CP MK : Mahasiswa dapat memahami Manajemen Komponen Sekolah Sub CP MK : Mahasiswa dapat menjelaskan tentang: - Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan - Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat - Manajemen Layanan Khusus Uraian Materi : Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal pada proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana dalam MBS mencangkup kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventaris, dan penghapusan serta penataan. 1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Perencanaan merupakan seperangkat keputusan yang diambil dalam menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa yang akan datang. Perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah harus diawali dengan analisis jenis pengalaman pendidikan yang diprogramkan sekolah. 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan untuk kelancaran dalam proses pendidikan disekolah dengan mengacu pada apa yang telah direncanakan sebelumnya. 3. Pendistribusian Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggungjawab dari seorang penanggungjawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu. Dalam rangka pendistribusian sarana dan prasarana sekolah, terdapat tiga langkah yang sebaiknya ditempuh oleh bagian penanggungjawab penyimpanan atau penyaluran, yaitu: (1) penyusunan alokasi barang; (2) pengiriman barang; (3) penyerahan barang 4. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan Inventarisasi merupakan aktivitas dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan. Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan barangbarang milik negara secara sistimatis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku. Hal ini sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan RI Nomor Kep. 225/MK/V/4/1971 bahwa barang milik negara berupa semua barang yang berasal atau dibeli dengan dana yang bersumber baik secara keseluruhan atau bagian sebagainya dari anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) ataupun dana lainnya yang barang-barang di bawah penguasaan kantor Departemen dan Kebudayaan, baik yang berada di dalam maupun luar negeri. 5. Penggunaan sarana dan prasarana Proses manajemen sarana dan prasarana didalamnya mencangkup aspek penggunaan. Suatu barang atau benda yang dimiliki harus jelas kegunaannya sehingga barang atau benda tersebut dapat dimanfaatkan dengan efektif. Penggunaan alat dipengaruhi empat faktor yaitu: (1) banyaknya alat untuk tiap macam, (2) banyaknya kelas, (3) banyaknya siswa dalam tiap kelas, dan (4) banyaknya ruang. 6. Pengawasan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di Sekolah Pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah merupakan aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga atau memelihara dan memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah demi keberhasilan proses pembelajaran di sekolah serta agar perlengkapan yang dibutuhkan oleh personel sekolah dalam kondisi siap pakai. 7. Penghapusan Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Penghapusan sebagai salah satu fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan harus mempertimbangkan alasanalasan normatif tertentu dalam pelaksanaannya. Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat dapat diartikan sebagai suatu proses komunikasi dengan tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kebutuhan dan praktek pendidikan serta berupaya dalam memperbaiki sekolah. Tujuan dari hubungan sekolah dan masyarakat adalah meningkatkan popularitas sekolah dimata masyarakat, sehingga prestise sekolah dapat ditingkatkan. Dalam rangka meningkatkan hubungan sekolah dan masyarakat, maka harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut. 1. Integrity Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat harus terpadu, dalam arti apa yang dijelaskan, disampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat harus informasi yang terpadu antara informasi kegiatan akademik maupun informasi kegiatan yang bersifat non akademik. 2. Continuity Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat harus dilakukan secara terus menerus. Jadi pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat tidak hanya dilakukan secara insedental atau sewaktuwaktu, misalnya satu kali dalam satu tahun atau sekali dalam satu semester, tidak hanya pada saat akan meminta bantuan keuangan kepada orang tua atau masyarakat. 3. Simplicity Prinsip ini menghendaki agar hubungan sekolah dengan masyarakat dilakukan melalui komunikasi personal maupun komunikasi kelompok. Pihak pemberi informasi (sekolah) dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat. Prinsip kesederhanaan ini juga mengandung makna bahwa informasi yang disajikan dinyatakan dengan kata-kata yang penuh persahabatan dan mudah dimengerti. 4. Coverage Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua aspek, faktor atau substansi yang perlu disampaikan dan diketahui oleh masyarakat. 5. Constructiveness Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif dalam arti sekolah memberikan informasi yang konstruktif kepada masyarakat. 6. Adaptability Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan keadaan di dalam lingkungan masyarakat tersebut. Manajemen layanan khusus adalah suatu proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Pada umumnya pelayanan khusus yang diberikan kepada siswa di masing-masing sekolah tidak jauh berbeda, namun proses pengelolan dan pemanfaatan layanan khusus sering berbeda. Beberapa layanan khusus yang dapat diberikan sekolah kepada siswa diantaranya. 1. Layanan Perpustakaan Supriyadi (1983) mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal seperti sekolah tingkat dasar maupun Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) 136 menengah. Selain itu, perpustakaan sekolah juga merupakan unit sekolah yang memberikan layanan kepada peserta didik di sekolah sebagai sentra utama dalam membantu dan menunjang proses belajar mengajar di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka. 2. Layanan Kesehatan Menurut William (1992) layanan kesehatan adalah sebuah klinik yang didirikan sebagai bagian dari universitas atau sekolah yang berdiri sendiri dan bertujuan memberikan diagnosa serta pengobatan kepada siswa. 3. Layanan Bimbingan dan Konseling Layanan bimbingan dan konseling disediakan sekolah dalam rangka memberikan bantuan kepada siswa berkaitan dengan kesulitan yang dihadapi. Melalui pemberian layanan bimbingan dan konseling diharapkan siswa mampu bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. 4. Layanan Laboratorium Peserta Didik Laboratorium diperlukan siswa apabila mereka akan mengadakan penelitian yang berkaitan dengan percibaanpercobaan tentang suatu obyek tertentu. Laboratorium sekolah adalah tempat yang dipergunakan untuk melakukan penyelidikan, pecobaan, pengujian, dan pengembangan. Laboratorium sekolah merupakan sarana yang penting dalam penunjang proses belajar mengajar secara tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan praktikum, penyelidikan, percobaan, dan pengembangan.