R. Terry :

Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan


yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.

Claude S. Goerge, Jr :

Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan


manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, pemilihan diantara sejumlah alternatif.

Horold dan Cyril O’Donnell :

Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan


diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu ini dari perencanaan,
suatu rencana tidak dapat dikatakan jika tidak ada keputusan, suatu sumber
yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

Jadi, pengambilan keputusan adalah untuk memecahkan masalah melalui


tahapan-tahapan agar keputusan itu tepat sasaran dan diambil dalam rangka
memecahkan masalah (problem solving) suatu perusahaan atau lainnya.

B. Metode Kuantitatif Pengambilan Keputusan


Metode kuantitatif pengambilan keputusan dikenal dengan nama teknik management
science dan operations research. Riset operasi menggambarkan, memahami, dan
memperkirakan perilaku berbagai sistem yang komplek dalam kehidupan manusia.
Tujuannya menyediakan informasi yang akurat. 

Secara umum, terdapat dua pendekatan dalam pengambilan keputusan, yaitu


pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif mengandalkan
penilaian subyektif terhadap suatu masalah, sedangkan pendekatan kuantitatif
mendasarkan keputusan pada penilaian obyektif yang didasarkan pada model
matematika yang dibuat. Jika anda meramalkan cuaca mendasarkan pada pengalaman,
maka pendekatan yang digunakan adalah kualitatif.

Namun, jika ramalan didasarkan pada model matematika, maka pendekatan yang
digunakan adalah kuantitatif. Keputusan penerimaan karyawan berdasar nilai tes masuk
adalah contoh lain pendekatan kuantitatif, sedang jika didasarkan pada hasil wawancara
untuk mengetahui kepribadian dan motivasi maka pendekatan yang dilakukan adalah
kualitatif.

Umumnya pendekatan kuantitatif dalam pengambilan keputusan yang menggunakan


model-model matematika. Matematika sudah ditemukan oleh manusia ribuan tahun yang
lalu dan telah bayak digunakan dalam banyak aplikasi. Salah satu aplikasi matematika
adalah untuk pengambilan keputusan. Sebagai contoh sederhana, bagaimana mengatur
50 kursi dengan ukuran tertentu kedalam sebuah ruangan dengan ukuran tertentu pula.
Dengan ukuran kursi dan ruangan, maka akan ditemukan cara terbaik untuk mengatur
kursi; apakah 5 baris kali 10 lajur, atau sebaliknya, semua tergantung ukuran ruangan
yang ada.

Sebagai contoh, dalam memproduksi produk A dan B, menggunakan bahan baku X, Y, Z


diketahui keuntungan penjualan produk A dan B. Angka yang menunjukan banyak tiap
bahan yang tersedia dan keuntungan dari tiap produk adalah data mentah. Analisis
kuantitatif akan memproses data tersebut sehingga dihasilkan komposisi produksi
(berapa banyak produk A dan B diproduksi) yang menghasilkan untuk optimal. Hasil
inilah yang disebut dengan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

Untuk kasus yang lebih kompleks tentu saja dibutuhkan model


matematika yang lebih rumit. Telah banyak model analisis kuantitatif
yang dikembangkan dalam pengambilan keputusan. Semua metode
kuantitatif akan mengkonversikan data mentah menjadi informasi yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan dari :
RAW MATERIAL -> ANALISIS KUANTITATIF -> INFORMASI YANG BERGUNA
Langkah-langkah dalam pengambil keputusan

1. Mendefinisikan Masalah. 

Secara sederhana, masalah merupakan perbedaan (gap) antara situasi yang


diinginkan dengan kenyataan yang ada. 
Jika seorang mahasiswa ingin memperoleh nilai A, tetapi ternyata hasil yang
didapatkan kurang dari itu, maka mahasiswa tersebut menghadapi masalah.
Pada dasarnya, semua langkah pengambilan keputusan dilakukan untuk
menghilangkan atau mengurangi perbedaan yang ada antara yang diharapkan
dan yang terjadi.

2. Mengembangkan Model 

Dalam langkah pengembangan model dikenal istilah variabel yang nilai-nilainya akan
mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Dalam kasus nyata, variabel-variabel ini
sebagian dapat dikendalikan dan sebagian yang lain tidak.

