Anda di halaman 1dari 4

Ujian Tengah Semester (UTS)-PSIKOLOGI PERSEPSI K01,K02,K03

Rabu& Kamis, 17 & 18Maret 2021


Sifat Ujian: Take home Test
Waktu Pengumpulan: Minggu, 21 Maret 2021

Nama : Jesslyn
NIM : 10517007
Kelas : K01

SOAL
1. Carilah beberapa definisi Persepsi melalui artikel ataupun buku. Tulis definisi yang anda
temukan,kemudian berikan tanggapan saudara terhadap definisi tersebut.
Berdasarkan KBBI1, persepsi dapat diartikan sebagai

1 tanggapan (penerimaan) langsung dr sesuatu; serapan: perlu diteliti -- masyarakat thd alasan
pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak;
2 proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya;
Tanggapan :
Menurut Clliford T. Morgan2, persepsi membantu proses manusia membedakan rangsangan
(stimulus) yang satu dengan yang lainnya atas dasar interpretasi manusia terhadap suatu
objek, misalnya saat dipersilahkan duduk, maka duduk di sofa. Hal ini berkaitan dengan
masalah internal (interpretasi terhadap tempat duduk).

Gambar 1. Diagram proses persepsi menurut Clifford T. Morgan.

Sumber : PPT materi MODUL 02 – Definition & Variables of Perception

Tanggapan :
Menurut Edgar F. Huse & James L. Bowditch 3, sistem sensorik/pengindraan membantu
pengorganisasian data. Definisi ini belum kuat karena belum sampai pada tahapan untuk
menginterpretasikan data.
Gambar 2. Diagram proses persepsi menurut Edgar F. Huse & James L. Bowdith.

Sumber : PPT materi MODUL 02 – Definition & Variables of Perception

Tanggapan :
Menurut Schermerhon4, persepsi dimulai dari memilih sejumlah stimulus yang akan diolah
lebih lanjut (sifat/karakteristik persepsi=selektif fungsional). Kemudian persepsi itu diterima,
diorganisasi (dikelompokkan) dengan bantuan panca indra, lalu diterjemahkan

Gambar 3. Diagram proses persepsi menurut Schermerhon.

Sumber : PPT materi MODUL 02 – Definition & Variables of Perception

Tanggapan :
Menurut Leavitt5, ia mendefinisikan persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana
cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian,
yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
Menurut Desiderato dalam Rahmat (2007: 51), persepsi adalah pengalaman tentang objek,
peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Jadi persepsi adalah memberikan makna stimuli inderawi.
Menurut Yusuf (1991: 108) menyebut persepsi sebagai pemaknaan hasil pengamatan.
Menurut Pareek dalam Sobur (2003: 446) memberikan definisi lebih luas terhadap persepsi,
yaitu proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan
memberikan reaksi kepada rangsangan panca indra atau data.
Menurut Walgito (2010: 99), persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera
atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan
stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.
2. Individu adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi hasil persepsi, bahkan bisa
menciptakan persepsi yang subyektif, jelaskan pendapat saudara mengapa demikian? dan
sebutkan faktor–faktor variabel individu tersebut, berikan contoh! (80 –100 kata)

3. Berikan pendapat kritis saudara mengenai fenomena “seeing is believing” dan contoh
konkritnya. Saudara dapat memperkuat ulasan tersebut dengan teori atau penelitian yang
sudah ada.
Istilah seeing is believing artinya adalah menjadi percaya dengan melihat. Kebanyakan orang
akan percaya tentang suatu hal jika mereka melihat secara langsung suatu kejadian/hal
tertentu, dibandingkan dengan mendengar atau diceritakan orang lain mengenai kejadian/hal
tersebut. Hal ini terjadi karena dengan melihat secara langsung, otak kita memproses suatu
kejadian dan mengeluarkan output berupa persepi bahwa kejadian tersebut nyata. Padahal
hanya dengan satu stimulan saja—berupa melihat—belum tentu suatu kejadian itu nyata,
yang artinya belum tentu “pantas” untuk dipercaya begitu saja. Karena banyaknya faktor lain
yang mempengaruhi, persepi kita sering kali bias, dan alih-alih believe what we see, malah
menjadi we see what we believe. Artinya seeing tidak serta-merta is believing, karena faktor
lain seperti kebiasaan, kultur/budaya, tingkat edukasi, dan sebagainya, kadang stimulan visual
“menipu” otak kita untuk mengeluarkan output persepi sebelum otak kita sempat memproses
stimulan tersebut. Istilah tersebut biasa diungkapkan dengan looks can be deceiving, atau
tampilan bisa menipu. Hal ini dibuktikan pada penelitian berjudul “Seeing is Believing”
tahun 2003 oleh Richard I. Cook dari University of Chicago, yang mengamati hasil operasi
yang dilakukan oleh dokter bedah pada tahun 1990-an. Pada dekade tersebut banyak terjadi
kesalahan operasi pada saluran empedu, dan setelah dilihat hasil rekaman dari operasi-operasi
tersebut, ternyata kesalahan ini terjadi karena para dokter bedah “mempercayai” bahwa
saluran yang mereka bedah adalah saluran sistikus (berada tepat disamping saluran empedu),
padahal nyatanya mereka membedah saluran empedu karena kemiripan letak dan bentuk dari
kedua saluran tersebut. Penelitian lain dilakukan oleh suatu acara di saluran National
Geographic bernama Brain Games, mereka melakukan penelitian dengan bantuan seorang
pesulap, kemudian mereka melihat perilaku para objek penelitian dimana mereka
membuktikan bahwa kebanyakan orang akan mengeluarkan persepsi sebelum otak mereka
“selesai” memproses stimulan visual yang diberikan. Kesimpulannya adalah memang
terkadang kita jauh lebih mempercayai apa yang kita lihat secara langsung, tapi tidak jarang
juga apa yang kita lihat ternyata menipu kita karena subjektifitas kita. Jadi kita tidak bisa
langsung mempercayai apa yang kita lihat, tetapi juga harus melihat dari berbagai aspek lain.

