Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan ke-10

Manajemen Komponen Sekolah


CP MK : Mahasiswa dapat memahami Manajemen Komponen
Sekolah
Sub CP MK : Mahasiswa dapat menjelaskan tentang:
- Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
- Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
- Manajemen Layanan Khusus
Uraian Materi :
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga
sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal
pada proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana dalam MBS
mencangkup kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan
inventaris, dan penghapusan serta penataan.
1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Perencanaan merupakan seperangkat keputusan yang diambil dalam
menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa yang akan datang.
Perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah harus diawali dengan
analisis jenis pengalaman pendidikan yang diprogramkan sekolah.
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu upaya yang
dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan untuk kelancaran dalam proses
pendidikan disekolah dengan mengacu pada apa yang telah direncanakan
sebelumnya.
3. Pendistribusian
Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan
pemindahan barang dan tanggungjawab dari seorang penanggungjawab
penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu.
Dalam rangka pendistribusian sarana dan prasarana sekolah, terdapat tiga langkah
yang sebaiknya ditempuh oleh bagian penanggungjawab penyimpanan atau
penyaluran, yaitu: (1) penyusunan alokasi barang; (2) pengiriman barang; (3)
penyerahan barang
4. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan
Inventarisasi merupakan aktivitas dalam mengelola sarana dan prasarana
pendidikan. Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan
barangbarang milik negara secara sistimatis, tertib, dan teratur berdasarkan
ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku. Hal ini sesuai dengan
keputusan Menteri Keuangan RI Nomor Kep. 225/MK/V/4/1971 bahwa barang
milik negara berupa semua barang yang berasal atau dibeli dengan dana yang
bersumber baik secara keseluruhan atau bagian sebagainya dari anggaran
pendapatan dan belanja Negara (APBN) ataupun dana lainnya yang barang-barang
di bawah penguasaan kantor Departemen dan Kebudayaan, baik yang berada di
dalam maupun luar negeri.
5. Penggunaan sarana dan prasarana
Proses manajemen sarana dan prasarana didalamnya mencangkup aspek
penggunaan. Suatu barang atau benda yang dimiliki harus jelas kegunaannya
sehingga barang atau benda tersebut dapat dimanfaatkan dengan efektif.
Penggunaan alat dipengaruhi empat faktor yaitu: (1) banyaknya alat untuk tiap
macam, (2) banyaknya kelas, (3) banyaknya siswa dalam tiap kelas, dan (4)
banyaknya ruang.
6. Pengawasan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di Sekolah
Pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah merupakan
aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga atau memelihara dan
memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah demi keberhasilan proses
pembelajaran di sekolah serta agar perlengkapan yang dibutuhkan oleh personel
sekolah dalam kondisi siap pakai.
7. Penghapusan
Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana
dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan
berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Penghapusan sebagai
salah satu fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan harus
mempertimbangkan alasanalasan normatif tertentu dalam pelaksanaannya.
Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat dapat diartikan sebagai suatu
proses komunikasi dengan tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
kebutuhan dan praktek pendidikan serta berupaya dalam memperbaiki sekolah.
Tujuan dari hubungan sekolah dan masyarakat adalah meningkatkan popularitas
sekolah dimata masyarakat, sehingga prestise sekolah dapat ditingkatkan. Dalam
rangka meningkatkan hubungan sekolah dan masyarakat, maka harus
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Integrity
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah
dengan masyarakat harus terpadu, dalam arti apa yang dijelaskan, disampaikan
dan disuguhkan kepada masyarakat harus informasi yang terpadu antara informasi
kegiatan akademik maupun informasi kegiatan yang bersifat non akademik.
2. Continuity
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat harus
dilakukan secara terus menerus. Jadi pelaksanaan hubungan sekolah dengan
masyarakat tidak hanya dilakukan secara insedental atau sewaktuwaktu, misalnya
satu kali dalam satu tahun atau sekali dalam satu semester, tidak hanya pada saat
akan meminta bantuan keuangan kepada orang tua atau masyarakat.
3. Simplicity
Prinsip ini menghendaki agar hubungan sekolah dengan masyarakat
dilakukan melalui komunikasi personal maupun komunikasi kelompok. Pihak
pemberi informasi (sekolah) dapat menyederhanakan berbagai informasi yang
disajikan kepada masyarakat. Prinsip kesederhanaan ini juga mengandung makna
bahwa informasi yang disajikan dinyatakan dengan kata-kata yang penuh
persahabatan dan mudah dimengerti.
4. Coverage
Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua
aspek, faktor atau substansi yang perlu disampaikan dan diketahui oleh
masyarakat.
5. Constructiveness
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif dalam
arti sekolah memberikan informasi yang konstruktif kepada masyarakat.
6. Adaptability
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan
dengan keadaan di dalam lingkungan masyarakat tersebut.
Manajemen layanan khusus adalah suatu proses kegiatan memberikan
pelayanan kebutuhan kepada peserta didik untuk menunjang kegiatan
pembelajaran agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Pada umumnya pelayanan khusus yang diberikan kepada siswa di masing-masing
sekolah tidak jauh berbeda, namun proses pengelolan dan pemanfaatan layanan
khusus sering berbeda. Beberapa layanan khusus yang dapat diberikan sekolah
kepada siswa diantaranya.
1. Layanan Perpustakaan
Supriyadi (1983) mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai perpustakaan
yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di
lembaga pendidikan formal seperti sekolah tingkat dasar maupun Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) 136 menengah. Selain itu, perpustakaan sekolah juga
merupakan unit sekolah yang memberikan layanan kepada peserta didik di
sekolah sebagai sentra utama dalam membantu dan menunjang proses belajar
mengajar di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta
memberikan layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.
2. Layanan Kesehatan
Menurut William (1992) layanan kesehatan adalah sebuah klinik yang
didirikan sebagai bagian dari universitas atau sekolah yang berdiri sendiri dan
bertujuan memberikan diagnosa serta pengobatan kepada siswa.
3. Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling disediakan sekolah dalam rangka
memberikan bantuan kepada siswa berkaitan dengan kesulitan yang dihadapi.
Melalui pemberian layanan bimbingan dan konseling diharapkan siswa mampu
bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat.
4. Layanan Laboratorium Peserta Didik
Laboratorium diperlukan siswa apabila mereka akan mengadakan penelitian
yang berkaitan dengan percibaanpercobaan tentang suatu obyek tertentu.
Laboratorium sekolah adalah tempat yang dipergunakan untuk melakukan
penyelidikan, pecobaan, pengujian, dan pengembangan. Laboratorium sekolah
merupakan sarana yang penting dalam penunjang proses belajar mengajar secara
tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan
praktikum, penyelidikan, percobaan, dan pengembangan.

Anda mungkin juga menyukai