Model adalah representasi dari sebuah situasi nyata.


a. Model fisik, contohnya miniatur mobil, rumah

b. Model logika, contohnya aliran listrik dengan rangkaian tertentu, logika arus lalu
lintas.

c. Model matematika, contohnya pendapatan, tabungan

3. Mengumpulkan Data

Data yang akurat sangat penting untuk menjamin analisis kuantitatif yang
dilakukan menghasilkan keluaran seperti yang diinginkan.
Sumber data untuk pengujian model dapat berupa laporan-laporan
perusahaan seperti :
a. pengukuran langsung di lapangan dan hasil sampling statistik
b. Laporan keuangan dan dokumen perusahaan lainnya
c. Hasil wawancara
4. Membuat Solusi
     Solusi yang diambil dalam pendekatan kuantitatif
dilakukan dengan memanipulasi model dan dengan
masukan data yang dihasilkan pada langkah
sebelumnya. Banyak metode yang bisa dilakukan dalam
membuat solusi, seperti memecahkan persamaan
(model matematika) yang sudah dikembangkan
sebelumnya, menggunakan pendekatan trial and error
dengan data masukan yang berbeda-beda untuk
menghasilkan solusi “terbaik”, atau menggunakan
alogaritma atau langkah-langkah penyelesaian detail
khusus yang telah dikembangkan.

Apapun metode yang digunakan, solusi yang dihasilkan haruslah praktis


(practical) dan dapat diterapkan (implementable). Solusi “terbaik” yang
dihasilkan harus tidak rumit dan dapat digunakan untuk memecahkan
masalah yang ada.

5. Menguji Solusi. 

Untuk menjamin bahwa solusi yang dihasilkan merupakan yang terbaik, maka
pengujian harus dilakukan, baik pada model ataupun pada data masukan.
Pengujian ini dilakukan untuk melihat akurasi (accuracy) dan kelengkapan
model dan data yang digunakan. Untuk melihat akurasi dan kelengkapan data,
data yang diperoleh dari berbagai sumber dapat dimasukkan kedalam model
dan hasilnya dibandingkan. Model dan data yang akurat dan lengkap
seharusnya menjamin konsistensi hasil. Pengujian ini penting dilakukan
sebelum analisis hasil dilakukan.

6. Menganalisis Hasil. 

Analisis hasil dilakukan untuk memahami langkah-langkah yang harus


dilakukan jika sebuah keputusan telah dipilih. Selanjutnya implikasi langkah-
langkah yang dilakukan juga harus dianalisis. Dalam langkah ini analisis
sensitivitas (sensitivity analysis) menjadi sangat penting. Analisis sensitivitas
dilakukan dengan mengubah-ubah nilai-nilai masukan model dan melihat
perbedaan apa yang terjadi pada hasil. Dengan demikian, analisis sensitivitas
akan membantu untuk lebih memahami masalah yang dihadapi dan
kemungkinan-kemungkinan jawaban atas masalah tersebut.

7. Mengimplementasikan Hasil. 

Langkah implementasi ini dilakukan dengan menerapkan hasil analisis


kedalam proses-proses yang terdapat dalam perusahaan. Tidak kalah penting
dalam langkah ini adalah memonitor hasil dari penerapan solusi. Namun,
perlu disadari bahwa implementasi hasil analisis (solusi) bukanlah tanpa
hambatan. Salah satu hambatan yang mungkin dihadapi adalah bagaimana
meyakinkan pihak manajemen bahwa solusi yang ditawarkan merupakan
yang terbaik dan akan memecahkan masalah yang ada. Dalam kasus ini,
analisis sensitivitas atas model yang dihasilkan sekali lagi dapat digunakan
untuk menjual solusi yang dihasilkan kepada pihak manajemen.

C. Bentuk-Bentuk Pembuatan Keputusan (Decision Making)

Pembuatan keputusan yaitu proses serangkaian kegiatan yang akan dilakukan


dalam penyelesaian suatu masalah. Pembuatan keputusan ini dilakukan oleh
setiap jabatan dalam organisasi. Manajer akan membuat keputusan yang
berbeda dalam situasi dan kondisi yang berbeda pula. Bentuk keputusan ini
bisa berupa keputusan yang diprogram (Programmed Decisions) atau tidak,
bisa juga dibedakan antara keputusan yang dibuat dibawah kondisi kepastian,
resiko dan ketidakpastian.