4. Menurut pandangan Psikologi Kognitif, sifat persepsi aktif dinamis, tidak pasif reflektif
(statis), terangkan maksudnya, juga jelaskan pada stimulus yang seperti apakah sifat aktif
persepsi itu terasa nyata, berikan contoh..!(80-100 kata)
Persepsi bersifat aktif dinamis artinya persepsi seseorang dapat selalu berubah-ubah seiring
dengan bertambahnya umur seseorang tersebut. Persepsi dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, dan faktor-faktor ini “diserap” melalui semua indera kita (melihat, mendengar,
meraba, menghirup, mengecap). Faktor-faktor tersebut dapat berupa edukasi, kultur/budaya
setempat, “doktrinasi” orang tua, lingkungan pertemanan, bacaan, dan banyak lainnya.
Artinya dengan faktor yang banyak ini, persepsi kita akan terus semakin berevolusi dan
berkembang. Misalnya seorang anak kecil (A) dari keluarga yang selalu mengajarkan untuk
bertutur kata sopan ke semua orang, berteman dengan anak lain (B) yang dirumahnya sering
dimarahi dengan kata-kata kasar. Karena seringnya mendengar kata kasar, persepsi anak B
adalah kata kasar lumrah untuk diucapkan ketika kesal atau sebagainya. Lalu ketika anak A
dan anak B bermain bersama, karena suatu hal anak B mengucapkan kata kasar ke anak A.
Untuk pertama kali pastinya anak A akan “kaget” karena kata tersebut sangat asing untuk
didengarnya, hal tersebut juga dipengaruhi persepsi anak A bahwa kata kasar sangat tidak
lumrah. Kemudian setelah beberapa kali anak B mengucapkan kata tersebut, sekarang
persepsi anak A berubah menjadi mengucapkan kata kasar ketika kesal adalah hal yang
lumrah/wajar. Kasus ini menjadi contoh bahwa persepsi seseorang dapat selalu berubah.
Apalagi dengan bebasnya lalu lintas informasi sekarang ini, persepsi seseorang akan semakin
cepat berubah-ubah karena banyaknya informasi yang diserap pada waktu yang relatif
singkat.

5. Menurut Maier (1965) dalam formulasinya mengenai Teori SOBA mengatakan bahwa
tingkah laku merupakan respon individu terhadap stimulus yg diterima dan reaksinya bolak –
balik. Pilihlah salah satu studi kasus yang terjadi di sekitar anda berupa karya desain/ karya
seni/ produk/ fasilitas/ jasa/ peristiwa, dsb. Kemudian jelaskan secara komprehensif mengenai
hal tersebut berdasarkan proses penerimaan stimulus hingga timbulnya perilaku.

Daftar Pustaka
1. KBBI. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/persepsi.
2. Morgan, C. T. Introduction to psychology. (McGraw-Hill Book, 1987).
3. Huse, E. F. & Bowditch, J. L. Behavior in organizations : a systems approach to
managing. (Addison-Wesley Publishing Company, 1973).
4. Schermerhorn, J. R. J., Hunt, J. G. & Osborn, R. N. Oganizational Behavior. in
Organizational Behavior 32–42 (John Wiley & Sons, Inc., 2002).
5. Brophy, J. & Leavitt, H. J. Managerial Psychology. The American Catholic
Sociological Review vol. 19 (The University of Chicago Press, 1958).

Anda mungkin juga menyukai