Keputusan terprogram yaitu keputusan yang dibuat menurut kebiasaan,


aturan atau prosedur yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang. Contoh :
penetapan gaji pegawai, prosedur penerimaan pegawai baru, prosedur
kenaikan jenjang kepegawaian dan sebagainya. Keputusan tidak terprogram
(non-program med decision), yaiut keputusan yang dibuat karena terjadinya
masalah-masalah khusus atau tidak biasanya. Contoh : pengalokasian
sumber daya – sumber daya organisasi, penjualan yang merosot tajam,
pemakaian teknologi yang termodern dan lain sebagainya.
Keputusan dengan kepastian, resiko dan ketidakpastian, ini tergantung dari
beberapa aspek yang tidak dapat diperkirakan dan dipastikan sebelumnya,
seperti reaksi pesaing, perubahan perekonomian, perubahan teknologi,
perilaku konsumen dan lain sebagainya. Oleh karena itu ini terbagi dalam tiga
jenis situasi, yaitu :
1. Kepastian (certainty), yaitu dengan diketahuinya keadaan yang akan terjadi
diwaktu mendatang, karena tersedianya informasi yang akurat dan
responsibility.
2. Resiko (risk) yaitu dengan diketahuinya kesempatan atau probabilitas
setiap kemungkinan yang akan terjadi serta hasilnya, tetapi informasi yang
lengkap tidak dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
3. Ketidakpastian (uncertainty), dimana manajer tidak mengetahui
probabilitas yang dimiliki serta tidak diketahuinya situasi yang akan terjadi
diwaktu mendatang, karena tidak mempunyai informasi yang dibutuhkan.
Umumnya ini menyangkut keputusan yang kritis dan paling menarik.

Menurut Davis, bentuk keputusan ada dua. Yang pertama keputusan


terstruktur dan kedua keputusan yang tidak terstruktur. Sedangkan bentuk
keputusan lain berkisar diantara kedua jenis tersebut. Menurutnya, keputusan
terstruktur itu mempunyai aturan-aturan yang jelas dan teliti, dipakai berulang-
ulang, dapat diprogramkan sehingga mungkin didelegasikan kepada orang
lain dan dapat pula dikomputerisasi.

C. Proses Pembuatan Keputusan

 Pemahaman dan Perumusan Masalah


Manajer harus dapat menemukan masalah apa yang sebenarnya, dan
menentukan bagian-bagian mana yang harus dipecahkan dan bagian mana
yang seharusnya dipecahkan.
 Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan.
Setelah masalahnya ditemukan, lalu ditentukan dan dibuatkan rumusannya
untuk membuat keputusan yang tepat.
 Pengembangan Alternatif
Pengembangan alternatif memungkinkan menolak kecenderungan membuat
keputusan yang cepat agar tercapai keputusan yang efektif.
 Pengevaluasian Terhadap Alternatif yang Digunakan
Menilai efektivitas dari alternatif yang dipakai, yang diukur dengan
menghuungkan tujuan dan sumber daya organisasi dengan alternatif yang
realistis serta menilai seberapa bail alternatif yang diambil dapat membantu
pemecahan masalah.
 Pemilihan Alternatif Terbaik
Didasarkan pada informasi yang diberikan kepada manajer dan
ketidaksempurnaan kebijaksanaan yang diambil oleh manajer.
 Implementasi Keputusan
Manajer harus menetapkan anggaran, mengadakan dan mengalokasikan
sumber daya yang diperlukan, serta memperhatikan resiko dan ketidakpuasan
terhadap keputusan yang diambil. Sehingga perlu dibuat prosedur laporan
kemajuan periodik dan mempersiapkan tidakan korektif bila timbul masalah
baru dalam keputusan yang dibuat serta mempersiapkan peringatan dini atas
segala kemungkinan yang terjadi.
 Evaluasi atas Hasil Keputusan
Implementasi yang telah diambil harus selalu dimonitor terus-menerus,
apakah berjalan lancar dan memberikan hasil yang diharapkan.

Dari tujuh proses pengambilan keputusan, dapat disimbulkan pada 6 (enam)


macam pedoman umum dalam melakukan langkah-langkah itu, yaitu :
1. Definisikan masalah
2. Analisis sebab-sebab potensial
3. Identifikasi solusi yang memungkinkan
4. Pilih solusi terbaik
5. Susun rencana tindakan
6. Implementasi dan evaluasi 

E. Kelebihan dan Kekurangan penggunaan metode Kuantitatif


Pengambilan Keputusan

* Kelebihan Metode Kuantitatif


a. Dapat digunakan untuk menduga atau meramal.
b. Hasil analisis dapat diperoleh dengan pasti dan akurat apabila digunakan
sesuai aturan-aturan yang telah ditetapkan.
c. Dapat digunakan untuk mengukur interaksi hubungan antara dua/lebih
variabel (peubah).
d. Dapat menyederhanakan realitas permasalahan yang kompleks & rumit
dalam sebuah model.

* Kekurangan Metode Kuantitatif


a.  Berdasarkan pada anggapan-anggapan (Asumsi)
b. Asumsi tidak sesuai dengan realitas yang terjadi atau menyimpang jauh
maka kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan menyesatkan.
c. Data harus berdistribusi normal dengan skala pengukuran data yang harus
digunakan adalah interval & rasio.
d. Dapat digunakan untuk menganalisis data yang populasi/sampelnya sama.
e. Tidak dapat dipergunakan untuk menganalisis dengan cuplikan (Sampel)
yang jumlahnya sedikit (> 30)

Demikian informasi mengenai penggunaan metode kuantitatif pengambilan


Keputusan yang digunakan dalam sebuah perusahaan.

Tetapi metode kuantitatif pengambilan keputusan ini tidak hanya digunakan di


perusahaan saja, tapi bisa juga digunakan di tempat lain, seperti di dunia
pendidikan. Metode Kuantitatif pengambilan keputusan ini sering juga
digunakan oleh mahasiswa dan dosen dalam membuat sebuah penelitian.

Metode Kuantitatif Dalam Pengambilan Keputusan


27OCT
Metode Kuantitatif dalam Pengambilan Keputusan

Secara umum, terdapat dua pendekatan dalam pengambilan keputusan, yaitu pendekatan kualitatif dan
pendekatan kuantitatif.
Secara sederhana, pendekatan kualitatif mengandalkan penilaian subyektif terhadap suatu masalah,
sedangkan pendekatan kuantitatif mendasarkan keputusan pada penilaian obyektif yang didasarkan pada
model matematika yang dibuat. Jika Anda meramalkan cuaca mendasarkan pada pengalaman, maka
pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Namun jika, ramalan didasarkan pada model matematika,
maka pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif. Keputusan penerimaan karyawan berdasar nilai tes
masuk adalah contoh lain pendekatan kuantitatif, sedang jika didasarkan pada hasil wawancara untuk
mengetahui kepribadian dan motivasi maka pendekatan yang dilakukan adalah kualitatif.
Umumnya pendekatan kuantitatif dalam pengambilan keputusan yang menggunakan model-model
matematika. Matematika sudah ditemukan oleh manusia ribuan tahun yang lalu dan telah banyak
digunakan dalam banyak aplikasi. Untuk kasus yang lebih kompleks tentu saja dibutuhkan model
matematika yang lebih rumit. Telah banyak model analisis kuantitatif yang dikembangkan dalam
pengambilan keputusan.
Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan
Mendefinisikan masalah. Secara sederhana, masalah merupakan perbedaan (gap) antara situasi yang
diinginkan dengan kenyataan yang ada. Jika seorang mahasiswa ingin memperoleh nilai A, tetapi
ternyata hasil yang didapatkan kurang dari itu, maka mahasiswa tersebut menghadapi masalah. Pada
dasarnya, semua langkap pengambilan keputusan dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi
perbedaan yang ada antara yang diharapkan dan yang terjadi.
Mengembangkan model. Model adalah representasi dari sebuah situasi nyata. Model dapat
dikembangkan dalam berbagai bentuk; seperti model fisik, logika, atau matematika. Miniatur mobil atau
maket rumah adalah contoh model fisik, sedang aliran listrik dengan rangkaian tertentu atau air mengalir
dengan pola saluran tertentu adalah model logika untuk arus lalu-lintas. Model ekonomi yang
menyatakan bahwa pendapatan merupakan fungsi dari konsumsi dan tabungan merupakan contoh
model matematika.
Dalam langkah pengembangan model dikenal istilah variabel yang nilai-nilainya akan mempengaruhi
keputusan yang akan diambil. Dalam kasus nyata, variabel-variabel ini sebagian dapat dikendalikan dan
sebagian yang lain tidak. Lama lampu merah pada lampu pengatur lalu lintas dapat dikendalikan dengan
mudah, namun laju kendaraan dan jumlah kendaraan yang melewati sebuah jalan tidak mudah
dikendalikan.
Mengumpulkan data. Data yang akurat sangat penting untuk menjamin analisis kuantitatif yang dilakukan
menghasilkan keluaran seperti yang diinginkan. Sumber data untuk pengujian model dapat berupa
laporan-laporan perusahaan seperti laporan keuangan dan dokumen perusahaan lainnya, hasil
wawancara, pengukuran langsung di lapangan dan hasilsampling statistik.
Membuat solusi. Solusi yang diambil dalam pendekatan kuantitatif dilakukan dengan memanipulasi model
dan dengan masukan data yang dihasilkan pada langkah sebelumnya. Banyak metode yang bisa
dilakukan dalam membuat solusi, seperti memecahkan persamaan (model matematika) yang sudah
dikembangkan sebelumnya, menggunakan pendekatantrial and error dengan data masukan yang
berbeda-beda untuk menghasilkan solusi ”terbaik”, atau menggunakan algoritma atau langkah-langkah
penyelesaian detil khusus yang telah dikembangkan.
Apapun metode yang digunakan, solusi yang dihasilkan haruslah praktis (practical) dan dapat diterapkan
(implementable). Solusi ”terbaik” yang dihasilkan harus tidak rumit dan dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang ada.
Menguji solusi. Untuk menjamin bahwa solusi yang dihasilkan merupakan yang terbaik, maka pengujian
harus dilakukan, baik pada model ataupun pada data masukan. Pengujian ini dilakukan untuk melihat
akurasi (accuracy) dan kelengkapan model dan data yang digunakan. Untuk melihat akurasi dan
kelengkapan data, data yang diperoleh dari berbagai sumber dapat dimasukkan ke dalam model dan
hasilnya dibandingkan. Model dan data yang akurat dan lengkap seharusnya menjamin konsistensi hasil.
Pengujian ini penting dilakukan sebelum analisis hasil dilakukan.
Menganalisis hasil. Analisis hasil dilakukan untuk memahami langkah-langkah yang harus dilakukan jika
sebuah keputusan telah dipilih. Selanjutnya implikasi langkah-langkah yang dilalukan juga harus
dianalisis. Dalam langkah ini analisis sensitivitas (sensitivity analysis) menjadi sangat penting. Analisis
sensitivitas dilakukan dengan mengubah-ubah nilai-nilai masukan model dan melihat perbedaan apa
yang terjadi pada hasil. Dengan demikian, analisis sensitivitas akan membantu untuk lebih memahami
masalah yang dihadapi dan kemungkinan-kemungkinan jawaban atas masalah tersebut.
Mengimplementasikan hasil. Langkah implementasi ini dilakukan dengan menerapkan hasil analisis ke
dalam proses-proses yang terdapat dalam perusahaan. Tidak kalah penting dalam langkah ini adalah
memonitor hasil dari penerapan solusi. Namun, perlu disadari bahwa implementasi hasil analisis (solusi)
bukanlah tanpa hambatan. Salah satu hambatan yang mungkin dihadapi adalah bagaimana meyakinkan
pihak manajemen bahwa solusi yang ditawarkan merupakan yang terbaik dan akan memecahkan
masalah yang ada. Dalam kasus ini, analisis sensitivitas atas model yang dihasilkan sekali lagi dapat
digunakan untuk menjual solusi yang dihasilkan kepada pihak manajemen.
Pilihan Teknik Analisis Kuantitatif:
1. Analisis cost, profit & volume (BEP)
2. Analisis keputusan
3. Analisis probabilitas
4. Peramalan
5. Korelasi & regresi
6. Analisis jalur
7. Analsisi faktor, deskriminan & claster
8. Model pengendalian persediaan
9. Linear programming (optimalisasi)
10. Network model
Kelebihan dan kekurangan metode kuantitatif :
1. Kelebihan metode kuantitatif :
a. Dapat digunakan untuk menduga atau meramal
b. Hasil analisis dapat diperoleh dengan pasti dan akurat apabila digunakan sesuai aturan aturan yang
telah ditetapkan
c. Dapat digunakan untuk mengukur interaksi hubungan antara dua/lebih variabel (peubah)
d. Dapat menyederhanakan realitas permasalahan yang kompleks & rumit dalam sebuah model

2. Kekuranga metode kuantitatif :


a. Berdasarkan pada anggapan anggapan (asumsi)
b. Asumsi tidak sesuai dengan realitas yang terjadi atau menyimpang jauh maka kemampuannya tidak
dapat dijamin bahkan menyesatkan
c. Data harus berdistribusi normal dengan skala pengukuran data yang harus digunakan adalah interval &
rasio
d. Tidak dapat dipergunakan untuk menganalisis dengan (sampel) yang jumlahnya sedikit (>30)
Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode kuantitaif dapat dilakukan dan dapat menjadi sangat
membantu dalam pengambilan keputusan asalkan sesuai dengan permasalahan/bahan yang akan diteliti
atau dipecahkan.
Data bersifat kuantitas menggunakan metode kuantitatif sedangkan data bersifat kualitas menggunakan
metode kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai